62-69
ISSN 1907-235X
Abstrak: Kebutuhan konsumen akan kendaraan meningkat. Ini memicu setiap perusahaan mobil untuk menciptakan
identitas merek yang hebat untuk mendapatkan kepercayaan merek dari konsumen. Persepsi merek dari konsumen
berpengaruh untuk mendapatkan kepercayaan merek yang berdampak pada loyalitas merek. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh identitas merek terhadap loyalitas merek dengan citra merek dan kepercayaan merek sebagai variabel
antara. Penelitian dilakukan dengan membagikan questionnairs kepada 100 responden yang telah membeli atau
menggunakan Toyota. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan metode Smart-PLS. Penelitian
menunjukkan bahwa identitas merek mempengaruhi citra merek, tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap kepercayaan
merek, citra merek berpengaruh terhadap kepercayaan merek. Juga citra merek dan kepercayaan merek mempengaruhi
loyalitas kepada merek Toyota.
Kata kunci: Identitas merk, kesan merk, kepercayaan merk, loyalitas merk
Abstract: Consumer needs in vehicles is increasing. It triggers any car companies to create great brand identity in order to
gain brand trust from consumen. Perception of brand from consumen is affect to gain brand trust which is have great deal to
brand loyalty. This research is aiming to analyze the influence of brand identity on brand loyalty with brand image and
brand trust as an intervening variable. This research will be done by distributing 100 questionnairs to the respondents who
have buy or used Toyota. Analysis techniques that will be used is quantitative analysis with Smart-PLS method. Research
shows that brand identity influences brand image, but has no influences to brand trust, brand image influences brand trust.
Also brand image and brand trust influences loyalty of Toyota’s brand.
62
Tingkir: Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek 63
Persoalan citra merek merupakan salah satu hal merek, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna
yang juga harus diperhatikan perusahaan. Tanpa citra (Aaker 1994). Citra merek juga dikatakan sebagai
merek yang positif dan kuat, sangatlah sulit untuk penglihatan dan kepercayaan yang terpendam di
menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang benak konsumen sebagai cerminan asosiasi yang
sudah ada. Citra merek dapat diartikan sebagai peng- tertahan di ingatan konsumen (Kotler 2008). Citra
lihatan dan kepercayaan yang terpendam di benak merek dapat diukur melalui tiga kategori:
konsumen sebagai cerminan asosiasi yang tertahan di 1. Keuntungan dari asosiasi merek (favorability of
ingatan konsumen (Kotler 2002). Dengan adanya brand association)
pandangan dan pemikiran konsumen tentang suatu Suatu merek menciptakan sikap yang positif jika
poduk dapat menimbulkan kepercayaan terhadap atribut dan manfaat merek tersebut dapat memuas-
merek yang berujung pada loyalitas konsumen. kan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kepercayaan merek merupakan adanya harapan 2. Kekuatan dari asosiasi merek (strength of brand
atau kemungkinan yang tinggi merek tersebut akan association)
mengakibatkan hasil yang positif terhadap konsumen Asosiasi yang terbentuk dari informasi yang
(Delgado 2005). Dari sudut pandang konsumen, masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana
kepercayaan merek merupakan suatu keyakinan akan informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari
suatu merek terhadap adanya pemuasan kebutuhan brand image
dilihat dari kredibilitas, integritas, keunggulan yang
3. Keunikan dari asosiasi merek (uniqueness of
diletakkan pada merek tertentu (Gurviez 2003).
brand association)
Loyalitas merek merupakan suatu konsep yang
sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan Merek yang unik dan menarik mampu menimbul-
konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan kan asosiasi yang kuat di dalam pikiran pelanggan
agar perusahaan dapat bertahan. Loyalitas merek
sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada Kepercayaan Merek
sebuah merek yang mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih Kepercayaan merek merupakan kemampuan
ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, merek untuk dipercaya, yang bersumber pada ke-
terutama jika pada merek tersebut didapati adanya yakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu
perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut memenuhi nilai yang dijanjikan dan didasarkan pada
lainnya (Aaker 2009). Seorang pelanggan yang sangat keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu
loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah mengutamakan kepetingan konsumen (Delgado
memindahkan ketergantungannya ke merek lain, apa 1999).
pun yang terjadi dengan merek tersebut. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan keper-
Berdasarkan latar belakang inilah, ingin diteliti, cayaan merek dapat digambarkan sebagai berikut:
“Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek 1. Brand characteristic mempunyai peran yang
Melalui Citra Merek dan Kepercayaan Merek sangat penting dalam menentukan penganalisaan
Toyota”. dan pengevaluasian konsumen untuk memper-
cayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh
TINJAUAN PUSTAKA konsumen melakukan penilaian sebelum percaya
pada merek.
Identitas Merek 2. Company characteristic yang ada di balik suatu
merek juga dapat mempengaruhi tingkat keper-
Identitas merek membutuhkan keputusan lebih
cayaan konsumen terhadap merek tersebut.
lanjut mengenai nama, logo, warna, tagline, dan
simbol sebuah merek (Kotler 2003). Identitas merek Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang
merupakan asosiasi merek yang unik yang menunjuk- ada di balik merek suatu produk merupakan dasar
kan janji kepada konsumen. Agar menjadi efektif, awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu
identitas merek perlu beresonansi dengan konsumen, produk. Karakteristk ini meliputi reputasi suatu
membedakan merek dengan pesaing, dan mewakili perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan,
apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dari waktu dan integritas suatu perusahaan.
ke waktu (Aaker 2000). 3. Consumer-brand characteristic merupakan dua
kelompok yang saling mempengaruhi. Karakteris-
Citra Merek tik ini meliputi kemiripan antara konsep emosio-
nal konsumen dengan kepribadian merek, kesuka-
Citra merek merupakan serangkaian asosiasi an terhadap merek, dan pengalaman terhadap
yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek.
64 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 8, NO. 2, Oktober 2014: 62-69
Loyaliats merek sebagai suatu ukuran keter- Untuk penelitian yang saat ini dilakukan, peneliti
kaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini menggunakan teknik purposive sampling yang
mampu memberikan gambaran tentang mungkin merupakan sebuah teknik non-probability sampling
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain dimana kesempatan setiap individu utuk menjadi
yang ditawarkan oleh pesaing, terutama jika pada sampling tidak sama, bahkan ada unit populasi yang
merek tersebut didapati adanya perubahan baik nilai probabilitasnya untuk terpilih menjadi unit
menyangkut harga ataupun atribut lainnya (Aaker sampel sama dengan 0 atau 1 (Silalahi 2003).
1994).
Berdasarkan dua definisi diatas, disimpulkan Teknik Pengumpulan Data
bahwa terdapat dua aspek dari loyalitas merek, yaitu:
perilaku (behavioral) dan sikap (attitude). Perilaku 1. Dokumentasi
meliputi pembelian secara berulang dari sebuah Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan
merek, sedangkan sikap meliputi tingkat komitmen data mengenai hal-hal yang berupa catatan, tran-
akan nilai unik yang diasosiasikan terhadap merek skrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot,
(Chaudhuri 2001). agenda, dan sebagainya (Sugiyono 2012).
2. Kuesioner
Kerangka Konseptual Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau per-
nyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono 2012). Dalam penelitian ini, kuesioner
akan diberikan kepada msayarakat Surabaya yang
pernah menggunakan atau membeli merek Toyota
dan diukur dengan skala likert.
Variable Penelitian
Gambar 2. Kerangka Konspetual
1. Variabel Eksogen
Hipotesis Variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain
dalam model (Silalahi 2003). Variabel eksogen
Berdasarkan kerangka di atas, diperoleh hipo- dalam penelitian ini adalah identitas merek yang
tesis: diukur dari warna, logo, tagline.
