Anda di halaman 1dari 8

REVIEW MAKALAH : GAMBARAN

UMUM UMKM DAN KOPERASI

OLEH

Nama : Ade Putra Juni Cahyani

NIM : 1910020153

Kelas : II D

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019
Nama : Ade Putra Juni Cahyani

Kelas : II D

Prodi : Akuntansi

NIM : 1910020153

REVIEW Materi Akuntansi UMKM dan Koperasi : Gambaran


Umum UMKM dan Koperasi

A. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)


1. Pengertian Umum
Secara umum Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah sebuah istilah
yang diberikan oleh unit usaha yang dimiliki oleh orang atau badan
dimana jenis usaha tersebut berada dalam ruang lingkup mikro, kecil, dan
menengah.
Menurut uu no 20 tahun 2008 tentang UMKM yaitu usaha produkti
milik oranh perorang dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro, memiliki tenaga kerja kurang dari 4 orang dan tidak
memiliki kekayaan paling banyak Rp 50.000.000(lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 per tahun, sedangkan
usaha kecil adalahusaha ekonomi produktif ysng brdiri sendiri, dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yag bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung, yamg memiliki tenaga
kerja 5 sampai 19 orang dan memiliki kekayaan bersih lebh dari Rp
50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan tahunan Rp 300.000.000 sampai dengan paling
banyak Rp 2.500.000.000 per tahun dan usaha menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakuka oleeh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak peusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar.

B. KOPERASI

Koperasi mempunyai prinsip “member based oriented activity bukan


capital based oriented activity”. Sehingga pembentukan modal sendiri
(equality) tergantung pada besarnya simpanan-simpanan para anggotanya
dan jumlah anggota koperasi tersebut.Sehingga apabila bentuk koperasi
primer maka pada awalnya modal yang terbentuk sangat sedikit.

Menurut UU No. 25 Tahun 1995 modal koperasi terdiri dari :

1. Modal Sendiri

Yang terdiri dari : - simpanan pokok

- simpanan wajib

- dana cadangan

Merupakan penyisihan sisa hasil usaha yang dimaksudkan untuk menutup


modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi apabila diperlukan.

2. Modal Pinjaman

Merupakan modal yang berasal dari pinjaman manajemen koperasi


dari bank atau dengan cara menerbitkan obligasi atau surat utang lain.

3. Modal Penyertaan

Merupakan modal yang bersumber dari pemerintah atau masyarakat dalam


bentuk investasi.
2. Kriteria UMKM

1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha
milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni :
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3000.000.000 (tiga
ratus juta rupiah)
Contoh usaha mikro : Kios, Konter Pulsa, Depot isi Air minum dan lain lain
sebagainya

2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Contoh Usaha Kecil
3.  Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang badan usaha yang bukan merupakan anak perorangan atau
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang
memenuhi kriteria :
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).

3. Prinsip UMKM

Menurut uu 20 tahun 2008 UMKM memiliki prinsip sebagai berikut;

 Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
 perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan
 Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
 Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
 Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

4. Tujuan UMKM

 Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang,


dan berkeadilan;
 Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
 Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
5. Peran UMKM

Dilansir dari kompas.com UMKM sendiri memiliki tiga peran atau


kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia yakni ;l

 Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil


Hal ini disebabkan UMKM berada di barbagai tempat sehingga seseorang
tidak harus pergi ke kota untuk meningkatkan perekonomiannya. Sehingga
dengan adanya UMKM perekonomian rakyat kecil bisa meningkat sebagai
contoh pengrajin tenun yang berada di alak yang melibatkan warga alak untuk
membuat sebuah kain tenun.
 Sarana mengentaskan kemisikinan
Dengan adanya UMKM kemiskinan sedikit demi sedikit akan berkurang
karena adanya penyerapan tenaga kerja
 Sarana pemasukan devisa bagi negara

UMKM juga menyumbang devisa bagi negara sebab jangkauan pasar tidak
hanya dalam negeri melainkan juga ke luar negeri. Sehingga perlu adanya
dukungan dari pemerintah baik modal dan moral.

Berdasarkan data Kementerian dan Republik indonesia, melalui Sensus


Ekonomi dari Badan Pusat Statistil pada 2016 kontribusi UMKM adalah
sebagai berikut

1. UMKM menyerap hingga 89,2% dari total tenaga kerja


2. UMKM menyediakan hingga 99% dari total lapangan kerja
3. UMKM menyumbang hingga 60,34% dari total PDB nasional
4. UMKM menyumbang 14,17% dari total ekspor
5. UMKM menyumbang 58,18% dari total invesasi

Dari data tersebut membuktikaan bahwa peran UMKM sangatlah penting


sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah, swasta dan sektor
masyarakat baik itu modal, tenaga, pemikiran inovasi dan lain sebagainya
guna untuk meningkatkan produktivitas UMKM

6. Tantangan UMKM

1. Minimnya Usaha Modal


Hal ini merupakan sebuah masalah dasar dari sebuah UMKM, karena
kurrang modal inisiatif untuk mengembangkan usaha menjadi terhambat
diakibatkan kurangnya persyaratan seperti jaminan, bunga peminjaman yang
terlalu besar sehingga membuat si pemilik harus berpikir dua kali unttuk
meminjamnya. Sehingga solusi yang ditawarkan yakni pemerintah harus
berperan dalam proses berkembangnya UMKM dengan cara pemberian
suntikan dana dan pemberian trainer bagaimana cara memperluas jangkauan
pasar dan inovasi produk sebagai contoh yang dilakukan PT SAMPOERNA
lewat program SRC(Sampoerna Retail Community) dimana PT Sampoerna
memberikan suntikan dana bagi toko kelontong dan mengajarkan bagaimana
menata sebuah produk, membuat inovasi poduk dan bagaimana memperluas
jangkauan pasar.
2. Kurang tau cara bagaimana memperluas bisnis

UMKM merupakan sebuah langkah baik untuk meningkatkan


perekonomian ekonomi di Indonesia, data dari kompas.com menyebutkan
bahwa kontribusi PDB terbesar berasal dari UMKM daripada perusahaan
besar. Hal ini membuktikan bahwa peran UMKM sangat penting bagi
sebuah perekonomian negara. Namun yang terjadi di lapangan bahwa si
pemilik usaha kurang memiliki ilmu pengetahuan terkait UMKM dan
bagaimana cara memperluas bisnisnya sehingga solusi yang diberikan perlu
adanya sebuah kegiatan sosialisasi terkait dengan bagaimana cara mengolah
UMKM, memperluas bisnisnya, dan lain sebagainya dan dari si pemilik
usaha perlu adanya inovasi produk sehingga barang hasil produksi mampu
bersaing di pasaran. Sebagai contoh Usaha pembuatan topi ti’i langga topi
khas NTT yang berasal dari Rote usaha ini bisa menjadi produk khas NTT
namun usaha tersebut belum begitu banyak dijual di NTT khususnya di kota
Kupang sendiri sehingga harga yang ditawarkan sangat mahal karena harus
membelinya langsung di tempat pembuatannya langsung. Dengan demikian
perlu adanya perluasan usaha dan promosi kepada konsumen. Peran
pemerintah disini yakni sosialisasi untuk mengenalkan budaya kepada
masyarakat agar masyarakat tertarik terhadap budaya NTT tersebut.

3. Kurangnya inovasi produk


Laju pertumbuhan UMKM harus diselingi dengan inovasi inovasi produk
yang terbarukan sehingga produk tersebut mampu bersaing di pasaran.
Inovasi bisa berasal dari penggunaan teknologi sehingga biaya produksi
dapat ditekan atau pemilihan bahan baku berkualitas, inovasi rasa,
mengikuti mode tren yang berlaku. Sehingga si pemilik harus jeli melihat
perkembangan yang terjadi di masyarakat. Sebagai contoh warung kopi
yang berada di pinggir jalan tentu berbeda dengan coffee shot orang akan
memilih antara keduanya tergantung dari pemikiran si pembeli namun
dewasa ini orang akan memilih di coffee shot untuk sekedar ngopi, ngobrol
dan mencari tempat nongkrong ketimbang pemikiran rasa dan harga.

4. Tidak memiliki branding


Brand merupakan sebuah merek dagang yang tercantum pada produk
seseorang. Ini merupakan sebuah tanda kepemilikan dari hasil produksi
yang telah dihasilkan. Terkadang orang berpikir bahwa brand kita akan
kalah dengan brand yang sudah ada, iya memulai itu sulit sehingga dalam
proses pendirian UMKM harus disertai niat yang kuat untuk bisa suksess
disertai peningkatan kualitas dari produk yang dihasilkan sehingga lambat
laun UMKM berkembang dan mencapai kesuksesannya.

Anda mungkin juga menyukai