Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Didalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang kesana kemari lewat
jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan oksigen untuk
dikirim keseluruh bagian tubuh. Adapun fungsi penggerak darah hingga dapat mengalir
terus menerus adalah jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding pembuluh
darah. Dalam keadaan normal tekanan pada saat jantung berkontraksi( sistolik) berada
dibawah 120 MmHg, sedangkan ketika jantung bereaksi (diastolik) dibawah 20 MmHg.
Namun, ada juga yang memberi ancer-ancer, tekanan darah yang ideal itu (golb standar)
115/75 MmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya 140/90
MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak tiga kali dalam
jangka waktu beberapa minggu.satu dari tiga orang yakit darah tinggi tidak menunjukakan
tanda gejala apapun. Celakanya, bila hipertensi ini tidak dikendalikan bisa merusak
jantung dan pembulu darah sehingga megarah pada timbulnya beberapa kondisi lain
seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau gangguan pada mata.

B. Tujuan dan manfaat makalah


1.    Tujuan
Sebelum mengetahui tujuan masalah ini,terlebih dulu mengetahui dari tujuan
pembuatan makalah adalah untuk mencari, menemukan
menhimpun,mengembangkan,dan menguji kebenaran dari suatu pengetahuan.Adapun
yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah:
1.    Mengetahui pengertian Hipertensi.
2.    Mengetahui Jenis Obat Antihipertensi .
3.    Mengetahui Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4.    Mengetahui komplikasi hipertensi
5. Meningkatkan pengetahuan kepada pasien tentang penyakit hipertensi.
2.  Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini tentu penulis berharap dapat berguna bagi penulis
sendiri dan pihak-pihak yang membaca agar dapat mengetahui obat-obat antihipertensi.

C. Rumusan masalah
Sebelum merumuskan tentang masalah yang dihadapi dalam penulisan makalah ini,
terlebih dahulu mengetahui pengertian dari masalah itu sendiri.masalah adalah merupakan suatu
kejadian dimana kejadian tersebut memerlukan pemecahan atau masalah adalah kejadian yang
menimbulkan pertanyaan kenapa dan bagaimana.
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penulisan makalah ini sesuai dengan
latar belakang diatas,maka yang menjadi masalah adalah :
1.    Bagaimana pengertian Hipertensi.
2.    Bagaimana Jenis Obat Antihipertensi .
3.    Bagaimana Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4.    Bagaimanan komplikasi hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN

A.                  Pengertian hipertensi


Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yangmempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang
selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan
aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.Pada pemeriksaan tekanan
darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi ( sistolik ), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik ). Tekanan darah kurang dari 120/80mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

B. Gejala hipertensi
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisasaja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darahyang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala berikut:
a.   sakit kepala
b.   kelelahan
c.   mual
d.   muntah
e.   sesak napas
f.   gelisah
g.  pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
C. Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa
obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus
(sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang
berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang
dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi(Wikipedia, 2010).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi  sekunder:        
1.   Penyakit Ginjal
a. Tumor-tumor ginjal
b. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
c. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
d. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2.   Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronisme
b. Feokromositoma (tumor medulla adrenal)
c. Hipertiroidisme
3.   Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Simpatomimetik amin (efedrin, fenilpropanolamin, fenilerin, amfetamin)
d. Siklosporin
e. Eritropoietin
f. Kokain
g. Penyalahgunaan alkohol
4.   Penyebab Lainnya
a. Kelainan neurologik (mis: tumor otak)
b. Preeklampsia pada kehamilan
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif , yang
memerlukan penanganan segera (Anonim, 2009)

D. Pengobatan Hipertensi
Terdapat hubungan yang nyata antara Tekanan Darah dengan kejadian
kardiovaskular. Untuk individu berusia diatas 40 th, tiap peningkatan TD sebesar 20/10
mmHg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dua kali lipat.
Strategi Pengobatan:
1. Terapi tanpa obat (Non-farmakoterapi)
Semua  pasien, sebaiknya dipertimbangkan  untuk terapi  tanpa obat dengan
merubah gaya hidup, yaitu:
a.  Mengurangi stress
b. Perubahan pola makan dengan mengurangi asupan daging merah dan lemak jenuh
serta menambah lebih banyak serat dan buah-buahan serta sayuran segar.
c. Mengurangi asupan garam
d. Berolah raga secara teratur.
e. Mengendalikan  bobot  badan,
f. Mengurangi minum alkohol  dan tidak merokok.

2.  Terapi dengan  obat  (farmakoterapi)


1.    Diuretik
2.    Penghambat Adrenergik
-       Bloker  β -adrenoseptor
-       Bloker  α-adrenoseptor
-       Agonis α 2 sentral
-       Penghambat saraf adrenergic
3.  Vasodilator
4.  Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan Antagonis    
Reseptor Angiotensin II
5.    Antagonis Kalsium
1. Diuretik
Diuretik tiazid merupakan terapi dasar antihipertensi pada sebagian besar
penelitian. Pada penelitian-penelitian tersebut, termasuk Antihypertensive And Lipid
Lowering Treatment To Prevent Heart Attack Trial, diuretik lebih baik dalam
mencegah komplikasi kardiovaskular akibat penyakit hipertensi. Diuretik menambah
keampuhan obat-obat hipertensi, berguna untuk mengontrol tekanan darah dan lebih
terjangkau dari pada obat-obat antihipertensi lain. Diuretik seharusnya dipakai sebagai
pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua pasien, baik secara sendiri maupun
kombinasi dengan 1 dari golongan obat antihipertensi lain (ACE inhibitor, ARBs, β-
Blocker, CCB), karena memberikan manfaat pada beberapa penelitian. Namun jika
obat ini tidak ditoleransi secara baik atau merupakan kontraindikasi, sedangkan obat
dari golongan lain tidak, maka pemberian obat dari golongan lain tersebut harus
dilakukan (Curb JD et al 1999).
Selain itu, tiazid berguna untuk memperlambat demineralisasi pada
osteoporosis.Diuretik tiazid harus diperhatikan pada pasien yang mempunyai riwayat
gout atau hiponatremia signifikan. ACE inhibitor dan ARBs tidak diberikan pada
wanita yang diduga hamil dan merupakan kontraindikasi bagi wanita yang hamil; ACE
inhibitor tidak diberikan pada individu yang mempunyai riwayat angioedema.
Antagonis aldosteron dan kalium sparing diuretik dapat menyebabkan hiperkalemia dan
biasanya dihindari pada pasien dengan kadar kalium lebih dari 5.0 mEq/L (Dahlof B et
al 2001).
Gol Tiazid: Hidroklorotiazid (HCT), Indapamid,
Diuretik kuat: Furosemid,torasemid, bumetamid,   asam  etakrinat
Diuretik Hemat Kalium: Amilorid, triamteren dan spironolakton
Mekanisme:
Bekerja meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan
curah jantung dan tekanan darah.Selain mekanisme tsb,
beberapa diuretik juga: Menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek
hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium diruang interstisial dan di
dalam sel otot polos pembuluh darah yg selanjutnya menghambat influks kalsium.
Penggunaan: Diuretik Tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Paling
efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular.Diuretik  dianjurkan untuk kasus
hipertensi ringan dan sedang.Sebagai monoterapeutika pada penderita hipertensi
usia tua.
Efek samping:Tiazid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan:
a. hipokalemia
b. hiponatremia dan hipomagnesemia serta hiperkalsemia.
c. Dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan mencetuskan serangan
gout akut.
d. Dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
e. Pada penderita DM, dapat menyebabkan hiperglikemia krn mengurangi sekresi
insulin.
f. Pada pasien pria, gangguan fungsi seksual.
Interaksi:
g. Mempermudah terjadinya aritmia oleh Digitalis.
h. Pemberian kortikosteroid, agonis β-2  dan amfoterisin β memperkuat efek
hipokalemia diuretik.
i. Penggunaan bersamaan dengan kuinidin dapat menyebabkan aritmia ventrikel
polimorfik.
j. Meningkatkan risiko toksisitas litium.
k. AINS mengurangi efek antihipertensi diuretik.
Dosis:
l. Hidroklorotiazid (HCT) 1 x 12,5-25 mg sehari
m. Furosemid: 2-3 x  20 – 80 mg sehari
n. Spironolakton : 1 x 25 -100 mg sehari.

2. Penghambat Adrenergik
Yang digunakan sebagai Antihipertensi adalah:
a. Bloker  β-adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)
b. Bloker  α-adrenoseptor
(Prazosin, Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)
c. Adrenolitik Sentral (Metildopa,Klonidin,Guanfasin,Guanabenz,Moksinidin,
Rilmedin)
d. Penghambat Saraf Adrenergik (Reserpin, Guanetidin, Guanadrel)
β-blocker berguna pada penatalaksanaan takiaritmia arteri/fibrilasi,
migraine, tirotoksikosis (jangka pendek), tremor esensial, atau hipertensi
perioperatif. β-blocker biasanya dihindari pada pasien yang memiliki riwayat asma,
penyakit saluran pernafasan reaktif atau blok jantung derajat dua atau tiga (Curb JD
et al 1999).
β-blocker mengantagonis katekolamin pada reseptor β1 dan β2 yang
dapat mengakibatkan penurunan curah jantung hingga timbul kemungkinan
bradikardi sekaligus menurunkan tahanan vascular perifer sehingga bermanfaat
untuk terapi antihipertensi dan infark miokard akut. Obat-obat golongan β-blocker
juga menghasilkan suatu penurunan tekanan darah yang cukup tanpa timbul
hipotensi postural yang nyata.
Efek samping penggunaan beta blocker adalah terjadi manifestasi kegugupan,
takikardi, peningkatan intensitas angina, atau peningkatan tekanan darah sehingga
penghentian penggunaan beta blocker sebaiknya dilakukan secara bertahap. β-
blocker juga meningkatkan trigliserida plasma dan menurunkan HDL sehingga
dapat menimbulkan aterogenesis.

1. Bloker  β –adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)
Mekanisme:
1. penurunan frekuensi denyut  jantung.
2. Memperkecil pembebasan renin dalam ginjal dengan akibat menurunkan
produksi angiotensin II.
3. Blokade reseptor β prasinaptik dan dg demikian terjadi pengurangan nor
adrenalin.
4. Bekerja sentral mengurangi impuls simpatikus.

Penggunaan:
Digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang
terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Gol ini lebih efektif pada
pasien usia muda dan kurang efektif pada pasien usia lanjut.
Efek samping:
a. Menyebabkan bradikardia,
b. gagal jantung.
c. Bronkospasme pada pasien dg riwayat asma bronkial atau penyakit paru.
d. Efek sentral: depresi,mimpi buruk, halusinasi.
e. Gangguan fungsi seksual
Dosis:
- Atenolol : 1 x 25-100 mg sehari
- Bisoprolol: 1 x 2,5 -10 mg sehari
- Propanolol: 2-3 x 40-160 mg sehari

2. Bloker  α-adrenoseptor (Prazosin,Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)


Mekanisme:
a. Hambatan reseptor α1  menyebabkan vasodilastasi di arteriol dan venula
sehingga menurunkan resistensi perifer.
b. Venodilatasi menyebabkan aliran balik vena berkurang dan selanjutnya
menurunkan curah jantung
Penggunaan:
Sangat baik untuk pasien hipertensi  dengan dislipidemia dan /atau Diabetes
Mellitus (Krn efek positifnya terhadap lipid darah (menurunkan LDL dan
trigliserida dan meningkatkan HDL)
Efek samping:
a. Hipotensi
b. Sakit kepala
c. Palpitasi
d. Hidung tersumbat
e. Mual dll
Dosis:
a. Prazosin: 1-2 x 0,5-4 mg  sehari
b. Terazosin: 1 x 1-4 mg sehari
c. Bunazosin: 3 x 1,5-3 mg sehari
d. Doksazosin: 1 x 1-4 mg sehari

3. Agonis α 2 sentral
(Metildopa,klonidin, guanfasin, guanabenz, moksinidin, rilmedin) Metildopa
Mekanisme: Efek antihipertensinya diduga lebih disebabkan karena stimulasi
reseptor  α-2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa
menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan curah
jantung.
Pnggunaan:
Obat ini efektif bila dikombinasikan dengan diuretik..Merupakan pilihan
utama untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti aman untuk
janin.
Efek samping:
-       Sedasi
-       Hipotensi postural
-       Pusing
-       Mulut kering
-       Sakit kepala
-       Depresi
-       Gangguan tidur
-       Impotensi
-       Kecemasan
-       Penglihatan kabur
Interaksi:
- Pemberian metildopa bersama preparat besi dapat mengurangi absorpsi metildopa
sampai 70%, sekaligus mengurangi eliminasi dan menyebabkan akumulasi
metabolit sulfat.
- Efek hipotensif metildopa ditingkastkan oleh diuretik dan dikursngi oleh
antidepresan trisiklik dan amin simpatomimetik.
Dosis:
-       Dosis efektif minimal : 2 x 125 mg per harI.
-       Dosis maksimal  : 3  g perhari
-       Untuk hipertensi pasca bedah:infus intermiten 250- 1000 mg tiap 6 jam.

4. Penghambat saraf adrenergik


(Reserpin, Guanetidin, guanadrel)
Mekanisme:
Pemberian reserpin mengakibatkan penurunan curah jantung dan resistensi perifer.
Frekuensi denyut jantung dan sekresi renin berkurang.
Penggunaan:
Pemakaian reserpin dibatasi oleh sering timbulnya efek samping sentral,namun
dalam dosis rendah dan dalam kombinasi dengan diuretic merupakan obat yang
efektif dengan efek samping yang relatif jarang.
Efek samping:
-       Mimpi buruk
-       depresi mental
-       bradikardi
-        hipotensi ortostatik
-       Kongesti nasal
-        Hiperasiditas lambung
-       Muntah
-       Diare ( pada pemberian Guanetidin)
-       penurunan libido, impotensi dan gangguan ejakulasi
Dosis:
-       Reserpin,: 1 x 0,25 mh sehari
-       Guanetidin:  1 x 10-50 mg sehari

5. Vasodilator(Hidralazin, minoksidil dan diazoksid)


Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat yang bekerja dengan
merelaksasi otot otot polos dari pembuluh darah, terutama arteri, sehingga
menyebabkan vasodilatasi.
Dengan terjadinya vasodilatasi tekanan darah akan turun dan natrium serta air
tertahan, sehingga terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersama-sama
dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk mengurangi edema. Refleks
takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan darah.
Penghambat beta seringkali diberikan bersama-sama dengan vasodilator arteriola
untuk menurunkan denyut jantung;

a. Hidralazin
Mekanisme kerja:
Terutama dengan bekerja pada arteri kecil dan arteriol, tahanan perifer akan
berkurang sehingga tekanan darah turun.
Penggunaan:
Senyawa ini dapat dikombinasi dengan antihipertensi lain.Dosis tunggal yang
biasanya 25 mg dapat diturunkan menjadi 10 mg.
Efek samping:
-     Peningkatan frekuensi jantung
-     Sakit kepala
-        Pusing
-     Rasa lemah
-     Mual
-       Gangguan saluran cerna dan diare
-     Udem lokalisasi
-     Reaksi alergi
-     Pada penggunaan dosis tinggi dalam jangka panjang: reumatoid artritis
Obat ini di Kontraindikasikan pada hipertensi dengan PJK dan tidak dianjurkan
pada pasien usia diatas 40 thn.
Dosis:
-       Oral: 25-100 mg dua kali sehari. Dosis maksimal 200 mg/hari
-       IM atau IV : 20-40 mg

b. Minoksidil
Mekanisme:
Kerja penurun tekanan darah lebih kuat dan lebih lama daripada dihidralazin dan
hidralazin.
Penggunaan:
Karena ES nya maka obat ini hanya digunakan pada pasien hipertensi
yang tak dapat diobati dengan antihipertensi lain. Efektif untuk hipertensi
akselerasi atau maligna dan pada pasien dg penyakit ginjal karena obat ini
meningkatkan aliran darah ginjal. Harus diberikan bersama diuretika dan
penghambat adrenergik untuk mencegah retensi cairan dan mengontrol refleks
simpatis.
Efek samping:
-       Retensi cairan dan garam
-       Efek samping kardiovaskular karena refleks simpatis dan hipertrikosis
-       Gangguan toleransi glukosa dg tendensi hiperglikemia: sakit kepala, mual,
erupsi obat, rasa lelah dan nyeri tekan di dada.

Dosis: Dimulai dengan 1,25 mg, 1 atau 2 kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai
40 mg/hari.

c. Diazoksid
Mekanisme kerja:
farmakodinamik dan ES mirip dg minoksidil
Penggunaan:
Hanya diberikan secara intravena untuk mengatasi hipertensi darurat, hipertensi
maligna, hipertensi ensefalopati, hipertensi berat pada glomerulonefritis akut dan
kronik dan pada preeklampsia.
Efek samping:
-       Retensi cairan
-       Hiperglikemia (terjadi pada kira-kira 50% pasien)
-       Relaksasi uterus
Kontraindikasi:Tidak boleh diberikan pada pasien  PJK  karena  dapat mencetuskan
iskemia miokard dan serebral.Juga tidak boleh untuk pasien Edema paru.
Dosis: Bolus IV: 50-100 mg dengan interval 5-10 menit.
Infus IV : 15-30 mg/menit.
d. Natrium Nitroprusid
Mekanisme:
Merupakan senyawa kompleks anorganik yang dapat menyebabkan dilatasi arteriol
prakapiler dan venula pascakapiler. Obat ini menurunkan kerja jantung sehingga 
berefek baik pada gagal jantung.
Penggunaan:
merupakan obat yang kerjanya paling cepat dan efektif untuk mengatasi hipertensi
darurat, apapun penyebabnya. Merupakan pilihan utama untuk kebanyakan krisis
hipertensi yang memerlukan terapi parenteral.
Efek samping:
-       Hipotensi
-       Efek toksik pada dosis tinggi
-       Asidosis
-       Hipertensi rebound jika infus nitroprusid dihentikan secara mendadak.
Dosis: Dosis pemberian:0,5-10 ug/kg/menit
Dosis rata-rata:  3 ug/kg/menit

6.  Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan Antagonis


Reseptor Angiotensin II
   Kaptopril dan Enalapril
Mekanisme:
Kerjanya terutrama dengan menghambat enzim pengkonversi angiotensin, yang
mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Dengan demikian, angiotensin II,
salah satu senyawa yang menaikkan tekanan darah dengan hebat, akan ditekan
pembentukannya sehingga tahanan perifer akan turun.
Penggunaan:
Efektif untuk hipertensi ringan, sedang,maupun berat. ACE inhibitor terpilih untuk
hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Juga sangat berefek positif terhadap lipid
darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga baik untuk hipertensi pada
diabetes, dislipidemia   dan obesitas.
Efek samping:
-       Hipotensi
-       Batuk kering
-       Hiperkalemia
-       Rash
-       Edema angioneurotik
-         Gagal ginjal akut
-       Proteinuria
-       Efek teratogenik, terutama terjadi pada pemberian selama trimester 2 dan 3
kehamilan. Dapat menimbulkan gagal ginjal fetus atau kematian fetus.
Dosis:
Kaptopril 2-3 x 25-100 mg sehari

a. Penghambat Reseptor angiotensin II (ARB)


1. Losartan
Mekanisme:
Pemberian obat ini akan menghambat semua efek Angiotensin II seperti :
Vasokontriksi,sekresi aldosteron, Rangsangan saraf simpatis, stimulasi jantung,
efek renal.
Penggunaan:
Sangat efektif pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi seperti
hipertensi renovaskular dan hipertensi genetik.
Efek samping:
-      Hipotensi
-      Hiperkalsemia
-      Fetotoksik
Kontraindikasi:
-     Kontra indikasi pada kehamilan kehamilan trimester 2 dan 3, harus dihentikan
bila pemakainya ternyata Hamil.
-     Wanita menyusui
-     Stenosis arteri renalis.
Dosis: Losartan : 1-2 X 25-100 MG perhari
5.            Antagonis Kalsium (Nipedipin, verapamil, Diltiazem)
Mekanisme:
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh
darah dan miokard. Di pembuluh darah, menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan
vena kurang dipengaruhi.
Penggunaan:
Antagonis kalsium telah menjadi salah satu golongan AH tahap pertama. Terbukti
efektif pada hipertensi dg kadar renin yang rendah seperti pada
usia lajut. Tidak dianjurkan untuk hipertensi dengan Penyakit Jantung Koroner.

Efek samping:
-      Hipotensi
-      Iskemia miokard atau serebral
-      Sakit kepala
-      Muka merah
-        Edema perifer
-        Bradiaritmia
-      Konstipasi dan retensi urin
Dosis: Nipedipin: 1 x 30-60 mg per hari
Amlodipin: 1 x 2,5-20 mg per hari

E. Konsling pasien hipertensi


Hipertensi merupakan penyakit kronis dan tidak menular akan tetapi dapat
menyebabkan kematian. Kepatuhan berobat sangat diperlukan bagi penderita hipertensi untuk
meminimalkan resiko komplikasi yang ditimbulkan.
Penderita hipertensi merupakan salah satu pasien yang harus diberikan konseling agar
patuh terhadap pengobatanyang dijalani, karena hipertensi merupakan penyakit yang secara
pelan-pelan dapat menimbulkan kematian karena payah jantung, infark miokard, stroke atau
gagal ginjal. Dengan demikian pemeriksaan tekanan darah secara teratur memiliki arti penting
dalam perawatan hipertensi.
Kepatuhan menjalani pengobatan sangat diperlukan untuk mengontrol tekanan darah serta
mencegah terjadinya komplikasi. Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
pengobatan. Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran diri
pasien itu sendiri, bahkan dapat mengakibatkan kegagalan terapi, serta dapat pula
menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan penderita.
Salah satu cara untuk meningkatkan terapi obat yang aman dan efektif yaitu pasien
diberi informasi yang cukup mengenai obat-obatan dan penggunaannya. Pada pemberian
informasi obat ini terjadi suatu komunikasi antara perawat dengan pasien dan merupakan
salah satu bentuk implementasi dari Collaboration Intervention Careyang dinamakan dengan
konseling (Pratiwi, 2011). Pada beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa konseling akan
meningkatkan kepatuhan pasien yang dinilai dari pengetahuan, sikap dan praktek (Mellen,
Palla, Goff, Bonds, (2004)
Contoh konsling pada pasien hipertensi
Pasien datang
Apoteker : (memanggil) atas nama tri winarto
Pasien : iya saya pak
Apoteker : silahkan duduk bapak ( sambil tersenyum ) Selamat pagi pak, saya muhammad
malik apoteker yang bertugas pagi ini, bapak dari dokter fadil?
Pasien : iya betul
Apoteker : bapak umur nya berapa yah?
Pasien : 40 tahun pak
Apoteker : bapak alamat nya dimana?
Pasien : jalan kasih no.1 rt 02 rw 03 jakarta timur pak
Apoteker : Baik pak, apa bapak punya waktu sekitar 5 menit ? karena saya akan
menjelaskan obat yang akan bapak terima
Pasien : ohh ya silahkan boleh pak, 1 jam pun juga tidak masalah.
Apoteker : baik pak terima kasih, tadi apakah dokter telah memberi tau bahwa bapak
mengidap penyakit apa?
Pasien : iya sudah pak, kata dokter saya hipertensi pak tekanan darah saya 140/90.
Apoteker : baik pak, pasti nya dokter juga memberitahu ya pak tentang obat yang akan ibu
terima?
Pasien : sudah pak
Apoteker : cara penggunaan nya seperti apa terus juga dokter memberi harapan nya apa, apa
kah sudah diberi tahu pak dengan dokter nya?
Pasien : sudah pak, Cuma saya lupa cara penggunaan obat nya gimana, karena dokter nya
terlalu cepat dalam menyampaikan nya pak.
Apoteker : oke baik pak. jadi bapak saya akan menjelaskan obat yang akan bapak terima
Tujuan nya dari konseling ini supaya bapak paham dalam penggunaan obat nya
dan dan patuh dalm mengkonsumsi obat nya
Pasien : Iya pak
Apoteker : baik, apa bapak punya riwayat alergi?
Pasien : kalau alergi setau saya engga pak
Apoteker : ohh engga ada, kalau misalkan sekarang ini atau sebelum nya sedang
mengkonsumsi obat obatan lain pak?
Pasien : belum pak,
Apoteker : baik pak, maaf sebelum nya apa bapak mengkonsumsi alkohol, atau kopi, dan
merokok?
Pasien : kalau alkohol tidak pak, paling kalau ngopi dan merokok iya pak
