2011). Agar dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
(Icemi dan Wahyu, 2013). Pada saat sekarang ini telah banyak beredar
efektif yaitu: pil, suntik, IUD dan implan. Alat kontrasepsi hendaknya
samping yang merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut
diterima oleh pasangan suami istri. Meskipun demikian, masih banyak dari
pasangan usia subur (PUS) yang masih enggan untuk menggunakan alat
kontrasepsi, hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia
tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamananmetode kontrasepsi
tersebut, berbagai faktor harus dipertimbangkan
hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4% dalam lima tahun terakhir.
tubektomi) hanya sebesar 10, 6%. Data BKKBN Jawa Timur jumlah KB
aktif pada bulan Juli 2013, sebanyak 4327 peserta. Dengan prosentase
(19,25%), 677 peserta Pil (15,65%), 422 peserta MOW (9,75%), 182
Surabaya tahun 2012 jumlah pengikut KB dari tahun 2011 ke tahun 2012
terdata sekitar 76.842 akseptor baru. Dari target awal yang ditentukan
yang paling kurang diminati tahun 2012 adalah implan. Pada Tahun 2013,
metode pil sebanyak 17.083, kondom 3292, IUD 5252, MOW 2659, MOP
memiliki beberapa faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan dan
faktor dari metode kontrasepsi itu sendiri, dimana
ekonomi dan tariff pelayanan tidak berhubungan dan yang paling berperan
berencana. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu kliendalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan
sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih
didasarkan atas dukungan dari suami. Peran pria dalam program KB adalah
Bakar, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
tanggung jawab antara pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode
kontrasepsi dipilih untuk mencerminkan kebutuhan serta keinginan
pemakaian kontrasepsi.