Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. ARTIKA HIKMATUL IMRO’AH
2. ASEP WAHYU RIAWAN
3. BINTI MUNAWAROH
4. NUR ROHMAT MUSTOFA
5. RIZKY MEI ADI SAPUTRA
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan di buat sebagai bukti bahwa STIKes “HUTAMA ABDI
HUSADA” TULUNGAGUNG. Kelompok 4 yang beranggota: Artika Hikmatul
Imro’ah, Asep Wahyu Riawan, Binti Munawaroh, Nur Rohmat Mustofa, Rizky Mei
Adi Saputra.
Telah melakukan Presentasi Askep Ruang IPCU “MAWAR” RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang Malangdengan judul Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nyalah
penyusun dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Diagnosa Keperawatan“Gangguan Proses
Pikir : Waham Curiga” di Ruang Mawar RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek
Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya keperawatan jiwa.
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
dalam kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak H. Sukanto, S.Pd, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua STIKes “Hutama Abdi
Husada” Tulungagung.
2. Bapak dr. Laurentius Panggabean, Sp. KJ, MKK selaku Direktur Utama Perawatan
RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
3. Ibu Susianti, SST selaku Kepala Bidang Keperawatan RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang Beserta Staf
4. Para Dosen dan Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan Jiwa Stikes Hutama
Abdi Husada Tulungagung
5. Ibu Tut Wuri Handayani selaku Kepala Ruang Mawar RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang beserta Seluruh Perawat Ruangan.
6. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberi dukungan dan dorongan baik
material maupun moril selama penyusunan makalah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini khususnya
kelompok 4, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis, khususnya para pembaca pada umumnya. Amin.
Malang, Januari 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
Gangguan Proses Pikir : Waham
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik klien yang mengalami Gangguan Proses
Pikir : Waham.
2. Mengidentifikasi intervensi yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami masalah Gangguan Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan kepada klien dengan masalah
Gangguan Proses Pikir : Waham.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
Wahan adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan ,tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain .keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes
RI,2000).
2. Faktor presipitasi
Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau diasingkan dari kelompok.
Faktor biokimia
Dopamine,norepineprin,dan zat halusinogen lainya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
A. Proses keperawatan
1. Kondisi
dan anaknya dilecehkan. Ny A mengatakan bahwa saya tidak gila, ini hanya
rekayasa.
2. Diagnosa Keperawatan
Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan ibu hari ini? tidurnya semalam nyenyak tidak?
sekarang ibu ada keluhan tidak?”
Kontrak
“baiklah… bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit?
Enaknya dimana ya bu..? bagaimana kalau di ruangan ini saja bu?”
Kerja
“Saya mengerti bahwa ibu merasa suami ibu mau memperkosa anak ibu,
tapi sulit bagi saya untuk mempercayai, karena setahu saya suami ibu
sangat sayang dengan ibu.”
“Ibu bisa ceritakan apa yang ibu rasakan?”
“oh..jadi ibu merasa ibu jadi bahan percobaan suami ibu!”
“Menurut ibu siapa yang mengatur diri ibu?”
“Jadi suami ibu yang selalu mengatur ibu?”
“Kalau ibu sendiri inginnya seperti apa?”
“Baiklah kalauibu inginnya seperti itu bagaimana kita masukkan ke
jadwal kegiatan harian ibu?”
2. Terminasi
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?”
Evaluasi objektif
“jadi apa saja yang telah kita bincangkan tadi?”
Rencana tindak lanjut
“setelah kita tahu masalah yang ibu alami ,bagaimana kalau besok ngobrol
tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki ?”
Kontak yang akan datang
a. Topik:”bagaiman kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau
kemampuan yang bapak miliki.selanjutnya kita pilih mana yang bisa
kita lakukan disini,ibu setuju?”
b. Waktu:”kira-kira kita bsok bertemu jam berapa?bagaimana kalau jam
10 saja?sampai ketemu besok ya.”
c. Tempat:”bagaimana kalau ditempat biasa biasa kita ngobrolnya?”
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Penjahit
No. CM : 11XXXX
a. Data primer
hanya rekayasa.
b. Data sekunder
- klien gelisah
- klien khawatir dengan anaknya
- klien kooperatif
- ada kontak mata
dirinya sebagai mala praktek dan anaknya dilecehkan oleh suaminya. Lalu
tanggal 2 januari 2018 jam 07.30 wib saat sedang memasak didapur dan
juga dimasukkan ke dalam obil yang berbeda. Ny.A tidak tau kalau mau
□ Ya
Tidak
2. Faktor penyebab/pendukung :
a. Riwayat Trauma
yang pergi tidak ada kabar dan tiba-tiba telah menikah lagi. Oleh
Jelaskan :
bunuh diri
Diagnosa Keperawatan : -
■ Tidak
Diagnosa Keperawatan : -
Diagnosa Keperawatan : -
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan : -
Ada
■ Tidak
Diagnosa Keperawatan : -
1. Genogram :
Keterangan :
: Perempuan : Perkawinan
: Laki-laki : Klien
:Tinggal serumah
Jelaskan:
dengan sabar tidak pernah memukul klien tetapi pada umur 45 ibu
lingkungan sekitar.
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
b. Identitas
c. Peran
Saat di rumah: saya sebagai ibu rumah tanga dan mempunyai
empat anak ke dua anak saya sudah berumah tangga dan kedua
dengan suami saya. Selain sebagai ibu rumah tangga saya juga
d. Ideal Diri
e. Harga diri
Diagnosa Keperawatan: -
3. Hubungan sosial
sosial
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah
Diagnosa Keperawatan: -
1. Keadaan umum
2. Kesadaran (kuantitas)
3. Tanda vital:
4. Antopometri
BB = 50 Kg, TB = 155 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan: -
alas kaki, kuku pendek bersih, gigi bersih. Cara berpakaian: baju
Diagnosa Keperawatan: -
Jelaskan:
Frekwensi: sedang.
Diagnosa Keperawatan : -
3. Aktifitas motorik/psikomotor
Kelambatan:
Hipokinesia, hipoaktifitas
Katalepsi
■ Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Peningkatan :
Hiperkinesia, Stereitipi
Hiperaktifitas
Gaduh Gelisah Otomatisma
Katatonik ■ Negativisme
Tik Tremor
Ekhopraxia ■ Verbigerasi
Jelaskan:
suaminya.
a. Mood
Depresi ■ Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain – lain
Jelaskan:
b. Afek
■ Sesuai
Tumpul /dangkal /datar
Tidak sesuai
Labil
Jelaskan:
saat diberi kata – kata yang lucu dan terlihat sedih ketika klien
Diagnosa Keperawatan : -
Mudah
tersinggung
Jelaskan:
Selama wawancara klien tidak mau menatap lawan bicara dan selalu
6. Persepsi sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran Pengecapan
Penglihatan Peciuman
Perabaan
b. Ilusi
Ada
■ Tidak
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan: -
7. Proses pikir
a. Arus pikir
■ Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiasi
Tangensial longgar
Longorhoe Perseverasi
Clang Neologisme
Jelaskan:
b. Isi pikir
Ekstasi sosial
diri Pesimisme
■ Pikiran curiga
Fobia, sebutkan.......... o Nihilistik
Waham : o Dosa
Jelaskan:
c. Bentuk pikir
Realistik
■ Non Realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
8. Kesadaran
Jelaskan:
Radjiman Wediodiningrat
Orang : klien bisa menyebutkan kembali nama perawat
diruangan..
Meninggi
Menurun:
■ Kesadaran Berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
tidak di tanya
9. Memori
Jelaskan:
a. Konsentrasi
Mudah beralih
Jelaskan
betul.
b. Berhitung
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan : -
□ Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan : -
■ Perawatan kesehatan
Transportasi
■ Tempat tinggal
Jelaskan:
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan:
Jelaskan:
3) Makan
Jelaskan:
4) Toileting (BAK,BAB)
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan: -
b. Nutrisi
mandiri.
50kg.
Diagnosa Keperawatan: -
c. Tidur
Jelaskan:
Klien mengatakan teringat anaknya yang ada di rumah
bagaimana.
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain-lain
Jelaskan:
mengantuk.
Diagnosa Keperawatan: -
3. Kemampuan lain-lain
kesehatannya sendiri
kesehatan.
Ya Tidak
Keluarga ■
Terapis ■
Teman sejawat ■
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:-
Jelaskan
Bila klien ada masalah kliien jarang cerita dan tidak mampu menjelaskan
karena kliien mengganggap tidak ada lagi yang peduli dengan masalah
Jelaskan:
kelompok.
Jelaskan:
Klien mengatakan jauh terpisah dengan kelurga, merasa kesepian dan
rindu keluarga.
Jelaskan:
Jelaskan:
Jelaskan:
dengan suaminya.
Jelaskan:
Jelaskan:
kesehatan.
Jelaskan: saya ada masalah sama suami saya yang sangat tidak baik itu
Diagnosa Keperawatan : -
XI. ASPEK PENGETAHUAN
jiwa Penatalaksanaan
Jelaskan:
tidak tau apa apa yang memperberat keluhannya dan juga tidak tau cara
melakukan pengobatannya.
1. Diagnosis medis:
Skizofrenia Hebrefenik
2. Waham curiga
4. Isolasi sosial
5. Defisit pengetahuan
P : ibu sekarang di RSJ P : memperhatikan P : Menjejelaskan K : klien mengetahui Menjelaskan kondisi klien saat
disini ibu berobat,, respon klien kondisi yang dialami kondisinya ini
ibu harus menurut K : menganggukkan klien
dengan petugas kepala
supaya cepat
pulang P : menutup telinga
K : iy mas
K : berbicara ke P : perawat ingin tahu K : menjawab dengan Mencari tahu kemampuan
P : biasanya kalau di perawat upaya apa yang bisa singkat. klien untuk mengidentifikasi
rumah ibu dilakukan klien wahamnya
melakukan P : Memandang klien
kegiatan apa ? K : menatap perawat
K : menjahit mas,,
kadang-kadang
menerima pesanan
P : mengidentifikasi K : klien mengerti Melatih kemampuan klien
P : baiklah sekarang kemampuan positif bertujuan mengurangi rasa
kita mencoba klien dan membantu curiga ke orang lain
untuk mengobrol mempraktikannya
kemampuan yang
ibu sukai disini,,
setuju bu
K : iya mas
\
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
2. Diagnosa Keperawatan
Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan ibu hari ini? tidurnya semalam nyenyak tidak?
sekarang ibu ada keluhan tidak?”
Kontrak
“baiklah… bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit?
Enaknya dimana ya bu..? bagaimana kalau di ruangan ini saja bu?”
Kerja
“Saya mengerti bahwa ibu merasa suami ibu mau memperkosa anak ibu,
tapi sulit bagi saya untuk mempercayai, karena setahu saya suami ibu
sangat sayang dengan ibu.”
“Ibu bisa ceritakan apa yang ibu rasakan?”
“oh..jadi ibu merasa ibu jadi bahan percobaan suami ibu!”
“Menurut ibu siapa yang mengatur diri ibu?”
“Jadi suami ibu yang selalu mengatur ibu?”
“Kalau ibu sendiri inginnya seperti apa?”
“Baiklah kalauibu inginnya seperti itu bagaimana kita masukkan ke
jadwal kegiatan harian ibu?”
3. Terminasi
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?”
Evaluasi objektif
“jadi apa saja yang telah kita bincangkan tadi?”
Rencana tindak lanjut
“setelah kita tahu masalah yang ibu alami ,bagaimana kalau besok ngobrol
tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki ?”
Kontak yang akan datang
d. Topik:”bagaiman kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau
kemampuan yang bapak miliki.selanjutnya kita pilih mana yang bisa
kita lakukan disini,ibu setuju?”
e. Waktu:”kira-kira kita bsok bertemu jam berapa?bagaimana kalau jam
10 saja?sampai ketemu besok ya.”
f. Tempat:”bagaimana kalau ditempat biasa biasa kita ngobrolnya?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN 2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Ds: Ny.A mengatakan sebulan kemarin dicerai dengan suaminya
dikarenakan Ny.A tidak kuat menerima keadaan suaminya yang
menjadikan dirinya sebagai mala praktek dan anaknya dilecehkan oleh
suaminya.
Do :
- Klien sering menyendiri.
- Klien jarang berinteraksi dengan orang lain
- sering melamun
- Kontak mata: klien mau menatap saat berinteraksi
- Klien berkooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses piker : waham curiga
3. Tujuan
Tujuan khusus :
a. Klien dapat dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
b. Klien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
d. Klien dapat menggunakan obat sesuai prinsip 5 benar
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan positif klien dan membantu
mempraktikannya
Kontrak :
- Topik: sesuai janji kita meningkatkan kemampuan positif ibu.”
- Waktu : kita akan latihan selama 30menit
- Tempat: gimana kalau diruangan ini saja bu?”
Fase kerja
“apakah kesukaan ibu?saya catat ya bu? Trus apa lagi?”
“wah rupanya ibu sangat suka menjahit ya? Tidak semua pandai
menjahit lo bu!!”
“bisakah ibu ceritakan kapan pertama kali ibu menjahit?”
Siapa yang mengajari bu?”
“sselama ibu menjahit apakah ibu merasa keberatan?”
“wah berarti saya bisa menjahit ke ibu ?
“selain menjahit ibu suka apa lagi?”
Fase terminasi
1). Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang tadi?”
2). Evaluasi obyektif
Caba kita masukkan kebiasaan ibu ke jadwal latihan setiap hari
3). Rencana tindak lanjut
“ besok kita lanjutkan ya bu.. cara minum obat dengan baik”
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan
pada klien Ny.A dengan gangguan proses piker : waham curiga. Dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat persamaan antara teori dasar gangguan proses piker waham
dengan pasien kelolaan gangguan persepsi sensori halusinasi baik secara
definisi, tanda dan gejala, factor predisposes, sumber koping, mekanisme
koping.
2. Membina hubungan saling percaya dengan klien gangguan proses piker :
waham curiga merupakan tindakan utama yang harus dilakukan oleh
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan proses piker : waham curiga
3. Terapi aktifitas kelompok: gerak yang terprogram dapat membantu
memberikan kegiatan pada klien gangguan proses piker : waham curiga
selama di rumah sakit
4. Melatih klien berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain secara terus
menerus penting dilakukan untuk mengatasi gangguan proses piker :
waham curiga.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas kami menyarankan sebagai berikut:
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori
halusinasi hendaknya hubungan salin percaya dilakukan secara bertahap,
mulai dari perawat kemudian perawat lain serta pada klien lainnya
2. Kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara konsisten
3. Terapi aktivitas kelompok stimulus hendaknya dilakukan secara teratur
4. Memberikan reinforcement positif setiap melakukan kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN
(Basic Course). Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna, dkk. 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Keliat, Budi Anna, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, Gail W & Laraian. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC