Istirahat Dan Tidur Materi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

A.

Istirahat dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,


bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari
segala hal yang membosankan, menyulitkan . Tidur adalah beraktivitas fisik
mimal, tingkat kesadaran menjadi menurun, perubahan dalam proses psikologis
tubuh dan berkurangnya simulasi dari luar.Tidur merupakan suatu keadaan tidak
sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau
hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.
Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,
terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta penurunan respon terhadap
rangsangan dari luar.

B. Tujuan
Untuk menambah energy dan menyegarkan. Tidur diperlukan untuk
keseimbangan mental dan emosional dan untuk kesehatan.
C. Faktor – faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur
1. Sakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan
pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular, dan
penyakit persarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
3. Lelah
Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh
tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari
kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum
waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu
keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi, kelelahan
yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh
stress membuat sulit tidur.
4. Cemas
kecemasan dan tidur nyatanya saling memengaruhi satu sama lain.
Semakin buruk kualitas tidur Anda, semakin parah juga gejala ansietas
yang mungkin muncul. Ini karena dominasi pikiran negatif yang terus
menyelimuti otak bisa membuat seseorang mudah stres. Dalam jangka
panjang, stres kronis dapat meningkatkan risiko insomnia yang membuat
seseorang makin susah tidur dan kemudian memicu kemunculan gejala-
gejala ansietas.

Anda mungkin juga menyukai