Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ENERGY DAN LINGKUNGAN

BATUBARA

Disusun Oleh : Kelompok 2

Nama : Andiko (061840411726)

M. JanatunNaim (061840411734)

Kelas : 4 EGD

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Aida Syarif, MT

PRODI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat membuat makalah ini. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Energy dan Lingkungan.

Ucapan terimakasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah kami,
yaitu Ibu Aida Syarif yang telah memberikan ilmu, arahan, serta bimbingan sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dan tak lupa juga untuk orangtua penulis yang
telah memberikan izin serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Banyak sekali suka duka yang terjadi selama Kami menyusun makalah ini, sehingga
Kami berharap kalian dapat memanfaatkan makalah ini sebaik-baiknya. Penulis
menyadari banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini sehingga penulis memohon
saran dan kritikan dari kalian semua sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 10 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................3
C. TUJUAN.......................................................................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................4
A. Cadangan Batubara dan Sumber Energi Batubara di Indonesia.................................................4
B. Pemanfaatan Batubara Di Indonesia..........................................................................................8
C. Dampak Positif Dan Negatif Dari Batubara...............................................................................11
D. Fungsi dan Kegunaan Dari Batubara.........................................................................................15
BAB III : KAJIAN PENGGUNAAN BATUBARA..........................................................................................16
A. Kajian Penggunaan Batubara Dari Tahun 2016-2019...............................................................16
BAB IV : PENUTUP................................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
a. Sejarah Penggunaan Energi
Negara-negara maju tidak akan mungkin mencapai tingkat kemajuannya
tanpa menggunakan energi secara luas. Di negara-negara maju itu orang cukup
menekan tombol dipabrik, dirumah, dijaringan telekomunikasi, di jaringan
pengangkutan, dan bereslah semuanya. Tingkat kemajuan seperti ini tidak
mungkindicapai tanpa melibatkan penggunaan energi secara besar-besaran.
Dengan sendirinya banyak sekali perencanaan, baik di waktu lalu maupun
sekarang, dilakukan, dan diperlukan implementasi secara besar-besaran
daripada rencana-rencana itu, untuk memungkinkan penyediaan energi secara
mudah itu.
Sekitar awal abad ke-13 suatu bentuk sumber energi baru yaitu Batubara
memperkaya spektrum jenis-jenis energi yang dimanfaatkan manusia. Pada
taraf ini pemakaian Batubara masih terbatas untuk memasak dan pemanasan.
Pada abad ke-18 telah ditemukan mesin uap yang menggunakan Batubara
sebagai sumber Energi. Penemuan ini memercik api Revolusi Industri di Eropa,
di mana energi mulai digunakan secara besar-besaran. Pada tahap ini Batubara
juga berperan sebagai bahan baku untuk membuat kokas yang diperlukan
dalam pengerjaan logam. Akibat mesin uap digunakan dalam alat angkut pada
awal abad ke-19, pemakaian Batubara untuk industri benar-benar berkembang
pesat.
Pada saat yang agak bersamaan, yaitu pada awal abad ke-19, munculah
pemain baru digelandangan energi sedunia. Pemain baru itu, yang tidak lain
adalah minyak bumi, berperan dalam pemanasan dan penerangan. Di bidang
pemanasan minyak bumi ini mulai mendesak dan menggantikan Batubara.
Kemudian setelah minyak bumi juga dapat diperoleh dengan lebih mudah, ia
mulai menggantikan Batubara untuk memasak. Pada awal abad ke-20 dengan
dipergunakannya motor pembakaran untuk pengangkutan yang memakai
minyak, maka sebagai bahan bakar transpor minyak ini secara berangsur-
angsur menggantikan Batubara.
Pada akhir aba ke-19 suatu bentuk energi lain muncul: tenaga listrik
sebagai energi sekunder, yang mula-mula memakaihanya Batubara sebagai
bahan bakar utama untuk membangkitkannya. Pada awal abad ke-20 terlihat
adanya pembangkitan tenaga listrik dengan unit-unit termis yang memakai
Batubara dan minyak bumi sebagai bahan bakar.

b. Kebijakan Menteri ESDM


PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG :
PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN
PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA, yang
berbunyi :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal II

1
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mengatur mengenai :
a) Pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik;
b) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan Usaha Pertambangan ;
dan
c) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Usaha pertambanagn.
Pembahasan :
Maksud dari bab pertama ini, untuk pemegang IUP (Izizn Usaha
Pertambanagn, IUPK (Izin Usaha Pertambanagn Khusus), WIUP (Wilayah Izin
Usaha Pertambangan), WIUPK (Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus),
dan IPR (Izin Pertambanagn Rakyat). Meliputi mineral, Batubara,
penyelididkan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pengangkutan,
dan penjualan adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian
berpedoman pada Peraturan menteri ESDM RI Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara tersebut.
c. Kebijakan Menteri Lingkungan Hidup (LH)
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 113 TAHUN 2003 :
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN
PERTAMBANAGN BATUBARA, yang berbunyi :
Pasal 1
(Ayat 3, 4, 5, 6, 9, 10)
1) Kegiatan penambangan Batubara adalah pengambilan Batubara yang
meliputi penggalian, pengangkutan, dan penimbunan, baik pada
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah; (ket : Ayat ke-3)
2) Kegiatan pengolahan/pencucian Batubara adalah proses peremukan,
pencucian, pemekatan, dan atau penimbunan batuan/mineral pengotor dan
atau senyawa belerang dari Batubara tanpa mengubah sifat kimianya;
(Ayat ke-4)
3) Air limbah dan atau kegiatan pertambangan Batubara adalah air yang
berasal dari kegiatan penambangan Batubara dan air buangan yang berasal
dari kegiatan pengolahan/pencucian Batubara; (Ayat ke-5)
4) Baku mutu air limbah Batubara adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan atau jumlah unsur pencemaran yang ditenggang
keberadaanya dalam air limbah Batubara yang akan dibuang atau dilepas
ke air permukaan; (Ayat ke-6)
5) Kondisi cuaca tertentu adalah terjadinya curah hujan diatas kondisi normal
pada lokasi penambangan sesuai dengandata penelitian atau data
meterologi dalam usaha dan kegiatan penambangan batubara; (Ayat ke-9)
6) Menteri adalah menteri yang ditugasi untuk mengelola lingkungan hidup
dan pengendalian dampak lingkungan. (Ayat ke-10)
Pasal 3
1) Baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud dalam lampiran Keputusan
ini setiap saat tidak boleh dilampaui.

2
2) Apabila baku mutu air limbah Batubara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) terlampaui karena keadaan tertentu dan atau kondisi cuaca tertentu
maka penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib melaporkan dan
menyampaikan kegiatan penanggulangan pencemaran kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur dan Menteri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi cadangan Batubara dan Sumber Energi Batubara di
Indonesia.
2. Bagaimana pemanfaatan Batubara di Indonesia.
3. Apa dampak positif dan negatif dari Batubara.
4. Apa fungsi dan kegunaan dari Batubara

C. Tujuan
1. Mengetahui potensi dan penggunaan Sumber Energi Batubara di Indonesia
2. Bagaimana pemanfaatan Batubara di Indonesia
3. Apa dampak positif dan negatif dari Batubara
4. Apa fungsi dan Kegunaan dari Batubara

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Cadangan Batubara dan Sumber Energi Batubara di Indonesia


Menurut SNI 5015:2011 tentang Pedoman pelaporan, sumber energi dan
cadangan Batubara yang terdapat definisi khusus mengenai cadangan Batubara dan
sumber energi Batubara yang digunakan di Indonesia. Cadangan batubara adalah
bagian dari sumbernya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat ditambang secara
ekonomis. Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang mungkin
termasuk studi kelayakan, yang telah mempertimbangkan semua faktor-faktor yang
berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan,
sosial, dan peraturan pemerintah terutama yang berhubungan dengan kebijakan
Menteri ESDM dan Menteri Lingkungan Hidup. Penentuan itu harus dapat
memperlihatkan bahwa pada saat laporan dibuat, penambangan ekonomis dapat
ditentukan secara memungkinkan. Cadangan batubara dibagi sesuai dengan tingkat
kepercayaan kedalam cadangan batubara terkira dan cadangan batubara terbukti.
Sedangkan sumber energi batubara adalah bagian dari endapan batubara dalam
bentuk dan kuantitas tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang
memungkinkan untuk ditambang secara ekonomi. Batubara terjadi karena bahan
organik berasal dari biomassa hutan-hutan yang ‘’tenggelam’’ dan mengalami
dekomposisi, lalu mengalami tekanan yang kuat sehingga dengan tekanan yang
kuat itu akan membuat lapisan sedimen yang menimbungnnya menjadi dalam, dan
semakin dalam dalam dan kuat tekanan yang terjadi, maka termperatusnya akan
semakin meningkat selama jangka waktu yang diperkirakan berjuta tahun. Mengapa
batubara didalamnya mengandung sumber energi? Karena didalam batubara itu
terdapat karbon tertambat, nitrogen, oksigen, dan hidrogen yang membuat batubara
ini berpotensi mengandung energi didalamnya. Sumber energi batubara dibagi
sesuai dengan tingkat kepercayaan geologi kedalam kategori tereka, tertunjuk dan
terukur. Berdasarkan data terakhir dari Kementrian Energi Sumber Daya dan
Mineral (21 Maret 2018), cadangan batubara di Indonesia mencapai 26,2 miliar ton.
Dengan produksi batubara sebesar 461 juta ton tahun 2017, maka umur cadangan
batubara masih 56 tahun apabila diasumsikan tidak ada temuan cadangan baru.
Selain cadangan batubara, masih ada juga sumber daya yang tercatat sebesar 124,6
miliar ton. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong upaya ekplorasi dalam rangka
meningkatkan cadangan batubara tersebut. Kalimantan tercatat sebagai wilayah
yang menyimpan cadangan batubara terbesar, yaitu 14,9 miliar ton, disusl oleh
Sumatera (11,2 miliar), dan Sulawesi (0,12 juta ton). Diwilayah Kalimantan,
cadangan terbesar berada diwilayah Kalimantan Timur sebesar 7,5 miliar ton,
Kalimantan Selatan sebesar 4,2 miliar ton, dan Kalimantan Tengah 2,1 miliar ton.
Sementara Sumatera Selatan menjadi daerah yang memiliki cadangan terbesar
diwilayah Sumatera dengan cadangan 8,9 miliar ton, disusul Jambi sebesar 1,1
miliar ton.
Pada tabel dibawah ini, terdapat pembagian rentang kualitas batubara yang
dibagi berdasarkan kelas nilai kalori. Pembagian tersebut didasarkan pada Keppres
No. 13 Tahun2000 tentang Dewan Pemngembangan Kawasan Timur Indonesia
Presiden Republik Indonesia yang diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003
tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pembagian kualitas batubara
tersebut adalah sebagai berikut.

4
 Kalori Rendah < 5.100 kal/gr
 Kalori Sedang 5.100-6.100 kal/gr
 Kalori Tinggi <6.100-7.100 kal/gr
 Kalori Sangat Tinggi > 7.100 kal/gr

5
1. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :
a) Pembabatan (clearing)
b) Pengupasan tanah penutup (stripping)
c) Penggalian bahan galian (mining)
d) Pemuatan (loading)
e) Pengangkutan (hauling)
f) Penumpahan (waste dump)

2. Jenis-jenis dan cara penambangan Batubara, yaitu:


a) Penambangan Terbuka
Block area mining
Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi
daerah penambangan dibagi menjadi beberapa blok penambangan. Cara ini
terbatas untuk endapan batubara dengan tebal lapisan tanah penutup
maksimum 12 m. Blok penggalian awal dibuat dengan bulldozer. Tanah
hasil penggalian kemudian didorong pada daerah yang berdekatan dengan
daerah penggalian.

b) Penambangan Tertutup
 Penambangan dengan Auger (Auger Mining)
Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan
dengan dinding yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery)
dari batubara dengan pemboran ataupun penggalian bukaan ke dalam
lapisan di antara lapisan penutup.
Auger mining dilahirkan sebelum 1940-an adalah metode untuk
mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah penambangan
permukaan secara konvensional. Penambangan batubara
dengan auger  bekerja dengan prinsip skala besar drag bit rotary drill.
Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara
dari lubang dengan memiringkan konveyor atau pemuatan dengan
menggunakan loader ke dalam truk.

