Anda di halaman 1dari 10

INJEKSI CEFUROXIME

1. Nama Sediaan
Nama Generik : Injeksi Cefuroxime
Nama Dagang : Injeksi Cefix-u

2. Kekuatan Sediaan
Cefuroxime = 750 mg/8ml
Setara dengan
Cefuroxime Na = 789 mg/8ml
3. Preformulasi Zat Aktif
1. Cefuroxime Natrium

Pemerian Serbuk putih atau agak kuning.


(USP-30 hal. 1685)
Kelarutan Sangat mudah larut di air, larut di methanol, sangat sedikit larut di
alcohol, di eter, di etil asetat, dan di chloroform.
(USP-30 hal. 1685)
Stabilitas Tidak stabil panas.
 Panas Larutan berair dari cefuroxime natrium terdekomposisi 15%
 Hidrolisis setelaah 24 jam. (codex, 779)

 Cahaya
pH pH 5,5 – 7,5 (USP-30 hal. 1686)
Penyimpanan Dalam wadah untuk injeksi. Pertahankan dalam keadaan beku.
(USP-30 hal. 1686)

4. Pengembangan Formula
1. Zat aktif yang digunakan adalah Cefuroxime Natrium. Digunakan
bentuk garam dari Cefuroxime agar dapat meningkatkan kelarutan dari
zat aktif karena bentuk garamnya dapat larut dalam air sehingga dapat
dibuat dalam bentuk injeksi larutan sedangkan dalam bentuk asalnya
tidak larut dalam air. Sediaan dibuat menjadi serbuk rekonstitusi karena
cefuroxime mudah terhidrolisis dalam air sehingga akan mempengaruhi
kestabilan zat aktif apabila dibuat dalam bentuk larutan maka
penggunaan pelarut aqua pro injeksi digunakan pada saat akan
direkonstitusi untuk meminimalisir kontak zat aktif dengan air (Dirjen
POM, 1979).
2. Digunakan pelarut aqua pro injection agar sediaan injeksi yang
dihasilkan lebih terjamin sterilitasnya dibandingkan memakai aquadest
biasa. Hal ini dikarenakan aqua pro injection sudah disterilisasi terlebih
dahulu sebelum ditambahkan sediaan
5. Formula Akhir

R/ Cefuroxime Natrium 789 mg/8ml

Aqua pro injeksi ad 8 mL

(API ditambahkan ketika akan di rekonstitusi)

6. Preformulasi Eksipien
6.1 Aqua pro injeksi
Fungsi : sebagai bahan pembawa sediaan iv
Pemerian : Cairan jernih / tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit
OTT : Dalam sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat
tambahan lainnya yangmudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya air
atau kelembaban).
Stabilitas : air stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uap panas)

7. Perhitungan dan Penimbangan

a) Perhitungan

Cefuroxime  Cefuroxime Na
BM = 424,386 BM = 446,37

BMCefuroxi meNa
Konversi  BMCefuroxi me
x 750 mg
446,37
424,386
x 750 mg = 789 mg ~ 0,789 g

E Cefuroxim Na = 0,14
Perhitungan konsentrasi

0,789
1. Cefuroxime = x 100 % = 9,86 %
8ml

I.1. Perhitungan
9,86%
1. Cefuroxime Na : X 0,36 = 0,71
5%
I.2. Perhitungan Tonisitas

Nama Bahan Konsentrasi E ΔTf Ekivalensi zat Ekivalensi zat

E % ( )
Cefuroxime 9,86% 0,13 0,36 9,86% x 0,13 = 0,71 X 9,86 = 7.00
Na 1,2818%
Jumlah 1,2818% 7,00
(hipertonis)

0,9 > 1 ,2818 maka Injeksi Cefuroxime HIPERTONIS

Karena selisihnya kurang dari 2% maka keadaan hipertonis masih


bisa di toleransi.

