7090 - Percobaan 4 Kimia Organik
7090 - Percobaan 4 Kimia Organik
PERCOBAAN 4
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT
Disusun oleh:
Nama : Shafira Rizqika Ramadhina
NPM : 10060317020
Shift / Kelompok :A/4
Tanggal Praktikum : 30 April 2019
Tanggal Laporan : 7 Mei 2019
Nama Asisten : Humairani rahman S.Farm
I. Tujuan
1. Pemurniaan kurkumin dari kunyit dengan menggunakan kromatografi kolom.
2. Mengekstraksi senyawa menggunakan metode refluks.
3. Memurnikan senyawa kurkumin dengan KLT preparatif.
4. Mengidentifikasi senyawa kurkumin menggunakan metode KLT.
II. Prinsip
1. Kromatografi kolom : pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan kepolaran
dan kecepatan migrasi eluen, fase diam berupa zat padat yang disimpan dikolom
dan fase gerak berupa zat cair.
2. Ekstraksi metode refluks : pemisahan senyawa yang berada dalam zat padat
yang dilarutkan dalam suatu pelarut dengan dibantu pemanasan, adanya
pendinginan balik
3. KLT : pemisahan senyawan berdasarkan perbedaan kepolaran dan kecepatan
migrasi
4. KLT preparatif : pemisahan berdasarkan perbedaan kepolaran dan kecepatan
migrasi, dipakai untuk pengujian kuantitatif
III. Teori dasar
Kurkumin (1,7-bis (4’- hidroksi- 3’-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion,
merupakan senyawa hasil isolasi dari tanaman Curcuma sp dan telah berhasil
dikembangkan sintesisnya oleh Pabon (1964). Kurkumin telah diketahui memiliki
aktivitas biologis dengan spektrum yang luas. Aktivitas antioksidan ditentukan
oleh gugus hidroksi aromatik terminal, gugus β diketon dan ikatan rangkap telah
dibuktikan berperan pada aktivitas antikanker dan antimutagenik kurkumin
(Majeed et al., 1995). Kurkumin memiliki aktivitas penghambat siklooksigenase
(COX) sebesar 79% (van der Goot, 1997), dan diduga bersifat COX-2 selektif,
berdasarkan sifat tidak toksik pada gastrointestinal meskipun pada dosis tinggi
(Kawamori, et al., 1999). Aktivitas penghambat COX-2 memungkinkan
pengembangan kurkumin sebagai zat antikanker yang bersifat antiproliferaif dan
memacu apoptosis. (Meiyanto, 1999)
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan
cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses
pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk
mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini
fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan
fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika
solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan
(Wahyuni, et al., 2004).
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi
komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen.
Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang didalamnya diisikan dasa
stasionerdiam yang dapat berupa padatan/cairam. Campuran ditambahkan ke
kolom dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban/
pembawa yang cocok (fasa gerak). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun
masing-masing komponen dalam kolom yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi
atau koefisien partisi antara fasa gerak dan fasa diam (Yoshito, 2009).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) terdapat fasa gerak yang akan
merayap/bergerak sepanjang fasa diam dan terbentuk kromatogram. KLT disebut
juga kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana, sensitif dan cepat dalam
pemisahan. Kecepatan pemisahan yang tinggi dan mudah juga dimiliki KLT
(Khopar, 2003).
senyawa tersebut. Hal ini karena adanya gugus metilen aktif (-CH 2-) diantara dua
gugus keton pada senyawa tersebut. Kurkumin mempunyai aroma yang khas dan
tidak bersifat toksik bila dikonsumsi oleh manusia. Jumlah kurkumin yang aman
dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan untuk tikus 5 g/hari.
(Rahayu, 2010)
Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut(Wahyuni, 2004):
Berat molekul : 368.37 (C = 68,47 %; H = 5,47 %; O = 26,06 %)
Warna : Light yellow
Melting point : 183ºC
Larut dalam alkohol dan asam asetat glasial
Tidak larut dalam air
Kurkumin dapat ditemukan pada dua bentuk tautomer, yaitu bentuk keto
dan bentuk enol. Struktur keto lebih stabil atau lebih banyak ditemukan pada fasa
padat, sedangkan struktur enol lebih dominan pada fasa cair atau larutan (Yudha,
2009).
Kandungan kunyit berupa zat kurkumin 10 %, Demetoksikurkumin 1-5 %
Bisdemetoksikurkumin, sisanya minyak atsiri atau volatil oil (Keton sesquiterpen,
turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil),
lemak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan
garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium). ( Pasto, 1992)
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan
cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses
pemisahan dan isolasi dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang
diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya
tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solut dipisahkan
dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni, 2004).
Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat
pada padatan menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan di ekstrak
dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau dapat juga di iris-
iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai
dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan
pelarut organik sampai semua analit terekstrak ( Khamidinal, 2009).
IV. Alat dan bahan
Alat yang dipakai dalam percobaan ini adalah alat destilasi, alat spektrum uji,
batang pengaduk, corong pisah, gelas kimia, kertas saring, kertas perkamen,
penangas air, palt KLT, pipa kapiler, rotary evaporator, silica gel, saringan vakum.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah diklorometana, n- heksan,
rimpang kunyit, metanol.
V. Prosedur
20 gram rimpang kunyit kering dalam 50 ml diklorometana direfluks selama
1 jam. Dicapurkan kemudian segera disaring dengan saringan vakum hingga
diperoleh larutan kuning. Larutkan lalu dipekatkan melalui dekstilasi pada
penangas air 500oC. Residu kuning kemerahan yang diperoleh kemudian
dicampurkan dengan 20 ml n-heksana dan diaduk secara merata. Dicampurkan
kemudia disaring lagi dengan penyaring vakum. Padatan yang dihasilkan
selanjutnya dianalisis dengan kromatografi lapis tipis menggunakan eluen CH 2Cl :
MeOH = 99 : 1 yang akan menunjukan 3 kompenen utama.
Kromatografi dengan menggunakan kromatografi kolom dibuat
menggunakan 15 gram silika gel dan eluen CH 2Cl : MeOH = 99 : 1 dengan tinggi
kolom berkisar antara 15-20 cm. 0,3 gram ekstrak kasar yang diperoleh dilarutkan
dengan sesedikit mungkin pelarut CH2Cl : MeOH = 99 : 1 dan kemudia diteteskan
secara perlahan pada bagian atas kolom. Dilakukan elusi hingga komponen
pertama habis. Monitoring dilakukan dengan cara KLT. Gabungan fraksi yang
mengandung konponen pertama ini kemudian dikeringkan. Diuji spektrum UV
dan IR dari senyawa murni yang berhasil diisolasi.
Proses pemisahan dilakukan dengan cara KLT preparatif. Ekstrak kasar 0,1
gram dilarutkan dengan sesedikit mungkin pelarut CH 2Cl : MeOH = 99 : 1,
kemudian ditotolkan pada batas awal plat KLT preparatif dengan menggunakan
pipa kapiler yang diameternya lebih besar daripada pipa kalpiler untuk titik leleh.
Setelah noda kering, dilakukan elusi dengan eluen CH2Cl : MeOH = 99 : 1. hasil
elusi dilihat dibawah lampu UV, kemudian pita komponen utamanyadiberi
tandadengan ujung tumpul pipa kapiler. Bagian pita yang dipilih kemudian
dipisahkan dari komponen lainnya dengan cara mengerok lapisan silika gel
tersebut dan ditampung pada kertas. Pindahkan sililca tersebut ke gelas kimia,
dilarutkan dengan diklorometana, kemudian saring dan dicuci dengan pelarut
yang sama. Filtrat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator. Dilakukan uji
kemurnian fraksi yang diperoleh dengan KLT.
VI. Data pengamatan
I.1. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis : Jarak pelarut : 6cm
1,3
1. Fraksi 1: =0,217
6
3,2
2. Fraksi 2: =0,53
6
4,4
3. Fraksi 3: =0,73
6
2,80−0,53
Perhitungan Rendemen : ×100=1,89 %
120