6
Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas
yang mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open
cast atau open pit. Setelah kondisi dinding tinggi, auger drilling dapat
ditempatkan pada lokasi.
Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan
Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki
penyebaran yang baik dan kemiringannya mendekati horisontal, serta
kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian dinding
dimana auger ditempatkan.

 Metode Room And Pilar


Metode penambangan batubara yang menetapkan suatu plane/blok
penambangan tertentu, kemudian menggali maju 2 sistem (jalur) terowongan,
masing-masing melintang dan memanjang, untuk melakukan penambangan
batubara dengan pembagian pilar batubara.  Metode penambangan ini terdiri dari
metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan
dan metode penambangan secara beruntun terhadap pilar batubara yang diblok
tadi mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut
telah mencapai batas maksimum blok penambangan (Gambar 5.1).

7
Syarat metode penambangan batubara  room and pillar berhubungan erat
dengan kondisi alam yang memungkinkan naiknya efesiensi, Syarat metode ini
adalah sebagai :
1. Kemiringan lapisan batubara yang landai dengan kemiringan rata-rata di
bawah 100. Namun dengan kondisi yang memungkinkan kemiringan lapisan
dapat mencapai 50o (Gambar 5.2).
2. Atap dan lantai lapisan batubara berkondisi baik.
3. Gas yang ditimbulkan sedikit.
4. Jarang ada sesar dan lapisan batubaranya stabil.
Metode room and pillar adalah metode penambangan batubara yang
menetapkan suatu blok penambangan tertentu, kemudian menggali maju 2
sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan memanjang, untuk
melakukan penambangan batubara dengan pembagian pilar batubara. Metode
penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui
penggalian maju terowongan dan penambangan secara beruntun terhadap pillar
batubara yang diblok tadi mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan
yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.

3. Perbandingan antara 2 metode penambangan tersebut adalah :


 Tambang Terbuka
1. Development sedikit
2. Stripping O/B banyak
3. Banyak lokasi untuk dumping area
4. Gangguan pada kemantapan lereng, kelongsoran
5. Kebisingan, polusi debu
6. Keselamatan kerja baik
7. Penggunaan alat lebih leluasa
8. Produktifitas dipengaruhi oleh iklim
9. Kedalaman penggalian dibatasi biaya SR O/B
10. Biaya reklamasi
 Tambang Bawah Tanah
1. Development : Shaft, bukaan-bukaan lain
2. Stripping O/B : Batubara ditambang dari bukaan kearah lapisan batubara
3. Banyak lokasi untuk dumping area : Tidak ada
4. Ambegan (subsident) berakibat pada instalasi diatasnya, gas beracun
5. Daerah terganggu pada sekeliling bukaan
6. Perlu ventilasi dan penerangan
7. Penggunaan alat Tidak leluasa
8. Semakin dalam temperatur naik
9. Kedalaman penggalian Tidak terbatas
10. Perawatan penyanggaan

D. Pemanfaatan Batubara Di Indonesia


Dalam industri pemanfaatan batubara, dikenal dua istilah produk batubara,
yaitu thermal coal dan coking coal/ metallurgical coal. Thermal coal atau steam
coal digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Coking
coal/metallurgical coal atau kokas merupakan batubara yang digunakan sebagai
bahan baku proses peleburan besi dan baja.
Pemanfaatan batubara secara umum dijelaskan sebagai berikut.

8
a) Pemanfaatan Batubara Untuk Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik yang memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar
adalah PLTU. Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit listrik yang
menggunakan energi kinetik dari uap sebagai penggerak utama untuk memutar
turbin. Prinsip yang digunakan adalah siklus Rankine, dimana airdipanaskan
hingga menjadi uap, lalu uap tersebut digunakan untuk menggerakan turbin
yang selanjutnya akan memutar generator sehingga listrik dapat dihasilkan.
Selanjutnya uap dialirkan ke kondensor agar menjadi air kembali dan idaur
ualng untuk dipanaskan kembali. Gambar berikut meruapakn diagram
mengenai komponen-komponen yang terdapat di PLTU berbahan bakar
batubara.

b) Pemanfaatan Batubara Di Industri Semen


Semen terbuat dari campuran kalsium karbonat (umumnya dalam bentuk
batu kapur), silika, oksida besi dan alumina. Sebuah bkiln suhu tinggi, yang
berbahan bakar batubarav, akan memnaskan material tersebut menjadi bahan
setengah jadi pada suhu 1450oC. Proses tersebut akan mengubah karakteristik
material secara kimia dan fisika menjadi suhu produk yang dikenal sebagai
clinker. Clinker yang bertekstur seperti kerikil abu-abu ini menghasilkan
karakteristik mengikat (binding) yang penting dalam produk semen.
Selanjutnya clinker akan dicampur dengan gipsum dan digerus sampai menjadi
bubuk halus untuk membuat semen. Batubara digunakan sebagai sumber energi
dalam produksi semen terutama untuk memanaskan klin. Menurut World
Coal(2016), dibutuhkan sekitar 200 kg batubara untuk menghasilkan satu ton
semen. Selain menjadi sumber bahan bakar pada saat pembuatan semen, abu
dari sisa pembakaran batubara yaitu berupa abu batubara, abu batubara dapat

9
digunakan menjadi komposisi batubara yang dapat menggantikan tanah liat
maupun pasir besi, mengapa demikian? Karena didalam abu batubara terdapat
sisa carbon yang tidak terbakar yaitu berupa abu dan oksida-oksida logam.

c) Pemanfaatn Batubara Di Proses Peleburan Besi dan Baja


Baja merupakan bahan dasar dari banyak proses manufaktur peralatan dan
mesin-mesin untuk mendukung berbagai industri seperti telekomunikasi,
transportasi, pertanian, dan lainnya. Baja adalah paduan/alloy yang bahan
utamanya merupakan besi. Di alam, keterdapatan besi ada pada bijih-bijih
oksida, dalam bentuk FeO2, sehingga diperlukan proses reduksi menghasilkan
besi, dengan bantuan reduktor yaitu karbon yang didapat dari coking coal.
Coking coal akan diubah menjadi kokas dengan cara dipanaskan untuk
menghilangkan unsur pengotor dan menyisakan hampir hanya karbon murni
saja. Besi dibuat dengan cara memasukkan umpan berupa bijih besi, kokas dan
sedikit fluks (mineral seperti gamping untuk menangkap pengotor) dalam suatu
tanur uap. Udara yang dipanaskan sampai sekitar 1200 oC ditiupkan ke tanur
melalui pipa dibagian bawah. Udara panas tersebut akan menyebabkan kokas
terbakar, menghasilkan karbon monoksida yang bereaksi dengan bijih besi,
serta panas untuk melelehkan besi. Selanjutnya besi cair dan terak dapat
ditampung pada lubang tap dibagian bawah tungku.

d) Pemanfaatan Batubara Sebagai Bahan Baku Briket Batubara


Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Salah satu
bahan utama briket adalah batubara, disamping itu dapat pula digunakan bahan
lainnya seperti arang kayu, biomassa, dan gambut. Briket dibuat dengan
mencampur bahan utama dan bahan pendukung seperti batu kapur, pati boraks,
dan lainnya, disuatu mesin pembuat briket yang akan menekan dan
mengeringkan campuran bahan tersebut menjadi blok yang keras.

10
e) Pemanfaatan Batubara Berupa Upgrading Brown Coal
Upgraded Brown Coaladalah upaya peningkatan kualitas batubara
lignit/brown caol yang mempunyai nilai kalori rendah menjadi batubara
berkalori tinggi (bituminus) dengan cara mengurangi kadar moisture batubara
tersebut.

