Akhir- akhir ini banyak masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat,
mulai dari penyakit menular sampai penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular dan merupakan faktor risiko utama dari stroke, infark miokard dan penyakit ginjal kronik adalah hipertensi, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. Hal tersebut diakibatkan karena adanya perubahan gaya hidup dan rendahnya tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan (Arifin, 2016). Berdasarkan data menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah afrika yaitu sebesar 30% dan kejadian terendah terdapat di wilayah Amerika sebesar 18%. RISKESDAS pada tahun 2013 mencatat prevalensi di Indonesia sebesar 25,8%, dengan angka kejadian tertinggi terdapat di Bangka Belitung 30,9%, diikuti Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6% dan Jawa Barat 29,4% (Arifin, 2016: 2). Di Jawa Tengah kasus hipertensi tertinggi tahun 2012 sebanyak 1,67% (Dinkes Prov. Jateng, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam
karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi primer
atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009).