Anda di halaman 1dari 2

Rancangan Proposal

"Karakteristik Bahasa Jawa Suroboyoan di Kota Surabaya: Tinjauan Psikolinguistik"


Devi Permata Sari
(180621100074)
Saya akan melakukan penelitian bahasa menggunakan tinjauan Psikolingusitik dengan judul
Karakteristik Bahasa Jawa Suroboyoan di Kota Surabaya: Tinjauan Psikolinguistik. Dalam
penelitian ini saya tertarik mengangkat karakteristik bahasa Jawa Suroboyoan yang menurut
saya unik. Karena saya sendiri asli orang Surabaya, dan teman-teman kuliah saya mengenal
saya sebagai orang yang ceplas-ceplos dan kasar. Ketika saya berkomunikasi dengan teman-
teman SMP dan SMA saya di Surabaya, obrolan kami lebih nyambung, terbuka, berani, dan
hangat. Berbeda ketika saya berkomunikasi dengan teman-teman kuliah, harus lebih berhati-
hati agar tidak menyinggung perasaan lawan bicara saya. Arek Suroboyo menggunakan
bahasa Suroboyoan dalam situasi informal atau cangkrukan, sehingga kesan akrab dan hangat
akan terlihat dari peserta pertemuan informal atau cangkrukan tersebut.
Saya berencana melakukan penelitian di desa Pengampon, letaknya tidak jauh dari pusat kota
Surabaya. Di sekitar desa Pengampon terdapat banyak kedai kopi dan tempat nongkrong
remaja-remaja Surabaya atau yang dikenal dengan arek Suroboyo. Pengguna bahasa
Suroboyoan terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari remaja, dewasa, sampai tua. Tetapi,
pada penelitian ini saya berencana untuk memfokuskan pada kalangan remaja dan dewasa
saja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik bahasa Jawa
Suroboyoan yang digunakan oleh Arek Suroboyo di Kota Surabaya. Pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui wawancara secara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik
reduksi, display, dan verifikasi seperti yang disarankan oleh Miles and Huberman. Hasil
analisis menunjukkan penggunaan bahasa Jawa Suroboyoan dalam perilaku komunikasi
merupakan ekspresi yang dipengaruhi oleh karakter dan kuatnya internalisasi budaya “Arek”.
Budaya “Arek” ditandai oleh spontanitas, keterbukaan, dan egalitarisnisme. Penggunaan
bahasa Jawa Suroboyoan lebih menekankan pada bentuk fungsi interaksi atau pragmatik
bahasa dari pada makna semantiknya.
Cara penggunaan bahasa Suroboyoan memiliki ciri-ciri khas, intonasi suara yang terdengar
keras dan terlihat seperti orang yang sedang berteriak-teriak. Sehingga dalam pengucapannya
akan terdengar “bar-bar”. Selain itu, dslam penggunaan bahasa Suroboyoan diikuti dengan
ekspresi wajah yang meyakinkan. Hal tersebut menjadi suatu bentuk peneguhan ketika
berekspresi dengan menggunakan bahasa Suroboyoan. Kata yang paling unik dan sering
diucapkan arek Suroboyo adalah kata jancuk. Pada umumnya kata jancuk digunakan untuk
mengumpat dan makian (misuh). Kata ini terkenal saru (tidak pantas) diucapkan, namun
sangat populer di wilayah Jawa Timur, terutama Surabaya. Kata ini selalu muncul dalam
kondisi sedang marah, kecewa, mengancam, bahkan bisa juga dalam berbagai situasi
keakraban, dengan catatan keakraban yang ekstra akrab antar teman dekat (Sulistyo, 2009).
Sebagai bagian dari perilaku komunikasi, khususnya di Kota Surabaya, penggunaan kata
jancuk memiliki fungsi dan makna yang bervariasi, tergantung dari situasi dan kondisi dari
komunikasi yang dilakukan. Keberagaman fungsi dan makna dari penggunaan kata jancuk
dalam perilaku komunikasi masyarakat Kota Surabaya merupakan fenomena budaya lokal
yang perlu untuk digali dan dipahami. Pemahaman tentang penggunaan kata jancuk akan
mampu memberikan suatu penjelasan secara obyektif bagi individu yang bukan dari Kota
Surabaya atau pendatang untuk lebih dapat berperilaku toleran dalam berkomunikasi
sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.

Anda mungkin juga menyukai