Anda di halaman 1dari 3

Ada tiga istilah yang sering digunakan untuk membicarakan pembersihan atau penyucian,

yaitu nadhafah (pembersihan lahir), tazkiyah (pembersihan batin), dan thaharah (pembersihan
lahir batin). Jika pembersihan lebih ditekankan kepada fisik material disebut nadhafah, seperti
istilah yang digunakan dalam hadis, al-Nadhafah min al-iman (kebersihan [fisik] merupakan
bagian dari iman).

Di dinding sekolah, masjid, tempat-tempat umum seringkali kita menemukan tempelan


nasehat menjaga kebersihan yang berbunyi,

‫ان م َِن ال َّن َظا َف ُة‬


ِ ‫اإلي َم‬
ِ
“Kebersihan bagian dari iman.“

Takhrij
Para ulama belum menemukan redaksi di atas dalam literatur hadis. Tetapi, ada satu
redaksi yang paling serupa, yaitu potongan hadis riwayat Ath-Thabarani dalam al-
Mu’jam al-Ausath, dari Muhammad bin Al Abbas, dari An Nadhr bin Hisyam, dari
Ibrahim bin Hayyan Al Anshari, dari Syarik bin Abdullah, dari Mughirah bin Miqsam, dari
Ibrahim An Nakha’i, dari ‘Alqamah, dari ibnu Mas’ud, katanya: nabi shallallahu alaih
wasallam bersabda :

‫اإْل ِي َمان إِ َلى َت ْدعُو َوال َّن َظا َف ُة‬


“…. Kebersihan menyeru kepada iman.“

Skema Sanad

Kebersihan bagian dari iman

Status Sanad

   
 Sumber masalah dalam sanad hadis adalah Ibrahim bin Hayyan Al Anshari. Al-Hafidz
Ibnu ‘Adi telah megomentari riwayat-riwayat Ibrahim. Katanya,

َ ‫ َم ْوض‬،ُ‫أَ َحا ِد ْي ِث ِه َسا ِئ ُر َوه َك َذا َم َناكِير‬


‫ُوع ٌة َعا َّم ُت َها‬
“Sebagian besar riwayat Ibrahim bin Hayyan palsu dan munkar. Demikian juga status
hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Ibrahim bin Hayyan.”

Kesimpulan

    Sanad hadis di atas sangat lemah, disebabkan Ibrahim bin Hayyan. Oleh karena itu, al

Hafidz Al Iraqi memberikan komentar dalam al-Mughni bahwa sanadnya sangat lemah.


Meskipun demikian, makna yang terkandung di dalamnya benar. Karena islam
mengajarkan kebersihan dan keindahan. Nabi shallallahu alaih wasallam bersabda:

ُّ ‫ان َش ْط ُر‬
‫الطهُو ُر‬ ِ  
ِ ‫اإلي َم‬
“kesucian adalah bagian dari iman.” (Muslim, no. 223)

    Dalam hadis lain disebutkan,

َ ‫ْال َج َما َل ُيحِبُّ َجمِي ٌل‬


َّ‫هللا إِن‬
“Sesungguhnya Allah itu Maha indah, dan suka keindahan.” (Muslim, no. 91)

Demikian juga di antara hal yang menunjukkan bahwa islam telah memberikan
perhatian terhadap kebersihan adalah disyariatkannya wudhu dan bersiwak ketika
hendak salat, syariat mandi janabah, serta anjuran mandi (salat) jumat.

Penyucian yang lebih ditekankan kepada nonfisik disebut tazkiyah, seperti dikenal dengan
istilah tazkiyah al-nafs, sebagaimana digunakan dalam QS al-Syams/91: 9, qad aflaha man
zakkaha (sesungguhnya beruntunglah orang yang me nyucikan jiwa itu), atau dalam QS at-
Taubah/9: 103, khudz min amlihim shadaqah tuthahhirhum wa tuzakkihim biha (ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan
mereka).

Konsep tha harah dalam literatur umum Islam lebih sering digunakan karena mencakup
pembersihan semua aspek, baik aspek fikih, tarekat maupun hakikat. Yang paling umum
digunakan ialah thaharah yang dalam kitab-kitab fikih diartikan dengan pembersihan atau
penyucian diri dari hadas kecil dan hadas besar.

Hadas kecil ialah suatu keadaan yang mengharuskan kita untuk berwudhu sebelum men
jalankan ibadah shalat, menyentuh mushaf Alquran, dan ibadah-ibadah lainnya. Sedangkan,
hadas besar ialah suatu keadaan yang meng ha ruskan seseorang untuk mandi junub, yaitu
mandi keramas dengan sekujur tubuh seusai melakukan hubungan suami istri, seusai
menjalani menstruasi dan darah nifas, dan orang yang baru masuk Islam.

Allah SWT sejak awal menekankan pentingnya pembersihan diri sebagaimana ditegaskan
dalam ayat, wa tsiyabaka fathahhir war rujza fakhjur (bersihkanlah pakaianmu dan
tinggalkanlah perbuatan dosa/QS al-Muddatsir/74: 9-10).

Kalangan sufi memahami kata al-tsiyab (pakaian) di dalam ayat ini bukan hanya pakaian luar
yang melekat di badan, tetapi badan itu sendiri adalah pakaian, yakni pakaiannya jiwa, kalbu,
pikiran, dan roh. Bu kankah badan atau jasad itu ju ga berarti pem bungkus, yakni organ fisik
yang menghimpun dan menyatukan organ spiritual yang ada di dalamnya.

Badan juga dipahami oleh mereka sebagai tempat sujud (masjid) untuk organ spiritual ma
nusia. Bahkan, ada ulama yang mengatakan badan itu adalah rumahnya roh, sementara roh itu
disebut juga di dalam ilmu tarekat dengan unsur Lahut yang di-install Tuhan ke dalam diri
manusia, sebagaimana dijelaskan di dalam ayat, fa idza saw waituhu wa nafakhtu fihi min ruhi
(maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya
roh-Ku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (QS al-Hujurat/15: 29).

Jika roh-Nya berada di dalam badan manusia, bisa diartikan badan adalah "Baitullah" dan lebih
jauh bisa dipahami sebagai "kiblat". Dengan demi kian, wajar jika pembersihan "pakaian" di
sini dihubungkan dengan potongan ayat berikutnya, war rujza fakhjur (dan tinggalkanlah
perbuatan dosa) karena hal itu pasti mengotori "pakaian" tadi.

Dosa yang paling besar menurut Alquran ialah syirik (dhulm ‘adhim/QS Luqman/31: 13) dan
wajar kalau dalam ayat lain dikatakan, innamal musrikun najasun wa la yuqribu al-masjid al-
haram (sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis maka janganlah mereka mendekati
Masjidil Haram/QS at-Taubah/9: 28).

Jika badan adalah "masjid", apalagi sebagai "Baitullah" atau "kiblat" maka dengan sendirinya
badan harus selalu dipelihara kebersihan dan kesuciannya. Badan yang terkontaminasi dengan
kotoran lahir dan batin wajar disebut najasah yang membutuhkan pembersihan dan
penyucian, yang kemudian disebut dengan thaharah. Dalam perspektif tasawuf, cakupan
thaharah bukan hanya kebersihan fisik (nadhafah), melainkan juga, bahkan lebih utama, ialah
kebersihan batin.

Kita sering menjumpai putongan ayat dalam mus haf Alquran, la yamassuhu illa al-
muthahharun (tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (QS al-Waqi’ah/56:
78). Alat dan cara penyucian badan yang terkontaminasi dengan kotoran dan dosa diatur
secara perinci, bahkan lebih perinci dari cara pelaksanaan shalat itu sendiri. -- Bersambung

Oleh Prof Nasaruddin Umar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai