Anda di halaman 1dari 10

yani's pray archer♥

telusuri

JUL

DESKRIPSI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI & IMPLEMENTASINYA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR


MENGAJAR

A. BAB I (LANDASAN PEMIKIRAN)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah


mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang-undang. Amanat dan tujuan pendidikan tersebut dijelaskan dalam
visi dan misi Pendidikan Nasional. Untuk mewujudkan visi dan misi Pendidikan Nasional tersebut, maka
kurikulum pendidikan perlu didiversifikasi dan disempurnakan. Disversifikasi kurikulum adalah kurikulum
yang disesuaikan, diperluas, dan diperdalam, atau dirancang untuk melayani keberagaman kemampuan
dan minat peserta didik serta kebutuhan dan kemampuan daerah dan sekolah ditinjau dari geografis
dan budaya.

Diversifikasi KBK telah disempurnakan terutama yang berhubungan dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan cakupan materi. Dalam konsep KBK, hendaknya diperhatikan potensi (bakat,
minat, dan kemampuan) peserta didik, kompetensi sekolah, dan tuntutan dunia usaha sesuai dengan
realita.

B. BAB 2 (DESKRIPSI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi:

“Untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

A. Kebijakan

Meliputi Dasar Pemikiran, Paradigma Baru Globalisasi Revolusi, Permasalahan Pendidikan di Indonesia.

B. Kurikulum berbasis Kompetensi


KBK adalah bentuk pendekatan kurikulum yaitu seperangkat rencana acuan dan pengaturan
kemampuan belajar, diamana pencapaiannya disesuaikan dengan situasi daerah/sekolah dengan sistem
pembelajaran tuntas. KBK diimplementasikan ke dalam Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS).dan sistem
pengelolaan sekolah pendekatan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).BBE (Broad
Based Education) Life skill adalah salah satu sarana pencapaian tujuan pendidikan yang berorientasi
pada kecakapan hidup ndalam konteks pengetahuan, keterampilan gerak fisik, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam berfikir dan bertindak. Jadi konsep KBK dengan BBE Life Skill dilakukan secara
terintegrasi.

v Spesifikasi KBK :

· Ciri KBK antara lain : adanya persaingan sehat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya
manusia: persaingan antarsiswa, persaingan antar lembaga, peningkatan produk lembaga pendidikan,
adanya standar kompetensi yang jelas, realistis, menantang, menyenangkan, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah dengan potensinya.

· Pendekatan KBK : Pendekatan 4 pilar pendidikan (belajar menjadi diri sendiri, mengetahui,
melakukan, dan belajar dalam kebersamaan), Inkuiri (menggali dan memecahkan masalah), Konstruktif (
Sains, Teknologi, Lingkungan , dan Masyarakat), Demokratis (penghargaan terhadap kemampuan, adil,
dan merata)

· Pengembangan potensi dalam KBM : Tugas lembaga dalam pengembangan potensi adalah menggali
dan mengembangkan potensi siswa secara optimal untuk mencapai kecakapan hidup sehingga siap
lanjut dan mampu bersaing dalam dunia kehidupan masyarakat. Tugas guru adalah menentukan
pengalaman belajar siswa, memilih strategi mengajar, dan menilai tingkat pencapaian kompetensi.
Dalam pengalaman belajar perlu diperhatikan kemitraan dan tanggung jawab bersama dari siswa, guru,
sekolah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha, industri, dan masyarakat.

C. Komponen Kurikulum

Komponen-komponen kurikulum terdiri dari : perubahan kurikulum, komponen KBK, kompetensi


kurikulum, kompetensi guru, perangkat KBM, komponen silabus, ranah yang harus dicapai dalam
pembelajaran, komponen kecakapan hidup (life skill)/ Talent (bakat & kemampuan), Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, pengalaman belajar & hasil belajar, Indikator, Komponen Penilaian,
sumber belajar, bahan, alat, dan teknis.