Penimbangan

Volume yang tertera Kelebihan Volume yang dianjurkan (mL)


dalam penandaan (mL) Cairan Encer Cairan Kental
0,5 0,1 0,12
1 0,1 0,15
2 0,15 0,25
5 0,3 0,5
10 0,5 0,7
20 0,6 0,9
30 0,8 1,2
> 50 2% 3%

1. Perhitungan

= 8 ml + 0,5 = 8,5 mL
Nama zat Untuk 1 vial Untuk 10 vial
Cefuroxime natrium 789 mg x 8,5 ml/ 8ml = 838,31 mg x 10 vial = 8383
fosfat 838,31 mg mg ~ 8,831 gram
Aqua pro injection Ad 8,5 ml – 0,838 = Ad 8,5 x 10 vial = 85 ml
7,662 ml

2. Penimbangan

No Nama zat Untuk 1 vial Untuk 10 vial


1. Cefuroxime Natrium 0,8381 gram 8,831 gram
2. Aqua Pro injeksi ad 8,5 ml ad 85 ml

8. Penentuan Metode Sterilisasi

Metode sterilisasi yang digunakan pada pembuatan injeksi cefuroxim


adalah metode sterilisasi akhir dengan radiasi pengion. Pemilihan metode ini
karena cefuroxim merupakan antibiotic yang akan rusak bila mengalami
pemasanasan

Metode sterilisasi untuk alat

Alat Metode Sterilisasi

Pipet tetes Sterilisasi Panas Lembab


Gelas kimia Sterilisasi Panas Lembab
Gelas ukur Sterilisasi Panas Lembab
Erlenmeyer Sterilisasi Panas Lembab
Batang pengaduk Sterilisasi Panas Lembab
Cawan petri Sterilisasi Panas Lembab
Vial Sterilisasi Panas Lembab

Metode sterilisasi untuk bahan

Bahan Metode Sterilisasi

Cefuroxim Natrium Radiasi Pengion


Aqua Pro Injection Sterilisasi Panas Lembab

9. Prosedur Pembuatan
A. Pembuatan Sediaan
Alat disterilkan dengan cara sterilisasi awal (sterilisasi autoklaf) dan
Bahan di sterilkan dengan radiasi pengion. Bahan cefuroxime sebanyak
8,831 gram ditimbang di kaca arloji, dimasukan ke dalam vial kemudian
tutup, lalu Sterilisasi akhir dengan radiasi pengion. Dilakukan evaluasi
sediaan injeksi (larutan) meliputi : penetapan pH, penetapan volume injeksi
dalam wadah, uji kejernihan larutan, uji kebocoran.

10. Hasil Evaluasi Sediaan

 Penetapan pH
Alat yang digunakan adalah indikator pH. Tujuannya untuk mengetahui
pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
 Uji kejernihan larutan.
Tujuannya untuk mengetahui kejernihan dari sediaan injeksi yang dibuat
dengan prinsip mengevaluasi kejernihan dari sediaan
 Uji kebocoran
Tujuannya memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan
volume serta kestabilan
 Volume Terpindahkan
Tujuannya untuk menguji volume sampel dengan prinsip uji berikut
dirancang sebagai jaminan bahwa sampel yang dikemas dalam wadah
dosis tunggal maupun ganda volumenya tidak melebihi volume yang
tertera pada etiket.
Vial pH Penetapan volume injeksi Uji kejernnihan Uji
dalam wadah larutan kebocoran

1 6 8,5/8,5 x 100% = 100% jernih Tidak


bocor

11. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan sediaan injeksi
Cefuraxim Natrium. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), sediaan
injeksi adalah sediaan steril, berupa larutan, suspensi, emulsi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit
atau selaput lendir.

Injeksi dibuat dengan formula Cefuraxim Natrium yang memiliki


kekuatan sediaan yaitu 789 mg /vial (8 mL) dan aqua pro injeksi sebagai
pembawanya Menurut AHFS (2005), Cefuraxim merupakan obat antibiotik
yang digunakan untuk menangani sejumlah infeksi, seperti sinusitis, radang
amandel, faringitis, bronkitis, otitis media, dan infeksi kandung kemih akibat
bakteri, serta penyakit Lyme dan gonore. Cefuroxime merupakan antibiotik
golongan sefalosporin, tersedia dalam bentuk tablet dan suntik. Obat ini
bekerja dengan cara menekan pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.

Pada sediaan injeksi Cefuroxim, zat aktif yang digunakan yaitu


Cefuroxim natrium. Digunakan bentuk garam dari Cefuroxime agar dapat
meningkatkan kelarutan dari zat aktif karena bentuk garamnya dapat larut
dalam air sehingga dapat dibuat dalam bentuk injeksi larutan sedangkan
dalam bentuk asalnya tidak larut dalam air. Sediaan dibuat menjadi serbuk
rekonstitusi karena cefuroxime mudah terhidrolisis dalam air sehingga akan
mempengaruhi kestabilan zat aktif apabila dibuat dalam bentuk larutan maka
penggunaan pelarut aqua pro injeksi digunakan pada saat akan direkonstitusi
untuk meminimalisir kontak zat aktif dengan air, karena dibuat dalam bentuk
injeksi kering yang hanya digunakan sekali suntik, maka tidak digunakan
pengawet. Digunakan pelarut aqua pro injection agar sediaan injeksi yang
dihasilkan lebih terjamin sterilitasnya dibandingkan memakai aquadest biasa.
Hal ini dikarenakan aqua pro injection sudah disterilisasi terlebih dahulu
sebelum ditambahkan sediaan.

Sebelum dibuat sediaan injeksi, alat dan bahan yang akan digunakan
disterilisasi terlebih dahulu. Sediaan injeksi harus bebas dari pencemaran
mikroba karena obat langsung kontak dengan darah. Cefuroxim natrium
disterilisasi dengan radiasi sinar gamma. Sterilisasi radiasi sinar gamma
memiliki energi yang cukup tinggi, sehingga sinar gamma dapat berpenetrasi
atau menembus padatan atau cairan. Hal ini dikarenakan Cefuroxim
merupakan antibiotik, yang mudah rusak jika terjadi pemanasan. Alat yang
digunakan pada praktikum, disterilisasi dengan panas lembab (sterilisasi uap).
Menurut Ansel (1989), metode panas lembab dipergunakan untuk larutan
dalam jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan instrumen.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari mikroorganisme
tersebut. Digunakan sterilisasi ini karena alat-alat yang digunakan merupakan
berbahan dasar kaca dan alat-alat tahan terhadap suhu tinggi.

Pertama, disiapkan 10 buah vial yang sudah disterilisasi. Masing-


masing zat ditimbang, Cefuroxime natrium sebanyak 8,831 gram. Setelah
masing-masing zat dihitung tonisitas dengan metode ekivalensi, didapatkan
bahwa sediaan dalam kondisi hipertonis sehingga tidak diperlukan peningkat
tonisitas. Dalam kondisi hipertonis, maka sediaan seharusnya ditambahkan
anestetik lokal seperti lidokain karena keadaan hipertonis dapat menyebabkan
rasa nyeri. Namun, kondisi hipertonis umumnya masih dapat ditolerir
dibandingkan hipotonis, dan rentang hasilnya pun kurang dari <2% sehingga
tidak dilakukan pengenceran.

Masing-masing zat dicampurkan dalam kaca arloji, lalu ditimbang


kembali. Zat yang telah dicampurkan, dimasukkan kedalam masing-masing
vial. Kemudian, ditambahkan aqua pro injection ad 8,5 mL (volume sudah
dilebihkan) ke dalam 5 vial dan di 1 vial dikocok hingga larut menggunakan
aqua pro injection. Kemudian, vial ditutup rapat dengan cara aseptis. Wadah
yang digunakan pada sediaan ini berupa vial, karena vial cukup besar untuk
menampung injeksi rekonstitusi dan agar dapat dikocok baik dengan
komponen cair.

Setelah injeksi rekonstitusi Cefuroxim dibuat, dilakukan evaluasi


terhadap sediaan. Pertama, dilakukan evaluasi penetapan pH. Setelah sediaan
diuji dengan indikator pH, didapatkan pH sediaan yaitu 6. pH sediaan injeksi
harus sama dengan pH darah yaitu 7,4, agar menghindari nekrosis jaringan
dan rasa sakit pada waktu disuntikkan. Sehingga pH stabilitas sediaan injeksi
Cefuroxim natrium masih bisa diterima karena pH sediaan mendekati pH
darah dan tidak memerlukan pengadjust pH pada sediaannya, sediaan injeksi
harus isohidris. Isohidris yaitu pH cairan sesuai dengan pH tubuh tujuanya
agar mengurangi iritasi, nyeri dan nekrosis jaringan saat pemberian sehingga
mendapatkan efek terapeutik yang optimal dalam pengobatan.

Pada uji kejernihan, vial yang diuji jernih. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui kejernihan dari sediaan injeksi yang dibuat. Pada uji
kebocoran dengan melihat ampul apakah ada air yang keluar dari dalam
ampul atau tidak, pada tiap sediaan menunjukkan tidak adanya kebocoran.

Pada pengujian volume terpindahkan, volume tetap sama dengan


volume diawal yaitu 8,5 ml. Dalam hal ini volume yang terpindahkan tidak
boleh berkurang karena alasanya akan mempengaruhi sifat efek farmakologis
yang hasilnya tidak akan menghasilkan efek yang diinginkan terhadap
penyembuhan penyakit ataupun terapetik. Persyaratan yang tertera sesuai
standar farmakope mengenai volume terpindahkan yaitu volume tidak kurang
dari volume yang tertera pada wadah hilang diuji satu per satu, atau hilang
wadahvolume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang
tertera pada etiket hila isi digabung (FI IV : 1044)
Wadah adalah alat untuk menampung suatu obat, atau mungkin dalam
hubungan langsung dengan obat tersebut. Kemasan adalah penyatuan dari
bahan yang dikemas (bahan yang diisikan) dan pengemas. Bahan kemas yang
kontak langsung dengan bahan yang dikemas, dinyatakan sebagai bahan
kemas primer, sebaliknya pembungkus selanjutnya seperti kotak terlipat,
karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas sekunder. Kemasan primer
yang dipakai pada praktikum ini adalah vial karena vial cukup besar untuk
menampung injeksi rekonstitusi dan agar dapat dikocok baik dengan
komponen cair.

12. Kesimpulan

Cefuroxim yang dibuat dalam bentuk sediaan injeksi adalah


Cefuroxim natrium. Metode sterilisasi yang digunakan adalah adalah metode
sterilisasi akhir dengan radiasi pengion. Pemilihan metode ini karena
cefuroxim merupakan antibiotic yang akan rusak bila mengalami
pemasanasan. Pada sediaan cefuroxime tidak usah dilakukan penambahan
NaCl. Dari hasil evaluasi sediaan diperoleh injeksi Cefuroxim natrium dalam
1 vial memiliki pH 6, jernih, tidak ada kebocoran, , dan penetapan volume
injeksi dalam wadah 8,5 ml

2) Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi


ke dalam kantong buangan tertutup.
DAFTAR PUSTAKA

AHFS. (2005). AHFS Drug Information. Bethesda : American Society of Health


System Pharmacist.
Ansel, Howard C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.
Jakarta : UI Press.
Depkes RI. (1995 ). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Dirjen POM
Niazi, Sarfaraz K. (2009). Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations, Second Edition Volume Six : Sterile Products. New York : Informa
healthcare.

Rowe, Raymond C; Paul J Sheskey dan Marian E. Quinn. (2009). Handbook of


Pharmaceutical Excipients Edisi 6. USA : Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai