Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peralatan Perlindungan di Laboratorium

Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium sudah menunjukkan sifat yang
mengejutkan dan berbahaya. Di masa lalu, mati sebagai martir demi ilmu pengetahuan masih
bisa diterima. Dalam pidatonya pada tahun 1890, kimiawan besar, August Kekulé, berkata:
‘’Jika Anda ingin menjadi seorang kimiawan, seperti cerita Liebig kepada saya saat bekerja
di laboratoriumnya, Anda harus mengorbankan kesehatan Anda. Siapa yang tidak mau
mengorbankan kesehatan dalam penelitiannya, maka dia tidak akan mencapai apa pun dalam
bidang Kimia.” Di zaman ini, sikap semacam itu nampaknya sama kunonya dengan alkimia.
Selama bertahun-tahun, kami telah mengembangkan teknik, prosedur, kendali lingkungan,
dan peralatan khusus untuk menangani dan mengelola bahan kimia secara aman.
Pengembangan “budaya keselamatan” telah menghasilkan laboratorium yang aman dan
lingkungan yang sehat untuk mengajar, belajar dan bekerja. Keamanan bekerja di
laboratorium tidak lepas dari penggunaan perlaratan perlindungan di laboratorium baik
perlindungan untuk praktikan sendiri maupun alat-alat keselamatan di ruangan laboratorium
lainnya yang berguna untuk menangani hal-hal yang berkeaitan dengan keselamatan serta
penangan kecelakan kerja di laboratorium

2.2.1 Peralatan perlindungan diri

Peralatan perlindungan diri di laboratorium sebagai berikut :

1. Jas laboratorium

Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan bahan kimia berbahaya.
Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai
umumnya digunakan di laboratorium bilogi dan hewan, sementara jas lab berkali-kali pakai
digunakan di laboratorium kimia.Jas lab kimia bisa berupa:

 Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material tahan api. Jas lab
jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja dengan peralatan atau bahan yang
mengeluarkan panas, misalnya peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan
tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang mengeluarkan panas.
 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di laboratorium
kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini diperkirakan memiliki umur
pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan
rusak karena pengaruh bahan kimia asam.
 Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau campuran
poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan di laboratorium
kimia umum.

2. Kaca mata keselamatan

Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang bekerja di
laboratorium.Oleh karena itu, mereka harus menggunakan kaca mata khusus yang tahan
terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu clear safety glasses dan clear safety goggles.

- Clear safety glasses merupakan kaca mata keselamatan biasa yang digunakan untuk
melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu.
- clear safety goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia atau
reaksi kimia berbahaya.

Peralatan pelindung mata ini terdiri dari tiga tipe, yaitu:

 Direct vented goggles – Umumnya digunakan untuk melindungi mata dari debu,
namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan atau uap bahan kimia.
 Indirect vented goggles – Cocok digunakan untuk melindungi mata dari kilauan
cahaya dan debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia.
 Non-vented goggles – Baik digunakan untuk melindungi mata dari debu, uap, dan
percikan bahan kimia. Selai itu, kaca mata ini juga bisa digunakan untuk melindungi
mata dari gas berbahaya.

3. Sepatu keselamatan

Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika Anda bekerja di laboratorium.
Mengapa? Karena keduanya tidak bisa melindungi kaki Anda ketika larutan atau bahan kimia
yang tumpah.Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai pelindung.
Namun, di laboratorium perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu keselamatan
yang tahan api dan tekanan tertentu.Selain itu, terkadang disediakan juga plastik alas sepatu
untuk menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu tersebut digunakan untuk keluar dari
laboratorium.

4. Pelindung muka

Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi muka Anda dari
panas, api, dan percikan material panas.Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat
laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat peleburan
skala lab, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan autoclave.

5. Masker gas

Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas berbahaya.
Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan oleh Anda sehingga gas berbahaya
tersebut tidak terhirup.Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa masker gas biasa yang
terbuat dari kain dan masker gas khusus yang dilengkapi material penghisap gas.Masker gas
biasa umumnya digunakan untuk keperluan umum, misalnya membuat larutan
standar.Sementara itu, masker gas khusus digunakan saat menggunakan larutan atau bahan
kimia yang memiliki gas berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos tangan

Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang bisa
membuat kulit Anda gatal atau melepuh.Macam-macam kaos tangan yang digunakan di lab
biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena.Terkait kaos tangan yang terbuat dari
karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk. Serbuk itu
umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk melumasi kaos tangan agar mudah
digunakan.

7. Pelindung telinga

Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga (hear protector). Alat ini
lazim digunakan untuk melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan
tertentu.Misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan pencuci alat-
alat gelas yang menggunakan ultrasonik.Setiap orang yang terpapar kebisingan dibatasi dari
sisi waktu dan tingkat kebisingan. Batas kebisingan yang diperbolehkan menurut
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) adalah sebagai berikut:

 8 jam = 90 dB
 6 jam = 92 dB
 4 jam = 95 dB
 2 jam = 100 dB
 1 jam = 105 dB
 30 menit = 110 dB
 15 menit = 115 dB

21.2 Peralatan Keselamatan Laboratorium

Selain harus menggunakan alat pelindung diri,


orang yang bekerja di laboratorium kimia juga
harus mengetahui peralatan keselamatan
laboratorium (laboratory’s safety
equipment).Secara prinsip, peralatan tersebut
digunakan bila terjadi situasi gawat darurat.
Berikut beberapa contoh standar peralatan
tersebut.

8. Pembasuh mata
Pembasuh mata (eye wash) berfungsi membasuh mata yang terkena cairan kimia. Cara
kerjanya, basuh mata Anda dengan air yang mengalir dari alat itu untuk beberapa saat. Saat
membasuh, pastikan tangan Anda bersih sehingga tidak mengganggu mata Anda.

9. Fire blanket

Cairan kimia yang tumpah bisa saja menghasilkan api. Untuk memadamkannya, Anda bisa
menggunakan selimut api (fire blanket).Pastikan Anda menggunakan kaos tangan saat
menggunakan atau membersihkan alat tersebut.

10. Safety shower

Apa yang harus dilakukan jika badan Anda terkena tumpahan cairan kimia dengan jumlah
relatif banyak? Segeralah menuju safety shower dan guyur badan Anda dengan air dari alat
tersebut.Ini untuk membersihkan badan Anda dari larutan kimia sehingga badan Anda
terhindar dari cedera parah.

11. Spill neutralizers

Meskipun sudah berkerja dengan hati-hati, terkadang larutan kimia tumpah ke lantai. Jika ini
terjadi, spill neutralizers digunakan untuk menetralkan cairan kimia tumpah
tersebut.Perlengkapan keselematan laboratorium ini dilengkapi material asam dan basa.
Sebagai contoh, bila cairan yang tumpah itu asam, gunakan material basa untuk
menetralkannya.

12. First aid kits

Kotak obat untuk pertolongan pertama (first aid kits) berguna bila terjadi kecelakaan ringan,
misalnya tangan tergores oleh suatu benda tajam.Kotak ini biasanya berisi obat luka, gunting,
perban, dan alkohol.

13. Alat pemadam api

Alat pemadam api ringan (fire extinguishers) berguna untuk memadamkan api ringan yang
terjadi karena kecelakaan kerja atau sumber lain.
Sebagai contoh, Anda sedang menggunakan tanur dan tiba-tiba tanur itu mengeluarkan api,
cepatlah gunakan pemadam api untuk memadamkannya. Dengan demikian, api tidak
merembet ke mana-mana.Setelah api padam, segera hubungi bagian keamanan atau bagian
pemadam kebakaran di perusahaan Anda untuk menginvestigasi lebih lanjut.

14. Pintu keluar darurat

Laboratorium sebaiknya dilengkapi juga dengan pintu keluar untuk mengantisipasi keadaan
darurat, misalnya gempa bumi dan kebakaran.Pintu ini khusus untuk digunakan untuk
keadaan darurat saja dan tidak boleh digunakan untuk keperluan umum. Oleh karena itu,
pintu tersebut biasanya didesain untuk tidak bisa dibuka dari luar laboratorium.Selain itu,
pintu tersebut dilengkapi juga dengan alarm sehingga bila dibuka akan menghasilkan bunyi
khusus.Bunyi ini terintegrasi dengan bagian keamanan sehingga bila semakin sering dibuka,
pihak keamanan akan memeriksa keadaan di sekitar pintu tersebut.

15. Ruang asam

Ruang asam (fume hood) digunakan untuk mengambil larutan kimia yang memiliki gas
berbahaya (aseton, asam sulfat, asam klorida, dan sebagainya) atau mereaksikan larutan-
larutan tersebut.Ruangan khusus ini dilengkapi dengan penghisap sehingga gas berbahaya
yang dikeluarkan larutan kimia akan dihisap dan dinetralkan sebelum dibuang ke lingkungan.

2.2 Keselamatan dan keadaan darurat di laboratorium

Terbentuknya kesadaran akan keselamatan dan keamanan bergantung pada


pemahaman bahwa kesejahteraan dan keamanan tiap orang tergantung pada kerja sama tim
dan tanggung jawab masing-masing anggota. Budaya keselamatan dan keamanan harus
dimiliki setiap orang, tidak hanya harapan dari luar yang didorong oleh peraturan lembaga.
Laboratorium akademik dan pengajaran memiliki tanggung jawab unik untuk menanamkan
sikap kesadaran keselamatan dan keamanan dan praktik laboratorium yang bijak sepanjang
hayat. Praktik yang aman harus dijadikan prioritas utama pengajaran di laboratorium
akademik. Pengguna dan pengelola laboratorium pun perlu mengetahui prosedur datau
regulasi dari keselamatan, kesehatan, kerja di laboratorium.
2.2.1 Budaya kesalamata dan keamanan di laboratorium

Budaya baru yang berisi kesadaran keselamatan dan keamanan, akuntabilitas,


penataan, dan pendidikan telah berkembang di seluruh dunia di laboratorium milik industri
kimia, pemerintah, dan lembaga pendidikan. Laboratorium telah mengembangkan prosedur
dan peralatan khusus untuk menangani dan mengelola bahan kimia secara selamat dan aman.
Pengembangan “budaya keselamatan dan keamanan” menghasilkan laboratorium yang aman
dan sehat bagi lingkungan tempat kita mengajar, belajar, dan bekerja.

Mengembangkan Budaya Keselamatan dan Keamanan Kimia Terbentuknya budaya


keselamatan dan keamanan bergantung pada pemahaman bahwa kesejahteraan dan keamanan
tiap orang tergantung pada kerja sama tim dan tanggung jawab masing-masing anggota.
Budaya keselamatan dan keamanan harus dimiliki setiap orang, tidak hanya harapan dari luar
yang didorong oleh peraturan lembaga. Laboratorium akademik dan pengajaran memiliki
tanggung jawab unik untuk menanamkan sikap kesadaran keselamatan dan keamanan dan
praktik laboratorium yang bijak sepanjang hayat. Praktik yang aman harus dijadikan prioritas
utama pengajaran di laboratorium akademik. Memupuk kebiasaan dasar berperilaku bijak
adalah komponen yang sangat penting dari pendidikan kimia di setiap level dan tetap penting
sepanjang karier kimiawan.

Dengan mempromosikan keselamatan selama bertahun-tahun mengajar di tingkat


sarjana dan Lembaga pasca sarjana, staf pengajar tidak hanya memberi pengaruh pada siswa,
tetapi juga setiap orang yang akan bekerja di lingkungan yang sama di masa mendatang.
Program keselamatan dan keamanan yang sukses memerlukan komitmen dari semua orang
yang bekerja di lembaga setiap hari. Semua orang di semua tingkat harus memahami
pentingnya meniadakan risiko di laboratorium dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan
ini. Pimpinan lembaga memiliki kekuatan dan kewenangan terbesar, sehingga paling
bertanggung jawab untuk mengembangkan budaya keselamatan dan keamanan.

Setiap pekerja di laboratorium harus diberi informasi tentang potensi bahaya dan
menguranginya sesedikit mungkin. Lembaga bisa mewujudkan tempat kerja yang bebas
kecelakaan dengan menetapkan tujuan bebas kecelakaan dan bebas alasan yang dibuat-buat.
Laboratorium menghadapi beragam risiko, baik dari dalam maupun luar laboratorium.
Beberapa risiko terutama mungkin mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tetapi risiko
lainnya mungkin mempengaruhi lembaga yang lebih besar dan bahkan masyarakat jika tidak
ditangani dengan tepat. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif Ada banyak jenis
kejadian skala besar yang bisa mempengaruhi lembaga dan benar-benar mengganggu
operasional laboratorium. Sebagian keadaan darurat skala besar dan situasi sensitif yang
paling sering terjadi meliputi:

 kebakaran, banjir, dan gempa bumi;


 peringatan pandemik;
 pemadaman listrik;
 larangan perjalanan;
 absen lama karena sakit;
 tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya;
 pengunjung yang sangat terkenal;
 peneliti atau penelitian yang berbau politis atau kontroversial;
 tindakan kekerasan atau pencurian yang sengaja;
 hilangnya peralatan yang sangat penting;
 hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari penggantinya.

Pelanggaran Keamanan Lembaga harus menyadari potensi pelanggaran keamanan, baik oleh
pegawai internal atau penyusup dari luar. Pelanggaran keamanan tak sengaja pun
menimbulkan risiko serius.

Paparan Bahan Kimia Beracun Salah satu risiko yang sulit diprediksi dan paling
berbahaya yang dihadapi pegawai di dalam laboratorium adalah kadar racun berbagai bahan
kimia. Bahan Kimia Mudah Terbakar, Eksplosif, dan Reaktif Bahaya akibat bahan kimia
mudah terbakar, eksplosif, dan reaktif merupakan risiko besar bagi pegawai laboratorium.
Semua pegawai laboratorium perlu menyadari kemungkinan kebakaran atau ledakan jika
bahan-bahan kimia ini ada di laboratorium.
Cara terbaik untuk menangani bahaya ini adalah mencegah munculnya uap mudah
terbakar dan sumber pemantik api pada saat bersamaan. z Bahan kimia reaktif adalah bahan
yang bereaksi liar jika dikombinasikan dengan bahan lain. Bahan ini meliputi zat yang reaktif
terhadap air, seperti logam alkali; bahan piroforik, seperti logam terbagi dengan baik; dan
bahan kimia yang tidak kompatibel, seperti cairan murni dan asam hidrosianik gas dan basa.
Bahan kimia eksplosif meliputi berbagai bahan yang bisa meledak dalam kondisi tertentu. Di
antaranya meliputi bahan peledak, senyawa azo organik dan peroksida, bahan oksidasi, dan
bubuk dan zat khusus.

Risiko ledakan lain berasal dari kegiatan laboratorium, tidak hanya dari bahan kimia
itu sendiri. Bahan peledak yang sangat panas, mempercepat reaksi, menjalankan reaksi baru
dan eksotermal, dan menjalankan reaksi yang memerlukan periode induksi juga dapat
menyebabkan ledakan.Bahaya Hayati Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium
yang menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme. Bahaya-
bahaya ini biasanya muncul di laboratorium penelitian klinis dan penyakit menular, tetapi
mungkin juga muncul di laboratorium lain. Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang dimanipulasi, perubahan
yang dilakukan terhadap organisme tersebut, dan kegiatan yang akan dilakukan dengan
organisme tersebut.

2.2.2 Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan Kimia

Masing-masing lembaga sama-sama memikul beban etika, hukum, dan fi nansial


untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan di laboratoriumnya dilakukan secara aman dan
bertanggung jawab. Lembaga harus membuat panduan umum tentang apa yang dimaksud
dengan praktik selamat dan aman dalam pekerjaan laboratorium. Lembaga juga bertanggung
jawab untuk menetapkan standar dan menyimpan catatan pelatihan yang diperlukan pegawai
laboratorium. Terakhir, lembaga bertanggung jawab mengembangkan dan melaksanakan
kebijakan dan standar laboratorium untuk prosedur dan pelatihan tanggap darurat. Masing-
masing lembaga harus mengembangkan sistem manajemen keselamatan dan keamanannya
sendiri-sendiri berdasarkan panduan yang diuraikan di bawah ini. Cara dan tingkat penerapan
masing-masing elemen kerangka kerja ini tergantung kondisi masing-masing lembaga.

Sepuluh Langkah Membangun Sistem Manajemen Keselamatan dan Keamanan yaitu:

1. Kembangkan pernyataan kebijakan keselamatan dan keamanan. Menerapkan


kebijakan formal untuk mendefi nisikan, mendokumentasikan, dan menyetujui sistem
manajemen keselamatan dan keamanan kimia. Pernyataan kebijakan formal
menetapkan harapan dan menyampaikan keinginan lembaga.
2. Tunjuk Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia. Tugaskan CSSO untuk
mengawasi program manajemen keselamatan dan keamanan. Berikan waktu dan
sumber daya khusus serta kewenangan yang diperlukan CSSO untuk melaksanakan
tanggung jawabnya. CSSO harus memiliki akses langkah, jika diperlukan, ke pejabat
senior yang bertanggung jawab kepada publik.
3. Identifikasi dan atasi situasi yang sangat berbahaya. Laksanakan evaluasi berbasis
risiko untuk menentukan dampak dan kecukupan upaya kendali yang ada,
memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan tingkat
kepentingan dan sumber daya yang tersedia. Informasi yang dikumpulkan akan
memberi dasar bagi terciptanya sistem manajemen keselamatan yang kokoh, serta
membantu memprioritaskan berbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan.
4. Terapkan kendali administratif. Kendali administratif menjelaskan peraturan dan
prosedur lembaga tentang praktik keselamatan dan keamanan dan menetapkan
tanggung jawab para individu yang terlibat. Kendali administratif juga harus
memberikan mekanisme untuk mengelola dan menanggapi perubahan, seperti
prosedur, teknologi, ketentuan hukum, staf, dan perubahan lembaga. Kontrol ini
meliputi peraturan keselamatan umum, prosedur kebersihan dan pemeliharaan
laboratorium, panduan penggunaan bahan dan peralatan, dan dokumen lain yang bisa
digunakan untuk menyampaikan peraturan dan harapan kepada semua pegawai
laboratorium.
5. Terapkan prosedur manajemen bahan kimia. Manajemen bahan kimia adalah
komponen yang sangat penting dari program keselamatan laboratorium dan meliputi
prosedur tertentu untuk: – membeli bahan kimia; – penanganan bahan kimia,
termasuk ventilasi yang memadai, penggunaan peralatan perlindungan diri (PPE)
secara tepat, dan peraturan dan prosedur lembaga, terutama untuk tumpahan dan
keadaan darurat; – penyimpanan bahan kimia; – pelacakan inventaris bahan kimia; –
pengangkutan dan pengiriman bahan kimia; dan – pembuangan limbah kimia.
6. Kenakan Peralatan Pelindung Diri dan Peralatan Kendali Teknik. Setiap lembaga
harus menyediakan fasilitas dan peralatan yang tepat untuk pegawai laboratorium.
Peralatan kendali teknik seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat, atau
kotak sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya di
laboratorium kimia. Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pengaman, kaca mata
pelindung, dan pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kendali teknik.
7. Latih, komunikasikan, dan bina. Cara terbaik menciptakan budaya keselamatan di
tempat kerja adalah dengan memberi teladan yang baik setiap hari dengan mematuhi
dan menegakkan peraturan dan prosedur keselamatan dan keamanan setiap hari.
Sangatlah penting untuk membentuk sistem pelatihan dan pembinaan semua orang
yang bekerja di laboratorium. Setiap lembaga harus menentukan saluran komunikasi
yang efektif tentang keselamatan bahan kimia dengan pegawai di semua tingkat
lembaga. Bahan di perangkat pengembangan (toolkit) yang menyertai buku ini
meliputi studi kasus dan sumber daya lain yang berguna untuk melatih manajer
laboratorium dan staf.
8. Evaluasi fasilitas dan atasi kelemahannya. Rancang semua laboratorium untuk
memudahkan kerja eksperimen serta mengurangi kecelakaan. Keselamatan dan
keamanan harus dipertimbangkan saat merancang dan memelihara laboratorium dan
ruang kerjanya.
9. Rencana untuk keadaan darurat Setiap laboratorium lembaga, departemen, dan
individu harus memiliki rencana kesiapan keadaan darurat. Langkah-langkah
pengembangan rencana keadaan darurat meliputi: – menilai jenis kecelakaan yang
paling mungkin terjadi; – mengidentifi kasi pembuat keputusan dan pemangku
kepentingan, seperti prioritas laboratorium; – membuat rencana keadaan darurat yang
teridentifi kasi dalam langkah pertama; dan – melatih staf tentang prosedur yang
dijabarkan dalam rencana tersebut.
10. Identifikasi dan atasi halangan kepatuhan terhadap keselamatan dan keamanan.
Seperti dibahas sebelumnya, ada banyak halangan kepatuhan terhadap sistem
keselamatan dan keamanan, termasuk perubahan pegawai dan kondisi yang khusus
satu laboratorium tertentu. Lembaga harus mengidentifi kasi halangan-halangan ini
dan menetapkan insentif agar pegawai laboratorium mematuhi upaya keselamatan dan
keamanan.

Keselamatan dan Keamanan Kimia di Tingkat Laboratorium Budaya keselamatan


laboratorium sangat tergantung pada kebiasaan kerja masing-masing kimiawan dan rasa kerja
tim untuk melindungi diri mereka sendiri, tetangga, dan komunitas dan lingkungan yang lebih
besar. Pimpinan lembaga mensyaratkan agar pegawai laboratorium mengambil langkah-
langkah berikut ini untuk meningkatkan budaya keselamatan dan keamanan di fasilitas kerja:

1. Rencanakan semua eksperimen sebelumnya dan patuhi prosedur


lembaga tentang keselamatan dan keamanan selama perencanaan.
2. Selama memungkinkan, minimalkan operasi laboratorium kimia untuk
mengurangi bahaya dan limbah.
3. Asumsikan bahwa semua bahan kimia yang ada di laboratorium
berpotensi beracun.
4. Pertimbangkan tingkat kemudahbakaran, korosivitas, dan daya ledak
bahan kimia dan kombinasinya jika melakukan operasi laboratorium.
5. Pelajari dan patuhi semua prosedur lembaga terkait keselamatan dan
keamanan.

2.2.3 Regulasi Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Keja di Laboratorium


A. PERATURAN UMUM KESELAMATAN

1. Semua orang yang bekerja di laboratorium SITH harus menandatangani pernyataan


pada bagian belakang peraturan tersebut yang menyatakan bahwa mereka telah
membaca dan memahami peraturan-peraturan yang ada, dan mengembalikannya ke
Kantor Tata Usaha.
2. Setiap kali selesai melakukan pekerjaan, setiap orang harus:
a) Memastikan bahwa gas domestik dan silinder, air dan listrik yang digunakan
telah dimatikan.
b) Memastikan bahwa wastafel dan saluran air yang digunakan telah bersih dan
semua peralatan dirapikan.
3. Pengunjung atau orang yang bekerja di luar jam kerja di setiap laboratorium SITH
harus melaporkan kehadiran sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Peraturan
untuk masuk ke dalam bangunan tertera pada pintu masuk utama. Staf Akademik,
petugas Administrasi Senior, Komputer, Perpustakaan, Kandang, Staf Pemeliharaan
dan Bangunan dapat masuk setiap saat. Mahasiswa dan pengunjung lainnya harus
mendapatkan izin dari Kepala Divisi yang akan memberitahukan Petugas Keamanan.
4. Pekerjaan berbahaya, sedapat mungkin, tidak boleh dilakukan di luar jam kerja yang
ditetapkan oleh SITH. Akan tetapi, jika tidak dapat dihindari, setidaknya terdapat dua
orang lain yang bekerja.
5. Ketika bekerja di luar jam kerja yang ditetapkan (tertera pada papan pengumuman),
orang terakhir di laboratorium harus memastikan bahwa semua gas domestik dan
silinder, air dan listrik telah dimatikan, kecuali untuk layanan-layanan berlabel khusus
akan dibiarkan.
6. Peralatan operasi yang tidak digunakan untuk waktu yang lama harus dibiarkan dalam
kondisi aman sebagaimana ditetapkan. \
7. Jika melakukan pekerjaan yang memerlukan penggunaan alat yang beroperasi
semalaman atau selama akhir pekan, harus menuliskan petunjuk untuk tindakan yang
harus dilakukan apabila terjadi kerusakan atau kelainan teknis pada peralatan tersebut.
Formulir pengisian tersedia di kantor Tata Usaha.
8. Semua bentuk kecelakaan harus dilaporkan pada petugas safety dengan mengisi
formulir LAPORAN KECELAKAAN (tersedia di setiap laboratorium).
9. Peralatan yang tidak bekerja dengan baik/ rusak harus segera dilaporkan kepada
anggota Staf Akademik atau Senior Staf Teknis.
10. Kesalahan pada struktur bangunan harus dilaporkan kepada Petugas Sarana/ Prasarana
SITH.
11. . Benda atau bahan berbahaya harus dibawa dalam wadah yang sesuai. Semua botol
Winchester harus diangkut dalam pengangkut khusus yang tersedia di laboratorium.
12. Harus melakukan pekerjaan dengan rapi setiap saat. Tidak rapi BISA BERBAHAYA.
Lantai dan pintu harus selalu bebas dari halangan.
13. Dilarang memipet dengan mulut. Gunakanlah pompa karet yang khusus untuk pipet.
14. Harus mengenakan pakaian dan peralatan pelindung apabila bekerja di laboratorium
SITH.
15. Periksa peralatan pelindung Anda secara teratur.
16. Dilarang membuat keributan dan bertindak kasar.
DAFTAR PUSTAKA

Yudiono, H. 2018.Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium. (Online).


https://www.duniakaryawan.com/alat-keselamatan-kerja-di-laboratorium-kimia/.
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2020).

Moran, L dan Tina, M. 2010.Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia Panduan


Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. New York : National Academy of Sciences.

Anda mungkin juga menyukai