Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Rika Monita

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 020111938

Kode/Nama Mata Kuliah : PBIN4326/ Analisis Keasalan Berbahsa

Kode/ Nama UPBJJ : 11/ Banda Aceh

Masa Ujian : 2019/20.2(2020)

KEMENTERIAAN PENIDIDIKKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. Analisis kontrastif (contrastive analysis) adalah sebuah metode yang digunakan
dalam mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan Bahasa target (B2)
yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam
memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajarinya tersebut (Brown, 1973).
Dengan adanya analisis kontrastif ini diharapkan pebelajar dapat memahami bahasa
kedua atau bahasa asing dengan lebih mudah.

Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melaui


makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau
uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahas yang
bertujuan untuk mengetahui sesuatu dan memungkinkan dapat menemukan inti
permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dikupas, dikritik,
diulas, dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (1988:32) menjelaskan
bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Sedangkan kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua


hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dan dipahami.
Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai bersifat membandingkan
perbedaan. Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik).
Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang
merupakan cabang ilmu bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis kontrastif
adalah susatu kajian terhadap unsur unsur kebahasaan.

Kaitan nya dengan kedua hipotesis tersebut adalah dinyatakan bahawa dalam
analisis kontarstif terdapat kesulitan berbahsa. Kesulitan belajar bahasa dan
kesalahan berbahasa yang dialami oleh siswa dalam belajar bahasa kedua tersebut di
atas digunakan sebagai landasan dalam menyusun hipotesis analisis
kontrastif. Hipotesis Bentuk Kuat menyatakan bahwa semua kesalahan berbahasa
dalam bahasa kedua dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan struktur
bahasa pertama dan bahasa kedua yang dipelajari oleh siswa. Dan Hipotesis Bentuk
Lemah menyatakan bahwa tidak semua kesalahan berbahasa disebabkan oleh
interferensi.

2. Interferensi adalah kekeliruan berbahasa yang disebabkan oleh pengaruh bahasa lain
yang sering digunakan sehingga mempengaruhi penggunaan bahasa lainya baik
berupa pengaruh fonologis, morfologis, sintaksis, ataupun leksikonnya. Banyak
pandangan para linguist tentang arti interferensi, misalnya Chaer (1998:159-160)
menjelaskan Interferensi merupakan penyimpangan dalam menggunakan suatu
bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. contohnya adalah bahasa Indonesia
karena pengaruh bahasa daerah minsalnya ketika berbahasa daerah seperti bahasa
simeulue yang sering menggunakan ahiran “ oi” ma’a, “ro”. Jadi ketika berbahasa
Indonesia sering sekali mengeluarkan bunyi bahasa daerah tersebut seperti
mengatakan mau kemana “ro”?.
3. Tujuan analisis berbahsa adalah untuk menghindari sebuah kesalapahaman dalam
sebuah bahasa serta agar dapat berbahasa yang baik dan benar. Karena Analisis
kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan
manusia dalam berbahasa. Selain itu tujuan analisis kesalahan berbahasa menurut
Tarigan 1990 antar lain :

a. menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku
teksmisalnya urutan mudah sukar,
b. menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai
butir bahan yang diajarkan,
c. merencanakan latihan dan pengajaran remedial,
d. memilih butir-butir bagi penngujian kemahiran siswa (Tarigan, 1990: 69).

4. Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren dalam setiap
pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Baik orang dewasa yang telah
menguasai bahaasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang mempelajari
suatu bahasa dapat melakukan kesalahan-kesalahan berbahasa pada waktu mereka
menggunakan bahasanya. Pentingnya frekuensi kesalahan dalam menganalisis
kesalan berbahasa adalah Mengumpulkan data kesalalahan berbahasa yang dibuat
oleh siswa,Mengidentifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan misalnya:
kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan sintaksis , memperingkat atau
atau merangking kesalahan, serta mengoreksi kesalahan dan memperbaiki kesalahan
yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan kalau dapat menghilangkan
kesalahan itu.

5. Kalimat tersebut mengidentifikasikan tentang permasalahan meningkatnya jumlah


pengangguran dan metropolitan serta kejahatan yang meraja lelah dijakarta yang
diakibatkan oleh keinginan orang desa untuk bekerja disana namun tanpa memiliki
keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai