BATUBARA
M. JanatunNaim (061840411734)
Kelas : 4 EGD
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat membuat makalah ini. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Energy dan Lingkungan.
Ucapan terimakasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah kami,
yaitu Ibu Aida Syarif yang telah memberikan ilmu, arahan, serta bimbingan sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dan tak lupa juga untuk orangtua penulis yang
telah memberikan izin serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Banyak sekali suka duka yang terjadi selama Kami menyusun makalah ini, sehingga
Kami berharap kalian dapat memanfaatkan makalah ini sebaik-baiknya. Penulis
menyadari banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini sehingga penulis memohon
saran dan kritikan dari kalian semua sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................3
C. TUJUAN.......................................................................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................4
A. Cadangan Batubara dan Sumber Energi Batubara di Indonesia.................................................4
B. Pemanfaatan Batubara Di Indonesia..........................................................................................8
C. Dampak Positif Dan Negatif Dari Batubara...............................................................................11
D. Fungsi dan Kegunaan Dari Batubara.........................................................................................15
BAB III : KAJIAN PENGGUNAAN BATUBARA..........................................................................................16
A. Kajian Penggunaan Batubara Dari Tahun 2016-2019...............................................................16
BAB IV : PENUTUP................................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Sejarah Penggunaan Energi
Negara-negara maju tidak akan mungkin mencapai tingkat kemajuannya
tanpa menggunakan energi secara luas. Di negara-negara maju itu orang cukup
menekan tombol dipabrik, dirumah, dijaringan telekomunikasi, di jaringan
pengangkutan, dan bereslah semuanya. Tingkat kemajuan seperti ini tidak
mungkindicapai tanpa melibatkan penggunaan energi secara besar-besaran.
Dengan sendirinya banyak sekali perencanaan, baik di waktu lalu maupun
sekarang, dilakukan, dan diperlukan implementasi secara besar-besaran
daripada rencana-rencana itu, untuk memungkinkan penyediaan energi secara
mudah itu.
Sekitar awal abad ke-13 suatu bentuk sumber energi baru yaitu Batubara
memperkaya spektrum jenis-jenis energi yang dimanfaatkan manusia. Pada
taraf ini pemakaian Batubara masih terbatas untuk memasak dan pemanasan.
Pada abad ke-18 telah ditemukan mesin uap yang menggunakan Batubara
sebagai sumber Energi. Penemuan ini memercik api Revolusi Industri di Eropa,
di mana energi mulai digunakan secara besar-besaran. Pada tahap ini Batubara
juga berperan sebagai bahan baku untuk membuat kokas yang diperlukan
dalam pengerjaan logam. Akibat mesin uap digunakan dalam alat angkut pada
awal abad ke-19, pemakaian Batubara untuk industri benar-benar berkembang
pesat.
Pada saat yang agak bersamaan, yaitu pada awal abad ke-19, munculah
pemain baru digelandangan energi sedunia. Pemain baru itu, yang tidak lain
adalah minyak bumi, berperan dalam pemanasan dan penerangan. Di bidang
pemanasan minyak bumi ini mulai mendesak dan menggantikan Batubara.
Kemudian setelah minyak bumi juga dapat diperoleh dengan lebih mudah, ia
mulai menggantikan Batubara untuk memasak. Pada awal abad ke-20 dengan
dipergunakannya motor pembakaran untuk pengangkutan yang memakai
minyak, maka sebagai bahan bakar transpor minyak ini secara berangsur-
angsur menggantikan Batubara.
Pada akhir aba ke-19 suatu bentuk energi lain muncul: tenaga listrik
sebagai energi sekunder, yang mula-mula memakaihanya Batubara sebagai
bahan bakar utama untuk membangkitkannya. Pada awal abad ke-20 terlihat
adanya pembangkitan tenaga listrik dengan unit-unit termis yang memakai
Batubara dan minyak bumi sebagai bahan bakar.
1
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mengatur mengenai :
a) Pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik;
b) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan Usaha Pertambangan ;
dan
c) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Usaha pertambanagn.
Pembahasan :
Maksud dari bab pertama ini, untuk pemegang IUP (Izizn Usaha
Pertambanagn, IUPK (Izin Usaha Pertambanagn Khusus), WIUP (Wilayah Izin
Usaha Pertambangan), WIUPK (Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus),
dan IPR (Izin Pertambanagn Rakyat). Meliputi mineral, Batubara,
penyelididkan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pengangkutan,
dan penjualan adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian
berpedoman pada Peraturan menteri ESDM RI Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara tersebut.
c. Kebijakan Menteri Lingkungan Hidup (LH)
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 113 TAHUN 2003 :
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN
PERTAMBANAGN BATUBARA, yang berbunyi :
Pasal 1
(Ayat 3, 4, 5, 6, 9, 10)
1) Kegiatan penambangan Batubara adalah pengambilan Batubara yang
meliputi penggalian, pengangkutan, dan penimbunan, baik pada
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah; (ket : Ayat ke-3)
2) Kegiatan pengolahan/pencucian Batubara adalah proses peremukan,
pencucian, pemekatan, dan atau penimbunan batuan/mineral pengotor dan
atau senyawa belerang dari Batubara tanpa mengubah sifat kimianya;
(Ayat ke-4)
3) Air limbah dan atau kegiatan pertambangan Batubara adalah air yang
berasal dari kegiatan penambangan Batubara dan air buangan yang berasal
dari kegiatan pengolahan/pencucian Batubara; (Ayat ke-5)
4) Baku mutu air limbah Batubara adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan atau jumlah unsur pencemaran yang ditenggang
keberadaanya dalam air limbah Batubara yang akan dibuang atau dilepas
ke air permukaan; (Ayat ke-6)
5) Kondisi cuaca tertentu adalah terjadinya curah hujan diatas kondisi normal
pada lokasi penambangan sesuai dengandata penelitian atau data
meterologi dalam usaha dan kegiatan penambangan batubara; (Ayat ke-9)
6) Menteri adalah menteri yang ditugasi untuk mengelola lingkungan hidup
dan pengendalian dampak lingkungan. (Ayat ke-10)
Pasal 3
1) Baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud dalam lampiran Keputusan
ini setiap saat tidak boleh dilampaui.
2
2) Apabila baku mutu air limbah Batubara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) terlampaui karena keadaan tertentu dan atau kondisi cuaca tertentu
maka penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib melaporkan dan
menyampaikan kegiatan penanggulangan pencemaran kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur dan Menteri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi cadangan Batubara dan Sumber Energi Batubara di
Indonesia.
2. Bagaimana pemanfaatan Batubara di Indonesia.
3. Apa dampak positif dan negatif dari Batubara.
4. Apa fungsi dan kegunaan dari Batubara
C. Tujuan
1. Mengetahui potensi dan penggunaan Sumber Energi Batubara di Indonesia
2. Bagaimana pemanfaatan Batubara di Indonesia
3. Apa dampak positif dan negatif dari Batubara
4. Apa fungsi dan Kegunaan dari Batubara
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Kalori Rendah < 5.100 kal/gr
Kalori Sedang 5.100-6.100 kal/gr
Kalori Tinggi <6.100-7.100 kal/gr
Kalori Sangat Tinggi > 7.100 kal/gr
5
1. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :
a) Pembabatan (clearing)
b) Pengupasan tanah penutup (stripping)
c) Penggalian bahan galian (mining)
d) Pemuatan (loading)
e) Pengangkutan (hauling)
f) Penumpahan (waste dump)
b) Penambangan Tertutup
Penambangan dengan Auger (Auger Mining)
Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan
dengan dinding yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery)
dari batubara dengan pemboran ataupun penggalian bukaan ke dalam
lapisan di antara lapisan penutup.
Auger mining dilahirkan sebelum 1940-an adalah metode untuk
mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah penambangan
permukaan secara konvensional. Penambangan batubara
dengan auger bekerja dengan prinsip skala besar drag bit rotary drill.
Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara
dari lubang dengan memiringkan konveyor atau pemuatan dengan
menggunakan loader ke dalam truk.
6
Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas
yang mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open
cast atau open pit. Setelah kondisi dinding tinggi, auger drilling dapat
ditempatkan pada lokasi.
Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan
Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki
penyebaran yang baik dan kemiringannya mendekati horisontal, serta
kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian dinding
dimana auger ditempatkan.
7
Syarat metode penambangan batubara room and pillar berhubungan erat
dengan kondisi alam yang memungkinkan naiknya efesiensi, Syarat metode ini
adalah sebagai :
1. Kemiringan lapisan batubara yang landai dengan kemiringan rata-rata di
bawah 100. Namun dengan kondisi yang memungkinkan kemiringan lapisan
dapat mencapai 50o (Gambar 5.2).
2. Atap dan lantai lapisan batubara berkondisi baik.
3. Gas yang ditimbulkan sedikit.
4. Jarang ada sesar dan lapisan batubaranya stabil.
Metode room and pillar adalah metode penambangan batubara yang
menetapkan suatu blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju 2
sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk
melakukan penambangan batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode
penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui
penggalian maju terowongan dan penambangan secara beruntun terhadap pillar
batubara yang diblok tadi mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan
yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.
8
a) Pemanfaatan Batubara Untuk Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik yang memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar
adalah PLTU. Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit listrik yang
menggunakan energi kinetik dari uap sebagai penggerak utama untuk memutar
turbin. Prinsip yang digunakan adalah siklus Rankine, dimana airdipanaskan
hingga menjadi uap, lalu uap tersebut digunakan untuk menggerakan turbin
yang selanjutnya akan memutar generator sehingga listrik dapat dihasilkan.
Selanjutnya uap dialirkan ke kondensor agar menjadi air kembali dan idaur
ualng untuk dipanaskan kembali. Gambar berikut meruapakn diagram
mengenai komponen-komponen yang terdapat di PLTU berbahan bakar
batubara.
9
digunakan menjadi komposisi batubara yang dapat menggantikan tanah liat
maupun pasir besi, mengapa demikian? Karena didalam abu batubara terdapat
sisa carbon yang tidak terbakar yaitu berupa abu dan oksida-oksida logam.
10
e) Pemanfaatan Batubara Berupa Upgrading Brown Coal
Upgraded Brown Coaladalah upaya peningkatan kualitas batubara
lignit/brown caol yang mempunyai nilai kalori rendah menjadi batubara
berkalori tinggi (bituminus) dengan cara mengurangi kadar moisture batubara
tersebut.
11
Keputusan Menteri ESDM setiap tahun tentang batas minimum kewajiban
penjualan batubara untuk kebutuhan dalam negeri bagi para perusahaan
pertambangan batubara.
1. Gangguan Lahan
Pada proses penambangan batubara terbuka akan menyebabkan
banyak sekali cekungan-cekungan bekas penambangan
batubara.sehinggapemerintahmengeluarkankebijakanuntukmenangula
ngicekunganbekaspenambanganbatubarasehinggatidakmenggangueko
sistemsekitartempatpenambangan.
Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 1 ayat (1) yang
berbunyi”Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia, alam
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan
manusia dan mahluk hidup.
Cara mengatasinya yaitu dengan membuat program buka tutup
pada saat melakukan proses penambangan. Dimana Program buka
tutup tambang ini merupakan tambang yang sudah digali akan
menyisakan cekungan, maka pada saat ada tambang yang telah
dilakukan proses penambangan, tanah yang membuka tambang tadi
digunakan untuk menutup tambang yang telah dilakuakn proses
penambangan.
12
2. Pencemaran Air
Acid Mine Drainage (AMD-drainage tambang asam) adalah air
yang mengandung logam yang terbentuk dari reaksi kimia antara air
dan batuan yang mengandung mineral belerang. Limpasan yang
terbentuk biasanya mengandung asam dan sering kali berasal dari
daerah dimana bijih-atau kegiatan tambang batubara telah membuka
batuan yang mengandung pirit, mineral yang mengandung belerang.
Meskipun demikian, drainase yang mengandung logam juga bisa
terjadi didaerah yang mengandung mineral yang belum ditambang.
AMD terbentuk pada saat pirit bereaksi terhadap udara dan air
untuk membentuk asam belerang dan besi terlarutkan. Limpasan asam
tersebut melarutkan logam-logam berat seperti tembaga, timbal, dan
merkuri kedalam air tanah dan air permukaan.
Ada metode pengelolaan tambang yang dapat menekan masalah
AMD, dan desain tambang yang efektif dapat melindungi air dari
amterial yang mengandung asam serat membantu mencegah terjadinya
AMD. AMD dapat diolah secara pasif atau aktif. Pengolahan aktif
termasuk mendirikan pabrik pengolahan air dimana AMD diberikan
kapur untuk menetralsisr asam dan kemudian dialirkan ketangki
pengendapan untuk membuang sedimen dan partikel-partikel logam.
Pengolahan pasif dimaksudkan untuk mengembangkan sistem yang
beroperasi sendiri yand dapat mengolah efluen tanpa ada campur
tangan manusia yang konstan.
13
menggunakan teknologi penyaring debu dan penangkap debu yang
letaknya berada di cerobong asap (tempat pembuangan hasil
pembakaran/flue gas). Sehinga asap dan debu yang tertangkap tadi
bisa digunakan dalam komposisi pembuatan semen, yang dikarenakan
mengandung oksida-oksida logam.
Akan tetapi di kehidupansehari-
harihalinikurangditerapkancontohnyasajasepertiProyek pengadaan
listrik yang berjalan lima tahun (2014-2019) ini, dianggap kurang
memperhatikan faktor lingkungan dan kesehatan masyarakat, akibat
dari polusi yang dihasilkan. Hasil penelitian pemodelan atmosfer yang
menghitung emisi PLTU batubara oleh Harvard University dan
Greenpeace Indonesia menunjukkan, polusinya diduga menyebabkan
kematian dini 6.500 jiwa per tahun.
14
F. Fungsi dan Kegunaan Dari Batubara
Penggunaan batubara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan
alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia
dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan batubara.Ter batubara yang dimurnikan
digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti minyak kreosot, naftalen, fenol,
dan benzen. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas digunakan untuk
membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan produk yang
berbeda memiliki komponen batubara atau hasil sampingan batubara: sabun,
aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik, dan fiber, seperti rayon dan nylon.
Batubara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-
produk tertentu :
Karbon teraktivasi-digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta
mesin pencuci darah.
Serat karbon-bahan pengeras yang sangat kuat, namun ringan yang digunakan
pada konstruksi, sepeda gunung dan raket tenis atau raket badminton.
Metal silikon-digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada
gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin,
kosmetik, shampo, dan pasta gigi.
15
BAB III
KAJIAN PENGGUNAAN BATUBARA
16
Dari hasil data diatas kita dapat mengetahui bahwa dari tahun 2016-2019
penggunaan batubara terus meningkat di Indonesia, mengapa demikian? Karena
batubara adalah bahan hasil proses pertambangan yang harga murah bila
dibandingkan dengan minyak bumi dan gas bumi. Sehingga penggunaan batubara
terus meningkat, walaupun banyak juga dampak negatifnya dari penggunaan
batubara sebagai bahan bakar. Tapi dengan adanya teknologi pemanfaatn batubara
itu bisa meminimalisir dampak negatifnya. Selain itu juga batubara tidak sebatas
hanya sebagai bahan bakardan sumber energi, tetapi penggunaan batubara yang
penting lainnya mncakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri
kimia serta farmasi. Karena didalam batubara itu masih banyak sekali potensinya
dalam pengguanaan diluar sumber energi. Maka dari itu batubara lebih banyak
digunakan, selain hargnya murah juga memiliki banyak manfaat lainnya.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
18
1. Dari tahun ketahun penggunaan batubara kian meningkat, maka dari itu
diharapkan dalam meminimalisirkan penggunaan batubara dan lebih
mengoptimalkan dalam penggunaan sumber energi alternatif yaitu sumber
energi baru terbarukan.
2. Penggunaan batubara tidak hanya seputar sumber energi dan bahan bakar,
tetapi juga bisa mencakup dalam membantu peleburan besi, abu batubaranya
bisa digunakan dalam komposisi pembuatan semen, pengolahan alumina,
pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi, yang dikarenakan di dalam
batubara selain mengandung kadar abu, kadar zat terbang, total moisture, kadar
karbon tertambat, kadar sulfur, karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Tetapi
juga mengandung karbon aktivasi, serat karbon, dan metal silikon.
3. KebijakanpemerintahdalammenanggulangiPencemaranberjalandenganbaikdeng
anadanyakeputusanMenteri Negara LingkunganHidupnomor 113 tahun 2003
tentangbakumutu air
limbahbagiusahadanataukegiatanpertambanganbatubaradanUndang-undang No
32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada
pasal 1 ayat (1) .Akan tetapimasihadakebijakanpemerintah yang
menyebabkanpencemaranudarasepertiProyek pengadaan listrik yang berjalan
lima tahun (2014-2019) yang menyebabkanpolusiudara.
Kebijakan pemerintah dalam ketersediaan energy dalam negeri sangat baik dikarenakan
adanya Peraturan Menteri ESDM No. 34/2009 tentang Pengutamaan Pemasokan
Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri atau Domestic
Market Obligation (DMO).
DAFTAR PUSTAKA
19
Kadir Abdul. 1995. ENERGI SUMBER DAYA, INOVASI, TENAGA LISTRIK DAN
EKONOMI.Jakarta. UI
Ir. Rusnandi Irawan, M.T; Ir. Effendy Sahrul, M.T; Ir. Fatria, M.T. 2019. TEKNOLOGI
PEMANFAATAN BATUBARA (TK 163303). Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya
https://www.bappenas.go.id/files/5415/0898/5954/Laporan_Akhir_Kajian_DMO_Batub
ara_Final.pdf
https://www.bappenas.go.id/files/9514/7548/1311/kajian_Pengembangan_Model_Energ
i_LEAP_2014.pdf
https://www.worldcoal.org/file_validate.php?file=coal_resource_indonesian.pdf
Kebijakan Menteri ESDM
Kebijakan Menteri Lingkungan Hidup
https://www.mongabay.co.id/2016/09/21/pltu-batubara-sumber-polusi-kebijakan-
pemerintah-terhadap-energi-perlu-direvisi/
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-pemodelan-dan-prakiraan-
penyediaan-dan-pemanfaatan-migas-batubara-ebt-listrik.pdf
20