Anda di halaman 1dari 1

MEKANISME PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA

TEGAKAN DAN TANAH URUKAN JALAN LINTAS SELATAN

-------------------------------------------------------------------------------------------

1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dlam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah pada BAB X PEMINDAHTANGANAN Bagian
Kesatu Prinsip Umum Pasal 329 ayat :
(1) Bentuk milik daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah dapat dipindahtangankan.
(2) Bentuk pemindahtanganan barang milik daerah meliputi :
a. Penjualan;
b. Tukar menukar;
c. Hibah; dan
d. Penyertaan modal pemerintah daerah.
2. Tanah dan/atau bangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau
penataan kota dan bentuk pemindahtanganan tidak memerlukan persetujuan DPRD
bahwa lokasi tanah dan/atau bangunan dimaksud terjadi perubahan peruntukan
dan/atau fungsi kawasan wilayah;
3. Pemindahatanganan barang milik daerah berupa tanah dan/bangunan yang tidak
memerlukan persetujuan DPRD apabila digunakan untuk kepentingan umum
diantaranya untuk jalan umum termasuk akses jalan sesuai peraturan
perundangan, jalan tol, dan rel kereta api;
4. Permindahtanganan barang milik daerah dalam bentuk penjualan dapat dilakukan
setekah mendapat persetujuan dari Bupati;
5. Pemindahtanganan barang milik daerah dalam bentuk hibah dapat dilakukan
dengan pertimbangan untuk kepentingan :
a. Sosial
b. Budaya;
c. Keagamaan
d. Kemanusiaan;
e. Pendidikan yang bersifat non komersial; dan
f. Penyelenggaraan pemerintahan pusat/pemerintahan daerah.
6. Pihak yang dapat menerima hibah adalah :
a. Lembaga sosial, lembaga budaya, lembaga keagamaan, lembaga keagamaan,
lembaga kemanusiaan, atau lembaga pendidikan yang bersifat non komersial
berdasarkan akta pendirian, anggaran dasar/rumah tangga, atau pernyataan
tertulis dari instansi teknis yang berkompeten bahwa lembaga yang
bersangkuran adalah sebagai lembaga dimaksud;
b. Pemerintah Pusat;
c. Pemerintah daerah lainnya;
d. Pemerintah desa;
e. Perorangan atau masyarakat yang terkena bencana alam dengan kriteria
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; atau
f. Pihak lain sesuai ketentuan peraturan per UU

Anda mungkin juga menyukai