Anda di halaman 1dari 18

30

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. Bab
ini terdiri dari metode dan desain penelitian, subjek penelitian, prosedur dan alur
penelitian, instrumen penelitian, hasil judgment validitas isi dan konstruk
instrumen, hasil uji coba instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.

3.1. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi


experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Dalam Suryabrata (2006)
dijelaskan bahwa tujuan dari metode eksperimen semu adalah untuk
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi dalam keadaan
yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel
yang relevan. Sedangkan, dalam Fraenkel (1993) dijelaskan pula bahwa tujuan
dari metode deskriptif adalah untuk memperoleh gambaran mengenai suatu
peristiwa selengkap mungkin. Metode eksperimen digunakan untuk melihat
gambaran peningkatan pemahaman konsep kalor siswa, sedangkan metode
deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tentang tanggapan siswa
terhadap penerapan model pembelajaran POEW dengan pemberian
constructive feedback.
Desain penelitian yang digunakan adalah randomized control group
pretest-posttest design (Fraenkel, 1993). Penelitian dilaksanakan pada dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum pembelajaran, kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberi tes awal (pretest) untuk mengidentifikasi
kemampuan awal siswa. Kemudian pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan model pembelajaran POEW dengan pemberian constructive
feedback pada kelas eksperimen dan model pembelajaran POEW tanpa
pemberian constructive feedback pada kelas kontrol. Setelah selesai
pembelajaran, kedua kelas diberikan tes akhir (posttest) untuk melihat
peningkatan pemahaman konsep kalor siswa sesudah perlakuan dan tes akhir

30
31

(posttest) tiap sub materi sebanyak tiga kali untuk mengetahui daya tahan retensi
siswa terhadap konsep fisika.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X1 T21, T22, T23
Kontrol T1 X2 T21, T22, T23

Keterangan:
T1 : Pretest yang diberikan pada kedua kelas
T21 : Posttest pertama untuk mengukur pemahaman konsep siswa pada
kedua kelas
T22 : Postest kedua untuk mengukur pemahaman konsep siswa pada
kedua kelas
T23 : Posttest ketiga untuk mengukur pemahaman konsep siswa pada
kedua kelas
X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen (model
pembelajaran POEW dengan pemberian constructive feedback)
X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol (model pembelajaran
POEW tanpa pemberian constructive feedback)

3.2. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada salah satu SMA di Kota Padang kelas X


semester 2 tahun akademik 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SMA Kelas X semester dua yang terdiri dari 8 kelas. Pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Fraenkel (1993)
mengungkapkan “cluster random sampling is more effective with larger
numbers of clusters”, teknik cluster random sampling sangat efektif untuk
populasi yang memiliki kelompok yang banyak.
32

3.3. Prosedur dan Alur Penelitian

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi empat


langkah, yaitu: pendahuluan, perencanaan dan penyusunan instrumen,
pelaksanaan, serta pengolahan data dan pelaporan.
3.3.1. Pendahuluan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan pendahuluan adalah sebagai
berikut:
a. Survey lapangan. Survey lapangan dilakukan untuk menyelidiki kondisi
siswa, pemahaman konsep siswa, retensi siswa, dan kondisi pembelajaran
fisika yang berlangsung. Survey lapangan dilaksanakan pada salah satu SMA
di kota Padang.
b. Studi literatur. Pengkajian literatur berkaitan dengan variabel-variabel yang
menjadi tema penelitian. Pengkajian literatur berkaitan dengan model
POEW, constructive feedback, pemahaman konsep, retensi, dan deskripsi
materi kalor.
3.3.2. Perencanaan dan penyusunan instrumen
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan perencanaan dan penyusunan
instrumen adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Penyusunan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa.
c. Penyusunan kisi-kisi instrumen soal pemahaman konsep kalor, dan skala
sikap siswa.
d. Melakukan validasi terhadap soal pemahaman konsep kalor.
e. Melakukan revisi soal pemahaman konsep kalor.
f. Melakukan uji coba soal pemahaman konsep kalor.
g. Melalukan revisi soal pemahaman konsep kalor.
h. Menentukan sampel penelitian.
33

3.3.3. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan tes awal (pretest) berupa soal pemahaman konsep sebanyak 20
soal dalam durasi waktu 45 menit yang bertujuan untuk mengetahui
pemahaman awal siswa mengenai konsep kalor di kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
b. Menerapkan model pembelajaran POEW dengan pemberian constructive
feedback pada kelas eksperimen dan menerapkan pembelajaran POEW tanpa
pemberian constructive feedback pada kelas kontrol.
c. Mengumpulkan data keterlaksanaan pembelajaran yang dikumpulkan setiap
pembelajaran dan data tanggapan siswa yang dikumpulkan sesudah
perlakuan (akhir pembelajaran).
d. Memberikan tes akhir (posttest) di kelas eksperimen dan kontrol. Tes akhir
(posttest) diberikan sebanyak 3 kali untuk tiap sub materi pada kelas
eksperimen dan kontrol yang bertujuan untuk mengamati daya tahan retensi
siswa. Selain itu, tes akhir (posttest) juga diberikan di akhir pembelajaran
dengan jumlah soal yang sama dengan tes awal (pretest) untuk melihat
peningkatan pemahaman konsep kalor siswa.
3.3.4. Pengolahan data dan pelaporan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan pengolahan data dan pelaporan
adalah sebagai berikut:
a. Mengolah data observasi keterlaksanaan pembelajaran dan skala sikap siswa.
b. Menghitung skor rata-rata pretest dan posttest.
c. Menghitung skor rata-rata gain yang dinormalisasi <N-Gain> dari data
pretest dan data posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol serta
terakhir melakukan uji statistik.
d. Menghitung skor rata-rata posttest 1, posttest 2, dan posttest 3 untuk tiap sub
materi dan membuat grafik perbandingan.
e. Melakukan pembahasan penelitian.
f. Memperoleh kesimpulan dan saran.
34

Pendahuluan Perencanaan & Penyusunan Pelaksanaan Pengolahan Data


Instrumen & Pelaporan

Survey Lapangan Penyusunan perangkat Tes awal Pengolahan


 Kondisi siswa pembelajaran (RPP dan (pretest) data lembar
 Pemahaman LKS) dengan menerapkan di kelas observasi dan
konsep siswa model POEW dengan eksperimen tanggapan
 Retensi siswa pemberian constructive dan kontrol siswa
 Kondisi feedback pada
pembelajran pembelajaran Fisika
Fisika materi kalor Implementasi Menghitung
model POEW skor rata-rata
dengan pretest dan
Penyusunan lembar pemberian posttest
Studi Literatur constructive
observasi keterlaksanaan
 Model POEW feedback pada
pembelajaran guru dan
 Constructive kelompok
siswa
feedback eksperimen Menghitung
 Pemahaman dan model skor rata-rata
konsep POEW tanpa
gain yang
 Retensi Penyusunan kisi-kisi soal pemberian
pemahaman konsep dan constructive dinormalisasi
 Materi kalor
skala sikap siswa feedback pada <N-Gain> dari
kelompok data pretest
kontrol dan posttest
Validasi soal pemahaman dan
konsep melakukan uji
Pengumpulan statistik
data
keterlaksanaan
Revisi Soal Pemahaman
dan tanggapan
konsep Menghitung
siswa pada
pembelajaran, skor rata-rata
posttest 1, 2,
Uji coba soal pemahaman dan 3 untuk
konsep Tes akhir tiap sub materi
(posttest) dsn membuat
sesudah grafik
Revisi Soal Pemahaman perlakuan di
perbandingan
konsep dan soal fix kelas
eksperimen
dan kelas
Penentuan sampel kontrol dan Pembahasan
posttest
sebanyak 3
kali untuk tiap Kesimpulan
sub materi dan saran

Gambar 3.1. Alur Penelitian

3.4. Instrumen Penelitian


3.4.1. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian terdiri dari instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes
yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes pemahaman konsep, sedangkan
instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah lembar observasi
dan skala sikap siswa.
35

a. Tes Pemahaman Konsep

Tes ini merupakan tes konseptual berbentuk pilihan ganda yang


dikembangkan dari beberapa aspek dan indikator. Jumlah pilihan yang diberikan
sebanyak lima pilihan. Tes ini dibuat untuk menguji pemahaman siswa terhadap
materi kalor. Butir soal tes disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator
pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator pemahaman konsep yang
terdiri dari menafsirkan, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan. Sebelum digunakan instrumen ini dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing, judgment oleh para ahli, diujicobakan, dan dilakukan analisis
untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya beda.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan


untuk mengamati sejauh mana tahapan model pembelajaran POEW dengan
pemberian constructive feedback yang telah direncanakan terlaksana dalam
proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur
mengenai aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan lembaran daftar cek.

c. Skala Sikap Siswa

Skala sikap siswa digunakan untuk memperoleh informasi tentang


tanggapan siswa terhadap pembelajaran konsep kalor dengan menggunakan
model pembelajaran POEW dengan pemberian constructive feedback. Skala
sikap yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert
dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pilihan netral tidak diberikan
untuk menghindari jawaban aman, sehingga mengharuskan siswa untuk
menyatakan keberpihakannya pada pernyataan yang diberikan. Dalam
penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui kecenderungan sikap siswa
(positif atau negatif) terhadap penerapan model pembelajaran POEW dengan
pemberian constructive feedback.
36

3.4.2. Teknik Analisis Instrumen

Analisis instrumen meliputi perhitungan validitas soal, reliabilitas


soal, tingkat kemudahan, dan daya pembeda soal. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak digunakan.

a. Validitas Soal

Pengujian validitas soal dilakukan melalui validitas isi dan validitas


kontruk. Validitas isi dilakukan dengan cara judgment (timbangan) kelompok
ahli yakni oleh dosen yang memiliki keahlian dalam bidang materi fisika, untuk
melihat kesesuaian standar isi materi yang ada di dalam instrumen tes. Validitas
kontruk dapat diketahui dengan cara judgment (timbangan) kelompok ahli untuk
melihat kesesuaian antara soal yang dibuat dengan indikator soal.

b. Reliabilitas Soal

Reliabilitas suatu instrumen merupakan keajegan atau kekonsistenan


instrumen tersebut. Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika
diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu
pengukuran ke pengukuran lainnya. Dalam penelitian ini, untuk menghitung
reliabilitas soal pilihan ganda digunakan rumus Spearman Brown: (Arikunto,
2006).
N ( XY )   X  Y
rXY 
( N  X  ( X ) 2 ( N  Y  ( Y…..…………….
2 2
)2 ) (3.1)

Keterangan:
rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Skor tes uji coba 1
Y = Skor tes uji coba 2
37

Tabel 3.2. Kategori Reliabilitas Tes

No. Indeks Reliabilitas (rXY) Kategori

1. 0,80 < rXY ≤ 1,00 Sangat tinggi


2. 0,60 < rXY ≤ 0,80 Tinggi
3. 0,40 < rXY ≤ 0,60 Sedang
4. 0,20 < rXY ≤ 0,40 Rendah
5. 0,00 < rXY ≤ 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2007)

c. Tingkat Kemudahan Soal

Setelah tes selesai dikerjakan oleh siswa, perlu diketahui apakah soal dari
tes itu mudah atau sukar bagi siswa. Untuk itu diperlukan petunjuk yaitu indeks
kemudahan. Indeks kemudahan adalah angka yang menunjukkan proporsi siswa
yang menjawab betul suatu soal (Slameto, 2001). Tingkat kemudahan soal dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
B
P
J s ………………………………….. (3.2)

Keterangan:
P = Indeks kemudahan
B = Jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal
JS = Jumlah skor ideal/maksimum pada butir soal

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Kemudahan

No. Tingkat Kemudahan (P) Kategori

1. 0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

2. 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

3. 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2007)
38

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan


siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa
yang termasuk kelompok kurang (lower group). Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda disebut diskriminasi (DP). Untuk menentukan indeks
diskriminasi soal pilihan ganda digunakan persamaan:
BA Bb
DP    PA  Pb ……………………… (3.3)
J A Jb

Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
DP = Indeks daya beda
Tabel 3.4. Kategori Daya Pembeda

No. Daya Pembeda Kategori

1. Negatif – 0,00 Tidak baik


2. 0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek (poor)
3. 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)
4. 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good)
5. 0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2007)
39

3.5. Hasil Judgment Validitas Isi dan Kontruk Instrumen

Judgment ahli bertujuan untuk mengetahui validitas isi dan kontruk


instrumen pemahaman konsep. Lembar validasi dinilai oleh 2 orang dosen fisika
yang berkompeten. Lembar validasi berisikan penilaian terhadap kesesuaian soal
dengan indikator dan kesesuaian soal dengan jawaban.
Berdasarkan analisis dari lembar judgment diperoleh hasil dari kedua
penilai yang menyatakan bahwa instrumen tes pemahaman konsep memiliki
validitas kontruk dan isi yang baik. Validitas konstruk dikatakan baik dilihat dari
20 soal yang divalidasi, 18 soal dinyatakan terdapat kesesuaian antara soal
dengan indikator soal. Adapun perbaikan terhadap tes pemahaman konsep sesuai
yang disarankan penilai sebagian besar terletak pada redaksi kata, keterangan
soal yang terlalu banyak, kesalahan konsep, dan pemakaian simbol yang tidak
konsisten. Sedangkan untuk validasi isi dikatakan baik, terdapat kesesuaian
antara soal dengan materi ajar.

3.6. Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dinilai


oleh pakar dan kemudian diujicobakan kepada siswa. Uji coba ini dilakukan
terhadap siswa yang memiliki kesamaan karakter dengan siswa yang menjadi
sampel penelitian. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan kepada siswa SMA
kelas XII di sekolah yang setara dengan sekolah yang akan dijadikan sebagai
tempat penelitian. Data hasil uji coba kemudian dianalisis yang meliputi daya
pembeda, tingkat kemudahan, dan reliabilitas. Sehingga diperoleh instrumen tes
yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Hasil uji coba
instrumen tes pemahaman konsep dapat dirangkum pada Tabel 3.5.
40

Tabel 3.5. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman Konsep

No Tingkat Kemudahan Daya Pembeda


Keterangan Reliabilitas
. Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,23 sukar 0,15 jelek revisi
2 0,68 sedang 0,25 cukup pakai
3 0,58 sedang 0,35 cukup pakai
4 0,7 sedang 0,3 cukup pakai
5 0,43 sedang 0,35 cukup pakai
6 0,73 mudah 0,45 baik pakai
7 0,43 sedang 0,35 cukup pakai
8 0,48 sedang 0,45 baik pakai
9 0,25 sukar 0,1 jelek revisi
10 0,53 sedang 0,05 jelek revisi 0,76
11 0,45 sedang 0,3 cukup pakai (Tinggi)
12 0,73 mudah 0,25 cukup pakai
13 0,58 sedang 0,25 cukup pakai
14 0,38 sedang 0,35 cukup pakai
15 0,55 sedang 0,3 cukup pakai
16 0,43 sedang 0.35 cukup pakai
17 0,5 sedang 0,3 cukup pakai
18 0,2 sukar 0,4 cukup pakai
19 0,4 sedang 0,1 jelek revisi
20 0,58 sedang 0,45 baik pakai

Berdasarkan Tabel 3.5. di atas, diketahui bahwa 80% soal dapat dipakai
dan 20% soal direvisi karena memiliki daya pembeda dengan kategori jelek
(soal tersebut tidak mampu membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Untuk tingkat kemudahannya diketahui bahwa 10% soal berkategori mudah,
75% soal berkategori sedang, dan 15% soal berkategori sukar. Berdasarkan
reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus Spearman Brown
diperoleh korelasi dari tes pertama dan tes kedua sebesar 0,76 (tinggi).
Ada 16 butir soal tes pemahaman konsep yang digunakan sebagai instrumen
penelitian, dan 4 butir soal direvisi yaitu nomor 1, 9, 10, dan 19. Perbaikan soal
terletak pada pemakaian redaksi kata sehingga soal tidak perlu diuji cobakan
lagi. Soal yang telah direvisi dikonsultasikan kembali kepada pembimbing.
41

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi nilai tes pemahaman konsep, data


observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan data tanggapan siswa.

a. Data Pemahaman Konsep

Data pemahaman konsep diperoleh melalui tes berbentuk pilihan ganda


yang dilaksanakan sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran konsep
kalor dengan model POEW dengan pemberian constructive feedback pada kelas
eksperimen dan model POEW tanpa pemberian constructive feedback kelas
kontrol. Selain itu, data pemahaman konsep juga diperoleh sebanyak tiga kali
untuk tiap sub materi yang bertujuan untuk mengetahui daya tahan ingatan siswa
tiap sub materi kalor.

b. Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran POEW

Untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan pembelajaran fisika


dengan menggunakan model pembelajaran POEW dengan pemberian
constructive feedback, digunakan lembar observasi. Observasi dilakukan
dalam kelas/laboratorium pada saat proses belajar mengajar. Observer
memberikan checklist pada butir yang berhubungan dengan tahapan
pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.

c. Data Tanggapan Siswa

Data mengenai tanggapan siswa terhadap penggunaan model


pembelajaran POEW dengan pemberian constructive feedback diperoleh dengan
menyebarkan skala sikap siswa setelah selesai pembelajaran, berupa skala
Likert dengan 4 kategori pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Siswa membubuhkan tanda
cheklist pada kolom yang sesuai dengan pilihannya.
42

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis yang meliputi:

a. Data Pemahaman Konsep

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data pemahaman


konsep adalah:
1. Menghitung skor rata-rata gain yang dinormalisasikan <N-Gain> yang
didapatkan siswa yang mendapatkan model pembelajaran POEW dengan
pemberian constructive feedback dari data pretest dan posttest. Tujuan
menghitung skor rata-rata gain yang dinormalisasikan adalah untuk
mengetahui berapa besar peningkatan pemahaman konsep siswa setelah
menggunakan model pembelajaran POEW dengan pemberian constructive
feedback. Langkah-langkah dalam menghitung skor rata-rata gain yang
dinormalisasi adalah:
1) Menghitung skor rata-rata pretest dan posttest dari data pemahaman
konsep.
………………………………………………………….. (3.4)

Dengan : = nilai skor rata-rata pretest maupun posttest

∑X = jumlah skor tes yang diperoleh siswa


N = banyak siswa
2) Menentukan skor maksimum ideal dari soal pemahaman konsep.
3) Menghitung skor rata-rata gain yang dinormalisasi.
 Posttest    Pr etest 
 N  Gain  …………………….. (3.5)
S maks.ideal   Pr etest 

Keterangan:
<Posttest> = Skor rata-rata posttest
<Pretest> = Skor rata-rata pretest
Smaks.ideal = Skor maksimum ideal
43

Tabel 3.6. Kategori <N-Gain>


Kategori Rata-rata
No. Rentang
Peningkatan
1. <N-Gain> ≥ 0,7 Tinggi
2. 0,3 ≤ <N-Gain> < 0,7 Sedang
3. <N-Gain> < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

2. Menghitung skor rata-rata gain yang dinormalisasi <N-Gain> yang


didapatkan siswa yang mendapatkan model pembelajaran POEW tanpa
pemberian constructive feedback dari data pretest dan posttest. Tujuan
menghitung skor rata-rata gain yang dinormalisasi adalah untuk mengetahui
berapa besar peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan
model pembelajaran POEW tanpa pemberian constructive feedback.
3. Melakukan uji normalitas data gain yang dinormalisasi untuk kedua
kelompok menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov melalui SPSS
16 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hipotesis untuk uji normalitas sebagai
berikut:
H0 = data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 = data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Kriteria penolakan atau penerimaan H0 berdasarkan P-value adalah jika P-
value < α maka H0 ditolak dan jika P-value > α maka H0 diterima. Dalam
program SPSS 16 digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-
value, dengan kata lain P-value = Sig.
4. Melakukan uji homogenitas varians data gain yang dinormalisasi untuk
kedua kelompok menggunakan uji Levene melalui program SPSS 16. Uji
Levene ini digunakan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok
data homogen atau tidak. Hipotesis statistik yang digunakan adalah:
H0: σ12 = σ22 (Varians kedua kelompok homogen)
H1: σ12) # σ22 (Varians kedua kelompok tidak homogen)
44

Kriteria penolakan atau penerimaan H0 berdasarkan P-value adalah jika P-


value < α maka H0 ditolak dan jika P-value > α maka H0 diterima.
5. Melakukan uji beda dua rata-rata gain yang dinormalisasi kedua kelompok
dengan uji Independent Sample T-Test. Uji Independent Sample T-Test ini
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis penelitiannya adalah sebagai
berikut:
H0 = tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep kalor
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 = terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep kalor yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kriteria penolakan atau penerimaan H0 berdasarkan P-value adalah jika P-
value < α maka H0 ditolak dan jika P-value > α maka H0 diterima.

b. Daya Tahan Retensi Siswa

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis daya tahan retensi


siswa adalah:
1. Memberikan skor pada posttest 1, posttest 2, dan posttest 3.
Sebelum dilakukan pengolahan data, semua jawaban posttest 1, posttest 2,
dan posttest 3 siswa diperiksa dan diberi skor. Jawaban benar diberi nilai
satu dan jawaban salah atau tidak dijawab diberi nilai nol.
Pemberian skor dihitung dengan rumus:
S   R ……………………………………………………………. (3.6)
Keterangan: S = skor yang diperoleh siswa
R = jawaban siswa yang benar
2. Menentukan skor rata-rata posttest 1, posttest 2, dan posttest 3.
Setelah memberikan skor pada setiap jawaban siswa pada masing-masing
posttest, langkah berikutnya adalah menentukan skor rata-rata posttest 1,
posttest 2, dan posttest 3 dengan rumus:

X 
X ……………..…………………………………………….. (3.7)
N
45


Keterangan: X = Skor rata-rata

X = Skor keseluruhan nilai yang benar


N = Jumlah siswa
3. Membuat grafik perbandingan antara skor rata-rata posttest 1, posttest 2, dan
posttest 3 pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Langkah berikutnya, dalam mempermudah menganalisis perbedaan model
POEW dengan pemberian constructive feedback terhadap retensi (daya
ingat) siswa maka skor rata-rata posttest 1, posttest 2, dan posttest 3
digambarkan dalam bentuk grafik eksponensial. Penggambaran grafik
dimaksudkan untuk melihat perbandingan antara penurunan retensi yang
dialami oleh siswa pada kelas yang menggunakan model POEW dengan
pemberian constructive feedback dengan siswa pada kelas yang
menggunakan model POEW tanpa pemberian constructive feedback.

c. Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran POEW

Pengolahan data dilakukan dengan cara mencari persentase


keterlaksanaan model pembelajaran POEW dengan pemberian constructive
feedback dan keterlaksanaan model pembelajaran POEW tanpa pemberian
constructive feedback. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk
mengolah data tersebut adalah dengan:
1. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format
keterlaksanaan model pembelajaran.
2. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan persamaan berikut:

%keterlaksa naan mod el 


 observermenjawabyaatautidak
………………. x100%(3.8)
 observerseluruhnya
46

Tabel 3.7. Kriteria Keterlaksanaan Model


Persentase
No. Kriteria
Keterlaksanaan Model
1. KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
2. 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
3. 25 ≤ KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
4. KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
5. 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
6. 75 ≤ KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
7. KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Pelita, 2010)

d. Data Tanggapan Siswa

Data yang diperoleh melalui skala sikap dalam bentuk skala kualitatif
akan dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk skala sikap siswa, akan diolah
dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Menghitung
persentase hasil skala sikap tanggapan siswa menggunakan rumus:

J
T  x100%……………………………. (3.9)
N

Keterangan:
T = persentase tanggapan terhadap setiap pernyataan
J = jumlah jawaban setiap kelompok pernyataan
N = jumlah siswa
Untuk mempermudah analisis hasil persentase skala sikap tersebut
digunakan kriteria sebagai berikut:
47

Tabel 3.8. Kriteria Skala Sikap Siswa


Persentase Skala
No. Kriteria
Sikap Siswa
1. SS = 0 Tak satu siswa pun
2. 0 < SS < 25 Sebagian kecil siswa
3. 25 ≤ SS < 50 Hampir setengah siswa
4. SS = 50 Setengah siswa
5. 50 < SS < 75 Sebagian besar siswa
6. 75 ≤ SS < 100 Hampir seluruh siswa
7. SS = 100 Seluruh siswa

(Pelita, 2010)

Anda mungkin juga menyukai