Fiil Tsulasi Mazid
Fiil Tsulasi Mazid
Tsulasi mazid adalah fi’il atau kata kerja yang terdiri dari 3 huruf asli dan ketambahan dengan 1
huruf, 2 huruf, 3 huruf. Dan oleh sebab itu disebut dengan mazid, artinya tambahan , ditingkatkan,
yang lebih atau kelebihan.
Tsulasi mazid memiliki 1 huruf, 2 huruf, 3 huruf tambahan. Di dalam ilmu shorof atau di dalam buku
am tsilah tashrifiyah pada bab tsulasi mazid ada 3 bab pembahasan, dan setiap bab memiliki wazan
masing-masing, yang keseluruhan dari 3 bab itu ada 12 wazan. Dan setiap wazan mempunyai
spesifikasi dan faedah berbeda-beda. Dan ketiga bab itu adalah :
Tsulasi Mazid Biharfin Wahidin (1 huruf) adalah setiap kata yang terdiri dari tiga huruf asli dan
ketambahan dengan satu huruf ziyadah. Dan Tsulasi Mazid Biharfin Wahidin disebut juga fi’il ruba’I
karena total semua huruf ada 4 huruf. Tsulasi Mazid Biharfin Wahidin memiliki 3 pola wazan, yaitu :
ُ َأ ْف َع َل – ُي ْف ِع )
3. Af’ala – yuf’ilu ( ل
Tsulasi Mazid Biharfin Wahidin (1 huruf)
1. Wazan Fa’ala – yufa’ilu ( يُفَ ِّع ُل- فَعَّ َل )
Untuk pembahasan yang pertama di dalam buku al amtsilah tashrifiyah adalah wazan Fa’ala –
ُ ُي َف ِّع- ) َف َّع َل. Yaitu Tsulasi mujarrod berubah wazannya menjadi ( ) َف َّع َل, cirinya adalah
yufa’ilu ( ل
dengan ketambahan tad’if (tasydid). Di dalam penjelasan yang lainnya, bahwasanya cirinya adalah
ketambahan huruf sejenis di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il.
b) لِل َّداَل لَ ِة َعلَى تَ ْكثِ ْي ِر (Menunjukkan suatu perbuatan yang berulang-ulang atau banyak)
d) المفعول
ِ الفعل من
ِ أصل
ِ ِ س ْل
ب َ ِل (Menghilangkan asal fi’il dari maf’ul)
e) اإلسم
ِ التِّخا ِذ الفع ِل من (Mambuat fi’il dari isim)
Pembahasan yang ke dua adalah wazan Faa’ala – yufaa’ilu ( ُي َفاعِ ُل- اع َل
َ ) َف. Setiap kata yang mengikuti
wazan ini ditandai dengan tertambahnya alif zaidah yang terletak setelah fa’ fi’il.
Faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Faa’ala – yufaa’ilu ( ُي َفاعِ ُل- اع َل
َ ) َفadalah sebagi berikut :
“Musyarakah adalah salah satu dari kedua pelaku mengerjakan apa yang dilakukan oleh pelaku yang lainnya,
sehingga mereka menjadi fai’il dan juga maf’ul”
Contoh: ب زي ٌد عمرً ا
َ ار
َ ضَ “Zaid berkelahi dengan Amar”
Contoh: ُ ف هّللا
َ اع
َ ض
َ “Semoga Allah melipat gandakan”
Contoh: ُ ك هّللا
َ عا َف
َ “Semoga Allah menyehatkan anda”
Faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Af’ala – yuf’ilu ( ) َأ ْف َع َل – ُي ْف ِع ُلadalah sebagi berikut :
a) للتعديّة
Yang dimaksud dengan ta’diyyah adalah merubah fi’il lazim menjadi muta’adi.
Contoh: َأمْ َسى ْالم َُسا ِف ُر “Musafir itu telah memasuki diwaktu sore”
َّ َشت
d) ق منه الفع ُل في الفاعل ْ لوجود ماا (munculnya asal fi’il didalam fa’il)
ماا ْش َت َّقdisini adalah َث َم ٌر, dan darinyalah tercetak fi’il (pekerjaan), yang mana pekerjaan tersebut terjadi
pada fa’il-nya.
f) صف ٍة
ِ دان الشي ِء في
ِ ل ِو ْج (Menemukan sesuatu pada sifat)
Maksudnya adalah fa’il mendapati maf’ulnya pada sebuah sifat, yaitu asal fi’il.
g) ص ْي ُرورة
َّ لل (Berubah menjadi)
Contoh: َأ ْق َف َر ْال َبلَ ُد “Negeri itu menjadi sunyi”
Maksudnya fa’il menawarkan supaya maf’ul-nya diberi hukum dengan asalnya fi’il.
َ الث ْو
Contoh: ب َ َأ َب “Dia menawarkan baju itu untuk dijual”
َّ اع
i) س ْلب
َّ لل (Menarik atau menghilangkan)
j) للح ْينونَة
َ (Tiba masa)
Pada pembahasan yang pertama ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Tafaa’ala
َ َي َت َف- ) َت َفا َع َل. Tandanya adalah dengan tertambahnya ta (ت ) di awal kata dan alif ( ) ا
– yatafaa’alu ( اع ُل
setelah fa.
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Tafaa’ala – yatafaa’alu ( َي َت َفا َع ُل- ) َت َفا َع َلadalah
sebagi berikut :
ٌب زي ٌد وعمرو
َ ار
َ ضَ َت = ب زي ٌد عمرً ا
َ ضار
َ = ب زي ٌد عمرً ا
َ ض َر
َ .
b. ليس في الواقِع
َ إل ْظها ِر ما (Menampakkan sesuatu yang tidak sebenarnya)
َ اع ْد ُت ُه َف َت َب
Contoh: َاعد َ َب “Aku jauhkan dia, maka dia menjadi jauh”
فعل اَ َخر يُالقيْه ا ْشتِقا ًقا ٍ ومعنى المطاوعة حصول االَ َث ِر مِن
ٍ فعل الى
“Arti muthowa’ah adalah hasilnya bekas dari satu pelaku pekerjaan kepada pelaku pekerjaan yang lain, yang
sama asal tercetaknya”
Pada pembahasan yang ke dua ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Tafa’ala –
yatafa’alu ( ) َت َف َّع َل – َي َت َف َّع ُل. Tandanya adalah dengan tertambahnya ta (ت ) di awal kata dan tad’if ( ّ ) di
‘ain.
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Tafa’ala – yatafa’alu ( ) َت َف َّع َل – َي َت َف َّع ُلadalah sebagi
berikut :
“Maksudnya adalah fa’il (pelaku) berusaha dengan keras dalam melakukan perbuatan agar dapat berhasil”
Contoh: يوسف
َ ُ َت َب َّني “Aku jadikan Yusuf sebagai anak angkat”
ْت
d. الفعل
ِ للدِّاللة على ُم َجانَبَة (Menjauhi perbuatan atau asal fi’il)
e. صيرورة
ّ لل
g. ( للطَّلَبMeminta)
Pada pembahasan yang ke tiga ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Ifta’ala –
yafta’ilu ( َي ْف َت ِع ُل- )ِإ ْف َت َع َل. Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah (إ ) di awal kata dan ta (ت )
di antara fa dan ‘ain.
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Ifta’ala – yafta’ilu ( َي ْف َت ِع ُل- )ِإ ْف َت َع َل. adalah sebagi
berikut :
b. ( لإلتِّخاذMembuat)
f. للطَّلب
Contoh: ا ْك َت َّد زي ٌد عمرً ا “Zaid meminta Amar agar bekerja keras”
Pada pembahasan yang ke empat ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Infa’ala
– yanfa’ilu ( َي ْن َف ِع ُل- ) ِإ ْن َف َع َل. Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah (إ ) dan nun ( ) نdi awal
kata.
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Infa’ala – yanfa’ilu ( َي ْن َف ِع ُل- ) ِإ ْن َف َع َل. adalah sebagi
berikut :
Pada pembahasan yang ke lima ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan If’alla –
yaf’allu ( َي ْف َع ُّل- ) ِإ ْف َع َّل. Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah wasol (إ ) di awal kata dan
Tad’if di lam ( ّ )
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan If’alla – yaf’allu ( َي ْف َع ُّل- ِإ ْف َع َّل adalah sebagi berikut :
a. صفة ِ ( للدِّاللة على الد ُُّخMenunjukkan masuknya fa’il pada suatu sifat)
ِّ ول في ال
Contoh: اِحْ مَرَّ ْالبُسْ ُر “Buah kurma itu telah merah”
c. للعيوب
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Istaf’ala – yastaf’ilu ( َيسْ َت ْف ِع ُل- ِإسْ َت ْف َع َل ). adalah
sebagi berikut :
a) الفعل
ِ ( لطلبMeminta terjadinya pekerjaan)
َ ت اَأل
Contoh: مر ُ ْاِسْ َتعْ َظم “Aku memandang besar perkara itu”
d) ( للتَّ َكلُّفMembebani)
f) للمطاوعة
Pada pembahasan yang ke dua ini di bab Tsulasi Mazid Bitsalasati Ahruf (3 huruf) adalah wazan
If’au’ala – yaf’au’ilu ( ) ِإ ْف َع ْو َع َل – َي ْف َع ْوعِ ُل. Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah washol (إ )
dan tad’if ‘ain ( ّ ) dan waw ( ) وdi antara dua ‘ain.
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan If’au’ala – yaf’au’ilu ( ) ِإ ْف َع ْو َع َل – َي ْف َع ْوعِ ُلadalah
sebagi berikut :
a) لل ُمبالغة
Contoh: ب زي ٌد
َ َاِحْ دَ ْود “Zaid sangat bungkuk”
Pada pembahasan yang ke tiga ini di bab Tsulasi Mazid Bitsalasati Ahruf (3 huruf) adalah wazan
If’alla – yaf’allu ( َي ْف َعا ُّل- ) ِإ ْف َعا َّل. Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah washol (إ ) dan alif (ا )
setelah ‘ain dan tad’if lam ( ّ ).
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan If’alla – yaf’allu ( َي ْف َعا ُّل- ) ِإ ْف َعا َّلadalah sebagi berikut
:
Contoh: اِصْ َفارَّ ْالم ُْو ُز “Pisang itu sangat kuning”
Pada pembahasan yang ke empat ini di bab Tsulasi Mazid Bitsalasati Ahruf (3 huruf) adalah wazan
If’awwala – yaf’awwilu ( َي ْف َعوِّ ُل- ِإ ْف َع َّو َل ). Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah washol (إ )
dan dua waw ( ) وsetelah ‘ain.
Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan If’awwala – yaf’awwilu ( َي ْف َعوِّ ُل- ِإ ْف َعوَّ َل ) adalah
sebagi berikut :
Contoh: اِجْ لَوَّ دَ اِإل ِب ُل “Unta itu berjalan sangat cepat”