Materi Kelompok 3
Materi Kelompok 3
Manfaat utama dari dilakukannya penilaian kinerja adalah untuk memaksimumkan tingkat
motivasi karyawan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.
(1) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbadi menjadi 2 yaitu
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill).
(2) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi
kerja.
PENGHARGAAN
FUNGSI PENGHARGAAN
TUJUAN PENGHARGAAN
c) Menjamin keadilan
Pemberian penghargaan yang baik juga bertujuan untuk menjamin keadilan. Dalam
arti, perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau prestasi kerja
yang diberikan pada organisasi.
e) Mengendalikan biaya-biaya
Selain lima tujuan di atas, penghargaan juga bertujuan untuk memenuhi peraturan-
peraturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan Lembur, Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan fasilitas lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Martoyo (1994) berpendapat bahwa tujuan penghargaan
adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan economic security bagi
karyawan.
JENIS PENGHARGAAN :
a.Penghargaan Keuangan
Penghargaan ini lebih berupa hal hal yang bersifat materil seperti kenaikan gaji, bonus
berdasarkan laba yang diperoleh, opsi saham,
PENENTUAN PENGHARGAAN
Penilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan pertama yang dilakukan
dalam menentukan besarnya penghargaan yang akan diberikan kepada karyawan. Penilaain
harga pekerja dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut :
Harga pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai patokan dalam
menetukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran kelayakan penghargaan. Jika harga
pekerjaan yang diberikan lebih rendah dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan
organisasi tersebut mampu menarik atau mempertahankan karyawan yang qualified.
Sebaliknya bila harga pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka
organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang
qualified.
Sistem penghargaan
Beberapa sistem penghargaan yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem
kontrak/borongan.
a. Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistem hasil.
Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan
prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah
tersebut tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu
tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.
Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih produktif.
Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan
berkemampaun tinggi. Contoh penghargaan sistem hasil : per potong, per meter, per kilo,
per liter dan sebagainya.
b. Sistem Waktu
1. Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi
maupun kompetisi yang kurang sehat.
Contoh faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya penghargaan adalah dana
organsasi, dan serikat pekerja.
a) Dana Organisasi
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat mempengaruhi
pelaksanaan atau penetapan penghargaan dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat
menjadi simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat
pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.
a)Produktifitas kerja
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor
yang diperhitungkan dalam penetapan penghargaan. Pengaruh ini memungkinkan
karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompsasai yang berbeda.
Pemberian kompesasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor
yang mempengaruhi besarnya penghargaan. Pegawai yang lebih berpengalaman dan
berpndidikan lebih tinggi akan mendapat penghargaan yang lebih besar dari pegawai yang
kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini
merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan
ini juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d) Jenis dan Sifat Pekerjaan
Faktor Ekstern
Contoh faktor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi besarnya penghargaan
adalah sebagai berikut :
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran (supply)
tenaga kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya penghargaan
yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah
permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka penghargaan yang
diberikan akan besar. Besarnya nilai penghargaan yang ditawarkan suatu organisasi
merupakan daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam
keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia,
besarnya penghargaan sedikit banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya hidup
Penghargaan yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari
yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata
penghargaan yang diberikan oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan
kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya
manusianya.
Manajemen Kinerja
Kebutuhan akan pengaturan kinerja yang efektif dibutuhkan di setiap level, baik
untuk individu maupun kerja tim. Manajemen kinerja bekerja dengan mengindikasikan
arah yang sebenarnya dan arah yang diinginkan, sama seperti mengindikasikan dimana
posisi individu atau tim saat ini dan membantu memfokuskan perhatian dan usaha pada
arah yang diinginkan. Sayangnya, manajemen kinerja ini sering diartikan terlalu spesifik
dan sempit oleh para manager, dimana mereka menyamakannya dengan penghargaan
kinerja. Padahal, penghargaan kinerja hanyalah sesuatu yang sangat penting, tapi sangat
jauh kaitannya dengan manajemen kinerja. Manajemen kinerja harus dilakukan setiap hari,
sementara penghargaan biasanya per kuartal atau tahun.
Pada level umum, proses dari manajemen kinerja memerlukan tiga hal berikut :
Menentukan kinerja : harus ada definisi kinerja yang jelas agar individu/tim tahu
kemana mereka harus fokus. Manager dapat melakukan ini dengan memperhatikan tiga
elemen penting yaitu tujuan, ukuran, dan penelusuran. Untuk tujuan, manager harus
membuat tujuan spesifik yang jelas dan spesifik, disertai dengan pengukuran yang dapat
dilihat. Sedangkan didalam penelusuran, manajer bisa melakukan penghargaan kinerja.
Mendorong kinerja : untuk ini ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu
menyediakan jumlah yang cukup atas penghargaan yang dihargai karyawan, diberikan
tepat waktu, dan diberikan dengan cara yang adil. Adil disini bisa subjektif bagi tiap
karyawan, namun ada empat hal yang dapat membantu menentukan keadilan, yaitu :
4. Komunikasi : menjelaskan dengan jelas peraturan dan logika dari proses penghargaan.
Secara umum, penghargaan mempunyai dua tujuan, yaitu (1) mengembangkan kinerja
kerja karyawan dengan membantu mereka menyadari dan menggunakan potensi mereka
sepenuhnya dalam mengemban misi organisasi, dan (2) menyediakan informasi bagi
karyawan dan manager untuk membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
pekerjaan. Secara spesifik, penghargaan memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut :
Menyediakan penilaian organisasional yang legal dan formal untuk keputusan pekerjaan.
Penghargaan kinerja
Ada banyak kasus hukum yang berkenaan dengan penghargaan kinerja. Dari review-review
atas kasus-kasus tersebut didapati beberapa konklusi, yaitu langkah-langkah untuk
menghindari kesulitan hukum :
1.Buat sebuah analisis pekerjaan untuk menentukan karakterisitk yang dibutuhkan untuk
keberhasilan kinerja kerja.
3.Sediakan instruksi tertulis dan latihlah pengawas untuk menilai instrumen dengan baik.
Terdapat berbagai pendapat mengenai organisasi, ada yang langsung memberikan
defiisi sendiri tentang apa itu organisasi ada juga yang melandaskan teori yang
diperolehnya dengan pemikiran para ahli. Bentuk suatu organisasi mulai dari yang
berbentuk kecil hingga organisasi yang bentuknya besar dan mempunyai suatu tujuan yang
berbeda pula, begitu pula tentang pengertian organisasi itu sendiri. Banyak definisi dan
pengertian dari organisasi yang di paparkan oleh para ahli, berikut adalah beberapa definisi
dan pengertian dari organisasi :
a. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia)
b. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas,
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU
Kelas I)
e. Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
a. Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki
tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini
digunakan dengan banyak cara. (Wikipedia)
b. Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan
individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu
proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan
organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka
diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak
(pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling
memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat
masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota
organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.
(Mistiani, S.sos, Puslitbang Strahan Balitbang Dephan)
B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang
ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang
siapa melapor kepada siapa.
Empat Elemen Struktur Organisasi
1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kegiatan kerja
4. Besaran seluruh organisasi.
Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena
itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi
perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur
organisasi.
Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah
dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang
berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang
diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki
tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat
dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-
pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar
karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian
wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut.
Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang
sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau
produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian
wewenang dan pekerjaan.
Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana
suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan
alat-alat bantu dalam sebuah organisasi
Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara
dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam
penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong
organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan
yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan
terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
a) unsur pimpinan
b) unsur pembantu pimpinan
c) unsur pelakasana tugas pokok
d) unsur pelaksana tugas-tugas fungsional
Bagaimana Proses Pengorganisasian ?
Seperti yang kita ketahui bahwa organisasi itu penting dalam kehidupan kita sehari-
hari. Namun tidak banyak orang yang mengetahui dengan pasti proses pengorganisasian itu
seperti apa. Dengan kata lain, proses organisasi itu kurang dipahami secara baik dan benar
karena banyak orang menganggap bahwa organisasi itu dibangun karena ada orangnya.
Padahal banyak hal yang perlu dan wajib diketahui dalam berorganisasi, termasuk
pentingnya mengetahui proses pengorganisasian.
menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut :
1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus
merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan
bisa sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam
organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut
akan membagi pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain
yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-
bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien.
Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi
untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang
organisasi, maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar
mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi
yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya
koordinasi.
5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
C. PEMBAGIAN KERJA
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus
menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja
harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and
dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the
right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.
Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan
dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang
berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan
menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Dalam Pembagian kerja karyawan harus memiliki sikap seperti dibawah ini :
Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Dalam melakasanakan pekerjaan,
karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab
sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain
kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta
pembagian kerja.
D. BAGAN ORGANISASI
E. DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas
pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil
keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya
adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan
berdasarkan kriteria tertentu.
Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu kepada
bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja
makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu, katakanlah bagian
Pelayan
Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau
kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk satu satuan organisasi. Semua individu-
individu yang melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan bersama, seperti seluruh
personalia ,penjualan, akuntansi, programmer computer, dan sebagainya.
Kebaikan pendekatan fungsional:
Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Kelemahan struktur fungsional :
Bagaimanapun juga, pendekatan fungsional mempunyai berbagai kelemahan. Struktur
fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,menyebabkan kemacetan-
kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan ,memberikan tanggapan lebih lambat
terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan
menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
Departementalisasi Divisional
Banyak perusahaan besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut
struktur organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu
kompleks dan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk divisi-
divisi semi otonomi, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri.
Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai perusahaan yang
terpisah.kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan
lainnya dalam perusahaan yang sama. Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas
seperti halnya perusahaan terpisah. Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat
membuat keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih
harus melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum,
wewenang kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi
kegiatan-kegiatan divisi-divisi lain.
Kebaikan struktur divisional :
Organisasi atas dasar divisi mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua kegiatan,
ketrampilan dan keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk
dikelompokkan menjadi satu dibawah seorang kepala,keseluruhan pekerjaan dapat lebih
mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi dipelihara. Disamping itu, baik
kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat, karena keputusan- keputusan
yang dibuat pada tingkat divisi dekat dengan kancah kegiatan.
Kelemahan struktur divisional:
Bagaimanapun juga stuktur divisional mempunyai berbagai kelemahan. Kepentingan
divisi mungkin ditempatkan di atas tujuan dan kebutuhan organisasi keseluruhan. Setiap
divisi mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan
biaya administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan.
F. KELOMPOK KERJA FORMAL
adalah kelompok kerja yang dibentuk dan disusun secara resmi oleh manajer dimana
kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan oekerjaan yang terkait dengan pencapaian
tujuan organisasi.
Macam-macam kelompok kerja formal:
Kelompok Kerja Langsung : merupakan kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan
beranggotakan beberapa orang bawahan yang berada dibagian dimana menejer tersebut di
tugaskan
Kepanitian : adalah kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan
beberapa orang yang bisa berasal dari bagian yang sama , atau dari bagian lain dari
organisas.
Kelompok Kerja Temporal atau Khusus : adalah kelompok kerja yang disusun untuk
kepentingan-kepentingan khusus dan bersifat sementara.
G. ORGANISASI INFORMAL
Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang
mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Komunikasi yang terjadi
dalam organisasi informal berjalan dengan cepat dari mulut ke mulut. Sistem komunikasi
inidisebut sistem tanaman rambat.
Empat Pilar Pengorganisasian (Four Building Blocks of Organizing)
•Pilar Pertama : pembagian kerja (division of work)
•Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
•Pilar Ketiga : penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
•Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian
dalam organisasi atau koordinasi (coordination)