Pokok-pokok pikiran tersebut tadi adalah merupakan asumsi dasar atau dasar alasan
yang dapat dijadikan untuk mengatakan kemungkinan lahirnya filsafat pendidikan sebagai
suatu cabang ilmu yang berdiri sendiri yang kita terima sebagai pedoman pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran yang harus dipelajari dan diketahui oleh setiap pendidik atau
guru.
Filsafat pendidikan yang lahir dan menjadi bagian dari rumpun konsep ilmu pendidikan
sebagai ilmu pengetahuan normatif, merupakan disiplin ilmu yang merumuskan kaidah-
kaidah norma atau nilai yang akan dijadikan ukuran tingkah laku manusia yang hidup di
tengah-tengah masyarakat. Dengan sendirinya ilmu ini berkaitan pula dengan ilmu
pengetahuan normatif lainnya seperti sosiologi, kebudayaan, filsafat, agama yang menjadi
sumber nilai atau norma hidup dan pendidikan yang sekaligus akan menentukan tingkah laku
perbuatan manusia dalam kehidupan dan penghidupannya.
Selanjutnya filsafat pendidikan yang lahir dari ilmu pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan praktis dikandung maksud bahwa tugas pendidikan sebagai aspek kebudayaan
mempunyai tugas untuk menyalurkan nilai-nilai hidup serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai norma tingkah laku kepada subyek didik yang bersumber dari
filsafat, kebudayaan dan agama yang berlaku di dalam masyarakat atau negara.
Dari argumentasi-argumentasi yang merupakan dasar alasan lahirnya konsep dan
rumusan filsafat pendidikan yang telah disebutkan memberikan pengertian pula kepada kita
bahwa ilmu ini penting pula untuk dipelajari dan diketahui oleh setiap pendidik atau guru,
karena:
1. Bahwa setiap manusia atau individu harus bertindak, termasuk bertindak dalam
pendidikan, secara sadar dan terarah tujuan yang pasti serta atas keputusan
batinnya sendiri.
2. Bahwa demikian pula setiap individu harus bertanggung jawab termasuk
tanggung jawab dalam pendidikan yang tinggi rendahnya nilai mutu tanggung
jawab tersebut akan banyak ditentukan oleh sistem nilai dasar norma yang
melandasinya.
3. Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap manusia yang hidup tentu memiliki filsafat
hidup demikian pula manusia yang hidup dalam dunia pendidikan harus
memiliki filsafat pendidikan yang merupakan ‘’guide post’’ tonggak papan
menunjuk jalan sumber dasar dan tujuan tindakan dan tanggung jawabnya
dalam kegiatan pendidikannya.
4. Suatu kenyataan pula bahwa terdapat keragaman aliran-aliran pendidikan,
terhadap mana individu pendidik harus menentukan pilihannya secara bebas dan
bertanggung jawab, terbuka, kritis dengan meninjaunya dari segala segi, baik
positif dan negatifnya.
5. Pada suatu ketika individu pendidik telah menentukan pilihannya maka ia tidak
netral lagi dan meyakini serta mengamalkannya aliran filsafat pendidikannya
secara penuh rasa tanggung jawab.
Dari uraian tadi dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan merupakan tata pola pikir
terhadap permasalahan di bidang pendidikan dan pengajaran yang senantiasa mempunyai
hubungan dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain seperti: sejarah pendidikan,
pengantar pendidikan, pendidikan sistematis, pendidikan perbandingan, dan lain sebagainya
yang kesemuanya diperlukan oleh pendidik atau guru sebagai pengajar dalam bidang studi
tertentu.