Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Infrastruktur Data Spasial


Yang dibina oleh:

Dedi Kurnia Sunaryo, ST, MT.

Disusun oleh :

Eko Haryanto (1725028)


Godlif Aristo Tenis (1725034)
Geraldi Agissa .P (1725047)
Yusril Abuberkar .N (1725048)

JURUSAN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2019
Kebijakan Satu Peta Nasional atau lebih sering disebut One Map
Policy adalah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam hal informasi
geospasial. Kebijakan ini pertama kali dijalankan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono tahun 2010 dan masih berlanjut sampai saat ini dimasa Presiden Joko
Widodo saat ini (2016). Koordinator utama kebijakan ini yaitu Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan Badan Informasi Geospasial sebagai Ketua
Pelaksana.

Kebijakan Satu Peta, muncul pertama kali sejak Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desember 2010. ketika Unit Kerja Presiden
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) menunjukkan kepada
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono peta tutupan hutan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Departemen Kehutanan yang berbeda dimana hal tersebut
yang mendorong Presiden SBY memerintahkan penyusunan satu peta "Saya ingin
hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional!". Selain itu karena
Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang dibangun tidak merujuk pada satu sumber
rujukan Peta Dasar (Peta Rupabumi). Bisa dipastikan selama Informasi Geospasial
Tematik tidak merujuk pada Peta Dasar yang dibangun oleh instansi yang
berkompeten dan berkewenangan dalam hal ini Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) maka Informasi Geospasial Tematik yang
dibangun tersebut akan menimbulkan kesimpangsiuran. Adanya perbedaan tersebut
akan mempengaruhi penentuan keputusan berbagai kebijakan strategis nasional.
Kebijakan One Map Policy hadir sebagai aturan yang mengharuskan adanya
penyatuan informasi geospasial. Sehingga tumpang - tindih seperti yang telah terjadi
tersebut, tidak terulang dan kebijakan yang diambil pemerintah dapat tepat sasaran.

Selain daripada itu di dalam kenyataan penyelenggaraan informasi geospasial


terdapat beberapa kenyataan bahwa :

1. Banyak peta yang dibuat oleh berbagai K/L dengan spesifikasi sesuai
kebutuhan masing-masing.
2. kebutuhan yang berbeda menyebabkan perbedaan spesifikasi informasi peta
tematik yang dapat menimbulkan kesimpangsiuran informasi.
3. masih diperlukan mekanisme untuk menyatukan keberagaman menuju
kesatuan informasi geospasial dasar dan tematik nasional.

Adapun Tugas Dan Wewenang dari kegiatan percepatan kebijakan satu peta
(PKSP), antara lain :

1. Tim Percepatan
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2016, Tim Percepatan
Kebijakan Satu Peta diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
dengan anggota Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Agraria dan
Tata Ruang, dan Sekretariat Kabinet. Tim Percepatan berperan dalam pengambilan
keputusan strategis terkait dengan implementasi kegiatan Percepatan Kebijakan
Satu Peta (PKSP).

2. Tim Pelaksana

Tim Pelaksana PKSP diketuai oleh Kepala Badan Informasi Geospasial,


dengan Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas sebagai
Wakil Ketua 1 dan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri sebagai Wakil Ketua 2. Tim Pelaksana bertanggung jawab dalam
koordinasi teknis dan teknis pelaksanaan kegiatan PKSP.

3. Sekretariat

Sekretariat Tim PKSP diketuai oleh Deputi VI, Kementerian Koordinator


Bidang Perekonomian, dengan Deputi II Kantor Staf Presiden sebagai Wakil Ketua 1
dan Deputi IGT BIG sebagai Wakil Ketua 2. Sekretariat Tim PKSP bertanggung
jawab untuk mengatur implementasi kegiatan PKSP dalam day-to-day basis.

Dalam implementasinya, Sekretariat dibantu oleh Satuan Tugas, yang


beranggotakan Kementerian koordinator Perekonomian, BIG, dan K/L Walidata,
sebagai berikut:

- Satuan Tugas 1

Bertanggung jawab dalam kegiatan Kompilasi dan Integrasi, dan dipimpin oleh
Badan Informasi Geospasial.

- Satuan Tugas 2
Bertanggung jawab dalam kegiatan Sinkronisasi dan dipimpin oleh Kemenko
Perekonomian.

4. POKJA DAN WALIDATA

Pokja dan Walidata bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Informasi


geospasial Tematik (IGT) sesuai dengan kewenangannya.

PKSP merupakan upaya perwujudan peta tematik yang berfungsi sebagai:

1. Acuan perbaikan data IGT masing-masing sector.

2. Acuan perencanaan pemanfaatan ruang skala luas yang terintegrasi dalam


dokumen Rencana Tata Ruang

PKSP dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 dan


merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi VIII. PKSP diyakini dapat menjadi
solusi untuk menjawab berbagai tantangan dan hambatan selama proses
pembangunan yang seringkali bermuara pada konflik tumpang tindih penggunaan
lahan.

Peta tematik dalam Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta mencakup 7 (tujuh)


tema, yaitu : batas wilayah, kehutanan, perencanaan ruang, sarana prasarana,
perizinan dan pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan, kawasan khusus dan
transmigrasi. Ketujuh tema tersebut tersebar di 34 Provinsi yang menjadi kewenangan
19 (sembilan belas) Kementerian/Lembaga yang terlibat sebagai Walidata IGT.

Kementerian/Lembaga yang memiliki wewenang dan tanggungjawab


terhadap peta terkait dalam Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta, antara lain :

1. Badan Informasi Geospasial (BIG)


2. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
3. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
4. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
5. Kementrian PPN/BAPPENAS
6. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian
7. Kementrian Dalam Negeri
8. Kementrian Luar Negeri
9. Kementrian Pertahanan
10. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
11. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
12. Kementrian Perhubungan
13. Kementrian Komunikasi dan Informatika
14. Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
15. Kementrian Kelautan dan Perikanan
16. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
17. Kementrian Pertanian
18. Kementrian Perindustrian
19. Badan Pusat Statistik
Untuk mencapai satu peta yang dapat dijadikan sebagai acuan bersama,
kegiatan PKSP dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yang dilakukan secara berurutan,
yaitu:

1. KOMPILASI

Kompilasi merupakan kegiatan mengumpulkan Informasi Geospasial Tematik


(IGT) yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. IGT yang
dikompilasi ini adalah 85 peta tematik sesuai dengan lampiran rencana aksi Perpres
No. 9/2016.

2. INTEGRASI
Integrasi merupakan kegiatan koreksi dan verifikasi IGT di atas peta dasar
Informasi Geospasial Dasar (IGD).

3. SINKRONISASI

Sinkronisasi adalah kegiatan penyelarasan antar IGT yang telah selesai


diintegrasi, termasuk di dalamnya penyelesaian permasalahan tumpang tindih antar
IGT.

Pengerjaan kegiatan Kompilasi, Integrasi, dan Kompilasi PKSP dilaksanakan


dengan pendekatan kewilayahan, dengan pengerjaan kegiatan Kompilasi dan
Integrasi sesuai dengan ilustrasi berikut. Pengerjaan Sinkronisasi bergantung pada
kesiapan IGT yang telah selesai diintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai