Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL

DENGAN KEMAMPUAN MENGANALISIS SISWA KELAS XII


PADA POKOK PEMBELAJARAN GENETIKA

PROPOSAL PENELITIAN

Ditulis sebagai sebagai syarat untuk penulisan skripsi pada


jurusan tadris biologi fakultas tarbiah dan ilmu keguruan

OLEH:

RONALDO PUTRA
NIM:1710204021

TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A 2019 M/1441 H
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Identifikasi Masalah.................................................................................................3
C. Batasan Masalah......................................................................................................4
D. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................4

BAB II.KAJIAN PUSTAKA............................................................................................5

A. Landasan Teori........................................................................................................5
B. Teori Yang Relevan.................................................................................................9

BAB III.METODOLOGI PENELITIAN........................................................................12

A. Jenis Penelitian........................................................................................................12
B. Tempat Danwaktu Penelitian...................................................................................12
C. Popu;Asi Dan Sampel..............................................................................................12
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................14
E. Teknik Reliabelitas Dan Validitas Instrumen..........................................................14
F. Teknik Analasis Data...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran sains bukan hanya sekedar menguasai sekumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja. Belajar
akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang mereka
pelajari. Proses pembelajaran sains yang tepat diharapkan dapat
membentuk keterampilan maupun kemampuan berpikir dalam menemukan
pemecahan secara kritis dan dan rasional berdasarkan permasalahan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan pemahaman
konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran kelas diarahkan pada
kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk
mengingat konsep dan rumus tanpa dituntut untuk menghubungkannya
dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak bisa menarik
kesimpulan secara rasional.1
Sains dapat diartikan sebagai semua pengetahuan yang diperoleh
dengan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah verifikasi,deduksi,siklus
induksi dan pencarian terus menerus untuk memperbaiki teori yang pada
dasarnya di kemukakan secara tentatif. Jadi sains merupakan hasil
observasi/penelitian yang terkoordinasi,terstruktur dan sistematis terhadap
peristiwa alam yang dilakukan oleh seorang saintis ( ilmuwan).2
Cabang dari sains diantaranya itu adalah biologi, Biologi
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang dipelajari pada
tingkat pendidikan menengah atas. Mempelajari tentang seluruh aspek
kehidupan, Biologi merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari. Selain menghafal materi, siswa juga dituntut untuk mampu
mengaitkan teori yang didapat dengan peristiwa sehari-hari. Berdasarkan
hasil analisis kebutuhan, 48 dari 95 siswa responden (50,5%) di kelas XII

1
Rahmi Zulva,”hubungan antara berpikir rasional siswa sma dengan hasil belajar dalam
pembelajaran kooperatif menggunakan konstructive feedback”jurnal ilmiah pendidikan fisika
‘albiruni’doi:10.24042(april,2016),hl 63.

2
ibid

1
2

IPA SMAN 1 Jakarta mengalami kesulitan memahami pelajaran


Biologi. hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain hafalan yang
cukup banyak, kesulitan untuk mengingat istilah asing dan bahasa latin,
serta media belajar yang digunakan kurang menarik.3
Biologi terbagi lagi atas beberapa cabang ilmu diantaranya
genetika yaiitu ilmu yang mempelajari pewarisan sifat makhluk hidup.
Selama dua setengah tahun dari abad ke-20, materi genetika semakin
menjadi bagian penting dari biologi. Ketersediaan produk dan banyaknya
aplikasi teknologi genetika yang semakin meningkat saat ini (GMO, sidik
jari DNA, pemeriksaan penyakit genetik, terapi gen, kloning, dan lain
sebagainya) menyebabkan kita membutuhkan tingkat literasi sains dan
pemahaman yang tinggi tentang genetika .4
Ini menunjukkan bahwa materi Genetika sangat penting sehingga
penguasaan materi ini oleh siswa sangat diharapkan. Namun kenyataannya
bahwa materi Genetika merupakan materi yang sulit dipelajari oleh siswa
SMA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di SMA Turki oleh Tekkaya
bahwa Genetika merupakan konsep yang dianggap paling sulit oleh
banyak siswa dan guru. Genetika juga telah dilaporkan menjadi topik yang
sulit bagi siswa dan guru di tingkat SMA di Kenya, Amerika Serikat,
Australia, Selandia Baru dan Inggris.Dengan ini diperlukan keterampilan
berpikir rasional dan kemampuan menganalisis. 5
Dalam penelitian ini, berpikir yang menjadi sasaran/kajian
penelitian ialah berpikir rasional yang dikemukakan oleh Novak (1979).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, rasional diartikan sebagai pikiran
dan timbangan yang logis menurut pikiran yang sehat dan cocok dengan
akal.Menurut Novak, berpikir rasional merupakan sekumpulan aktifitas
mental mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks, meliputi 10
kecakapan, yaitu: kecakapan siswa dalam menghafal (recalling),
3
Tersna puspa herdani dkk ,”pengembangan permainan monopoli termodifikasi sebagai
media pembelajaran pada materi sistem hormon ( penelitian dan pengembangandi sma 1
jakarta)”biosfer ,issn:08532451,(agustus,2015),hl 20.

4
Boujema, “materi genetika”,(januari,2010),hal 1.

5
ibid
3

meramalkan (imagining), mengklasifikasi (classifying), menggeneralisasi


(generalizing), membandingkan (comparing), mengevaluasi (evaluating),
menganalisis (analyzing), mensintesis (synthesizing), mendeduksi
(deducing) dan menyimpulkan (inferring).6
Analisa berasal dari kata Yunani Kuno “analusis” yang berarti
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata yaitu “ana” yang
berarti kembali dan “luein” yang berarti melepas. Sehingga pengertian
analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal
atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya
atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut. Menurut Elder
& Paul (2007), kemampuan analisis sangat penting dimiliki siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA). Siswa SMA diharuskan memiliki kemampuan
analisis yang baik (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Kemampuan analisis berada pada domain proses kognitif tingkat empat,
setelah mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasiskan (C3).
Kemampuan ini merupakan salah satu fokus tujuan dari pendidikan abad
ke-21.7
Berdasarkan pemaparan permasalah diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan keterampilan berpikir rasional
dengan kemampuan menganalisis siswa kelas XII pada pokok
pembelajaran genetika.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran Biologi. hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain hafalan yang cukup
banyak, kesulitan untuk mengingat istilah asing dan bahasa latin, serta
media belajar yang digunakan kurang menarik
2. siswa sulit memahami materi genetika karena bersifat abstrak

6
Rahmi Zulva,”hubungan antara berpikir rasional siswa sma dengan hasil belajar dalam
pembelajaran kooperatif menggunakan konstructive feedback”jurnal ilmiah pendidikan fisika
‘albiruni’doi:10.24042(april,2016),hl 65.

7
Sania novita,”perbandingan analisis siswa melalui penerapan model kooperative
learning dengan guided discovery learning”, Proceeding Biology Education Conference (ISSN:
2528-5742), Vol 13(1) 2016: 359-367,(januari,2016),hal 359.
4

3. siswa lebih banyak menerapkan metode menghafal pada materi


genetika
4. semangat belajar siswa belum maksimal
5. kurang menerapkan metode berpikir rasional dan kemampuan
menganalisis materi genetika pada kelas XII
C. BATASAN MASALAH
1. Hubungan keterampilan berpikir rasional dengan kemampuan
menganalisis siswa kelas XII pada pokok pembelajaran genetika
diteliti pada ranah siswa SMA class XII .
2. Diteliti pada pokok pembelajaran genetika
3. Penelitian ini dilakukan di SMA KOTA SUNGAI PENUH
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat hubungan keterampilan berpikir rasional dengan
kemampuan menganalisis siswa kelas XII pada pokok pembelajaran
genetika?
2. Apakah terdapat hubungan keterampilan berpikir rasional siswa kelas
XII dengan pokok pembelajaran genetika?
3. Apakah terdapat hubungan kemampuan menganalisis siswa kelas XII
pada pokok pembelajaran genetika?
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini siswa atau guru bisa mengetahui
apakah terdapat hubungan keterampilan berpikir rasional dengan
kemampuan menganalisis siswa kelas XII pada pokok pembelajaran
genetika dan metode ini dapat diterapkan pada sekolah tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
a. Pengertian keterampilan berpikir rasional
Kata ” berpikir rasional” oleh orang Indonesia diberi arti harfiah
secara sangat sederhana, yaitu berfikir sesuai dengan sistem logika
atau berpikir sesuai dengan akal sehat. Akan tetapi pada kenyataannya
berpikir rasional merupakan salah satu alasan yang menjadikan orang
mau mengikuti pendidikan seumur hidupnya, tidak hanya di Indonesia
tetapi di seluruh dunia. 8The Educational Polcies Commision dari
Amerika Serikat (Lawson, 1979) menentukan sepuluh ketrampilan
berpikir rasional yang meliputi:
1. Mengingat (recalling) apa yang telah didapat sebelumnya baik
berupa pengalaman maupun pengetahuan untuk dapat digunakan
dalam membangun pengetahuan yang lebih luas.
2. Berimajinasi (imagining) yakni kemampuan untuk menciptakan
bentuk baru dari suatu pengetahuan atau membuat karya sebagai
ekspresi seni
3. Mengelompokkan (classifying0 melibatkan kemampuan
memisahkan atau menggabungkan berdasarkan satu ataupun
seperangkat atribut untuk dijadikan criteria.
4.Menggeneralisasikan (generalizing) melibatkan kemampuan
mengenali cirri individu atau kejadian yang dapat digunakan
untuk mengenali kelompok yang lebih besar atau lebih umum.
5. Membandingkan (comparing) seperti generalisasi kemampuan
ini menuntut kemampuan untuk mengenali ciri individu atau
kelompok yang memiliki keteraturan atau pola tersendiri dan
mengenali bahwa kelompok lain memiliki pola yang berbeda.

8
Rini nafsiati astuti,”peta konsep pembelajaran ipa untuk meningkatkan keterampilan
berpikir rasional siswa sd/mi” peta konsep pembelajaran ipa madrasah,vol.II NO.1,
( desember,2009),hal 6.

5
6

6.Mengevaluasi (evaluating) melibatkan kemampuan untuk


mengambil keputusan dalam memilih berdasarkan hasil
membandingkan atau menggeneralisasikan.
7.Menganalisis (analyzing) adalah melakukan pengelompokan
membandingkan serta menggeneralisasikan data atau kejadian’
8.Mensitesis (synthesizing) melibatkan kemampuan
mengelompokan menggeneralisasikan membandingkan dan
mengevaluasi sehingga menghasilkan suatu definisi sendiri atau
mungkin juga menghasilkan suatu kreteria pengelompokan baru.
9.Mendeduksi (deducing) selalu melibatkan kemampuan
mengelompokkan dan menggeneralisasikan fakta atau data yang
sangat terbatas untuk dapat membentuk suatu ide yang unik.
10.Membuat inferensi (inferring) yang melibatkan seluruh
kemampuan pada tingkat sebelumnya.
Untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir
rasioanal, perlu dipahami karakteristik terlebih dahulu.
Karakteristik dari keterampilan berpikir rasional adalah:
berjenjang, artinya seseorang yang memiliki ketrampilan
membuat kesimpulan (inferring) secara otomatis telah
menguasai ketrampilan yang tingkatannya lebih rendah; dapat
diukur tingkat penguasaannya; dapat dilatihkan melalui
pembelajaran.9
Menurut Novak (1979, dalam Baskoro, 2001) berpikir rasional
merupakan sekumpulan aktifitas mental mulai dari yang sederhana
menuju yang kompleks, meliputi 10 kecakapan, yaitu: kecakapan
siswa dalam menghafal (recalling), meramalkan (imagining),
mengklasifikasi (classifying), menggeneralisasi (generalizing),
membandingkan (comparing), mengevaluasi (evaluating),

9
Rini nafsiati astuti,”peta konsep pembelajaran ipa untuk meningkatkan keterampilan
berpikir rasional siswa sd/mi” peta konsep pembelajaran ipa madrasah,vol.II NO.1,
( desember,2009),hal 6.
7

menganalisis (analyzing), mensintesis (synthesizing), mendeduksi


(deducing) dan menyimpulkan (inferring).10
Ketrampilan berpikir rasional adalah dasar dari ketrampilan dari
berpikir komples yang dapat dilatih pada siswa. dalam berpikir
rasional siswa dituntut menggunakan data, prinsip, logika, untuk
menentukan sebab akibat dan menarik kesimpulan.11
Berpikir rasional merupakan merupakan kemampuan menganalisa
informasi dengan pertimbangan tertentu untuk membuat kesimpulan.
Berpikir rasional adalah mengorganisasikan proses yang digunakan
dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, meyakinkan, menganalisis asumsi asumsi dan penemuan
ilmiah. Berpikir rasional juga merupakan kemampuan mengevaluasi
secara sistematis kualitas pemikiran diri sendiri dan orang lain.12
b. Kemampuan menganalisis
Kemampuan analisis merupakan salah satu unsur dalam domain
kognitif hasil belajar siswa. Harsanto (2005) menyatakan bahwa
kemampuan analisis siswa adalah kemampuan siswa dalam
menerangkan hubungan-hubungan yang ada dan mengkombinasi
unsur-unsur menjadi satu kesatuan. Kemampuan analisis ini
mencakup tiga proses yaitu siswa dapat mengurai unsur informasi
yang relevan, menentukan hubungan antara unsur yang relevan, dan
menentukan sudut pandang tentang tujuan dalam mempelajari suatu
informasi.13
10
Rahmi Zulva,”hubungan antara berpikir rasional siswa sma dengan hasil belajar dalam
pembelajaran kooperatif menggunakan konstructive feedback”jurnal ilmiah pendidikan fisika
‘albiruni’doi:10.24042(april,2016),hl 65.

11
M. Taufiq, Nurmaulia,” Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievement Division Terhadap Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Kelas Viii Smp
Negeri 1 Dewantara Pada Materi Pesawat Sederhana”, Jurnal Pendidikan Almuslim, Edisi Khusus,
No. 1 (Juni 2015) ,hal 2.

12
Prastika fanbera verada,” efektifitas model pembelajaran spics(student
centered,problem based, interest,confident,and satisfaction”,skripsi digital repository universitas
jember (2016),hal 19.
13
Sania devita dkk,” Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa melalui Penerapan Model
Cooperative Learning dengan Guided Discovery Learning”, Proceeding Biology Education
Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13 ( januari, 2016),hal 259.
8

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian


analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkaranya dsb).
Analisa berasal dari kata Yunani Kuno “analusis” yang berarti
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata yaitu “ana” yang
berarti kembali dan “luein” yang berarti melepas. Sehingga pengertian
analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu
hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen
pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih
lanjut.14
c. Pengertian genetika
Materi genetika merupakan bagian materi yang diberikan di
jenjang SMP dan SMA. Pada jenjang SMA materi genetika meliputi 7
kelompok konsep yakni Arti dan Ruang Lingkup Genetika; Materi
genetik Gen dan Kromosom; Hubungan DNA-RNA-Polipeptida
dalam Sintesis Protein; Reproduksi Sel (mitosis dan meiosis),
Pewarisan Sifat pada makhluk Hidup; Penentuan Jenis Kelamin dan
Mutasi. Konsep genetika dirasakan sulit oleh sebagian besar siswa
karena materi ini bersifat abstrak, perkembangan genetika molekuler
berkembang sangat pesat sementara informasi di buku ajar masih
berorientasi genetika klasik.15
Genetika merupakan konsep/materi sains yang penting untuk
diajarkan di sekolah. Dinyatakan oleh Th. Dobzhans’/ky dalam Ayala
& Kinger (1984) bahwa “Nothing in biology is understandable except
the light of genetics. Genetics is the core biological science”. Genetika
menjadi dasar bagi pengembangan ilmu biologi maupun ilmu lain
yang terkait dengan biologi. Konsep-konsep genetika umumnya

14
Kbbi,”pengertian analisis,(2008),hal 58.

15
Elya Nusantari,” Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar di
Sekolah Menengah Atas”, Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1,
(Maret 2013), Halaman 52-64.
9

dianggap bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami baik oleh


guru maupun siswa. Materi genetika juga bersifat esoterik karena
meliputi obyek-obyek yang bersifat mikroskopik dan proses-
prosesnya di luar kehidupan sehari-hari siswa.16
Kesulitan belajar pada materi Genetika juga dirasakan oleh Siswa
di Medan yang diteliti oleh Azizah (2012) bahwa mendeskripsikan
materi genetis yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat (gen,
kromosom) dan indikator ke 2 yaitu membedakan pengertian sifat
resesif dominan dan intermediet berada dalam kategori kesulitan
sedang, pada indikator ke-3 yaitu menentukan gamet dari genotipe
fetus/induk berada dalam kategori kesulitan tinggi, dan indikator ke-4
yaitu menentukan rasio hasil persilangan-persilangan monohibrid dan
dihibrid melalui bagan berada dalam kategori kesulitan sangat tinggi.17
B. TEORI YANG RELEVAN
Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh rahmi zulva dengan
judul hubungan keterampilan berpikir rasional siswa sma dengan hasil
belajar dalam pembelajaran kooperatif menggunakan konstruktif
feedback,
Pembelajaran sains bukan hanya sekedar menguasai sekumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja. Belajar
akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang mereka
pelajari. Proses pembelajaran sains yang tepat diharapkan dapat
membentuk keterampilan maupun kemampuan berpikir dalam
menemukan pemecahan secara kritis dan dan rasional berdasarkan
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkanpemahaman konsep yang dipelajari.Oleh karena itu
pendidik telah berjuang dengan segala cara mencoba untuk membuat

16
Chumidach Roini,” Organisasi Konsep Genetika Pada Buku Biologi Sma Kelas Xii”,
Jurnal EduBio Tropika, Volume 1, Nomor 1, Oktober (2013), hlm. 1-6.

17
Azizah,”materi genetika”,pdf(2012),hal 1.
10

apa yang dipelajari siswa di sekolah agar dapat dipergunakan dalam


kehidupan mereka sehari-hari.18
Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Sania devita
dkk,tentang Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa melalui
Penerapan Model Cooperative Learning dengan Guided Discovery
Learning ,Kemampuan analisis merupakan salah satu unsur dalam
domain kognitif hasil belajar siswa. Harsanto (2005) menyatakan
bahwa kemampuan analisis siswa adalah kemampuan siswa dalam
menerangkan hubungan-hubungan yang ada dan mengkombinasi
unsur-unsur menjadi satu kesatuan. Kemampuan analisis ini
mencakup tiga proses yaitu siswa dapat mengurai unsur informasi
yang relevan, menentukan hubungan antara unsur yang relevan, dan
menentukan sudut pandang tentang tujuan dalam mempelajari suatu
informasi.19
Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Elya Nusantari yaitu
tentang Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar
di Sekolah Menengah Atas,Materi genetika merupakan bagian materi
yang diberikan di jenjang SMP dan SMA. Pada jenjang SMA materi
genetika meliputi 7 kelompok konsep yakni Arti dan Ruang Lingkup
Genetika; Materi genetik Gen dan Kromosom; Hubungan DNA-RNA-
Polipeptida dalam Sintesis Protein; Reproduksi Sel (mitosis dan
meiosis), Pewarisan Sifat pada makhluk Hidup; Penentuan Jenis
Kelamin dan Mutasi. Konsep genetika dirasakan sulit oleh sebagian
besar siswa karena materi ini bersifat abstrak, perkembangan genetika
molekuler berkembang sangat pesat sementara informasi di buku ajar
masih berorientasi genetika klasik.20
18
Rahmi Zulva,”hubungan antara berpikir rasional siswa sma dengan hasil belajar dalam
pembelajaran kooperatif menggunakan konstructive feedback”jurnal ilmiah pendidikan fisika
‘albiruni’doi:10.24042(april,2016),hl 65

19
Sania devita dkk,” Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa melalui Penerapan Model
Cooperative Learning dengan Guided Discovery Learning”, Proceeding Biology Education
Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13 ( januari, 2016),hal 259.
20
Elya Nusantari,” Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar di Sekolah
Menengah Atas”, Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1,
(Maret 2013), Halaman 52-64.
11

Dan materi yang relevan yang dilakukan oleh winarti dengan judul
profil kemampuan berpikir analasis dan evaluasi mahasiswa dalam
mengerjakan soal konsep kalor. Menganalisis merupakan proses yang
melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian
kecil .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah penelitian kuantitatif (correlational studies). Penelitian
korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variable. Dengan
teknik korelasi ini peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam
sebuah variabel dengan variasi lain.21
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan
penelitian kuantitatif. Hal ini dikarenakan data penelitiannya berupa
angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Sedangkan
pendekatannya menggunakan penelitian korelasi, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel, yaitu hubungan
keterampilan berpikir rasional dengan menganalisis siswa kelas XII pada
pokok pembahasan genetika.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini
adalah dalam kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan, dari bulan Januari
sampai bulan Maret.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMP N 8 KOTA
SUNGAIPENUH
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono ,
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda benda

21
Suharsimi Arikunto, ManajemenPenelitian,(Jakarta: RinekaCipta, 1990), hlm. 326-329.

12
13

alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.22 Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 8 KOTA SUNGAI PENUH .
Jumlah siswa dalam populasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Jumlah populasi sampel
No Kelas Jumlah siswa

1. IX A 34
2. IX B 25
3. IXC 29
4. IX D 24

Jumlah 112

Sumber: kepala sekolah smp 8 kota sungai penuh

2. Sampel
Menurut Sugiyono menyatakan Sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk
menentukan ukuran besarnya sampel, peneliti menggunakan rumus
dari Slovin yang dikutip Sevilla dalam Umar sebagai berikut:23

N
n= 1+ Ne

Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
e = Taraf kesalahan atau nilai kritis
berdasarkan populasi yang berada pada kelas IX SMP 8 KOTA
SUNGAI PENUH sebanyak 112 orang maka sampel yang di teliti
adalah
112
n= 1+ 112(0,05) =87 orang

22
Sugiyono,” pengertian sampel”(2013), metodologi%20penelitian/metod/BAB
%20III.pdf,hal 50.

23
ibid
14

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang
dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan
yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket (kuesioner) dengan penerapan skala liker.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.
E. TEKNIK VALIDITAS DAN RELIABELITAS INSTRUMEN
a. Validitas
Validitas berkaitan dengan permasalahan ketepatan alat
yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian
( arikunto.S:2005,p.170) mengatakan bahwa validitas tes
adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur. Validitas demikian dimaknai sebagai suatu alat ukur
yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yang hendak
diukur secara tepat dan akurat jika suatu instrumen valid akan
mempunyai validitas yang tinggi sebaliknya suatu instrumen
yang tidak valid akan mempunai validitas yang rendah. Suatu
instrumen yang dikatakan valid apabila r₁x≥ 0,30. Namun
apabila item tidak mencukupi target yang diinginkan maka
r₁≥0,30 bisa diturunkan menjadi r≥ 0,25 (azwar,20018:86).
Validitas kontruksi dengan menggunakan rumus korelasi
product moment:24
Ʃxy −( Ʃx )( Ʃy )
r𝗑𝗒= }{¿
√ {Nx ² ¿
keterangan
r𝗑𝗒= koofesien product moment
𝙉= jumlah responden
24
Arikunto,s,”metode penelitian”,(2005),pdf,hal 71-72.
15

𝙭=skor item
𝙮= skor total angket
b. reliabelitas
Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah
pengujian reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran
dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat
ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil
pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama
aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi
terhadap perbedaanperbedaan kecil diantara hasil beberapa
kali pengukuran.25
Teknik yang di𝖎gunakan untuk menguji reliabilitas
instrumen yaitu dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach26
Ʃσ i²
r ₁₁=¿]. [ 1− ]
σ ²t
Keterangan :
r₁₁ = reliabilitas instrumen atau koefisien alfa K
k = banyaknya bulir soal
Ʃσ i = jumlahvariansbulir

𝛔²𝒕 = varians total


𝙉 = jumlah responden
Setelah diperoleh hasil dari perhitungan data,
selanjutnya membandingkan nilai hitung r dan nilai r

25
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS), (Bandung: Pustaka Setia, 2007), Hlm. 37.

26
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek…, hlm. 231
16

tabale product moment dengan taraf signifikan 5%.


Instrumen dapat dikatakan variabel jika r hitung > r
tabel.Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
reliabilitas butir soal untuk butir item angket perilaku
sosial diperoleh r11=0,873, Sedangkan r tabel
product moment dengan taraf signifikan 5% dengan
N=26 diperoleh r tabel= 0,334. Karena r11 > r tabel
artinya koefisien reliabilitas butir sol uji coba ulang
memiliki kriteria pengujian yang reliabel.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel
berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak. Yang diuji
menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik untuk
dianalisis kelayakan data. Uji parametrik mengisyaratkan data harus
berdistribusi normal.dalam pengujian ini peneliti menggunakan uji
korelasi produck momen dan spearman:
a. Spearman’s rho
merupakan statistik yang populer digunakan untuk
mengukur hubungan antara dua variabel ordinal. Statistik ini,
yang merupakan bentuk khusus dari korelasi Pearson’s product
moment, mengkaitkan ranking 2 buah variabel. Teknik ini juga
biasa digunakan untuk skor variabel yang tadinya interval atau
rasio tetapi skor tersebut terlalu banyak ketidak normalannya
sehingga skor tersebut diturunkan tingkatannya dalam bentuk
urutan nilainya saja dan dihitung nilai spearman’s rho-nya
(Elearning, 2008). Untuk menguji hubungan Usia dan Tingkat
Pendidikan dengan Aspirasi menggunakan koefisien korelasi
spearman’s rho,27 dengan rumus sebagai berikut:
27
MOH.SHIDIQ Shofia ,dkk,” Hubungan Karakteristik Dengan Aspirasi Bekerja Dalam
Bidang Agroindustri Perikanan Pada Pemuda Pedesaan Di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger
17

n
p=1−6 ∑ di ²
i=1

n(n ²−1)
Dimana:
d = Beda diantara pasangan jenjang (rank)
n = Jumlah pasangan jenjang (rank)
ρ = Koefisien korelasi Rank Spearman

b. Korelasi product momen


Korelasi Pearson biasanya pada hubungan yang
berbentuk linier (keduanya meningkat atau keduanya
menurun). Koefisien korelasi ini tidak menunjukkan
adanya hubungan kausal antar variabelnya. Untuk
menguji hubungan Karakteristik Lingkungan dengan
Aspirasi menggunakan analisis Korelasi Pearson
28
Product Moment dengan rumus (Sugiyono, 2003)
sebagai berikut
Ʃxy −( Ʃx )( Ʃy )
r𝗑𝗒= }{¿
√ {Nx ² ¿
keterangan
r𝗑𝗒= koofesien product moment
𝙉= jumlah responden
𝙭=skor item
𝙮= skor total angket

Kabupaten Jember”, Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal.112-119, ( Mei-Agustus 2013),hal
116.

28
Ibid.
18

DAFTAR PUSTAKA
Rahmi Zulva.(2016). hubungan antara berpikir rasional siswa sma dengan hasil
belajar dalam pembelajaran kooperatif menggunakan konstructive feedback.
jurnal ilmiah pendidikan fisika ‘albiruni’doi: 10.24042,hal 63.

Tersna puspa herdani dkk.(2015).pengembangan permainan monopoli


termodifikasi sebagai media pembelajaran pada materi sistem hormon
( penelitian dan pengembangan di sma 1 jakarta).biosfer ,issn:08532451,hal
20.

Boujema.2010. “materi genetika”.hal 1.

Rahmi Zulva.(2016).hubungan antara berpikir rasional siswa sma dengan hasil


belajar dalam pembelajaran kooperatif menggunakan konstructive
feedback.jurnal ilmiah pendidikan fisika ‘albiruni’doi:10.24042,hl 65.

Sania novita.(2016).perbandingan analisis siswa melalui penerapan model


kooperative learning dengan guided discovery learning.Proceeding Biology
Education Conference (ISSN: 2528-5742),Vol 13(1) 2016: 359-367,hal
359.

Rini nafsiati astuti.(2009).peta konsep pembelajaran ipa untuk meningkatkan


keterampilan berpikir rasional siswa sd/mi. peta konsep pembelajaran ipa
madrasah,vol.II NO.1,hal 6.

M. Taufiq, Nurmaulia.(2015). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe


Student Team Achievement Division Terhadap Keterampilan Berpikir
Rasional Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Dewantara Pada Materi Pesawat
Sederhana.Jurnal Pendidikan Almuslim, Edisi Khusus, No. 1 ,hal 2.

Fanbera Prastika verada.2016” efektifitas model pembelajaran spics(student


centered,problem based, interest,confident,and satisfaction”,skripsi digital
repository universitas jember.hal 19.

Sania novita dkk.(2016). Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa melalui


Penerapan Model Cooperative Learning dengan Guided Discovery
Learning, Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742),
Vol 13 ,hal 259.

Kbbi.2008.”pengertian analisis”.hal 58.

Elya Nusantari.(2013).Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku


Ajar di Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor
1,Halaman 52-64.
19

Chumidach Roini.(2013).Organisasi Konsep Genetika Pada Buku Biologi Sma


Kelas Xii”.Jurnal EduBio Tropika, Volume 1, Nomor 1,hlm. 1-6.

Azizah.2012.”materi genetika”,pdf.hal 1.

Sania novita dkk.(2016). Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa melalui


Penerapan Model Cooperative Learning dengan Guided Discovery
Learning.Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742),
Vol 13 ,hal 259.

Elya Nusantari.(2013). Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku


Ajar di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1,
Nomor 1,Halaman 52-64.

Suharsimi Arikunto, ManajemenPenelitian,(Jakarta: RinekaCipta, 1990), hlm.


326-329.

Sugiyono.2013.”pengertiansampel”.metodologi%20penelitian/metod/BAB
%20III.pdf,hal 50.

S,Arikunto.2005.”metode penelitian”.pdf,hal 71-72.

Ali Sambas Muhidin dan Abdurrahman Maman.”Analisis Korelasi, Regresi, dan


Jalur Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung. Hlm. 37.

Arikunto Suharsimi.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek…, hlm. 231.

MOH.SHIDIQ Shofia ,dkk.(2013).Hubungan Karakteristik Dengan Aspirasi


Bekerja Dalam Bidang Agroindustri Perikanan Pada Pemuda Pedesaan Di
Desa Puger Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Jurnal Ilmiah
INOVASI, Vol.13 No.2, Hal.112-119,hal 116.

Anda mungkin juga menyukai