Anda di halaman 1dari 2

KOLOID LIOFOB (HIDROFOBIK) DAN KOLOID LIOFIL (HIDROFILIK)

Berdasarkan tingkat kestabilannya, koloid dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu koloid liofil dan
koloid liofob. Koloid liofil memiliki kestabilan tinggi, sedangkan koloid liofob memiliki kestabilan rendah.
Istilah liofil diambil dari bahasa Latin yang artinya menyukai pelarut, sedangkan liofob artinya benci
pelarut. Jika dalam sistem koloid medium pendispersinya adalah air, maka koloid liofil disebut koloid
koloid hidrofilik, sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofobik. Hidrofilik artinya suka air, sedangkan
hidrofobik artinya benci air.

Koloid hidrofilik (liofil) yaitu koloid yang memiliki kestabilan tinggi karena gaya tarik antara fase
terdispersi dan medium pendispersi (air) kuat. Partikel koloid hidrofilik biasanya berupa molekul tunggal
yang memiliki ukuran besar dalam daerah ukuran koloid. Contoh koloid hidrofilik: protein, kanji, karet
alam, gelatin, sabun, detergen, agar-agar. Koloid hidrofilik terbentuk ketika beberapa bagian partikel-
partikel fase terdispersi mampu berinteraksi dengan molekul air melalui ikatan hidrogen dan gaya tarik
dipol-dipol.

Contohnya protein dalam media air adalah koloid hidrofilik. Terdapat banyak kelompok hidrofilik pada
permukaan protein. Kelompok-kelompok hidrofilik tersebut yang menstabilkan molekul protein dalam
air melalui ikatan hidrogen

,,,,

Koloid hidrofobik memiliki kestabilan yang rendah karena gaya tarik antara fasa terdispersi dan medium
pendispersi (air) kurang kuat. Contoh koloid hidrofobik: sol Fe(OH)3, As2S3, AgI, AgCl, sol emas dan sol
belerang. Kurangnya gaya tarik antar zat terdispersi dengan medium pendispersinya menyebabkan
koloid hidrofilik tidak stabil. Untuk menstabilkan diri, partikel koloid hidrofobik menyerap (adsorbsi) ion
sejenis pada permukaannya sehingga partikel koloid menjadi bermuatan. Misalnya sol AgCl. Agar stabil
maka permukaan sol AgCl menyerap ion Ag+ dari larutan sehingga partikel koloid AgCl menjadi
bermuatan positif. Partikel-partikel koloid yang telah bermuatan positif akan saling tolak menolak
karena memiliki muatan yang sama. Tolakan inilah yang menyebabkan sol AgCl stabil. Selain karena
tolakan, kestabilan sol AgCl disebabkan pula oleh adanya interaksi ion-dipol.

Koloid hidrofobik umumnya kurang stabil dan cenderung mudah mengendap. Contohnya lumpur.
Lumpur merupakan koloid hidrofobik dan mengendap dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Walaupun demikian terdapat koloid hidrofobik yang dapat bertahan dalam waktu sangat lama.
Contohnya sol emas dalam medium air. Sol emas yang medium pendispersinya air dapat bertahan
sangat lama. Sol emas yang dibuat oleh Michael Faraday pada tahun 1857 hingga saat ini masih berupa
sol emas dan disimpan di museum London.

Anda mungkin juga menyukai