D. Konsep KBM

1. Konsep
a. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara sadar akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungan. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah kompetensi siswa.

b. Mengajar adalah upaya atau tindakan guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan
yang telah direncanakan.

c. Kegiatan belajar mengajar adalah adanya interaksi antara siswa belajar, guru mengajar secara
terencana, dan ditunjang oleh materi pembelajaran, sarana prasarana serta lingkungan belajar.

2. Prinsip KBM

Student Active Learning, Cooperative Learning, Partisipatorik, Ractive Teaching.

3. Prinsip Belajar

Berpusat pada siswa, belajar melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan


keingintahuan, memecahkan masalah, berkreativitas, menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi,
belajar kesadaran berbangsa dan bernegara, belajar sepanjang hayat, kompetensi kerja sama dan
solidaritas, berorientasi pada tujuan,dll

4. Landasan Berpikir Pelajar

Bagaimana memahami,bagaimana melakukan, bagaimana menumbuhkan kemandirian dan


tanggungjawab, bagaimana belajar kebersamaan, bagaimana belajar dengan nyaman.

5. Konsep Belajar

Belajar bermakna, komunikasi terbuka, guru sebagai model, tugas yang menantang, pengetahuan
keterampilan siap, sering latihan, penilaian yang berkesinambungan, kondisi menyenangkan, aneka
ragam pendekatan belajar, mengembangkan ragam kemampuan, melibatkan sebanyak mungkin indra,
pengaturan pengalaman belajar.

6. Penyempurnaan Gaya Mengajar

Gaya Transaksional ke transformasional, gaya otoriter ke demokratis, gaya formal ke nonformal, gaya
padat materi ke padat makna, dsb.

7. Hakekat guru

Sebagai agen pembaharuan, pemimpin kelas, fasilitator, bertanggung jawab atas tercapainya hasil
belajar, guru menjadi contoh dalam KBM, menunjang tinggi kode etik profesi.

8. Ranah Kemampuan Guru

a. Memiliki konsep ilmu tentang KBK

b. Memiliki sikap tentang KBK


c. Memiliki keterampilan fisik dalam pelaksanaan KBK, dll.

9. Gaya Belajar Siswa antara lain:

Melihat, mendengar, gerak, bekerja dan menyentuh

10. SLIM-N-BIL (8 kecerdasan) = Faktor siswa

a. Berpikir dalam citra/ gambar

b. Berpikir dalam kata-kata

c. Berpikir dalam komunikasi dengan orang lain

d. Berpikir secara refleksi/ kaji diri

e. Berpikir dalam irama dan melodi

f. Berpikir dalam hukum alam

g. Berpikir dalam sensasi dan gerak fisik

h. Berpikir dengan penalaran

11. Lingkungan Belajar

Lingkungan salah satu hal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, antara lain: lingkungan
kelas, laboratorium, tata ruang, cahaya, suasana belajar, musik.

12. Metode Pembelajaran

Jigsaw (bentuk kelompok, urutkan pangkalan, isu/permasalahan, dan pembahasan), Curah pendapat,
peta konsep, diskusi, tanya jawab, pengamatan linhkungan, eksperimen, latihan, praktek lapangan/
laboratorium.

13. Implementasi kurikulum adalah kurikulum nyata bukan kurikulum harapan atau khayalan. Pressman
(1979) mengatakan, para implementator kurikulum harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. 6 unsur yang patut dipertimbangkan dalam strategi
mengimplementasi kurikulum, yaitu:

a. Tingkat dan jenjang pendidikan,

b. Sistem kegiatan belajar mengajar,

c. Bimbingan dan konseling,

d. Administrasi pendidikan dan kepegawaian,

e. Sarana dan prasarana di sekolah,


f. Sistem evaluasi dan penilaian yang aktual dan pelaporan prestasi siswa.

14. Skema Konsep KBK

1. Landasan

Filosofis : Pancasila

Struktur : UUD 1945 (amandemen)

Gerak : GBHN (1999-2004)

Program : Undang-Undang Sisdiknas (revisi)

Kepres/PP/Kepmen, kebijakan lainnya.

2. Kurikulum 2004 : Kurikulum & Kompetensi

Kompetennsi lintas kurikulum, kompetensi lulusan, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi
Pokok, Indikator Pencapaian Kompetensi.

E. Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas meliputi:

a. penilaian terpadu dengan pembelajaran, multi metoda, menyeluruh, dan berkesinambungan, adil,
terbuka, dan bermakna.

b. Proses pengumpulan, pelaporan tentang informasi hasil belajar peserta didik.

c. Bukti-bukti otentik dan akurat.

d. Dilakukan oleh guru.

Perlu dipahami bahwa penilaian berbasis kelas bukan berarti menghakimi, artinya mana siswa yang
pandai, sedang, dan bodoh, akan tetapi lebih menekankan pada penghargaan atas hasil belajar siswa.
Jadi penilaian mengarah pada menemukan siswa pemula, sedang proses pengembangan, dan sudah
maju atau lihai.

C. BAB III (STRATEGI PENYUSUNAN SILABUS, SISTEM PENILAIAN, DAN RENCANA MODEL
PEMBELAJARAN)
1. Prinsip Silabus

a. Konsep silabus : Silabus adalah penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ingin dicapai serta materi pokok yang perlu dipelajari siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Prinsip Pengembangan Silabus :

1. Ilmiah, agar memiliki validitas.

2. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa.

3. Sistematis dan kronologis.

4. Relevan terhadap keterkaitan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

5. Konsistensi antara KD, materi pembelajaran, pengalaman belajar, dan indikator.

2. Langkah-langkah menyusun silabus

a. Komponen yang harus disediakan

1. Kurikulum kompetensi per mata pelajaran

2. Kalender pendidikan untuk menyusun program semester

3. Sumber/ bahan (buku paket)

4. Format silabus (Identitas, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Seleksi Materi Pokok,
Pengalaman Belajar dan Hasil Belajar, Indikator, Penilaian.

b. Proses

1. Kerjakan terlebih dahulu program semester/ tahunan

2. Analisa Materi Pelajaran dan seleksi materi pokok untuk kolaborasi atau elaborasi berdasarkan
kompetensi dasar dan indikator.

3. Analisa Life Skill berdasarkan kompetensi dasar dan indikator.

4. Distribusikan kompetensi dasar ke dalam format silabus sesuai dengan kolom yang tersedia.

5. Ekspresikan kompetensi Dasar ke dalam pengalaman belajar dengan memperhatikan materi pokok
dan indikator.

6. Integrasikan analisa life skill ke dalam kolom pengalaman belajar.

7. Tentukan jenis tagihan, bentuk tagihan, instrumen/soal dan penilaian dengan memperhatikan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang telah dituangkan pada pengalaman belajar dan jangan lupa
bahwa tolok ukur soal adalah indikator hasil belajar.
8. Alokasi waktu didistribusikan sesuai dengan kebutuhan kompetensi.

9. Pastikan sumber/alat/bahan yang diperlukan dapat memberikan informasi dan peraga sebagai
media informasi dalam pembelajaran teori maupun praktek lapangan.