H1: Identitas merek berpengaruh terhadap citra merek 2. Variabel Intervening
Toyota. Variabel yang mempengaruhi hubungan antara
H2: Identitas merek berpengaruh terhadap kepercaya- variabel eksogen dan endogen, tetapi tidak dapat
an merek Toyota. diamati dan diukur. Dalam penelitian ini variabel
H3: Citra merek berpengaruh terhadap kepercayaan intervening adalah citra merek yang diukur dari
merek Toyota. favourability, strength, uniqueness dan kepercaya-
H4: Citra merek berpengaruh terhadap loyalitas an mrek yang diukur dari brand characteristics,
merek Toyota. company characteristics, consumer brand charac-
H5: Kepercayaan merek berpengaruh terhadap loya- teristics.
litas merek Toyota. 3. Variabel Endogen
Variabel yang diprediksikan oleh satu atau
METODE PENELITIAN beberapa variabel yang lain dalam model (Silalahi
2003). Dalam penelitian ini, variabel endogen
Populasi dan Sampel adalah loyalitas merek Toyota yang diukur dari
purchase dan attitudinal
Populasi yang digunakan adalah semua masya-
rakat Surabaya yang mengetahui merek Toyota. Metode Analisis Data
Dengan meneliti sebagian dari populasi, diharapkan
bahwa hasil yang didapat mampu menggambarkan 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
populasi yang bersangkutan. Sampel yang diteliti oleh Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
peneliti adalah 100 masyarakat Surabaya yang pernah tidaknya suatu kuesioner. Hasil penelitian dikata-
menggunakan atau membeli merek Toyota. kan valid bila terdapat kesamaan antara data yang
Tingkir: Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek 65
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi Analisa Validitas dan Reliabilitas Instrumen
pada obyek yang diteliti (Malhotra 2012). Sedang- Variabel Penelitian
kan uji reliabilitas digunakan untuk memastikan
bahwa respoden cukup konsisten. Pengujian ini Hasil uji validitas pada item pertanyaan semua
dilakukan dengan nilai cronbrach's alpha. Jika variabel diketahui nilai corrected item-total correlati-
cronbrach's alpha yang dinyatakan dalam koefi- on dari identitas merek, citra merek, kepercayaan
sien reliabel atau "α" > 0,60 maka jawaban merek, loyalitas merek sudah lebih besar dari r tabel
konsumen dikatakan reliabel sehingga data ter- 0,30. Sementara itu, uji reliabilitas identitas merek
sebut layak untuk digunakan dalam penelitian memiliki cronbach alpha 0,943, citra merek 0,968,
selanjutnya (Malhotra 2012). kepercayaan merek 0,959, loyalitas merek 0,935. Ini
2. Partial Least Square menunjukkan nilai cronbach alpha lebih besar dari
Metode penelitian yang digunakan adalah 0,60. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa
SMART-PLS, yang pertama kali diikembangkan semua variabel dapat dilanjutkan pada tahap penguji-
oleh (World 1980). Analisis dengan PLS me- an.
nerapkan dua tahap penting yaitu the measure- Langkah awal untuk memeriksa apakah
ment model dan structural model. Data dalam indikator-indikator yang digunakan untuk mengolah
measurement model (outer model) dievaluasi data dapat dikatakan reliabel yaitu dengan melakukan
untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. uji reliabilitas menggunakan indicator reliability.
Bagian dari tahap itu meliputi: Nilai indikator didapatkan dari hasil pangkat dua dari
1. individual loading dari setiap pertanyaan outer loading, dan dikatakan baik jika nilainya diatas
2. internal composite reliability (ICR) 0,70. Berikut merupakan nilai outer loading yang
3. average variance extracted (AVE) sudah diolah menjadi indicator reliability:
4. discriminant validity (Chin 2010) Dapat disimpulkan bahwa variabel identitas
Dalam structural model (inner model), meguji merek, citra merek, kepercayaan merek dan loyalitas
hipotesis yang hasilnya ditunjukkan melalui signi- merek memiliki nilai indicator reliability yang lebih
fikansi dari: besar dari 0,70. Dengan demikian evaluasi indicator
1. path coefficients (standardised beta) reliability setiap indikator sudah baik dan sesuai.
2. T-statistics
Tabel 1. Internal Consistency Reliability
3. R-squared value
Goodness of Fit Model diukur menggunakan R- Variabel Composite Reliability
square variable laten dependen dengan interpretasi Identitas Merek 0,930983
yang sama dengan regresi, Q-square predictive Citra Merek 0,960008
relevance untuk model struktural, mengukur Kepercayaan Merek 0,960113
Loyalitas Merek 0,915147
seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh
model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-
square < 0 menunjukkan model kurang memiliki Keseluruhan variabel memiliki nilai composite
predictive relevance sebaliknya jika nilai Q- reliability diatas 0,60 sehingga dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan variabel memiliki level internal
square > 0 menunjukkan model memiliki predict-
consistency reliability yang tinggi.
tive relevance, dimana ketika hasil mendekati 1
Convergent validity dilihat dari nilai AVE setiap
maka model semakin baik.
variabel laten. Jika tiap variabel menghasilkan nilai
lebih besar dari kriteria 0,50, maka disimpulkan telah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memenuhi validitas secara (Chin 2010). Berikut ini
Deskriptif Profil Responden adalah hasil validitas konvergen masing-masing
variable.
Dari total 100 responden, terdapat 50 laki-laki
dan 50 wanita dengan usia terbanyak berada di range Tabel 2. Convergent Validity
31-40 tahun sebanyak 29% dan bekerja sebagai Variabel AVE Keterangan
pegawai swasta sebanyak 52%. Diketahui juga bahwa Identitas Merek 0,7296 Valid
40% memiliki penghasilan kurang dari Rp Citra Merek 0,7273 Valid
10.000.000,- dengan penggunaan BBM/bulan Rp Kepercayaan Merek 0,7279 Valid
1.000.000,-- Rp 2.000.000,- sebanyak 37%. Loyalitas Merek 0.7295 Valid
66 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 8, NO. 2, Oktober 2014: 62-69
Tabel 2 menunjukkan bahwa keseluruhan varia- (Ghozali 2011). Diketahui nilai R-square
bel yang digunakan pada penelitian ini memiliki AVE untuk variabel citra merek adalah sebesar
lebih besar dari 0,50. Dengan demikian maka evaluasi 0,598 yang memiliki arti bahwa identitas
convergent validity sudah baik. merek dari merek Toyota dapat menjelaskan
1. Evaluasi Discriminant Validity citra merek sebesar 59,8%. Untuk nilai R-
Discriminant validity adalah evaluasi selanjutnya square pada variabel kepercayaan merek
pada uji validitas dalam analisis PLS. Discrimi- diperoleh nilai sebesar 0.234 yang memiliki
nant validity berbeda dengan convergent validity arti bahwa identitas merek dan citra merek dari
yang telah dijelaskan sebelumnya. Discriminant merek Toyota dapat menjelaskan kepercayaan
validity dilakukan dengan melihat nilai akar merek sebesar 23,4%. Sementara nilai R-
kuadrat dari AVE yang harus lebih besar daripada square untuk variabel loyalitas merek adalah
nilai korelasi antar variabel laten [Chin, 2010]. sebesar 0,462 yang menerangkan bahwa citra
merek dan kepercayaan merek dari merek
Tabel 3. Analysis for Checking Discriminant Validity Toyota dapat menjelaskan loyalitas merek
BI BM BT BL sebesar 46,2%.
BI 0,854166 Secara keseluruhan ukuran kebaikan dari
BM 0,773830 0,852819 model struktural PLS diketahui dari nilai Q2
BT 0,401675 0,481605 0,853171 yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi
BL 0,495192 0,532744 0,627346 0,854198 parameternya. Semakin tinggi Q2, maka model
dapat dikatakan semakin fit dengan data
Tabel 3 menunjukkan bahwa tiap variabel pada [Ferdinand 2002]. Berikut adalah perhitungan
penelitian ini memiliki nilai lebih besar daripada Q2 pada model struktural:
nilai korelasi antar variabel laten. Dengan {( )( )( )}
demikian maka evaluasi discriminant validity ( )( )
{ }
sudah baik. Untuk hubungan identitas merek dan ( )
citra merek memiliki AVE dan korelasi yang * +
sangat dekat, untuk itu perlu dikaji lebih men-
dalam indikator yang menjadi pembeda antara dua Dari hasil didapatkan bahwa nilai Q2 sebesar
variabel tersebut. 83,4%. Nilai Q2 menunjukkan bahwa penyu-
2. Evaluasi Inner Model sunan model PLS telah mampu menjelaskan
Evaluasi atas inner model di dalam analisa partial 83,4% keragaman dari identitas merek, citra
least square dilakukan untuk mengetahui ke- merek, kepercayaan merek dan loyalitas merek
sesuaian model struktural yang telah disusun. merek Toyota.
Dalam evaluasi inner model akan diuraikan nilai b. Inner Weight
R-square (R2) dan pengujian hipotesis penelitian. Evaluasi atas inner weight digunakan untuk
a. R-square melihat besarnya pengaruh yang ada pada
Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, setiap jalur model struktural dimana nilai-nilai
dihasilkan nilai koefisien determinasi (R- yang didapatkan ini merupakan nilai hasil
square) pada Tebel 4. bootstrapping dari sampel yang ada.
Dilihat dari Gambar 3, ditemukan hasil nilai
Tabel 4. Nilai R-square Model nilai bootstrapping dengan sample sebesar 200
menghasilkan nilai estimasi T-statistics seperti
Variabel R-square
Tabel 6.
Identitas Merek
Citra Merek 0,598 Pengaruh antar variabel dikatakan bersifat
Kepercayaan Merek 0,234 signifikan apabila nilai T-statistics lebih besar
Loyalitas Merek 0,462 dari angka 1,96. Sehingga diketahui bahwa
berdasarkan Tabel 6, terdapat pengaruh antara
R-square digunakan untuk mengetahui good- identitas merek terhadap citra, citra merek
ness of fit model pengaruh dari variabel terhadap kepercayaan merek, citra merek dan
eksogen terhadap variabel endogen, dimana kepercayaan merek terhadap loyalitas merek,
semakin tinggi nilai R-square maka akan namun tidak terdapat pengaruh antara identitas
semakin signifikan pengaruh yang diberikan merek terhadap kepercayaan merek.
Tingkir: Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek 67
Tabel 6 Pengaruh Antar Variabel Dalam Persamaan Struktural & Pengujian Hipotesis
Hipotesis Hubungan Original T Statistics Signifikan Keterangan
Sample (O) (O/STERR)
H1 Identitas Merek Citra Merek 0,774 15,222 0,000 Diterima
H2 Identitas Merek Kepercayaan Merek 0,072 0,452 0,652 Ditolak
H3 Citra Merek Kepercayaan Merek 0,425 2,926 0,004 Diterima
H4 Citra Merek Loyalitas Merek 0,300 3,353 0,001 Diterima
H5 Kepercayaan Merek Loyalitas Merek 0,483 6,021 0,000 Diterima
Delgado. B., dan Manuera-Aleman. (2005). Does Kotler, P. (2002). Manjemen pemasaran. Jakarta:
brand trust matter to brand equity. The Journal Salemba.
of Product and Brand Management, 14(2/3), pp. Kotler, P., dan Armstrong, G. (2003). Dasar-dasar
187-196. pemasaran. Jakarta: Erlangga
Doney, P.M., dan Canon, J.P. (1997). An examination Kotler, P., dan Pfoertsch, W. (2008). B2B brand
of the nature of trust in buyer-seller relationships. management. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Jounal of Marketing, 46, pp. 92-101. Malhotra, N.K. (2012). Marketing research: inte-
Ferdinand, A. (2002). Strctural equation modelling gration of social media (4th ed). London: Orien-
tation Prentice Hall.
dalam penelitian manajemen (2nd ed). Sema-
Neria, M. (2012). Pengaruh citra merek terhadap
rang: BP Undip.
loyalitas konsumen maskapai penerbangan
Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate garuda indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia
dengan program SPSS. Semarang: Universitas Rizan, S. (2012). Pengaruh brand image dan brand
Diponegoro. trust terhadap brand loyalty teh botol sosro.
Gurviez, Patricia, dan M. Korchia. (2003). Test of a Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Jakar-
consumer-brand relationship model including ta: Universitas Negeri Jakarta.
trust and three consequences. Makalah Seminar Silalahi, G. (2003). Metodologi dan studi kasus. (1st
dalam 30 tahun International Research Seminar ed). Jakarta: CV. Citramedia.
in Marketing. Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif.
Kirmani, A., Sood, S., dan Bridges, S. (1999). The Bandung: ALFABETA
ownership effect in consumer responses to brand World, H. (1980). Panduan teknik statistik SEM &
line stretches. New Jersey: Prentice Hall. PLS dengan SPSS AMOS. Yogyakarta: Mustafa.