1680 1675 1 SM PDF
1680 1675 1 SM PDF
ABSTRACT
ABSTRAK
124
Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan ......(Anita Pinalia)
kasar. Selain itu, bentuk kristal pun dan kristalisasi dengan cara pendinginan
berpengaruh terhadap sifat balistik. secara “alamiah” dari suhu larutan AP
Kristal AP yang berbentuk persegi 90°C didinginkan hingga 30°C. Sistem
jika dicampur membentuk propelan pendinginan tersebut memiliki kecen-
memungkinkan setiap butiran kristal derungan membentuk kristal AP ber-
membentuk suatu garis ke arah tertentu bentuk jarum (needle crystal). Selain itu,
dan tidak merata, sehingga dalam propelan kemurnian kristal yang dihasilkan relatif
terdapat banyak rongga kosong. Hal ini rendah yaitu 97%, sehingga diperlukan
menyebakan kecepatan pembakaran pemurnian (rekristalisasi) untuk men-
tidak merata di sepanjang propelan dapatkan kemurnian yang lebih tinggi,
padat. yaitu antara 99,5% hingga 100%. Dengan
Kristal AP berbentuk bulat lebih sistem pendinginan terkontrol diharapkan
disukai dalam pembuatan propelan, mampu mempengaruhi pertumbuhan
karena bentuk partikel yang bulat lebih kristal sehingga lebih mengarah pada
mudah dicampur membentuk padatan bentuk bulat, dengan tingkat kemurnian
propelan. Setiap partikel akan mengisi yang diinginkan tanpa harus dilakukan
rongga-rongga kosong satu dengan yang rekristalisasi.
lain, sehingga porositas propelan semakin
kecil. Semakin kecil porositas propelan, 2 LANDASAN TEORI
semakin padat propelan yang terbentuk, 2.1 Ammonium Perklorat (AP)
kecepatan pembakaran pun semakin
AP merupakan kristal tidak ber-
merata. Dengan demikian partikel ber-
warna, dengan densitas 1,95 g/cc index
bentuk bulat dapat meningkatkan efisiensi
refraksi kristal 1,4824 dan 1,4868.
dalam proses pencetakan propelan padat
Refraksi molar 17,22. Dihasilkan dari
yang mampu meningkatkan kinerja
reaksi pertukaran ion antara sodium
motor roket.
perklorat dengan ammonium klorida,
Keuntungan lain dari bentuk bulat
dan dikristalkan dari air sebagai garam
ini adalah bahwa pada pencampuran AP
anhidrat (Schumacher, 1960).
dengan komponen propelan yang lain
Sintesis AP terdiri dari dua tahap,
akan terjadi sedikit gesekan. Gesekan
pertama sintesis elektrokimia sodium
antar partikel-partikel propelan akan
perklorat (NaClO4) dari sodium klorat
menimbulkan panas. Dengan semakin
(NaClO3) dan yang kedua konversi NaClO4
sedikitnya gesekan antar partikel, maka
dalam amonium perklorat (NH4ClO4)
kemungkinan timbulnya panas semakin
yang mengacu pada reaksi:
kecil, dan semakin berkurang pula
kemungkinan terjadinya bahaya ledakan NaClO4+ NH4Cl NH4ClO4+ NaCl (2-1)
(Kralik, 1970). NH4ClO4 dan NaCl hasil reaksi
Penguasaan teknologi pembuatan double exchange harus dipisahkan pada
AP di Lapan sudah sampai pada keber- tahap kristalisasi (Andric, 2007).
hasilan pembuatan kristal dengan ke- Modifikasi reaksi pembentukan
murnian 99,5% hingga 100%. Tingkat AP sebelumnya telah dikembangkan oleh
kemurnian tersebut sudah memenuhi Schumacher (1960), AP terbentuk dari
spesifikasi yang dibutuhkan untuk hasil reaksi antara ammonia, asam
oksidator propelan. Tetapi masih perlu hidroklorida dan sodium perklorat:
dilakukaan penelitian dan pengembangan
untuk penyempurnaan kualitas kristal NH3+HCl+NaClO4 NH4ClO4+ NaCl (2-2)
AP, yang pada penelitian ini dicoba AP merupakan bahan eksplosif
dengan membuat kristal berbentuk tetapi tidak menunjukkan masalah pe-
bulat. nanganan yang signifikan. Dapat menye-
Kristal AP yang diproduksi Lapan babkan iritasi pada kulit dan selaput
selama ini diperoleh dari proses amoniasi lendir, tetapi relatif tidak berbahaya untuk
125
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 9 No. 2 Desember 2011 : 124-131
kontak dalam waktu singkat (Sarner, kristal kecil maka solubility besar. Oleh
1966). karenanya, jika ada kristal yang ber-
ukuran lebih besar maka kristal akan
2.2 Kristalisasi tumbuh, sedangkan kristal kecil akan
Kristalisasi atau penghabluran terlarut lagi.
ialah peristiwa pembentukan partikel- • Nukleasi Sekunder
partikel zat padat di dalam suatu fase
Merupakan pembentukan inti yang
homogen. Kristalisasi dapat terjadi
sebagai pembentukan partikel padat di dipengaruhi oleh kristal-kristal makros-
dalam uap, seperti dalam pembentukan kopik yang sudah ada di dalam magma.
salju; sebagai pembekuan (solidification) Ada dua macam nukleasi yang dikenal;
di dalam lelehan cair (McCabe, 1999). yang pertama disebabkan oleh geser
Kristalisasi juga merupakan proses fluida, dan yang kedua oleh tubrukan
pemisahan solid-liquid, karena pada antara sesama kristal yang ada atau
kristalisasi terjadi perpindahan massa antara kristal dengan dinding kristalisator
solute dari larutan liquid ke padatan dan impeller putar atau daun agitator
murni pada fasa kristal (Greankoplis, (McCabe, 1999).
1993). Pertumbuhan kristal adalah suatu
Pada prinsipnya kristalisasi ter- proses difusi, yang dimodifikasi oleh
bentuk melalui dua tahap yaitu, nukleasi pengaruh permukaan padat tempat
atau pembentukan inti kristal dan pertumbuhan itu berlangsung. Molekul-
pertumbuhan kristal. Faktor pendorong molekul atau ion-ion zat terlarut men-
untuk laju nukleasi dan laju pertumbuhan capai permukaan kristal yang tumbuh
kristal ialah supersaturasi. Baik nukleasi dengan cara difusi melalui fase zat cair
maupun pertumbuhan tidak dapat ber- (McCabe, 1999).
langsung di dalam larutan jenuh atau
tak jenuh (McCabe, 1999). Inti kristal 3 METODOLOGI PENELITIAN
dapat terbentuk dari beragai jenis partikel:
molekul, atom, atau ion. Karena adanya Penelitian ini dilakukan di Labo-
gerakan dari partikel-partikel tersebut, ratorium AP, yang berlokasi di Lapan
beberapa partikel mungkin membentuk Rumpin. Pada penelitian ini bahan utama
suatu gerombol atau klaster, klaster yang digunakan adalah ammonium klorida
yang cukup banyak membentuk embrio (NH4Cl) sebanyak 130 liter, sodium
pada kondisi leat jenuh yang tinggi perklorat (NaClO4) sebanyak 150 liter
embrio tersebut membentuk inti kristal. dan sodium hidroksida (NaOH) (15%).
Urutan tahap evolusi kristal adalah: Bahan-bahan tersebut direaksikan dalam
Gerombol (klaster) Embrio Inti reaktor kristalizer AP yang beroperasi
(Nukleus) Kristal. secara batch dengan kapasitas 0,14 kg/
Dalam Proses pemisahan padat-cair jam. Reaktor kristalizer dilengkapi dengan
mekanisme nukleasi terbagi 2 kategori, pengering putar yang berfungsi untuk
yaitu: mengeringkan kristal yang dihasilkan.
Selain reaktor kristalizer, beberapa per-
• Nukleasi Primer
alatan lain yang digunakan yaitu, screen
Nukleasi akibat penggabungan mesh untuk mengklasifikasikan ukuran
molekul-molekul solute membentuk klaster kristal, timbangan, mikroskop untuk
yang kemudian tumbuh menjadi kristal. mengamati bentuk kristal yang dihasil-
Dalam larutan supersaturasi, terjadi kan, dan High Performance Liquid Chro-
penambahan solute sehingga mendifusi matography (HPLC) sebagai alat analisis
ke klaster dan tumbuh menjadi lebih kemurnian kristal berbasis ion. Alur
stabil. Ukuran kristal besar, maka proses kristalisasi yang dilakukan dapat
solubility kecil, sebaliknya ukuran dilihat pada Gambar 3-1.
126
Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan ......(Anita Pinalia)
Selanjutnya sampel kristal dianalisa dengan yang kontinyu (Wey & Karpinski,
menggunakan HPLC untuk mengetahui 2002). Keuntungan lain dari kristalizer
kemurniannya, sementara bentuknya batch adalah bahwa distribusi ukuran
diamati melalui mikroskop. Kristal ke- kristal atau Crystal Size Distribution
mudian ditimbang dan disimpan dalam (CSD) yang diperoleh lebih sempit. Hal
tempat yang kering dilengkapi dengan ini berarti bahwa ukuran kristal tidak
dehumidifier untuk menjaga kelembab- terlalu bervariasi. Oleh karena itu,
annya. 99,999% kristal yang dihasilkan dalam
penelitian ini berukuran seragam, yaitu
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 40 Mesh.
Syarat mutlak untuk terjadinya
Proses pembuatan kristal AP ber-
kristalisasi adalah adanya supersaturasi
bentuk bulat dengan sistem pendinginan
(keadaan lewat jenuh). Keadaan lewat
terkontrol menghasilkan kristal AP ber-
jenuh dapat dicapai dengan tiga metode.
ukuran 40 Mesh sebanyak 45,42 kg, dan
Jika kelarutan zat terlarut meningkat
ukuran 20 Mesh sebanyak 0,03 kg.
seiring kenaikan suhu, maka larutan
Sehingga total kristal yang diperoleh
jenuh dapat menjadi lewat jenuh hanya
sebanyak 45,45 kg, dengan rendemen
dengan pendinginan. Jika ketergan-
sebesar 39,71%. Melalui metode analisis
tungan kelarutan terhadap suhu relatif
berbasis ion menggunakan HPLC, ke-
kecil, maka kondisi lewat jenuh dapat
murnian kristal yang dihasilkan sebesar
diciptakan dengan cara penguapan. Jika
99,67%. Jika dibandingkan dengan
tidak menghendaki pendinginan atau
kristal AP yang selama ini diproses di
penguapan maka kondisi lewat jenuh
laboratorium Lapan, menggunakan metode
dapat diciptakan dengan penambahan
sistem pendinginan “alamiah,” terlihat
komponen ketiga, yang dikenal dengan
perbedaan bentuk kristal yang signifikan.
proses penggaraman (salting) (McCabe
Kristal dengan sistem pendinginan
1999).
terkontrol ini lebih mengarah ke bentuk
Kelarutan sodium klorida dan AP
bulat, seperti terlihat pada Gambar 4-1.
ditampilkan bersama pada Gambar 4-2.
Pada percobaan ini kristalisasi AP
Kelarutan sodium klorida (simbol segitiga)
dilakukan secara batch, hal ini ber-
hampir konstan di semua temperatur,
dasarkan pertimbangan ekonomis. Untuk
sedangkan kelarutan AP, yang disimbol-
reaktor yang beroperasi dengan kapasitas
kan dengan lingkaran kecil, meningkat
lebih kecil dari 500 kg/jam, kristalizer
tajam dengan naiknya temperatur.
batch lebih ekonomis dibandingkan
(a) (b)
Gambar 4-1: (a) Kristal AP dengan sistem pendinginan terkontrol; (b) Kristal AP dengan
sistem pendinginan “alamiah” (gambar diperoleh dari pengamatan melalui
mikroskop dengan perbesaran 100x)
128
Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan ......(Anita Pinalia)
60
50
40
c (g/100g air)
30
20
AP
10 SK
0
0 20 40 60 80 100 120
T (o C)
Gambar 4-2: Kelarutan AP (AP) murni dan sodium klorida (SK) murni dalam air pada
berbagai temperatur
Gambar 4-3: Kelarutan bersama AP dan sodium klorida dalam air pada berbagai
temperatur (Andrić, 2007)
129
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 9 No. 2 Desember 2011 : 124-131
terkontrol
supersaturasi
Temperatur
terkontrol
alamiah alamiah
Gambar 4-4: Moda pendinginan “alamiah” dan terkontrol dalam kristalizer batch: (a) profil
temperatur, (b) profil supersaturasi (Nývtl et al., 1985)
130
Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan ......(Anita Pinalia)
124