Anda di halaman 1dari 23

Nama : Echa supriyanti

NIM : 51118008

LAPORAN KE V

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II


I. Hari / tanggal : Senin, 30 maret 2020
II. Judul praktikum : Isolasi dan identifikasi bakteri penyebab
infeksi pada saluran gastrointestinal dan
teknik pengerjaannya (Salmonella sp).
III. Tujuan
Untuk mengetahui cara isolasi dan identifikasi bakteri penyebab
infeksi pada saluran gastrointestinal dan teknik pengerjaannya pada
bakteri salmonella sp dengan baik dan benar.

IV. Dasar Teori


Salmonella sp termasuk dalam family Enterobacteriacea yaitu
bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Salmonella sp. pertama
ditemukan (diamati) pada penderita demam tifoid pada tahun 1880
oleh Eberth dan dibenarkan oleh Robert Koch dalam budidaya bakteri
pada tahun 1881 (Todar, 2008). Salmonella sp. adalah bakteri bentuk
batang, pada pengecatan gram berwarna merah (gram negatif).
Salmonella sp. berukuran 2 μ - 4 μm× 0,6 μm, mempunyai flagel
(kecuali S. gallinarum dan S. pullorum), dan tidak berspora (Julius,
1990). Habitat Salmonella sp. adalah di saluran pencernaan (usus
halus) manusia dan hewan. Suhu optimum pertumbuhan Salmonella
sp. ialah 37oC dan pada pH 6-8 (Julius, 1990).
Infeksi Salmonella sp dapat terjadi pada saluran cerna dan
terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh
(bakterimia). Infeksi Salmonella sp pada manusia bervariasi, yaitu
dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis) ,
tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi
penyebaran sistemik (demam enterik). Salmonella sp termasuk dalam
family Enterobacteriacea yaitu bakteri patogen bagi manusia dan
hewan. Salmonella sp. pertama ditemukan (diamati) pada penderita
demam tifoid pada tahun 1880 oleh Eberth dan dibenarkan oleh
Robert Koch dalam budidaya bakteri pada tahun 1881 (Todar, 2008).
Salmonella sp. adalah bakteri bentuk batang, pada pengecatan
gram berwarna merah (gram negatif). Salmonella sp. berukuran 2 μ -
4 μm× 0,6 μm, mempunyai flagel (kecuali S. gallinarum dan S.
pullorum), dan tidak berspora (Julius, 1990). Habitat Salmonella sp.
adalah di saluran pencernaan (usus halus) manusia dan hewan. Suhu
optimum pertumbuhan Salmonella sp. ialah 37oC dan pada pH 6-8
(Julius, 1990). Infeksi Salmonella sp dapat terjadi pada saluran cerna
dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ
tubuh (bakterimia). Infeksi Salmonella sp pada manusia bervariasi,
yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis)
,tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi
penyebaran sistemik ( demam enterik ).

Klasifikasi Salmonella sp
Adapun Taksonomi dari bakteri Salmonella sp. yaitu
Phylum : Bacteria (Eubacteria)
Class : Prateobacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella Typhi, Salmonella Parathyphi A,
Salmonella Typhimurium, Salmonella Cholerasuis,
Salmonella Enteriditis
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Inkubator
2. Petridish
3. Lampu spiritus
4. Ose bulat
5. Ose jarum
6. Pipet tetes
7. Tabung reaksi
8. Rak tabung
9. Korek
10. Penggaris
11. Mikropipet
12. Yeloow tip
13. Blue tip
14. Pipet ukur
15. Bulb

Bahan:

1. Media SSA
2. Media TSIA
3. Media IMVIC
4. Media Phenil Alanin
5. Dexarboxylase
6. Media urea
7. Media gula-gula
8. Cotton steril
9. Darah
10. NaCl steril
11. Fecl3
12. H202 3%
13. H2SO4 1%
14. BaCl2 1%
15. Reagen Kovac’s
16. Reagen Methyl Red
17. Reagen α naftol 5 %
18. Reagen KOH 40%
19. Kapas
20. Spuit
21. Alkohol swab
22. Handscoon
23. Spritus
24. Sampel feses

IV. Prosedur Kerja

1. Pengerjaan Hari Pertama


a. Pengambilan feses
Pengambilan feses dilakukakan dengan menggunakan
metode rectal swab yaitu mengambil feses dari anus pasien
dengan cotton bud steril kemudian dimasukkan ke dalam 0,9
ml larutan buffer saline steril (PBS) untuk diisolasi bakteri
salmonella.
b. Pembuatan Media
1) Media SSA (Salmonella Shigella Agar) (60 g/L)
 Memasukkan aquadest sebanyak 400 ml ke dalam labu
Erlenmeyer.
 Menutup mulut labu dengan kapas bulat kemudian
disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121 ˚C selama
15 menit.
 Menimbang SSA sebanyak 24 gram.
 Memasukkan ke dalam aquadest yang telah disterilisasi
secara aseptis lalu dihomogenkan larutan tersebut.
 Dipanaskan sampai mendidih.
 Menuang larutan media ke dalam masing-masing plate.
 Didiamkan sampai memadat lalu diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37˚C.

2) Media MR-VP (Metil Red - VogesPaskuer) (17 g/L)


 Menimbang 1.19gram MR-VP.
 Dimasukkan ke dalam gelas beaker dan ditambahkan
aquadest sampai batas volume 70 ml kemudian
dihomogenkan.
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil masing-
masing sebanyak 2 ml untuk MR dan VP.
 Menutup bagian mulut tabung dengan kapas kemudian
disterilisasi dalam autoclave dengan suhu 121˚ C
selama 15 menit.
 Disimpan dalam refrigerator.

3) Media SCA (Simon Citrate Agar) (20 g/L)


 Menimbang 0,8 gram SCA.
 Masukkan dalam beaker glass, lalu dilarutkan dengan
aquadest sampai batas volume 40ml.
 Dihomogenkan dan beri etiket kemudian dipanaskan
sampai mendidih.
 Memipet masing-masing 2 ml ke dalam tabung reaksi
kecil.
 Menutup mulut tabung dengan kapas, lalu dibungkus
dengan kertas koran.
 Sterilisasi dalam autoclave pada 121°C selama ± 15
menit.
 Didinginkan dalam posisi miring.Lalu disimpan dalam
refrigerator.

4) Urea (38,5 g/L urea + 2 % agar)


 Menimbang 1.925 gram urea dan 1 gram agar.
 Melarutkan agar kedalam 50 ml aquadest dan
dihomogenkan.
 Memanaskan larutan agar hingga mendidih lalu dituang
ke labu Erlenmeyer.
 Menutup mulut tabung dengan kapas bulat lalu
disterilkan bersama tabung reaksi kecil untuk media
urea dengan autoclave pada suhu 121 °C selama 15
menit.
 Setelah larutan agar disterilisasi, dimasukkan hasil
timbangan urea ke dalamnya secara aseptis. Kemudian
dihomogenkan.
 Menuang larutan ke dalam masing-masing tabung
reaksi steril sebanyak 2 ml.
 Didiamkam media memadat dalam posisi miring.
 Menyimpan media dalam refrigerator.

5) TSIA (Triple Sugar Iron agar) (65 g/L)


 Menimbang 3.25 gram TSIA
 Memasukkan ke dalam gelas beaker lalu dilarutkan
dengan aquadest sampai batas volume 50 ml kemudian
menghomogenkan larutan.
 Jika belum larut sempurna, dipanaskan sampai
mendidih.
 Memipet masing-masing 2 ml ke dalam tabung reaksi
kecil.
 Menutup mulut tabung dengan kapas, lalu dibungkus
dengan kertas koran.
 Sterilisasi dalam autoclave pada 121°C selama ± 15
menit.
 Didinginkan dalam posisi miring. Menyimpan media
dalam refrigerator.

6) Gula-gula 1-2 % gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa,


maltosa, manitol)
 Menimbang gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa,
maltosa, manitol) sebanyak 0,8 gram.
 Melarutkan dengan AP sampai batas volume 40 ml.
 Mengaduk hingga homogen.
 Menambahkan indicator BCP 3-5 tetes. Homogenkan
larutan.
 Memipet masing-masing 2 ml ke dalam tabung reaksi
kecil.
 Menutup mulut tabung dengan kapas, lalu dibungkus
dengan kertas koran, beri warna yang berbeda-beda
pada kapas.
 Sterilisasi dalam autoclave pada 121°C selama ± 15
menit.
 Menyimpan media dalam refrigerator.

c. Teknik penanaman bakteri


1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil ose steril untuk swab feses yang akan ditanam
dimedia nutrient broth dan media SSA
3. Goreskan swab feses pada permukaan media agar dengan
cara zig-zag dalam cawan petri.
4. Inkubasikan media agar yang telah diinokulasi pada suhu
370C selama 24 jam

2. Pengerjaan Hari Kedua


a. Pembacaan hasil dari sampel yang telah ditanam pada media
nutrient broth dan SSA
1) Siapkan alat dan bahan
2) ambil media yang telah ditanam menggunakan sampel
fases dalam inkubator
3) amati dan mencatat hasil yang didapatkan pada media

Gambar : koloni hitam yang diduga salmonella sp pada media


SSA
b. Pembuatan Standar Mc Farland Dan Suspensi Bakteri
1) Siapkan alat dan bahan
2) ambil H2SO4 1% sebanyak 9,9 ml dengan menggunakan
pipet ukur, lalu masukan kedalam tabung reaksi
3) tambahkan larutan BaCl2 1% sebanyal 100 µl kedalam
tabung reaksi yang berisi larutan H2SO4 dan dihomogenkan
4) panaskan jarum ose hingga memijar, kemudian dinginkan.
5) gunakan ose yang telah dingin untuk menggores sampel
pada permukaan media agar dalam cawan petri kemudian
campurkan dengan larutan NaCl steril 0,9 %
6) bandingan kekeruhan suspensi dengan Mcfarland
c. pengujian dengan uji biokimia
1. Uji SIM (Sulfat Indol Motlity)
a. inokulasi secara tegak (stab) menggunakan ose lurus
biakan salmonella sp pada medium SIM
b. inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
2. Uji Gula-gula
1) Glukosa
a. Memanaskan ose sampai mmjiar
b. Memastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil
biakan bakteri dari media cawan petri
c. Membuka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan
pada media glukosa.
d. Menutup kembali tabung media glukosa, lalu pijarkan
ose kembali
e. Mengamati dan mencatat hasil perubahan pada media
glukosa
2) Lactosa
a. Memanaskan ose sampai memijar
b. Memastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil
biakan bakteri dari media cawan petri
c. Membuka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan
pada media lactosa.
d. Menutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan
ose kembali
e. Mengamati dan mencatat hasil perubahan pada media
laktosa
3) Manitol
a. Memanaskan ose sampai memijar
b. Memastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil
biakan bakteri dari media cawan petri
c. Membuka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan
pada media manitol.
d. Menutup kembali tabung media manitol, lalu pijarkan
ose kembali
e. Mengamati dan mencatat hasil perubahan pada media
manitol
4) Maltosa
a. Memanaskan ose sampai memijar
b. Memastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil
biakan bakteri dari media cawan petri
c. Membuka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan
pada media maltosa.
d. Menutup kembali tabung media maltosa, lalu pijarkan
ose kembali
e. Mengamati dan mencatat hasil perubahan pada media
maltosa
5) Sukrosa
a. Memanaskan ose sampai memijar
b. Memastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil
biakan bakteri dari media cawan petri
c. Membuka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan
pada media sukrosa
d. Menutup kembali tabung media sukrosa, lalu pijarkan
ose kembali
e. Mengamati dan mencatat hasil perubahan pada media
sukrosa

3. Uji Urea
1. inokulasi menggunakan ose bulat biakan bakteri
Salmonnella sp pada medium urea
2. inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
4. Uji Methyl Red
1. inokulasi secara tegak (stab) menggunakan ose bulat
biakan bakteri salmonella sp pada medium MR-VP
2. uji MR dilakukan dengan menambahkan 10 tetes indikator
metil red
3. inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

5. Uji VP (voges proskauer)


1. inokulasi secara tegak (stab) menggunakan ose bulat
biakan bakteri salmonella sp pada medium MR-VP
2. Uji VP dilakukan penambahan indikator α-naphtol 5%
sebanyak 5 tetes dan larutan KOH 40% 5 tetes dan
dibiarkan selama dua jam untuk dilihat perubahan warna
3. inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

6. Uji TSIA
1. inokulasi secara tusuk tegak (stab) menggunakan ose
lurus biarkan bakteri salmonella sp pada medium TSIA
2. inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam

7. Uji Simon citrat


1. inokulasi secara gores menggunakan ose bulat biakan
bakteri salmonella sp pada medium Simon Citrat Agar
2. tambahkan indikator bromtimol blue (BTB
3. inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

8. Uji Dexorboxsilat
1. Menginokulasi menggunakan ose bulat biakan bakteri
salmonella sp pada medium lysine decarboxylase brot
2. Menambahkan parafin cair steril kedalam tabung yang
telah diinokulasi
3. Menginkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

9. Uji Phenil Alanin


1. ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur
2. buka tutup tabung media urea, lalu gores secara zig-zag
pada media
3. Tutup kembali tabung media urea, lalu pijarkan ose
kembali
4. inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

3. Pengerjaan Hari ke-tiga


a. Hasil Uji SIM
1) ambil bakteri yang telah diinkubasi pada media SIM
2) Tambahakan 5 tetes reagen kovac’s ke dalam 2 tabung
media SIM
3) Homogenkan secara perlahan dan biarkan tabung dalam
posisi tegak
4) Amati permukaan medium

Gambar. Hasil bakteri salmonella sp


b. Hasil Uji gula-gula
1) Ambil bakteri yang telah diinkubasi pada medium gula –
gula
2) Amati perubahannya.

Gambar. Hasil bakteri salmonella sp pada media gula-gula

c. Hasil Uji Urea


1) ambil bakteri yang diinkubasi pada medium urea
2) amati perubahan warna yang terjadi pada madium urea.

Gambar. Hasil bakteri salmonella sp Urea

d. Hasil Uji Methyl Red


1) ambil bakteri yang telah diinkubasi pada medium methyl red
2) Tambahakan 3 tetes reagen methyl redke dalam 2 tabung
3) Homogenkan secara perlahan dan biarkan tabung dalam
posisi tegak
4) Amati permukaan medium

Gambar. Hasil bakteri salmonella sp Methyl Red

e. Hasil Uji VP (Voges Proskauer)


1) Ambil bakteri yang telah diinkubasi pada medium MR-VP
2) Tambahkan 0,6 ml reagen α natfol 5 % dn 0,5 ml KOH
40% kedalam 2 tabung
3) Homogenkan secara perlahan dan biarkan tabung dalam
posisi tegak
4) Amati permukaan medium.

Gambar. Hasil bakteri salmonella sp Voges Proskauer

f. Hasil Uji TSIA


1) Ambil bakteri yang diinkubasi pada medium TSIA
2) Amati perubahan warna yang terjadi pada madiumTSIA
Gambar. Hasil bakteri salmonella sp TSIA

g. Hasil Uji Simon citrat


3) Ambil bakteri yang telah diinkubasi pada medium SCA
4) Amati pertumbuhan mikroba.

Gambar. Hasil bakteri salmonella sp Citrate

h. Hasil Uji Dexorboxsilat


1) ambil bakteri yang diinkubasi pada medium decarboxylase
2) amati perubahan warna yang terjadi pada madium
decarboxylase.

i. Hasil Uji Phenil Alanin


1) ambil bakteri yang diinkubasi pada medium phenil alanin
diaminase
2) Tambahkan tetesan HCL 0,1 N dan Fecl3 pada tabung
yang telah diinokulasi
3) Amati hasil perubahan pada medium phenil alanin
diaminase.

V. Hasil

Tabel. Hasil Uji Biokimia Bakteri salmonnella sp

Uji Biokimia Salmonella


typhi enteriditis cholerasilia Parathyphi.A Arizona.h
SIM I(-) I(-) M(+) I(-) M(+) I(-) M(+) I(-) M(+)
M(+)
Uji gula-gula
1.Glukosa + +g +g +g +g
2.Laktosa - - - - d
3.Manitol + + + + +
4.Maltosa + + + + +
5.Sukrosa - - - - -
Uji Urea -/+ - - - -
Uji Methyl Red + + + + +
Uji VP (voges - - - - -
proskauer)
Uji TSIA + + -/+ - +
Uji Simon - + + d +
Citrat
Uji + + + - +
Dexorboxylase
Uji Phenil - - - - -
Alanin
Keterangan :
d = type biokimia berbeda-beda
VI. Pembahasan
Pada praktikum isolasi dan identifikasi bakteri penyebab
infeksi pada saluran gastrointestinal pada bakteri salmonella sp
bakteri ini termasuk gram (-) basil(+) dan menggunakan sampell
feses. Pada praktikum ini dilakukan uji biokimia diantara nya adalah
: uji SIM, uji gula-gula, uji urea, uji methyl red, uji VP, uji TSIA, uji
simon citrat, uji dekarboksilase, dan uji phenyalaninine.
Uji pertama yang dilakukan yaitu uji SIM uji ini digunakan
untuk mengetahui motilitas organisme, adanya H2S (sulfide) dan
terbentuknya indoo. Hasil positif (+) pada sulfide (H2S) jika bagian
dasar media berwarna hitam itu adalah sebagai hasil reaksi H 2S
dengan Fe menjadi FeS, Hasil positif (+) pada motilitas adanya
warna keruh dan adanya penyebaran dan pertumbuhan yang
menjalar dari bawah keatas di sekitar tusukan (seperti pohon
cemara terbalik), hasil (+) pada indol ditandai dengan terlihatnya
cincin merah. Umumnya salmonella sp memberikan hasil yang
positif pada uji SIM, pada uji ini terlihat pergerakkan (motilitas) pada
media yang ditusuk dengan ose dan warna media SIM berubah
menjadi hitam (Afriyani dkk, 2016)
Uji selanjutnya yaitu uji gula –gula untuk mengetahui
kemampuan fermentsi terhadap gula. Hasil positif (+) pada uji ini
jika media berwarna kuning, artinya gula difermentasi dengan
menghasilkan asam dan hasil negatif (-) media berwarna merah
dan tidak menghasilkan asam. Salmonella sp memiliki ciri khas
tidak memfermentasi laktosa dan ketidakmampuan untuk
memfermetasi laktosa adalah salah satu hal penting dalam
pemeriksaan diagnosis kriteria bakteri untuk membedakan bakteri
dari anggota bakteri lain. Laktosa difermentasi oleh salmonnel telah
dilaporkan dalam kasus salmonella typhimurium, salmonella
anatum, salmonella tennesse, salmonella newington, dan
salmonella seftenberg. Tetapi pada umumnya salmonella
memberikan reaksi negatif untuk laktosa yang ditandai dengan
tidak ada perubahan warna dan pembentukkan gas. Salmonella sp
mampu memfermentasi manitol dan glukosa, hasil fermentasi
positif ditandai dengan perubahan warna dasar ungu menjadi
kuning akibat produksi asam hasil metabolisme bakteri. Pada uji
sukrosa hasil positif ditandai apabila terjadi pembentukan asam
(warna kuning) dengan gas atau tanpa gas dalam tabung durham.
Kemampuan bakteri dalam memecah urea menjadi amoniak
dan CO2 dengan aksi enzim urease dapat dilakukan dengan uji
urease. Uji ini menunjukkan reaksi positif jika produksi amoniak
mengarah ke alkalinitasdalam media dan akan menyebabkan
media berubah merah violet karena adanya phenol red. Bakteri
salmonella sp dalam media urea tidak dapat memecah urea
menjadi amonia dan karbon dioksida oleh aksi dari enzim urease.
Keberadaan salmonella sp ditunjukkan dengan adanya hasil
positif untuk uji MR, yaitu terbentuk warna merah dalam media
setelah diinkubasi selam 24 jam dan diberi indikator methyl red.
Salmonella dapat menghasiilkan asam campuran ( metilen glikon)
yang akan meurunkan ph media hingga 4,4 sehingga warna media
akan berubah menjadi merah setelah diberi indikator methyl red
dan uji VP menunjukkan hasil negatif untuk keberadaan salmonella
pada media. Hasil negatif ditunjukkan jika tidak terbentuk warna
merah pada media setelah inkubasi dan diberi reagen α-naphtol
dan KOH, salmonella tidak dapt memproduksi acetilmethyl
carbinol(acetoin) dari proses fermentasi glukosa ( Garibaldi &
Bayne 1970).
Uji H2S dilakukan untuk menentukan adanya fermentasi
karbohidrat dan produksi H2S dalam media TSIA (Triple Sugar Iron
Agar). Kerberadaan gas H2S dilihat dari berubahnya warna media
menjadi warna hitam pada bagian dasar media. Warna hitam terjadi
karena media TSIA mengandung komposisi sulfur sehingga hanya
bakteri yang mengandung sulfur yang dapat memecah asam-asam
amino seperti lisin dan metionin. Sulfur dilepaskan dari asam amino
tersebut kemudian bereaksi dengan air membentuk gas H2S
dengan adanya logam Fe maka H2S akan bereaksi membentuk
garam FeS yang mengendap. Bakteri yang berada dalam medium
kemudian menghidrolisis garam FeS yang mengakibatkan warna
hitam terbentuk didalam media. Produksi H2S merupakan
karakteristik dari kebanyakan bakteri Salmonella. Salmonella dapat
memfermentasikan glukosa tetapi tidak membentuk gas, umumnya
tidak memfermentasikan laktosa (Labbe & Gracia 2001). Terdapat
spesies Salmonella yang tidak menghasilkan H2S yaitu Salmonella
tuebingen (Dube 1983), S. typhi dan S. paratyphi B . Reaksi lain
yang ditunjukkan pada media TSIA yaitu perubahan warna menjadi
warna merah pada bagian permukaan media dan warna kuning
pada permukaan dasar. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya terjadi
fermentasi glukosa saja didalamnya. Media TSIA mengandung tiga
jenis gula yaitu glukosa, sukrosa dan laktosa. Konsentrasi glukosa
pada media TSIA adalah satu per sepuluh dari konsentrasi sukrosa
dan laktosa sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit pada
bagian dasar, media, sedangkan bagian permukaan miring media
tetap berwarna merah. Uji Indol dilakukan untuk melihat
kemampuan organisme khususnya Enterobacteriaceae dalam
memecah indol (benzoyrrole) dari molekul triptopan oleh aksi dari
enzim triptopanase. Indol adalah senyawa yang mengandung
nitrogen yang dapat dibentuk dari degradasi oleh bakteri tertentu.
Tripton digunakan sebagai substrat karena mengandung banyak
senyawa triptopan (Akhtar 2008). Hasil uji indol negatif apabila
tidak terbentuk lapisan berwarna merah muda pada permukaan
media, artinya bakteri tidak membentuk indol dari triptopan sebagai
sumber karbon yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan
Kovac.
Simmons sitrat merupakan media yang telah dimodifikasi
dari Koser sitrat agar untuk uji sitrat bakteri gram negatif. Media ini
mengandung Na sitrat sebagai sumber karbon, NH4 + sebagai
sumber nitrogen dan indikator BTB (brom timol blue) sebagai
indikator pH. Uji sitrat dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri
dalam menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi.
Semua isolat menunjukkan perubahan warna menjadi biru. Warna
biru yang terbentuk dan pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa
bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Warna
tetap hijau seperti kontrol menunjukkan tidak terjadi penggunaan
sitrat oleh bakteri (Chun & Vidaver 2001). Bromthymol blue
merupakan indikator pada media sitrat, sehingga pada keadaan
basa indikator ini akan berubah dari warna hijau menjadi biru.
Komponen sitrat dari media akan mengeluarkan ion basa
bikarbonat yang menyebabkan kenaikan pH dalam media sampai
diatas 7,4. Bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri yang dapat
menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya. Isolat yang telah
diuji menunjukkan hasil yang positif terhadap uji ini.
Dekarboksilase merupakan proses penguraian gugus
karboksil dari suatu molekul organik. Proses dekarboksilase asam
amino lazimnya menghasilkan CO2; molekul yang telah
didekarboksilasikan digunakan dalam sintesis berbagai kom-ponen.
Proses dekarboksilasi asam amino seringkali juga digunakan untuk
me-netralisasikan lingkungan asam. Sewaktu prosesfermentasi
mikroorganisme sering menghasilkan hasil sampingan yang bersifat
asam yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Enzim dekarbiksilase mengenyahkan gugus asam dari gugus asam
amino dan menghasilkan amina yang menyebabkan media
pertumbuhan bersifat basa. Proses dekarboksilasi lisin dapat
diketahui dengan menumbuhkan mikro-organisme dalam biakan
yang mengandung lisin. Karbohidrat yang dapat difermen- tasikan
(glukosa) dan indikator pH untuk melihat perubahan pH. Asam
yang dihasilkan dari proses fermentasi glukosa akan menurunkan
pH media biakan dan menyebabkan perubahan warna dari
indikator pH dari ungu menjadi kuning. Dalam suasana asam ini
proses de- karboksilasi lisin dapat berlangsung sehingga terjadi
pembentukan amin yang menetralisasikan suasana asam media
pertumbuhan mikroorganisme. Proses netralisasi asam ini terlihat
sebagai perubahan warna dari kuning menjadi ungu seperti sedia
kala; perubahan warna menjadi ungu ini menunjukkan bahwa lisin
mengalami dekarboksilasi. Hasil positif terdapat pada media yang
berwarna lembayung (ungu), sementara hasil negatif pada media
berwarna kuning. Uji PAD menunjukkan hasil positif jika media
berwarna hijau setelahan penambahan reagen HCL 0,1 N dan
FeCL3 10%

VII. Kesimpulan
Identifikasi merupakan upaya untuk mengetahui nama suatu
makhluk hidup dalam suatu kelompok tertentu berdasarkan
karakteristik persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-
masing makhluk hidup. Proses identifikasi dilakukan dengan cara
pengamatan terhadap organisme tersebut baik secara morfologi
maupun fisiologi. Pengamatan secara morfologi dapat meliputi
bentuk koloni, struktur koloni, bentuk sel, ukuran sel, bentuk flagel
dan pewarnaan endospore dari bakteri. Sedangkan Pengamatan
secara fisiologi yaitu meliputi uji biokimia.
Dalam praktikum ini menggunakan Spesies bakteri
salmonella sp dengan teknik pengerjaanya dan uji biokimia seperti
uji SIM, uji gula-gula, uji methyl red, uji voges proskeur, uji TSIA, uji
simon citrat, uji dekarboksilase, uji phenylanine. Uji biokimia
bertujuan untuk menguatkan dugaan bahwa bakteri yang diisolasi
merupakan bakteri salmonella sp.

VIII. Referensi

1. Patuju, S.M dkk, (2014). Identifikasi Bakteri Resisten Merkuri


Pada Urine, Feses Dan Kalkulus Gigi Pada Individu Di
Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Jurnal e
biomedik.vol 2(2) : 532-540
2. Hakim, L.K. 2011. Isolat Bakteri Salmonella Dan Leukosit Dari
Anak-Anak Penderita Diare Di Puskesmas Sindang Barang
Bogor. Departemen biologi : Institute pertanian Bogor.
3. Prihastika, E., Mayor. 2015. Identifikasi salmonella sp dan
shigella sp. Pada tinja anak dengan diare yang berobat
dipuskesmas rawat inap pekan baru. Jurnal mikrobiologi. Vol
1(2).
4. Miller RG, Mallinson ET. 2010. An Improved Medium for the
Detection of Salmonella and Shigella Species. Clinical
Microbiology Newsletter 32:5
5. Funk JA, Davies PR, Nichols MA. 2000. The effect of fecal
sample weight on detection of Salmonella enterica in swine
feces. J Vet Diagn Invest 12 (5):412–418
6. https://youtu.be/2K6uxAn1JQM
7. https://youtu.be/ba72rofyuY0
8. https://youtu.be/az0dXYmXgAg
9. https://youtu.be/tMWLFF33ctw
10. https://youtu.be/aMD8DZGM8fw
11. https://youtu.be/Fv9UXhOOngU

Palembang, 04 April 2020


Pembimbing Praktikum, Mahasiswi,

Bastian, M Biomed Echa supriyanti


NBM:1319320 NIM: 51118008

Anda mungkin juga menyukai