KETIDAKBERDAYAAN
PADA TN.S DENGAN CKD ON HD DI RUANG RENGASDENGKLOK
RSUD KARAWANG
Disusun untuk Memenuhi tugas Jiwa
Disusun Oleh :
Alinurdin
Dyah Ratna Sari
Engkay Kusnendar
Ida farida
Miftakhul Jannah
Rozana
Sundaris
Selviana Riska
A. Latar Belakang
Didalam kehidupan yang semakin maju dan modern manusia akan lebih mudah
mengalami stres apabila manusia tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Kebutuhan hidup seperti kebutuhan ekonomi yang semakin
meningkat dapat berdampak buruk pada individu yang tidak mampu dalam
menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi. Jika demikian
maka individu akan mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat dari emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping
yang efektif, konsep diri yang positif, serta kestabilan emosional. Seseorang bisa
dikatakan sehat jiwa apabila mampu mempertahankan kondisi fisik, mental, dan
intelektual dalam suatu kondisi yang optimal melalui pengendalian diri,
peningkatan aktualisasi diri, serta selalu menggunakan koping yang positif
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi (Nasir dan Muhit, 2011).
A. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang
dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan
(NANDA,2014). Menurut Townsend (2009), ketidakberdayaan di mana individu
dengan kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang diekspresikan oleh
individu baik verbal maupun non verbal. Kondisi depresi merupakan salah satu
masalah yang berakibat pada konsisi psikososial dengan ketidakberdayaan.
Kondisi ketidakberdayaan pada individu terjadi bila individu tidak dapat
mengatasi solusi dari masalahnya, sehingga individu percaya hal tersebut diluar
kendalinya untuk mencapai solusi tersebut.
Dianalisa dari proses terjadinya, ketidakberdayaan bersal dari ketidakmampuan
individu dalam mengatasi masalah sehingga menimbulkan stres yang diawali
dengan perubahan respon otak dalam menafsirkan perubahan yang terjadi. Stres
akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan sinyal menuju hipotalamus,
kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya
adalah amigdala yang akan bertanggung jawab terhadap status emosional
individu terhadap akibat dari pengaktifan sistem hipotalamus pitutary adrenal
(HPA) dan menyebabkan kerusakan pada hipotalamus membuat seseorang
kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan malas melakukan
sesuatu, hambatan emosi pada klien dengan ketidakberdayaan, kadang berubah
menjadi sedih atau murung, sehingga merasa tidak berguna atau merasa gagal
terus menerus. Dampak pada hormon glucocorticoid pada lapisan luar adrenal
sehingga berpengaruh pada metabolisme glukosa, selain gangguan pada struktur
otak, terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter di otak. Neurotransmiter
merupakan zat kimiawi otak yang akan ditransmisikan oleh satu neuron ke
neuron lain dengan rangsang tersebut (Struart & Laraia,2005).
K. Sosial
- Bicara pelan dan lirih.
- Menarik diri dari hubungan interpersonal.
- Kurang inisiatif.
- Menghindari kontak sosial dengan orang lain.
- Menunjukkan sikap apatis
L. Sumber Koping
Personal ability
- Pengetahuan klien tentang masalah yang dirasakan (ketidakberdayaan).
- Kemampuan klien mengatasi masalah yang dirasakan (ketidakberdayaan).
- Jenis upaya klien mengatasi masalah yang dirasakan (ketidakberdayaan).
- Kemampuan dalam memecahkan masalah.
Sosial support
- Caregiver utama dalam keluarga.
- Kader kesehatan yang ada di lingkungan tempat tinggal.
- Peer group yang ada turut serta dalam memberi dukungan.
Material asset
- Keberadaan asset harta benda pendukung pengobatan yang dimiliki (tanah,
rumah, tabungan) serta fasilitas yang membantunya selama proses gangguan
fisiologis.
- Mempunyai fasilitas Jamkesmas, SKTM, ASKES.
- arak/ akses pelayanan kesehatan yang dikunjungi
Positive believe
- Keyakinan dan nilai positif tentang ketidakberdayaan yang dirasakan: tidak
ada.
- Keyakinan dan nilai positif tentang pelayanan kesehatan yang ada.
M. Mekanisme Koping
Konstruktif
- Menilai pencapaian hidup yang realistis.
- Kreatif dalam mencari informasi terkait perubahan status kesehatannya
sehingga dapat beradaptasi secara normal.
- Mampu mengembangkan minat dan hobi baru sesuai dengan perubahan status
kesehatan dan peran yang telah dialami.
- Peduli terhadap orang lain disekitarnya walaupun mengalami perubahan
kondisi kesehatan.
N. Destruktif
- Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta
bantuan.
- Menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai.
- Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan (mengalami ketegangan
peran, konflik peran).
- Mengungkapkan kesulitan dalam berkeinginan mencapai tujuan.
- Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makan minum, kebersihan
diri, istirahat dan tidur dan berdandan
- Perubahan dalam interaksi sosial (menarik diri, bergantung pada orang lain).
- Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
O. Pohon masalah
ketidakberdayaan
Kurang pengetahuan
Koping individu tidak efektif Klien menyalahkan dirinya sendiri dan enggan
bertemu dengan orang yang akan
menjenguknya (membatasi hubungan
interpersonal).
Strategi Pelaksanaan
Ketidakberdayaan
3. Tujuan Tindakan
a. Keluarga mampu mengenal masalah
ketidakberdayaan pada anggota keluarganya.
b. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami ketidakberdayaan.
c. Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga
yang mengalami ketidakberdayaan.
4. Tindakan Keperawatan
a. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan
mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga
merawat pasien & kondisi pasien.
b. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara
merawat dan follow up.
c. Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan
mengontrol perasaan tidak berdaya.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
KELUHAN UTAMA
Benjolan di scrotum. Sesak nafas, kaki bengkak
Nutrisi
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm
Pola makan : 3x/hari ½ porsi
Alergi : tidak ada
Eliminasi
Pola BAB/ BAK : terganggu dilakukan ditempat tidur
Nyeri : tidak ada
Proteksi
Status imunisasi : tidak lengkap
Riwayat pengobatan fisik
1 minggu yang lalu klien berobat ke klinik dekat rumah karena benjolan di
scrotumnya membesar dan klien tambah sesak, dari klinik disarankan untuk
rujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.
Diagnosa Keperawatan
ketidakberdayaan
b. Penampilan
1. Cacat fisik
Cacat fisik tidak ada, hanya scrotum klien makin membesar dan nyeri
2. Kontak mata
kontak mata klien kurang berfokus ke petugas dan pandangan kosong
3. Pakaian
Klien menggunakan baju kameja namun tidak di kancingkan karena merasa
kegerahan dan sering berkeringat
4. Perawatan diri
Jelaskan: setelah dilakukan perawatan klien baru mandi satu kali tadi pagi dan
blm pernah gosok gigi serta belum keramas
Diagnosa Keperawatan:
Defisit perawatan diri: mandi
IV. KELUARGA
a. Genogram
b. Tipe keluarga
Extended family
c. Pengambilan keputusan
Anak klien yang pertama
Diagnosa Keperawatan
ketidakberdayaan
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Pola sosial
a. Teman/ orang terdekat
Orang terdekat klien adalah istri dan anaknya yang selalu setia menunggu
saat klien dirawat saat ini
Diagnosa Keperawatan:
ketidakberdayaan
Nada
Nada Nada Nada
Keras Tidak Animated Tenang Ya
Muluk- Tidak Keras pada pesan Ekspresif Ya
muluk penting
Berubah tidak Lembut ya Hormat ya
sesuai
emosi
Jarak fisik
Jarak klien dengan petugas kurang lebih 70 cm dan posisi klien sedang duduk
Diagnosa Keperawatan:
Pengkajian Ansietas
1. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien saat ini tidak mempunyai masa lalu yang kurang menyenagkan
2. keluhan fisik
klien merasa tidak mampu beraktifitas dan bila melakukan aktifitas klien suka
merasa sesak yang hebat dan benjolan di scrotumnya makin membesar
3. alam perasaan
putus asa
4. mekanisme koping
Adaptif Mal adaptif
Bicara dengan orang lain Ya Minum alkohol Tidak
Mampu menyelesaikan tidak Reaksi lambat/ cepat tidak
masalah
Teknik relaksasi tidak Bekerja berlebihan Tidak
Aktivitas konstruktif Tidak Menghindar Tidak
Olah raga Tidak Mencederai diri Tidak
Lain-lain: Lain-lain:
Diagnosa Keperawatan:
keputusasaan
3. mekanisme koping
Adaptif Mal adaptif
Bicara dengan orang lain ya Minum alkohol Tidak
Mampu menyelesaikan Ya Reaksi lambat/ cepat Tidak
masalah
Teknik relaksasi Ya Bekerja berlebihan Tidak
Aktivitas konstruktif Ya Menghindar Tidak
Olah raga tidak Mencederai diri tidak
Lain-lain: Lain-lain:
Diagnosa Keperawatan:
ketidakberdayaan
Pengkajian Gangguan Citra Tubuh
1.Keluhan fisik
Badan terasa lemas sulit untuk melakukan aktifitas meskipun hanya ke kamar mandi
karena sesak nafas dan nyari di scrotum yang membesat bila berdiri
2.alam perasaan
putus asa
3. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien marasa kesempurnaan dalam tubuhnya berkurang setelah
divonis harus cuci darah secara berkelanjutan
b. Identitas :
klien merasa tubuhnya tidak berguna lagi
c. Peran :
klien merasa perannya sebagai kepala keluarga sudah tidak berguna lagi
d. Ideal diri :
klien merasa sudah tidak berguna lagi karena tidak bisa melakukan aktivitas
e. Harga diri :
klien merasa sudah tidak berharga lagi
4. mekanisme koping
Adaptif Mal adaptif
Bicara dengan orang lain Ya Minum alkohol Tidak
Mampu menyelesaikan tidak Reaksi lambat/ cepat Ya
masalah
Teknik relaksasi Tidak Bekerja berlebihan Tidak
Aktivitas konstruktif Ya Menghindar Ya
Olah raga tidak Mencederai diri tidak
Lain-lain: Lain-lain:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan fungsi peran
Ketidakberdayaan
Analisa data
no Analisa data Diagnosa
1 DS: Ketidakberdayaan
- klien mengatakan badan lemas dan sesak
meningkat bila melakukan meskipun hanya
ke kamar mandi
- klien mengatakan tubuhnya sudah tidak
berguna lagi
- klien mengatakan kesempurnaan dalam
tubuh sudah berkurang akibat cuci darah
DO: klien tampak lemah bedrest, kebutuhan
eliminasi dilakukan ditempat tidur, O2
terpasang 3lpm
2 DS: klien mengatakan pasrah dengan keputusasaan
kondisinya saat ini
DO: klien tampak lemas, tatapan kosong
sesekali klien melamun
3 Ds : Harga diri rendah
- klien mrngatakan marasa kesempurnaan
dalam tubuhnya berkurang setelah divonis
harus cuci darah secara berkelanjutan
- klien mengatakan merasa tubuhnya tidak
berguna lagi
- klien mengatakan merasa perannya sebagai
kepala keluarga sudah tidak berguna lagi
- klien mengatakan merasa sudah tidak
berguna lagi karena tidak bisa melakukan
aktivitas
- klien mengatakan merasa sudah tidak
berharga lagi
Do :
- klien tampak murung
- tatapan kosong
Diagnosa Keperawatan:
1. ketidakberdayaan
2. keputusasaan
3. harga diri rendah
Pohon masalah
KEPUTUSASAAN
HARGA DIRI
RENDAH
KETIDAKBERDAYAAN
DISFUNGSI ORGAN
Intervensi keperawatan
no Diagnosa Intervensi
1 ketidakberdayaan Promosi koping
observasi:
identifikasi kegiatan jangka pendek dan jaka
panjangsesuai tujuan
observasi kemampuan yang dimiliki
identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
identifikasi proses pemahaman penyakit
identifikasi metode penyelesaian masalah
- terapeutik
diskusikan perubahan peran yang dialami
gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya
pada diri sendiri
motivasi untuk menentukan hal yang realistis
tinjau kembali dalam pengambilan keputusan
kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
- edukasi
anjurkan menjalin hubunganyang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama
anjurkan pengguanaan sumber spiritual
anjurkan keluarga terlibat dan latih penggunaan
relaksasi
latih keterampilan social sesuai kebutuhan
2. keputusasaan Dukungan emosional
- observasi
identifikasi fungsi marah, prustasi dan amuk
bagi pasien
identifikasi hal yang telah memacu emoi
- terapeutik
Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas
marah ata sedih
buat pernyataan suportif atau empati selama fase
berduka
lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
tetap bersama pasien dan pastikan keamanan
selama ansietas
- edukasi
anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
anjurkan mengungkapkan pengalaman
emosionalsebelumnya dan pola respon yang
biasa digunakan
ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
- kolaborasi
rujuk untuk konseling jika perlu
Implementasi keperawatan
2 DS :
Pasien mengatakan akan
mencoba semampunya, dan
lebih bisa menerima kondisi
kesehatannya
DO :
Pasien nampak lebih ceria
DX : Keputusaan
Implementasi :
- menganjurkan
mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respon
yang biasa digunakan
- mengajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
RTL : -
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil dari EBP yang diterapkan adalah pasien dapat menyebutkan hal-hal positif
dalam dirinya, hari kedua saat dikunjungi pasien tidak tampak murung dan mau
menunjukkan aspek positifnya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang
dapatmengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan
(NANDA,2014). Menurut Townsend (2009), ketidakberdayaan di mana individu
dengan kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang diekspresikan oleh
individu baik verbal maupun non verbal.
Klien dengan ketidakberdayaan dilakukan tindakan sesuai asuhan keperawatan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan psikososial yang dikembangkan
generalis keperawatan jiwa terdiri dari dua strategi pelaksana.
1. Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan
latihan berfikir positif
2. Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan positif dan
latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
Sesusai dengan standar asuhan keperawatan intervensi pada ketidakberdayaan
adalah melakukan pendekatan untuk mengkaji masalah ketidakberdayaan.
B. SARAN
Dengan diberikannya tugas ini mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti
tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien CKD on HD dan dapat
melakukan perawatan yang baik dan tepat serta menegakkan asuhan
keperawatan yang baik. Dengan adanya hasil tugas ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah
didapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.