f) Pemanfaatn Batubara Berupa Pencairan Batubara


Pencairan batubara adalah proses pengubahan batubara menjadi
hidrokarbon cair, yang dilakukan dengan proses langsung dan tidak langsung.
Pada proses langsung (direct liquifaction), batubara dicairkan dengan cara
penguraian unsur-unsur pembentuknya dengan cara penggunaan solvent dan
katalis dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi. Pada proses pencairan
tidak langsung (indirect liquifaction), batubara diubah terlebih dahulu menjadi
produk antara berupa syngas melalui prose gasifikasi, lalu diubah kembali
menjadi hidrokarbon cair menggunakan proses Fischer-Kosch.

g) Pemanfaatan Batubara Berupa IGCC (Integrated Gasification Combined


Cycle)
Gasifikasi batubara adalah proses pembuatan syngas (terdiri dari CH4, CO,
H2, CO2, dan H2O) dari batubara, air, udara, dan oksigen. Pada sistem IGCC ini
dikembangkan oleh General Electric Energy, merupakan teknologi baru yang
menggabungkan proses gasifikasi yang menghasilkan synthetic gas dengan
proses combined cycle yang membakar synthetic gas dalam turbin dan
memanfaatkan panas produknya dalam ketel uap untuk menhasilkan uap air.
Gas turbine tersebut menjalankan generator bersama-sama dengan ketel uap
gas buang yang menjalankan pembangkit listrik tenaga uap. Sistem combined
cycle ini dapat menghasilkan energi listrik dengan efisiensi tinggi hingga diatas
55%, beroperasi padsa suhu yang lebih rendah, menggunakan logam
berteknologi biasa, dengan bahan bakar bervarietas luas meliputi batubara
berkalori tinggi, menengah/rendah, biomassa, biogas, dan produk-produk
bawah refinery, seperti asphalt, minyak berat, dan gambut. Nbamun, meskipun
IGCC merupakan kombinasi dari dua teknologi yang telah terbukti, yaitu
gasifikasi dan combined cycle, kombinasi kedua teknologi itu hingga saat ini
belum sepenuhnya memuaskan dan masih mngalami perbaikan-perbaikan.

E. Dampak Positif Dan Negatif Dari Batubara


1) Dampak Positif dari Batubara
1. Memasok Kebutuhan Energi
Kegiatan penambangan oleh perusahaan pertambangan khusunya
penambangan batubara yang penggunaan akhirnya digunakan menjadi
bahan bakar yang menjadi sumber energi secara langsung akan berdampak
pada peningkatan dan pemenuhan permintaan pasokan energi khusunya
didaerah tersebut dan pada daerah lain secara luas.
Pemerintah menetapkan PeraturanMenteri ESDM No. 34/2009
tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk
Kepentingan Dalam Negeriatau Domestic Market Obligation (DMO).
Kebijakan ini mewajibkan perusahaan pertambangan batubara untuk
menjual dan mengutamakan batubara kepada pengguna dalam negeri, baru
untuk ekspor. Pada tahun 2010-2014, Menteri ESDM menerbitkan

11
Keputusan Menteri ESDM setiap tahun tentang batas minimum kewajiban
penjualan batubara untuk kebutuhan dalam negeri bagi para perusahaan
pertambangan batubara.

2. Bertambahnya Lapangan Pekerjaan


Dengan adanya pertambangan batubara, maka akan membuka
lapangan pekerja bagi orang-orang pribumi yang tinggal didekat area
pertambangan.

3. Kegunaan lain dari Batubara


Batubara merupakan sumber energi yang berlimpah di Indonesia,
dengan bermacam range batubaranya. Dan bukan hanya dapat digunakan
di dunia energi tapi bisa juga digunakan pada misalnya seperti industri
semen, abu hasil pembakaran batubara dapat digunakan sebagai komposisi
untuk membuat semen yang dikarenakan didalam kandungan abu batubara
terdapat karbon yang tidak terbakar yaitu berupa abu batubara dan oksida-
oksida logam, dll.

2) Dampak Negatif dari Batubara


Dampak negatif dari penambangan batubara ini berkaitan dengan kebijakan :

Kebijakan Menteri ESDM


PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG :
PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN
PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

1. Gangguan Lahan
Pada proses penambangan batubara terbuka akan menyebabkan
banyak sekali cekungan-cekungan bekas penambangan
batubara.sehinggapemerintahmengeluarkankebijakanuntukmenangula
ngicekunganbekaspenambanganbatubarasehinggatidakmenggangueko
sistemsekitartempatpenambangan.
Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 1 ayat (1) yang
berbunyi”Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia, alam
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan
manusia dan mahluk hidup.
Cara mengatasinya yaitu dengan membuat program buka tutup
pada saat melakukan proses penambangan. Dimana Program buka
tutup tambang ini merupakan tambang yang sudah digali akan
menyisakan cekungan, maka pada saat ada tambang yang telah
dilakukan proses penambangan, tanah yang membuka tambang tadi
digunakan untuk menutup tambang yang telah dilakuakn proses
penambangan.

12
2. Pencemaran Air
Acid Mine Drainage (AMD-drainage tambang asam) adalah air
yang mengandung logam yang terbentuk dari reaksi kimia antara air
dan batuan yang mengandung mineral belerang. Limpasan yang
terbentuk biasanya mengandung asam dan sering kali berasal dari
daerah dimana bijih-atau kegiatan tambang batubara telah membuka
batuan yang mengandung pirit, mineral yang mengandung belerang.
Meskipun demikian, drainase yang mengandung logam juga bisa
terjadi didaerah yang mengandung mineral yang belum ditambang.
AMD terbentuk pada saat pirit bereaksi terhadap udara dan air
untuk membentuk asam belerang dan besi terlarutkan. Limpasan asam
tersebut melarutkan logam-logam berat seperti tembaga, timbal, dan
merkuri kedalam air tanah dan air permukaan.
Ada metode pengelolaan tambang yang dapat menekan masalah
AMD, dan desain tambang yang efektif dapat melindungi air dari
amterial yang mengandung asam serat membantu mencegah terjadinya
AMD. AMD dapat diolah secara pasif atau aktif. Pengolahan aktif
termasuk mendirikan pabrik pengolahan air dimana AMD diberikan
kapur untuk menetralsisr asam dan kemudian dialirkan ketangki
pengendapan untuk membuang sedimen dan partikel-partikel logam.
Pengolahan pasif dimaksudkan untuk mengembangkan sistem yang
beroperasi sendiri yand dapat mengolah efluen tanpa ada campur
tangan manusia yang konstan.

Kebijakan Menteri Lingkungan Hidup (LH)


KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 113 TAHUN 2003 :
BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN
PERTAMBANAGN BATUBARA

BAKU MUTU AIR LIMBAH KEGIATAN PENAMBANGAN


BATUBARA

PARAMETER SATUAN KADAR


MAKSIMUM
pH 6-9
ResiduTersuspensi mg/l 400
Besi(Fe) mg/l 7
Mangan(Mn) mg/l 4

3. Polusi Dari Pembakaran Batubara


Pembakaran dari batubara dapat menyebabkan polusi udara
dimana yang dikarenakan pembakaran yang tidak sempurna dari
batubara yang dilatar belakangi oleh karena didalam batubara
(terutama untuk batubara berperingkat rendah) itu masih banyak
pengotornya seperti kadar abu, kadar zat terbang dan sulfur. Sehingga
alangkah baiknya kalau memanfaatkan teknologi pemanfaatan
batubara seperti pencairan batubara, gasifikasi batubara, IGCC,
Upgrang brown Coal, dll. Yang dapat menghilangkan pengotor pada
batubara sehingga polutan yang dihasilkan sedikit. Selain itu juga bisa

13
menggunakan teknologi penyaring debu dan penangkap debu yang
letaknya berada di cerobong asap (tempat pembuangan hasil
pembakaran/flue gas). Sehinga asap dan debu yang tertangkap tadi
bisa digunakan dalam komposisi pembuatan semen, yang dikarenakan
mengandung oksida-oksida logam.
Akan tetapi di kehidupansehari-
harihalinikurangditerapkancontohnyasajasepertiProyek pengadaan
listrik yang berjalan lima tahun (2014-2019) ini, dianggap kurang
memperhatikan faktor lingkungan dan kesehatan masyarakat, akibat
dari polusi yang dihasilkan. Hasil penelitian pemodelan atmosfer yang
menghitung emisi PLTU batubara oleh Harvard University dan
Greenpeace Indonesia menunjukkan, polusinya diduga menyebabkan
kematian dini 6.500 jiwa per tahun.