3. Langkah Penilaian dan Analisa hasil Belajar

A. Strategi Penilaian, Analisa, dan Tindak Lanjut

1. Kuasai kembali pengetahuan tentang jenis tagihan, bentuk tagihan dan teknis membuat
instrumen/soal.

2. Siapkan format penilaian yang sesuai dengan kebutuhan instrumen.

3. Analisa hasil belajar siswa untuk target ketuntasan belajar.

4. Lakukan tindak lanjut(remedial)

B. Analisa Hasil Belajar untuk Target Ketuntasan Belajar

1. Belum tuntas kompetensi minimal dilaksanakan remedial taching/ test.

2. Belum tuntas kompetensi maksimal dilaksanakan pengayaan.

3. Tuntas kompetensi maksimal dilaksanakan akselerasi.

4. Remedial dilaksanakan sebelum melakukan materi pembelajaran baru.

5. Pengayaan bisa dilaksanakan dengan penugasan tanpa remedial teaching.

6. Akselerasi biasanya dilakukan dengan sistem modul.

5. Model Pembelajaran (Rencana Pembelajaran)

KBK menekankan bahwa guru berfungsi sebagai fasilitator, motivator dan konselor yang kompeten. Oleh
karena itu, guru harus profesional, guru perlu belajar untuk mengajar. KBM tidak hanya bersifat teoritis,
akan tetapi harus kontekstual, artinya berorientasi pada konseptual, faktual, aktual, dan autentik,
maksudnya harus kontekstual dengan kebutuhan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mewujudkan hal tersebut dalam rencana pembelajaran, perlu didesain sedemikian rupa dengan
multimetoda, multi media, multi sumber, multi alat sarana prasarana, multi penilaian dan multi
pendekatan yang kemudian dikemas menjadi model pembelajaran.

Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Bruce Joice dan Marsha Weil tahun 1986 adalah suatu
model pembelajaran yang mencakup pendidikan luas dan menyeluruh. Pembelajaran berfokus pada
siswa . siswa sebagai subjek dan siswa belajar untuk kompetensi pembelajaran. Model pembelajaran
adalah bagian atau potongan-potongan silabus yang menjadi satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Namun demikian, untuk praktisnya seyogianya model pembelajaran terpisah dari silabus karena model
pembelajaranlah yang setiap saat melekat pada guru waktu KBM berjalan. Model pembelajaran
merupakan gagasan/ekspresi yang didesain sedemikian rupa oleh guru pengajar yang bersangkutan.

Model-model pembelajaran terdiri dari CTL (Ccontextual Teaching and Learning), Konstruktivisme,
Terpadu, Sains Teknologi Masyarakat, Siklus Belajar, Whole Language, Cooperative, Interaktif,
Pendekatan Lingkungan, Inkuiri, Keterampilan Proses Sains, Model Pembelajaran Pendekatan Kecakapan
Hidup, Model Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio, Model Pembelajaran
Pendidikan Internet, dll.

D. BAB IV (FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)

1. Konsep Bimbingan dan Konseling

Membicarakan BK dalam kesempatan ini tidak terfokus pada tugas dan tanggung jawab guru BK sebagai
profesi, akan tetapi sejauh mana peranan BK dalam konteks KBK dapat menunjang KBM. Guru BK
menjadi mediator, koordianator, dan sekaligus pelaksanaan utama. Kepala sekolah selaku pengelola
sekolah harus bertanggung jawab sepenuhnya tentang pendelegasian kewenangan kepada guru BK.
Sedangkan staf guru merupakan mitra kerja guru BK untuk memberdayakan siswa secara maksimal
dalam KBM. Jadi bimbingan dan penyuluhan pada hakekatnya adalah proses bantuan khusus pada siswa
dengan memperhatikan adanya kesulitan dalam rangka mengembangkan diri, mengarahkan sikap yang
sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah, keadaan lingkungan keluarga, dan masyarakat.

2. Peranan BK dalam Implementasi KBK

Bimbingan Konseling menjadi pendamping fungsi utama sekolah di bidang pembelajaran dan
pengembangan intelektual untuk menangani pribadi siswa. Setiap siswa harus diberi pelayanan secara
adil, merata, dan tuntas. Pelayanan BK bukan hanya masalah kenakalan akan tetapi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi prestasi siswa.

3. Ruang Lingkup Layanan BK (Pola 17) (Kurikulum 1994)

a. Bidang bimbingan yaitu pribadi, sosial, belajar, karier


b. Jenis layanan yaitu orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan dan kelompok, bimbingan kelompok.

c. Kegiatan pendukung yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfirmasi kasus, kunjungan
rumah, alih tangan kasus.

d. Wawasan umum yaitu ruang lingkup BK pada umumnya.

E. BAB V (PERANAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KURIKULUM BERBASIS


KOMPETENSI)

Apakah MGMP masih dibutuhkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ? salah satu komponen KBK
adalah Kurikulum Berbasis Sekolah. Untuk mendesain pengelolaan sekolah dalam upaya perbaikan
kinerja guru maka pada tahun 1999 Dirjen Dikdasmen merencanakan Managemen Berbasis Sekolah.
Meningkatkan kompetensi siswa perlu ditunjang oleh kompetensi guru dalam KBM, yaitu dipandang
perlu adanya target pencapaian mutu melalui Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Kelas (MPMBK).
Kurikulum Berbasis Kompetensi pendekatan KBK sangat membutuhkan MGMP sebagai ujung tombak
manajemen peningkatan mutu berbasis kelas atau KBM. Salah satu ciri KBK adalah padat komitmen,
kolaborasi, eksplorasi, serta dalam KBM menggunakan multi pendekatan, multi metoda, multi media,
multi strategi, multi sumber/bahan/alat, multi penilaian, dan multi model pembelajaran, maka
diperlukan suatu wadah pertemuan untuk menyamakan persepsi dan pengembangan/ peningkatan
mutu pendidikan.

MGMP merupakan suatu wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran yang berada pada satu
wilayah, kabupaten, kecamatan, sanggar sampai kepada satu gugus sekolah. Prinsip kerjanya adalah
cerminan kegiatan dari, oleh, dan untuk guru. MGMP merupakan organisasi nonstruktural, sifat mandiri,
asas kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarki dengan lembaga lain. MGMP memiliki
kemandirian namun disisi lain harus dapat bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait
(pakar/narasumber, dewan pendidikan, MKS/K3S, pemerintah dan masyarakat pemerhati pendidikan).
Guru harus kompeten, komitmen terhadap kode etik profesi dan bertanggung jawab pada diri sendiri,
masyarakat, dan pemerintah.

F. BAB VI (FUNGSI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH TERHADAP KURIKULUM


BERBASIS KOMPETENSI)

Paradigma baru dalam dunia pendidikan memandang perlu adanya reformasi sistem manajemen
sekolah denga dasar: adanya tuntutan masyarakat peningkatan tentang kualitas sekolah, adanya
kebijakan politik sentralisasi menjadi desentralisasi, adanya pengambilan keputusan di pihak yang
berkepentingan lokal. Tujuannya adalah untuk membuat sekolah mandiri sesuai kondisi sekolah dan
tuntutan lingkungan masyarakat, dan membuat sekolah kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab
mengelola program secara aktif dan efisien. Peningkatan mutu pendidikan didukung oleh adanya
Keterbukaan, Kompetensi, Kemandirian, Kepribadian, Sosial, Tanggung Jawab.

Konsep MBS : MBS merupakan gagasan yang menempatkan kewenangan pengelolaan sekolah dalam
satu keutuhan identitas sistem. Di dalamnya terkandung adanya desentralisasi kewenangan yang
diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan (Eric Digest: 1995) MBS sebagai upaya
memposisikan peran sekolah yang sesungguhnya. Program sekolah direfleksikan ke dalam bentuk visi,
misi, strategi, dan tujuan pengembangan sekolah. MBS sangat memperhatikan keberadaan
stakeholders/dewan sekolah dan akan melahirkan rasa memiliki. Makna berbasis sekolah dalam konsep
MBS bukan berarti meninggalkan kebijakan-kebijakan strategis yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat. Misalnya standar kompetensi siswa, standar materi pembelajaran pokok, standar penguasaan
minimum, standar pelayanan minimum, penetapan kalender pendidikan dan jumlah belajar efektif
setiap tahun, dll.

MPMBS (Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) adalah suatu pendekatan baru dalam
pengelolaan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang direncanakan Dirjen Dikdasmen th
1999. Manajemen Berbasis Sekolah adalah pendekatan politik untuk mendesain pengelolaan sekolah
yang memberikan keleluasaan dan partisipasi sekolah dalam upaya perbaikan kinerja guru, siswa, orang
tua siswa, dan partisipasi masyarakat. Komponen MPMBS berfokus pada proses, bukan masalah
inpit/output pendidikan.

Diposting 5th July 2013 oleh yani♥

Label: recap buku

0 Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai