Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. Sampai saat ini telah teridentifikasi lima tipe
hepatitis virus yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyai
cara penularan yang serupa ( jalur fekal – oral ) sedangkan hepatitis B, C, dan D
memilki banyak karateristik yang sama.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya, seperti :

1. Cytomegalovirus

2. Virus Epstein-Barr

3. Virus Herpes simplex

4. Virus Varicella-zoster

Klien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan


mempunyai penyakit liver residu. Meskipun angka kematian hepatitis relatif lama,
pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 konsep Penyakit


2.1.1 Definisi Penyakit Hepatitis
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu
tipe A, tipe B, dan tipe C. hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya
disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur
racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153). Hepatitis adalah
suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau
agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2012; 131)Hepatitis
adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.

2.1.2 Anatomi fisilogi


Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga
kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma,
2016). Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500
gram. Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial
dan lateral oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2012).
Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal
yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena
sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang dibatasi
sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2016). Sistem
biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi
oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris membentuk
duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus biliaris di dalam
traktus porta (Chandrasoma, 2016) Fungsi dasar hati dibagi menjadi :
1. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.
2. Fungsi metabolic
3. Fungsi pertahanan tubuh
4. Fungsi vaskular hati

2.1.3 Eteologi
Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang telah
ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini :

1. Virus hepatitis A (HAV)

2. Virus hepatitis B (HBV)

3. Virus hepatitis C (HCV)

4. Virus hepatitis D (HDV)

5. Virus hepatitis E (HEV)

6. Hepatitis F (HFV)

7. Hepatitis G (HGV)
Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih
disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”,
sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price
dan Wilson, 2005: 243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu
keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus,
penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik (Sue hincliff, 2000: 205).

2.1.4 klasifikasi
Hepatitis B adalah virus yang sering dipelajari karena dapat diuji, prevalensi
dari penyakit. Morbiditas dan mortalitas berhubungan dengan penyakit.
Infeksi hepatitis B terdapat diseluruh dunia, menyebabkan 250.000 kematian per
tahun. Sejak 1982, vaksin efektif dari hepatitis B tersedia dan adanya kampanye
penurunan penyakit akan memungkinkan penurunan dampak penyakit ini di masa
depan.
Penularan. Daerah dimana penyakit ini endemik ( Kutub, Afrika, Cina, Asia
Selatan dan Amazon ), bentuk penularan yang sering adalah secara perinatal dari
ibu terinfeksi pada bayinya. Di Negara berkembang dengan prevalensi penyakit
lebih rendah, rute utama penularan adalah seksual dan parenteral. Di Amerika
Serikat, populasi risiko tinggi meliputi laki – laki homoseksual, pengguna obat
intravena, petugas perawatan kesehatan dan mereka yang mendapat transfusi
darah.
Patofisiologi. Virus harus dapat masuk ke aliran darah dengan inokulasi
langsung, melalui mebran mukosa atau merusak kulit untuk mencapai hati. Di
hati, replikasi perlu inkubasi 6 minggu sampai 6 bulan sebelum penjamu
mengalami gejala. Beberapa infeksi tidak terlihat untukmereka yang mengalami
gejala, tingkat kerusakan hati, dan hubungannya dengan demam yang diikuti
ruam, kekuningan, arthritis, nyari perut, dan mual. Pada kasus yang ekstrem,
dapat terjadi kegagalan hati yang diikuti dengan ensefalopati. Mortalitas dikaitkan
dengan keparahan mendekati 50%.
Infeksi primer atau tidak primer tampak secara klinis, sembuh sendiri dalam 1
sampai 2 minggu untuk kebanyakan pasien. Kurang dari 10% kasus, infeksi dapat
menetap selama beberapa dekade. Hepatitis B dipertimbangkan sebagai infeksi
kronik pada saat pasien mengalami infeksi sisa pada akhir 6 bulan. Komplikasi
berhubungan dengan hepatitis kronik dapat menjadi parah, dengan kanker hati,
sirosis dan asites terjadi dalam beberapa tahun sampai dengan puluhan tahun
setelah infeksi awal.
Diagnosis. Tes serologik untuk hepatitis akan member informasi diagnostik
dan informasi tentang tingkat penularandan kemungkinan tahap penyakit. Tes
dilakukan langsung berhubungan dengan virus dan antibodi yang dihasilkan
penjamu dalam merespons protein tersebut. Virus mempunyai inti dan bagian luar
sebagai pelindung. Protein behubungan dengan bagian antigen inti dan antigen
permukaan. Tes laboratorium untuk antigen inti tidak tersedia, tetapi antigen
permukaan sering menunjukan HBsag, yang dapat didetekasi, dalam beberapa
minggu awal infeksi. Peningkatan titer selama beberapa minggu dan juga terjadi
penurunan pada tingkat yang tidak dapat dideteksi. Adanya HBsag menadakan
infeksi saat itu dan tingkat penularan relative tinggi. Antigen lain yang merupakan
bagian dari virus disebut e antigen ( HBeag ). HBeag adalah penanda ketajaman
yang sangat sensitive karena dapat dideteksi dalam perkiraan terdekat pada waktu
penyakit klinis dan pada saat di mana tampak risiko menjadi lebih besar untuk
menular.
Vaksin. Vaksin hepatiis B dihasilkan dengan menggunakan antigen hepatitis B
untuk menstimulasi produksi antibodi dan untuk memberikan perlindungan
terhadap infeksi, keamanan, dan keefektifannya mendekati 90% dari vaksinasi.
Karena virus hepatitis B mudah ditularkan dengan jarum suntik di area perawatan
kesehatan. Penurunan infeksi perinatal dan risiko penularan terjadi setelah
kelahiran, vaksin hepatitis B diberikan secara rutin pada bayi setelah lahir.
Vaksinasi individual ( yang sebelumnya tidak terinfeksi ) akan memiliki serologi
hepetitis B yang positif hanya pada HBsab. Ini menjamin kekebalan yang
dihasilkan olah vaksin yang dapat dibedakan dari produksi alami, saat inti antbodi
juga ada.

2.1.5 Manifestasi klinis


Terdapat tiga stadium :

1. Stadium pre ikterik


Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas,
urine lebih coklat.
2. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-
mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan
berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan
pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan
kedua.
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi hepatitis adalah timbulnya hepatitis kronik yang terjadi apabila
individu terus memperlihatkan gejala dan antigen virus menetapkan lebih dari 6
bulan. Gambaran klinis hepatitis aktif kronik atau fulminan mungkin mencengkup
gambaran kegagalan hati diatas, dengan kematian timbul dalam 1 minggu sampai
beberapa tahun kemudian.

2.1.7 Pemeriksaan Penujang

1. Laboratorium

1) Pemeriksaan pigmen

(1) Urobilirubin direk

(2) bilirubun serum total

(3) bilirubin urine

(4) urobilinogen urine 5) urobilinogen feses

2) Pemeriksaan protein

(1) protein totel serum

(2) albumin serum

(3) globulin serum

(4) HbsAG

3) Waktu protombin

(1) Respon waktu protombin terhadap vitamin K

(2) Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

(3) AST atau SGOT

(4) ALT atau SGPT

(5) LDH
(6) Amonia serum

4) Radiologi

(1) foto rontgen abdomen

(2) pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif

(3) arteriografi pembuluh darah seliaka

5) Pemeriksaan tambahan

(1) Laparoskopi

(2) biopsi hati

2.1.8 Penatalaksanaan Medis


Istirahat baring pada masa masih banyak keluhan, mobilisasi berangsur dimulai
jika keluhan atau gejala berkurang, bilirubin dan transaminase serum menurun.
Aktifitas normal sehari-hari dimulai setelah keluhan hilang dan data laboratorium
normal.
Diet khusus tidak ada, yang penting adalah jumlah kalori dan protein adekuat,
disesuaikan dengan slera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan
kurang akibat mual dan muntah, sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral :
infuse Dekstrose 10-20 %, 1500 kalori/hari.
Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Tidak
ada indikasi terapi kortikosteroid untuk hepatitis virus akut, penambahan vitamin
dengan makanan tinggi kalori protein diberikan pada penderita yang mengalami
penurunan berat badan atau malnutrisi. (PDT Ilmu Penyakit Dalam divisi
Gasteroenterologi-Hepatologi)
2.2 Konsep Kebutuhan dasar manusia Penyakit Hepasitis B
2.2.1 Eliminasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan, Eliminasi
adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau feses
(tinja).
Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Buang Air Besar (BAB)
Adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang
kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem
pencernaan. BAB ini juga disebut dengan Defekasi (Dianawuri, 2009).
2. Buang Air Kecil (BAK)
Adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
BAK ini juga sering disebut dengan Miksi.

2.2.2 Fisiologi
1. Ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis,


berwarna coklat agak kemerahan, yang terdapat di kedua sisi vertebra
posterior dengan peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian
dalam. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra
lumbalis ke-3.

Dalam kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 – 2 cm dari ginjal
kanan karena posisi anatomi hati. Setiap ginjal secara khas berukuran 12
cm x 7 cm dan memiliki berat 120-150gram. Sebuah kelenjar adrenal
terletak dikutub superior setiap ginjal, tetapi tidak berhubungan langsung
dengan proses eliminasi urine. Setiap ginjal di lapisi oleh sebuah kapsul
yang kokoh dan di kelilingi oleh lapisan lemak.

2. Ureter
Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute
keluar pertama pembuangan urine. Ureter merupakan struktur tubulan
yang memiliki panjang 25-30 cm dan berdiameter 1,25 cm pada orang
dewasa. Ureter membentang pada posisi retroperitonium untuk memasuki
kandung kemih didalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan ureter
ureterovesikalis. Urin yang keluar dari ureter kekandung kemih umumnya
steril.

3. Kandung kemih
Kandung kemih adalah ruangan berdinding otot polos yang terdiri dari dua
bagian besar, yaitu badan (corpus) yang merupakan bagian utama kandung
kemih dimana urin berkumpul dan leher (kollum), merupakan lanjutan dari
badan yang berbentuk corong, berjalan secara inferior dan anterior ke
dalam daerah segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra. Bagian
yang lebih rendah dari leher kandung kemih disebut uretra posterior
karena hubungannya dengan uretra
Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat ototnya
meluas ke segala arah dan bila berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan
dalam kandung kemih menjadi 40 sampai 60 mmHg. Dengan demikian,
kontraksi otot detrusor adalah langkah terpenting untuk mengosongkan
kandung kemih. Sel-sel otot polos dari otot detrusor terangkai satu sama
lain sehingga timbul aliran listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke
sel otot lainnya. Oleh karena itu, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh
otot detrusor, dari satu sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga terjadi
kontraksi seluruh kandung kemih dengan segera.
Pada dinding posterior kandung kemih, tepat diatas bagian leher dari
kandung kemih, terdapat daerah segitiga kecil yang disebut Trigonum.
Bagian terendah dari apeks trigonum adalah bagaian kandung kemih yang
membuka menuju leher masuk kedalam uretra posterior, dan kedua ureter
memasuki kandung kemih pada sudut tertinggi trigonum. Trigonum dapat
dikenali dengan melihat mukosa kandung kemih bagian lainnya, yang
berlipat-lipat membentuk rugae. Masing-masing ureter, pada saat
memasuki kandung kemih, berjalan secara oblique melalui otot detrusor
dan kemudian melewati 1 sampai 2 cm lagi dibawah mukosa kandung
kemih sebelum mengosongkan diri ke dalam kandung kemih.
Leher kandung kemih (uretra posterior) panjangnya 2 – 3 cm, dan
dindingnya terdiri dari otot detrusor yang bersilangan dengan sejumlah
besar jaringan elastik. Otot pada daerah ini disebut sfinter internal. Sifat
tonusnya secara normal mempertahankan leher kandung kemih dan uretra
posterior agar kosong dari urin dan oleh karena itu, mencegah
pengosongan kandung kemih sampai tekanan pada daerah utama kandung
kemih meningkat di atas ambang kritis.
Setelah uretra posterior, uretra berjalan melewati diafragma
urogenital, yang mengandung lapisan otot yang disebut sfingter eksterna
kandung kemih. Otot ini merupakan otot lurik yang berbeda otot pada
badan dan leher kandung kemih, yang hanya terdiri dari otot polos. Otot
sfingter eksterna bekerja di bawah kendali sistem saraf volunter dan dapat
digunakan secara sadar untuk menahan miksi bahkan bila kendali
involunter berusaha untuk mengosongkan kandung kemih.

4. Uretra

Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari
tubuh melalui meatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang
mengalami turbulansi membuat urin bebas dari bakteri. Membrane
mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra mensekresi lendir kedalam
saluran uretra. Lendir dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk plak
mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal
mengelilingi uretra. 
5. Persarafan Kandung Kemih
Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang
berhubungan dengan medula spinalis melalui pleksus sakralis, terutama
berhubungan dengan medula spinalis segmen S-2 dan S-3. Berjalan
melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf sensorik dan serat saraf
motorik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding
kandung kemih. Tanda-tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat
kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang
menyebabkan pengosongan kandung kemih.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat
parasimpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak pada
dinding kandung kemih. Saraf psot ganglion pendek kemudian
mempersarafi otot detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting
untuk fungsi kandung kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang
berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter eksternus kandung
kemih. Ini adalah serat saraf somatik yang mempersarafi dan mengontrol
otot lurik pada sfingter. Kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari
rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama berhubungan
dengan segmen L-2 medula spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama
merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi
kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui saraf
simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensasi rasa penuh dan
pada beberapa keadaan, rasa nyeri.
Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam kandung
kemih. Urin yang keluar dari kandung kemih mempunyai komposisi utama
yang sama dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes, tidak ada
perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir
melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih.
Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis,
meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan pacemakernya, yang
kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis
renalis dan kemudian turun sepanjang ureter, dengan demikian mendorong
urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari
otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperi juga
neuron-neuron pada pleksus intramural dan serat saraf yang meluas
diseluruh panjang ureter.
Seperti halnya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi
peristaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan
dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah
trigonum kandung kemih. Normalnya, ureter berjalan secara oblique
sepanjang beberapa cm menembus dinding kandung kemih. Tonus normal
dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter,
dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu
tekanan di kandung kemih meningkat selama berkemih atau sewaktu
terjadi kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltik yang terjadi
di sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga
bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberi
kesempatan urin mengalir ke dalam kandung kemih.
Pada beberapa orang, panjang ureter yang menembus dinding
kandung kemih kurang dari normal, sehingga kontraksi kandung kemih
selama berkemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara
sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong
kembali kedalam ureter, keadaan ini disebut refluks vesikoureteral.
Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter dan, jika
parah, dapat meningkatkan tekanan di kaliks renalis dan struktur-struktur
di medula renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.
6. Sensasi rasa nyeri pada Ureter dan Refleks Ureterorenal.
Ureter dipersarafi secara sempurna oleh serat saraf nyeri. Bila
ureter tersumbat (contoh : oleh batu ureter), timbul refleks konstriksi yang
kuat sehubungan dengan rasa nyeri yang hebat. Impuls rasa nyeri juga
menyebabkan refleks simpatis kembali ke ginjal untuk mengkontriksikan
arteriol-arteriol ginjal, dengan demikian menurunkan pengeluaran urin dari
ginjal. Efek ini disebut refleks ureterorenal dan bersifat penting untuk
mencegah aliran cairan yang berlebihan kedalam pelvis ginjal yang
ureternya tersumbat.
Fisiologi Miksi Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses
eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini
terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif
terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang
kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang
disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan
kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.

2.2.3 Faktor- Faktor yang meperngaruhi Miksi


1. Jumlah Air yang Diminum
Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak. Apabila
banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah
sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing
akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila sedikit air yang
diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan banyak sehingga
pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning .
2. Jumlah Garam
Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah Supaya tekanan osmotik tetap,
semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin banyak.
3. Konsentrasi Hormon Insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin.
Kasus ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis.
4. Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah
sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam
ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat
dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air,
maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya
penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan
jumlahnya banyak.
5. Suhu Lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga
suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga
darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal.
Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka
pengeluaran air kencing pun banyak.
6. Gejolak Emosi dan Stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan
meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat
orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi.
Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7. Minuman Alkohol dan Kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang
yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan
meningkat.

2.2.4 Patofisologi

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian Keperawatan

1. Biodata

1) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,


tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.

2) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.

3) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,


dan hubungan dengan klien.

2. Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning

3. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang


Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan,
prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak
dibanding dengan saudara-saudaranya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular


khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

4. Data Dasar Pengkajian pada Pasien dengan Penyakit Hepatitis

1) Aktifitas

(1) Kelemahan

(2) Kelelahan

(3) Malaise

2) Sirkulasi

(1)Bradikardi ( hiperbilirubin berat )

(2)Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

3) Eliminasi

(1)Urine gelap

(2)Diare feses warna tanah liat


4) Makanan dan Cairan

(1)Anoreksia

(2)Berat badan menurun

(3)Mual dan muntah

(4)Peningkatan oedema

(5)Asites

5) Neurosensori

(1)Peka terhadap rangsang

(2)Cenderung tidur

(3)Letargi

(4)Asteriksis

6) Nyeri / Kenyamanan

(1)Kram abdomen

(2)Nyeri tekan pada kuadran kanan

(3)Mialgia

(4)Atralgia

(5)Sakit kepala

(6)Gatal ( pruritus )

7) Keamanan
(1) Demam
(2) Urtikaria
(3) Lesi makulopopuler
(4) Eritema
(5) Splenomegali
(6) Pembesaran nodus servikal posterior
8) Seksualitas

Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

1.3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, diare, mual atau muntah
2. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah,
diare, dan pendarahan

2.3.3 Intervensi Nanda NIC NOC


NO NANDA NIC NOC
1 Risiko gangguan pemenuhan Nutritional Status : Nutrition
food and Fluid Management
kebutuhan nutrisi kurang
Intake 1. Kaji adanya
dari kebutuhan tubuh b/d Kriteria Hasil : alergi
· Adanya makanan
intake nutrisi yang tidak
peningkatan berat 2. Kolaborasi
adekuat akibat mual dan badan sesuai dengan ahli gizi
dengan tujuan untuk
nafsu makan yang menurun
· Berat badan menentukan
ideal sesuai jumlah kalori dan
dengan tinggi nutrisi yang
badan dibutuhkan
· Mampu pasien.
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi 3. Anjurkan pasien
· Tidak ada untuk
tanda tanda meningkatkan
malnutrisi protein dan
· Tidak terjadi vitamin C
penurunan berat
4. Yakinkan diet
badan yang berarti yang dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian.

6. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori

7. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan.

Nutrition
Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal

2. Monitor adanya
penurunan berat
badan

3. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi

4. Monitor turgor
kulit

5. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah patah

6. Monitor mual
dan muntah

2. Resiko kekurangan volume Kriteria Hasil : Fluid management


cairan yang berhubungan Mempertahanka 1. Timbang
dengan muntah, diare, dan popok/pembalut
pendarahan. n urine output jika diperlukan
sesuai dengan
2. Pertahankan
usia dan BB, BJ catatan intake
urine normal, HT dan output yang
normal. akurat
· Tekanan
3. Monitor status
darah, nadi, suhu
hidrasi
tubuh dalam
( kelembaban
batas normal
membran
· Tidak ada
mukosa, nadi
tanda tanda adekuat, tekanan
darah ortostatik ),
dehidrasi,
jika diperlukan
Elastisitas turgor
4. Monitor vital
kulit baik,
sign

5. Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian

6. Kolaborasikan
pemberian cairan
IV

7. Monitor status
nutrisi

8. Berikan cairan IV
pada suhu
ruangan

9. Dorong masukan
oral

10.Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output

11.Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan

12.Tawarkan snack (
jus buah, buah
segar )

13.Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk

14.Atur
kemungkinan
tranfusI
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : ALYA ALVEGA

NIM : 2017.C.09a.0873

Ruang Praktek : ASTER

Tanggal Praktek : 13 MEI 2019

Tanggal & Jam Pengkajian : 14 MEI 2019 10.30 WIB

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A

Umur : 61 thn

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Suku/Bangsa : Banjar

Agama : Islam

Pekerjaan : Marbut ( Kaung Mesjid )

Pendidikan : SLTP

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Alamat : Jln. Bapuyu

Tgl MRS : 8 Mei 2019

Diagnosa Medis : Hepatitis B


B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama : Pasien Mengatakan Lemah

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang 8 mei 2019 dengan


keluhan lemas dan kembung dari hasil pemeriksaan TTV: 110/70 x/menit,
NN : 92 x/menit, Rr : 20, S: 36 C

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi):


Tidak Ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada

GENOGRAM KELUARGA :

C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :

2. Status Mental :

a. Tingkat Kesadaran : Compos Metis


b. Ekspresi wajah : Meringis

c. Bentuk badan : Besar Tinggi Besar

d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang

e. Berbicara : Lancar

f. Suasana hati : Cemas

g. Penampilan : Kurang Rapi

Fungsi kognitif :

 Orientasi waktu : ………………….


 Orientasi Orang : ………………….
 Orientasi Tempat : ………………….
i. Halusinasi :  Dengar/Akustic  Lihat/Visual  Lainnya ................

j. Proses berpikir :  Blocking  Circumstansial  Flight oh


ideas

 Lainnya

k. Insight :  Baik  Mengingkari  Menyalahkan orang


lain

m. Mekanisme pertahanan diri :  Adaptif  Maladaptif

n. Keluhan lainnya : ………………….

3. Tanda-tanda Vital :

a. Suhu/T : ……………….0C  Axilla  Rektal 


Oral

b. Nadi/HR : ………………x/mt
c. Pernapasan/RR : …..…………..x/tm
d. Tekanan Darah/BP : ……...………..mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)

Bentuk Dada : ..........................................................................

Kebiasaan merokok :

…………………………………...Batang/hari

 Batuk, sejak
………………………………………........
 Batuk darah, sejak
………………………………………........
 Sputum, warna
………………………………………........
 Sianosis
 Nyeri dada
 Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya …….
………..
 Sesak nafas  saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat
istirahat
Type Pernafasan  Dada  Perut  Dada
dan perut

 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot

 Lainnya

Irama Pernafasan  Teratur  Tidak teratur

Suara Nafas  Vesukuler  Bronchovesikuler

 Bronchial  Trakeal

Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi


kering
 Ronchi basah (rales) 
Lainnya……………

Keluhan lainnya :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)

 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat


 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill  > 2 detik  < 2 detik
 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas
bawah

 Asites, lingkar perut ……………………. cm


 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak melihat
Vena jugularis  Tidak meningkat  Meningkat

Suara jantung  Normal,………………….

 Ada kelainan

Keluhan lainnya :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : ………………….
V : ………………….
M : ………………….
Total Nilai GCS : ……………………
Kesadaran :  Compos Menthis  Somnolent 
Delirium

 Apatis  Soporus 
Coma

Pupil :  Isokor  Anisokor

 Midriasis  Meiosis

Refleks Cahaya :  Kanan  Positif  Negatif

 Kiri  Positif  Negatif

 Nyeri, lokasi ………………………………..


 Vertigo  Gelisah  Aphasia 
Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial :

Nervus Kranial I : ..........................................................................................

Nervus Kranial II : ..........................................................................................

Nervus Kranial III : ..........................................................................................

Nervus Kranial IV : ..........................................................................................

Nervus Kranial V : ..........................................................................................

Nervus Kranial VI : ..........................................................................................


Nervus Kranial VII : ..........................................................................................

Nervus Kranial VIII : ..........................................................................................

Nervus Kranial IX : ..........................................................................................

Nervus Kranial X : ..........................................................................................

Nervus Kranial XI : ..........................................................................................

Nervus Kranial XII : ..........................................................................................

Uji Koordinasi :

Ekstrimitas Atas : Jari ke jari  Positif 


Negatif

Jari ke hidung  Positif 


Negatif

Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki  Positif 


Negatif

Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif

Refleks :

Bisep :  Kanan +/-  Kiri +/-


Skala…………. Trisep :
 Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Brakioradialis :
 Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Patella :
 Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Akhiles :
 Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Refleks Babinski 
Kanan +/-  Kiri +/-

Refleks lainnya : ..........................................................................................


Uji sensasi : ..........................................................................................

..........................................................................................

Keluhan lainnya :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

7. ELIMINASI URI (BLADDER) :


Produksi Urine : ………….ml…………x/hr
Warna :
Bau :
 Tidak ada masalah/lancer  Menetes 
Inkotinen

 Oliguri  Nyeri 
Retensi

 Poliuri  Panas 
Hematuri

 Dysuri  Nocturi

 Kateter  Cystostomi

Keluhan Lainnya :

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : ...................................................................................................

Gigi : ...................................................................................................

Gusi : ...................................................................................................

Lidah : ...................................................................................................

Mukosa : ...................................................................................................

Tonsil : ...................................................................................................

Rectum :

Haemoroid :

BAB : ……….x/hr Warna :..……… . Konsistensi :


…………….

 Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi 


Kembung
 Feaces berdarah  Melena  Obat pencahar 
Lavement
Bising usus : ..........................................................................................

Nyeri tekan, lokasi : ..........................................................................................

Benjolan, lokasi : ..........................................................................................

Keluhan lainnya :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas

 Parese, lokasi

 Paralise, lokasi ...................................................................................................

 Hemiparese, lokasi ............................................................................................

 Krepitasi, lokasi .................................................................................................

 Nyeri, lokasi

 Bengkak, lokasi .................................................................................................

 Kekakuan, lokasi ...............................................................................................

 Flasiditas, lokasi ................................................................................................

 Spastisitas, lokasi ..............................................................................................

 Ukuran otot  Simetris

 Atropi

 Hipertropi

 Kontraktur

 Malposisi

Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas………..  Ekstrimitas


bawah……..

 Deformitas tulang, lokasi...................................................................................

 Peradangan, lokasi..............................................................................................

 Perlukaan, lokasi................................................................................................

 Patah tulang, lokasi............................................................................................

Tulang belakang  Normal  Skoliosis


 Kifosis  Lordosis

10. KULIT-KULIT RAMBUT


Riwayat alergi  Obat............................................................................

 Makanan....................................................................

 Kosametik..................................................................

 Lainnya......................................................................

Suhu kulit  Hangat  Panas 


Dingin

Warna kulit  Normal  Sianosis/ biru 


Ikterik/kuning

 Putih/ pucat  Coklat


tua/hyperpigmentasi

Turgor  Baik  Cukup 


Kurang

Tekstur  Halus  Kasar

Lesi :  Macula, lokasi

 Pustula, lokasi............................................................

 Nodula, lokasi............................................................

 Vesikula, lokasi..........................................................

 Papula, lokasi.............................................................

 Ulcus, lokasi..............................................................

Jaringan parut lokasi..............................................................................................

Tekstur rambut ...................................................................................................

Distribusi rambut...................................................................................................
Bentuk kuku  Simetris  Irreguler

 Clubbing Finger  Lainnya....................

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

11. SISTEM PENGINDERAAN :


a. Mata/Penglihatan

Fungsi penglihatan :  Berkurang  Kabur

 Ganda  Buta/gelap
Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam

 Bergerak spontan/nistagmus

Visus : Mata Kanan (VOD) :............................................................

Mata kiri (VOS) :.............................................................

Selera  Normal/putih  Kuning/ikterus 


Merah/hifema Konjunctiva  Merah muda 
Pucat/anemic

Kornea  Bening  Keruh

Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak 


Lainnya…….

Nyeri : .................................................................................................

Keluhan lain :..................................................................................................

…………………………………………………………………

b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung 
Tuli

c. Hidung / Penciuman:

Bentuk :  Simetris  Asimetris

 Lesi
 Patensi
 Obstruksi
 Nyeri tekan sinus
 Transluminasi
Cavum Nasal Warna…………………..
Integritas……………..

Septum nasal  Deviasi  Perforasi 


Peradarahan

 Sekresi, warna ………………………

 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE


Massa  Ya  Tidak

Jaringan Parut  Ya  Tidak

Kelenjar Limfe  Teraba  Tidak teraba

Kelenjar Tyroid  Teraba  Tidak teraba

Mobilitas leher  Bebas  Terbatas

13. SISTEM REPRODUKSI


a. Reproduksi Pria

Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................

Gland Penis .................................................................

D. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

2. Nutrisida Metabolisme

TB : Cm

BB sekarang : Kg

BB Sebelum sakit : Kg

Diet :

 Biasa  Cair  Saring  Lunak

Diet Khusus :

 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP

 Rendah Lemak  Rendah Purin 


Lainnya……….

 Mual

 Muntah…………….kali/hari

Kesukaran menelan  Ya  Tidak

Rasa haus

Keluhan lainnya.....................................................................................................

Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit


hari
Frekuensi/hari
Porsi
Nafsu makan
Jenis Makanan
Jenis Minuman
Jumlah minuman/cc/24
jam
Kebiasaan makan
Keluhan/masalah
Masalah Keperawatan

3. Pola istirahat dan tidur

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

Masalah Keperawatan

…………………………………………………………………………
………………………

4. Kognitif :
…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

Masalah Keperawatan

…………………………………………………………………………
………………………

5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran )
:

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………
…………………………………………………………………………
………………………Masalah Keperawatan

…………………………………………………………………………
………………………

6. Aktivitas Sehari-hari

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………Masalah Keperawatan

…………………………………………………………………………
………………………

7. Koping –Toleransi terhadap Stress

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………
…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………Masalah Keperawatan

…………………………………………………………………………
………………………

8. Nilai-Pola Keyakinan

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

Masalah Keperawatan

…………………………………………………………………………
………………………

E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………

2. Bahasa sehari-hari

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………

3. Hubungan dengan keluarga :

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………

4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

5. Orang berarti/terdekat :

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :

…………………………………………………………………………
………………………
…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

7. Kegiatan beribadah :

…………………………………………………………………………
………………………

…………………………………………………………………………
………………………

F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM,


PENUNJANG LAINNYA)
G. PENATALAKSANAAN MEDIS

…. …………..
……………..

Mahasiswa

( ……………………………
…)

Anda mungkin juga menyukai