TUGAS 1
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Analisis kontrastif (contrastive analysis) adalah sebuah metode yang digunakan
dalam mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan Bahasa target (B2)
yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam
memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajarinya tersebut (Brown, 1973).
Dengan adanya analisis kontrastif ini diharapkan pebelajar dapat memahami bahasa
kedua atau bahasa asing dengan lebih mudah.
Kaitan nya dengan kedua hipotesis tersebut adalah dinyatakan bahawa dalam
analisis kontarstif terdapat kesulitan berbahsa. Kesulitan belajar bahasa dan
kesalahan berbahasa yang dialami oleh siswa dalam belajar bahasa kedua tersebut di
atas digunakan sebagai landasan dalam menyusun hipotesis analisis
kontrastif. Hipotesis Bentuk Kuat menyatakan bahwa semua kesalahan berbahasa
dalam bahasa kedua dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan struktur
bahasa pertama dan bahasa kedua yang dipelajari oleh siswa. Dan Hipotesis Bentuk
Lemah menyatakan bahwa tidak semua kesalahan berbahasa disebabkan oleh
interferensi.
2. Interferensi adalah kekeliruan berbahasa yang disebabkan oleh pengaruh bahasa lain
yang sering digunakan sehingga mempengaruhi penggunaan bahasa lainya baik
berupa pengaruh fonologis, morfologis, sintaksis, ataupun leksikonnya. Banyak
pandangan para linguist tentang arti interferensi, misalnya Chaer (1998:159-160)
menjelaskan Interferensi merupakan penyimpangan dalam menggunakan suatu
bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. contohnya adalah bahasa Indonesia
karena pengaruh bahasa daerah minsalnya ketika berbahasa daerah seperti bahasa
simeulue yang sering menggunakan ahiran “ oi” ma’a, “ro”. Jadi ketika berbahasa
Indonesia sering sekali mengeluarkan bunyi bahasa daerah tersebut seperti
mengatakan mau kemana “ro”?.
3. Tujuan analisis berbahsa adalah untuk menghindari sebuah kesalapahaman dalam
sebuah bahasa serta agar dapat berbahasa yang baik dan benar. Karena Analisis
kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan
manusia dalam berbahasa. Selain itu tujuan analisis kesalahan berbahasa menurut
Tarigan 1990 antar lain :
a. menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku
teksmisalnya urutan mudah sukar,
b. menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai
butir bahan yang diajarkan,
c. merencanakan latihan dan pengajaran remedial,
d. memilih butir-butir bagi penngujian kemahiran siswa (Tarigan, 1990: 69).
4. Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren dalam setiap
pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Baik orang dewasa yang telah
menguasai bahaasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang mempelajari
suatu bahasa dapat melakukan kesalahan-kesalahan berbahasa pada waktu mereka
menggunakan bahasanya. Pentingnya frekuensi kesalahan dalam menganalisis
kesalan berbahasa adalah Mengumpulkan data kesalalahan berbahasa yang dibuat
oleh siswa,Mengidentifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan misalnya:
kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan sintaksis , memperingkat atau
atau merangking kesalahan, serta mengoreksi kesalahan dan memperbaiki kesalahan
yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan kalau dapat menghilangkan
kesalahan itu.