Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Teori UN SD 2011

Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah


SD / MI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

TEORI DASAR
BAHASA INDONESIA

I. TATA TULIS

A. Penulisan Huruf
1. Huruf Kapital dipakai
- pada awal kalimat: Ibu pergi. Ayah berkata, “Jangan pulang sekarang!”
– untuk nama (orang, agama, tuhan/kata gantinya, tempat, lembaga/dokumen resmi, buku, dsb) :
Khairil Anwar, Islam, Allah, hamba-Mu, Sungai Citarum, Undang-Undang Dasar ’45. Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma, dsb.
– untuk sapaan/ pengacuan : Anda, Saudara, Hari itu Bupati meresmikan beberapa jembatan dsb.
– gelar/pangkat + nama: Raden Mas Suratman, Kiai Muhammad Idrus, Kopral Jono, Haji A. Lakoni, dsb.
− jabatan + nama orang:
Bupati Obar
tempat: Bupati Aceh
instansi: Menteri Agama
2. Huruf Miring dipakai untuk
− nama buku, majalah, surat kabar yang dipakai dalam kalimat :
Ia membaca Republika. Bacalah LayarTerkembang, dsb.
− menegaskan/mengkhususkan kata, bagian kata, frase :
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
− nama ilmiah/ungkapan asing: devide et impera, way of life, dsb.
B. Penulisan Kata
1. ditulis sebagai satu kesatuan
− kata dasar/kata depan:
Buku ini sangat tebal.
Di mana rumahmu, Di antaranya ... dsb.
− kata berimbuhan:
penetapan, bergeletar
− kata gabung + imbuhan gabung (awalan dan akhiran) : menggarisbawahi, ketidakhadiran,
menandatangani, dsb.
− bentuk terikat: an, ab, non, ekstra, kontra, antar (=inter), eka dasa, maha, (kecuali Maha Esa, Maha Me-/Pe-),
pasca, manca, tuna, dsb.
− kata majemuk khusus: beasiswa, belasungkawa, dukacita, manakala, olahraga, matahari, saputangan,
segitiga, halalbihalal, titimangsa,dsb
− klitik: ku, mu, nya
2. ditulis terpisah
− kata tugas: di mana, ke sana, ke samping, di antara, dsb.
− kata gabung: duta besar, rumah sakit,
3. ditulis memakai tanda penghubung (-)
− kata ulang: meja-meja,
− jika dapat menimbulkan salah tafsir: ibu-bapaknya, lima karung-semen, dsb.
C. Penulisan Angka

Angka yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada dua macam yaitu angka Arab dan angka Romawi
1. Angka Arabi dipakai untuk
− ukuran, waktu, kuantitas : 15 km, pk. 05.30, 520 jam, 1.500 orang
− nomor: Kamar 69, Telp. 91110046
Angka tidak dipakai pada
− awal kalimat: Tiga orang cedera dalam kecelakaan itu.
− dapat ditulis dengan satu atau dua kata, kecuali rincian: Maria menonton drama itu tiga kali.
Ia mepunyai 2 ekor sapi, 3 ekor kambing, dan 10 ekor kelinci.
2. Angka Romawi dipakai untuk
- bilangan tingkat :
Paku Buono XI (ke-11)
D. Penulisan Kata Serapan
- tidak berubah: shuttle cock (ditulis dengan huruf miring)
– adaptasi (disesuaikan)
huruf konsonan:
hidraulics Æhidraulik, phisiology Æ fisiologi, dsb.
vokal:
haemoglobine Æ hemoglobin,
cartoon Æ kartun, dsb.
catatan : pada umumnya huruf vokal tetap: hydraulics Æ hidraulik; astronaut Æ astrnoaut, system Æ
sistem; athlete Æ atlet, dsb.
E. Penulisan Singkatan
- singkatan yang menggunakan huruf kapital
™ nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat dan harus diikuti dengan tanda titik:
Ana, S.H., Ir. Sahala M., Sdr., Gub. Rd. dsb.
™ singkatan yang terdiri atas hurufawal tanpa titik : DPR, ABG, KTP, dsb
- singkatan dengan huruf kecil
™ satuan ukuran, akronim (yang bukan nama)
tanpa titik : cm, hm, ha, kg, dsb.
™ ungkapan kata yang sudah umum diikuti titik : dsb., dlsb., dkk., sda., a.n., d.a., u.b., u.p.
F. Tanda Baca
1. (.) titik dipakai
− pada akhir kalimat:
Ayahku tinggal di Bandung.
− Untuk memisahkan
™ jam + menit: 12.30
™ bagian daftar pustaka: Ahmad. 2003. Matematika Modern. Bandung: Pusaka
Mandiri ™ singkatan gelar, nama, jabatan dsb.: Dra. A.M. Anita, Gub. Jawa Barat,
dsb.
™ bilangan ribuan: 1.000.000
- Tanda titik tidak dipakai
™ Angka yang menyatakan nomor : Misalnya,
081572767888, D 1644 LI
™ pada akhir judul : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
™ di belakang (a) alamat pengirim dan tanggal surat (b) nama dan alamat penerima surat :
Bandung 3 Februari 2006
2. (,) koma
− rincian:
Saya memerlukan buku, meja, dan kursi.
− memisahkan
™ bagian kalimat setara yang memakai. tetapi, melainkan :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
™ anak kalimat di depan induk kalimat:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
™ petikan langsung:
Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”
™ nama dan gelar akademik: Lisa, S.H.
− setelah penghubung antarkalimat:
Jadi, Oleh karena itu, Dengan demikian, Memang, dsb.
− setelah kata seru: Oh, Aduh, dsb.
− nama yang ditulis terbalik: Jamaludin, Khairul
− bagian alamat surat: …
Jalan pelesiran 83, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
− di depan angka persepuluhan: 12,50
− mengapit keterengan tambahan/aposisi:
Pak Sahala, guru anak saya, sedang pergi ke luar negeri.
− menghindari salah baca:
Atas bantuan Intan,Tito mengucapkan terima kasih.
3. (;) titik koma
− memisahkan bagian kalimat setara: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
− pengganti kata penghubung: Ayah membaca; ibu memasak;adik bermain.
4. (:) titik dua
− akhir pernyataan + rincian:
Kami memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
− sesudah kata + pemerian:
Ketua : Ali Sekretaris : Amir
− teks drama:
Ibu : Pergilah Nak !
Anak : Baik, Bu.
5. (-) tanda hubung
− pemenggalan suku kata: me-nga-rungi, meng-a-rungi, meng-ukur, me-ngu-kur
− kata ulang: kayu-kayu, mondar-mandir
− merangkaikan
™ se + huruf kapital:
se-Asia, Pan-Indonesia
™ ke + angka: ke-20
™ angka + an: 20-an
™ singkatan + imbuhan:
KTP-nya
™ jabatan rangkap :
Menteri-Sekretaris Negara
6. (−) tanda pisah
– mengapit keterangan tambahan: Semua - radio, televisi, dan komputer −digondol maling.
– mengapit keterangan di luar kalimat Kemerdekaan itu - saya yakin dapat dicapai - harus diperjuangkan.
− sampai/sampai dengan :
Bandung - Jakarta
7. (…) tanda elipsis
− kalimat yang terputus:
Kalau begitu … ya, jalan !
− unsur yang dihilangkan: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
8. (?) tanda tanya
− akhir kalimat tanya:
Di mana rumahmu ?
− menyatakan keraguan:
Saya dilahirkan tahun 1959 (?)
9. (!) tanda seru
− seruan, perintah, kesungguhan: Pergi !
− ketidakpercayaan, emosi yang kuat: Merdeka !
10. (()) tanda kurung
− mengapit
™ keterangan penjelasan: Kami menyususn
DIK (Daftar Isian Kegiatan)
™ keterangan yang tidak. integral:
Keterangan itu (lihat tabel) ….
™ kata yang dapat dihilangkan:
Saya berasal dari (kota) Bandung.
11. ([ ]) kurung siku
− mengapit huruf, kata, frase sebagai koreksi:
Dia men[d]engar suara bom.
− mengapit keterangan penjelas yang ada dalam tanda kurung (…): (Persamaannya… perbedaannya [lihat
halaman 12] tidak perlu dibicarakan lagi).
12. (“…”) tanda kutip
− mengapit
™ kalimat langsung:
Ayah berkata,
“Kapan mau belajarnya ?”
™ judul puisi, cerpen :
“Aku” karya Khairil Anwar.
− kata yang kurang dikenal :
celana “cut bray”
13. (‘..’) kutip tunggal
– mengapit
™ petikan dlm petikan: “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi
?” ™ makna/terjemah:
feed back ‘balikan’
14. (/) garis miring
− dalam nomor surat:
No. 07/PK/C.38/2007
− pengganti atau, tiap-tiap: Rp100,00/lembar
15. (‘) apostrof - penghilangan bagian:
Ali ‘kan kusurati. ’45 - 50’

TEORI SINGKAT
II. TATA KATA
A. Pembentukan Kata Turunan
1. Bentuk Dasar
− kata dasar:
− (laku + per-an) Æ perlakuan
− kata berimbuhan:
(berlaku + me-kan) Æ memberlakukan
− kata gabung:
(ke samping + me-kan)Æ
mengesampingkan
− kata majemuk:
(rumah sakit + di-kan)Æ
dirumahsakitkan
− kata ulang:
(kuda-kuda + an)Ækuda-kudaan
2. imbuhan
− awalan:
me-,ber-,di-,ter-,per-,pe-,se-,ke-,
− sisipan:-el-,-em-,-er-
− akhiran: -an, -kan, -i
− konfiks: ke-an, per-an,pe-an,ber-an
− imbuhan gabung: memper-kan, memper-i, ber-an, dsb.
Alternasi imbuhan me-/pe-
− me-/pe- + l, m, n, ng, ny, r, w, y : melawan, pemakan, pelaris, perajin,
dsb. − mem-/pem + b, p,f, v: membawa, pemimpin, memveto,
memesonakan, dsb. − men-/pen- + c, d, j, t: mencuri, mendatang, penjaga,
penari, dsb.
− meng-/peng- + g, h, k, kh, vokal: menggalang, pengali, pengkhayal, dsb −
menge-/penge- +kata bersuku satu: mengetik mengebom, pengelap, dsb. −
meny-/peny + s: menyapu, penyapu
- Peluluhan Konsonan
™ k, p, s, t + me-/pe- Æ luluh, kecuali berbeda
arti: kaji +me- → mengaji;mengkaji
– Gugus Konsonan
™ kr, kl, pr, sy, tr + me- Æ tidak luluh:
mengkritik − Pola penurunan kata benda berawalan
pe-
™ dari kata kerja berawalan ber-:
petinju, pedagang, pecinta (alam), dsb
™ dari kata kerja berawalan me-:
perawat, penatar, penyuluh, dsb
™ dari kata kerja berawalan di-: pesuruh, petatar
3. Fungsi Imbuhan
− pembentuk kata kerja :
™ awalan: me-,ber-,per-,ter-,di-,
™ akhiran: -i, -kan
™ konfiks: ber-an,ke-an
™ imbuhan gabung:
me-kan,memper-, dsb.
− pembentuk kata benda
™ awalan: pe-,per-,ke-
™ sisipan:-el-,-em-,-er-
™ akhiran:-an
™ konfiks:pe-an, ke-an
4. Makna Imbuhan
− Awalan
™ me-menuju ke: melaut, menepi melakukan perbuatan:
menari
bekerja dengan alat: mengail
mencari/mengumpulkan:
merotan
berbuat seperti: membabi buta membuat jadi:
membubur membubuhi: mengapur
mengeluarkan: meratap
menjadi seperti: melembaga
™ ber-
mempunyai: beristeri
memakai: berbaju
berada dalam.
keadaan: berbahagia
kumpulan: berdua
mengerjakan: berkebun
refleksif: berhias
resiprok: bertinju
mengeluarkan: berkata memanggil/menganggap: berabang dsb.
™ ter-
tidak sengaja: terbawa
dapat di: terlihat
tiba-tiba: terperanjat
superlatif/paling: terpandai
intensitas: tersipu-sipu
™ di-
memasifkan: dibawa
™ pe-/per-
orang yang me-: perawat
orang yang ber: petani
orang yang di-: pesuruh
orang yang memiliki sifat: pemalu
™ ke-
orang yang dianggap sebagai: ketua
menunjukkan tingkat:
bangku kedua
menunjukkan gabungan: kedua orang
™ se-
menyatakan satu: sebuah
menyatakan sama:
setinggi gunung
menyatakan waktu: sepulang
− Sisipan
™ -el-, -em-, -er- :
alat: telunjuk
banyak: gerigi
mengandung sifat: gemuruh
− Akhiran
™ - an
hasil: karangan, tulisan
alat: timbangan
sesuatu yang di-: makanan
cara/proses: sambutan
kumpulan/banyak: daratan
macam-macam: sayuran
tempat: belokan
tiap-tiap: harian
mengandung sifat: asinan
™ - kan
membuat jadi/kausatif: hentikan intensitas: dengarkan
benefaktif/utk.orang lain: belikan memasukkan ke: penjarakan
™ -i
kausatif: panasi
berlaku sebagai: kepalai
berkali-kali: lempari
− Konfiks
™ pe-an/per-an
proses/cara:pembuatan
hasil:penyelesaian
alat untuk.: penghidupan
tempat yang ber-:pegunungan
™ ke-an
hal: ketuhanan
tempat: kecamatan
tidak sengaja: ketiduran
kena/menderita: kehujanan
menyatakan pasif: kedatangan
™ ber-an
pelakunya banyak: berlarian
banyak saling : bersalaman
− Imbuhan Gabung
™ me-kan:
sama dengan -kan
™ memper-
menganggap sebagai: memperbudak
B. Pembentukan Kata Ulang Æ
(Bentuk
2
1. Bentuk Dasar 2
− kata dasar: (lari) Æ lari-lari
− kata berimbuhan:
(berlari)2 Æ berlari-lari
− kata gabung: 2
(rumah besar) Æ rumah-rumah besar
− kata majemuk:
(rumah sakit)2 Ærumah sakit-rumah sakit
2. Prinsip Perulangan
− bentuk dasar berterima (terdapat dalam kosakata bahasa Indonesia): kupu-kupu (bukan
kataulang) − tidak mengubah kategori kata: tumbuh-tumbuhan (kata benda)
3. makna perulangan
− intensitas kuantitas (jumlah): berlari-larian
− intensita kualitas (sungguh-sungguh): erat-erat, rajin-rajin −
intensitas frekuentitas (sering): tertawa-tawa
− menyerupai:
orang-orang, mobil-mobilan
− agak/terlalu : kemerah-merahan
− macam-macam : buah-buahan, sayur-mayur
− kumpulan: dua-dua, lima-lima
− paling: (…)2 + se-... nya: sepandai-pandainya, sebaik-baiknya

Anda mungkin juga menyukai