Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Aura Amalia

NPM : 01190000002

RANGKUMAN
1. Obat Paten dan Generik
Obat paten merupakan obat baru yang diproduksi dan dipasarkan oleh sebuah
perusahaan farmasi yang memiliki hak paten untuk memproduksi obat tersebut sesuai
dengan aturan internasional. Obat ini tentunya harus melalui serangkaian uji klinis yang
dilakukan oleh perusahaan farmasi tersebut.
Sesuai namanya, obat paten hanya boleh diproduksi oleh perusahaan yang memegang hak
paten akan obat tersebut. Di Indonesia sendiri, hak paten memiliki jangka 20 tahun.
Setelah masa tersebut habis, maka hak paten tak dapat diperpanjang dan dapat diproduksi
perusahaan farmasi lain.
Obat generik adalah formula obat yang sudah habis masa patennya, sehingga seluruh
perusahaan farmasi lain bisa membuat obat tersebut lagi tanpa harus membayar royalti ke
penemunya.
Harga obat generik lebih murah karena perusahaan farmasi tersebut tidak mengeluarkan
biaya untuk merek paten, atau membuat riset ulang.
Bisa diartikan obat generik adalah obat yang diproduksi ulang dengan formula, dosis,
manfaat, bahan-bahan yang sama namun tanpa merek paten dagang tertentu.
Obat generic memiliki 2 tipe :
1. OBAT GENERIK BERLOGO (OGB)
Obat diberi nama sesuai dengan kandungan utama obat. Contoh: Simvastatin (Obat
kolesterol) memiliki kandungan simvastatin, diberi nama Simvastatin juga.
2. BERMERK
Obat diberi nama sesuai dengan kebutuhan perusahaan farmasi. Contoh: ketika
perusahaan farmasi XYZ ingin memberi nama obat XYZ pada obat simvastatin, maka
nama obat tersebut adalah simvastatin XYZ padahal memiliki kandungan dan manfaat
yang sama.

2. Obat Oral
Obat oral adalah obat yang jalan masuk ke dalam tubuhnya melalui mulut, contohnya
tablet. Tablet effervescent bentuk sediaan berupa tablet yang dilarutkan ke dalam air
sebelum diminum. Saat dilarutkan akan menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi
kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida (CO2). Tablet
effervescent terdiri dari campuran antara natrium bikarbonat dengan asam sitrat atau asam
tartrat yang apabila dicelupkan ke dalam air maka akan berbuih atau membentuk gas
CO2. Tablet slow-release: obat-obat yang masa pelepasan zat aktifnya butuh waktu yang
lama dalam tubuh. Biasanya obat tersebut diminum cukup 1x dalam sehari, karena zat
aktif dilepaskan secara perlahan sampai habis kandungan zat aktifnya hingga 24 jam.
Biasanya obat yg slow release dlm bentuk tablet bersalut
3. Narkotika
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tumbuhan atau bukan
tumbuhan baik sintetis ataupun semi sintetis yang bisa menyebabkan penurunan /
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
bisa menimbulkan ketergantungan.
Narkotika dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu antara lain:
 Narkotika golongan I meupakan narkotika yang paling berbahaya. Karena daya
adiktifnya sangatlah tinggi. Golongan ini dipakai untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan. Contoh : heroin, ganja, kokain, morfin, dan opium.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang mempunyai daya adiktif kuat, namun
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : benzetidin, petidin dan
betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang mempunyai daya adiktif yang ringan,
namun bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan
turunannya.

4. Dosis Tunggal
Dosis tunggal adalah cukup diminum sekali saja (single dose) dan tidak perlu diulang
keesokan harinya. Umumnya diberikan melalui intra vena. Jika obat dosis tunggal
diminum lebih dari sekali bagaimana efek sampingnya, setiap obat ada kontra
indikasinya. jadi jika obat tersebut tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan maka gejala
yg muncul adalah gejala yg dijelaskan pada kontra indikasi.

5. Setiap Dosis Obat Berbeda


Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek
tertentu terhadap suatu penyakit. Pemberian dosis obat haruslah tepat karena jika dosis
terlalu rendah, maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih, bisa
menimbulkan efek toksik atau keracunan bahkan kematian.
Cara pemberian dosis obat mempertimbangkan :
 Umur (Dewasa, anak atau bayi)
 Berat badan
 Luas permukaan tubuh
 Jenis kelamin
 Sifat penyakit/patofisiologi
 Kondisi pasien(hamil, menyusui)
 Jenis obatnya
 Adiksi dan sensitifitas.
 Waktu pemakaian

6. Cara Kerja Obat Oral


Terkadang terpaksa obat harus digerus karena kondisi pasien yang tidak
memungkinkan untuk minum obat atau harus dibuat dalam campuran serbuk/ puyer
terbagi bagi. Namun tidak semua sediaan oral dapat digerus karena ada beberapa bentuk
sediaan oral yang diformulasikan secara khusus dengan tujuan tertentu seperti formulasi
obat agar diabsorpsi di usus bukan di lambung, atau di tempat pelepasan lainnya seperti
dibawah lidah, atau agar zat aktif dilepaskan secara perlahan-lahan untuk mengatur
jumlah bahan aktif yang bisa masuk ke dalam darah.
Oleh karena itu penggerusan akan mempercepat pelepasan dan absorpsi obat kedalam
saluran sistemik/darah dan akan mempercepat habisnya obat dari dalam darah karena
dieliminasi atau bahkan dapat meningkatkan resiko efek samping ataupun efek toksik.

Anda mungkin juga menyukai