Apoteker : oka baik pak, sekarang saya akan menjelaskan obat nya, obat yang bapak terima
ada 2, yang pertama Lisinopril dan kedua Hidroklorotiazide(HCT).
Jadi kedua obat ini untuk menurunkan darah tinggi bapak.
Yang pertama ada lisinopril. Obat lisinopril ini diminum 1 kali sehari 1 tablet
sebelum makan pak ya. Jadi bapak sebelum sarapan pagi, minum ini dulu pak ya
1 tablet. Mungkin reaksi yang akan bapak terima sperti batuk kering pak yah. Jadi
setelah bapak meminum obat ini mengalami batuk kering, bapak jangan khawatir,
bapak bisa mengantisipasi nya dengan minum air putih/hangat yang banyak.
Lalu yang kedua ada hidroklorotiazide(HCT), ini juga sama penggunaan nya 1
kali sehari 1 tablet tapi ini sesudah makan bapak, jadi beda nya kalau lisinopril
sebelum, kalau hidroklorotiazide sesudah makan. Hidroklorotiazide ini mungkin
reaksi yang akan bapak terima seperti banyak mengeluarkan buang air kecil. Tapi
bapak jangan khawatir itu efek samping yang sudah biasa, mengantisipasi nya
juga sama bapak banyak-banyak mengkonsumsi air putih untuk menghindari
dehidrasi.
Apoteker : jadi saya ulangi ya pak obat lisinopril ini penggunaan nya 1 kali sehari 1 tablet
sebelum makan pada pagi hari, dan obat hidroklorotiazide ini juga 1 kali sehari 1
tablet sesudah makan. Untuk penyimpanan nya bapak bisa menyimpan nya di
kotak obat atau tempat lain yang tidak bisa dijangkau oleh anak-anak dan aman,
lalu jika ada dikeluarga bapak mengalami gejala yang sama, jangan bapak
beri/kasih obat yang bapak minum ini ya, karena mungkin gejala nya sama tapi
penyakit nya berbeda.
Pasien : iya baik pak nanti saya simpan ditempat aman.
Apoteker : untuk tambahan nya selain mengkonsumsi obat yang bapak terima ini, bapak
bisa dengan berolahraga, mengkonsumsi makanan yang bergizi, kurangi makanan
yg mengandung garam tinggi, merokok dan kopi pak ya. Bapak suka berolahraga?
Pasien : tidak terlalu pak, tapi seminggu sekali saya suka jogging.
Apoteker : ohh bagus itu baik sekali pak untuk menjaga kesehatan bapak. Baik pak, apa
sudah jelas informasi nya?
Pasien : sudah pak inshaallah.
Apteker : baik pak kalau sudah jelas, apa bisa bapak ulangi kembali apa yg saya jelasin
penggunaan obat tadi?
Pasien : ada obat lisinopril obat ini diminum 1 kali sehari 1 tablet sebelum makan pada
pagi hari, dan satu lagi obat hidroklorotiazide 1 kali sehari 1 tablet juga diminum
sesudah makan. Dan obat ini harus di simpan yg baik dan aman dari anak-anak.
Tapi pak, bagaimana kalau untuk obat yang diminum pagi hari ini, saya lupa pak?
Apoteker : nah kalau bapak lupa minum obat nya, misalkan bapak ingat nya jam 1 siang,
tidak masalah minum saja obat nya langsung di jam segitu. Tapi untuk besok nya
di lanjutin minum lagi pada seperti saran saya tadi ya pak, yaitu pada pagi hari.
Pasien : ohh iya iya saya paham pak.
Apoteker : baik pak ada yang ini ditanyakan kembali?
Pasien : sudah pak cukup, saya sudah paham.
Apoteker : baik pak terima kasih, semoga lekas sembuh pak ya.
Pasien : aaamiin terima kasih kembali pak.
KESIMPULAN

konseling merupakan sebuah tindakan atau program untuk dapat meningkatkan


kepatuhan berobat penderita hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit kronis dan tidak
menular akan tetapi dapat menyebabkan kematian. Kepatuhan berobat sangat diperlukan bagi
penderita hipertensi untuk meminimalkan resiko komplikasi yang ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI. 2006

Goodman, Cathrine Cavallaro .1998. Pathology Implication for The Physical Therapist. US : W.
B. Saunders company

Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press

Stump, Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. 9th
edition. W. B. Saunders Company

Anda mungkin juga menyukai