14
F. Fungsi dan Kegunaan Dari Batubara
Penggunaan batubara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan
alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia
dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan batubara.Ter batubara yang dimurnikan
digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti minyak kreosot, naftalen, fenol,
dan benzen. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas digunakan untuk
membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan produk yang
berbeda memiliki komponen batubara atau hasil sampingan batubara: sabun,
aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik, dan fiber, seperti rayon dan nylon.
Batubara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-
produk tertentu :
 Karbon teraktivasi-digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta
mesin pencuci darah.
 Serat karbon-bahan pengeras yang sangat kuat, namun ringan yang digunakan
pada konstruksi, sepeda gunung dan raket tenis atau raket badminton.
 Metal silikon-digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada
gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin,
kosmetik, shampo, dan pasta gigi.

15
BAB III
KAJIAN PENGGUNAAN BATUBARA

A. Kajian Penggunaan Batubara Dari Tahun 2016-2019

16
Dari hasil data diatas kita dapat mengetahui bahwa dari tahun 2016-2019
penggunaan batubara terus meningkat di Indonesia, mengapa demikian? Karena
batubara adalah bahan hasil proses pertambangan yang harga murah bila
dibandingkan dengan minyak bumi dan gas bumi. Sehingga penggunaan batubara
terus meningkat, walaupun banyak juga dampak negatifnya dari penggunaan
batubara sebagai bahan bakar. Tapi dengan adanya teknologi pemanfaatn batubara
itu bisa meminimalisir dampak negatifnya. Selain itu juga batubara tidak sebatas
hanya sebagai bahan bakardan sumber energi, tetapi penggunaan batubara yang
penting lainnya mncakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri
kimia serta farmasi. Karena didalam batubara itu masih banyak sekali potensinya
dalam pengguanaan diluar sumber energi. Maka dari itu batubara lebih banyak
digunakan, selain hargnya murah juga memiliki banyak manfaat lainnya.
17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

18
1. Dari tahun ketahun penggunaan batubara kian meningkat, maka dari itu
diharapkan dalam meminimalisirkan penggunaan batubara dan lebih
mengoptimalkan dalam penggunaan sumber energi alternatif yaitu sumber
energi baru terbarukan.

2. Penggunaan batubara tidak hanya seputar sumber energi dan bahan bakar,
tetapi juga bisa mencakup dalam membantu peleburan besi, abu batubaranya
bisa digunakan dalam komposisi pembuatan semen, pengolahan alumina,
pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi, yang dikarenakan di dalam
batubara selain mengandung kadar abu, kadar zat terbang, total moisture, kadar
karbon tertambat, kadar sulfur, karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Tetapi
juga mengandung karbon aktivasi, serat karbon, dan metal silikon.

3. KebijakanpemerintahdalammenanggulangiPencemaranberjalandenganbaikdeng
anadanyakeputusanMenteri Negara LingkunganHidupnomor 113 tahun 2003
tentangbakumutu air
limbahbagiusahadanataukegiatanpertambanganbatubaradanUndang-undang No
32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada
pasal 1 ayat (1) .Akan tetapimasihadakebijakanpemerintah yang
menyebabkanpencemaranudarasepertiProyek pengadaan listrik yang berjalan
lima tahun (2014-2019) yang menyebabkanpolusiudara.

Kebijakan pemerintah dalam ketersediaan energy dalam negeri sangat baik dikarenakan
adanya Peraturan Menteri ESDM No. 34/2009 tentang Pengutamaan Pemasokan
Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri atau Domestic
Market Obligation (DMO).

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Ariono. 2011. SERI KETENAGALISTRIKAN JILID 2 Energi Baru,


Terbarukan, dan Konversi Energi. Bandung. ITB

19
Kadir Abdul. 1995. ENERGI SUMBER DAYA, INOVASI, TENAGA LISTRIK DAN
EKONOMI.Jakarta. UI
Ir. Rusnandi Irawan, M.T; Ir. Effendy Sahrul, M.T; Ir. Fatria, M.T. 2019. TEKNOLOGI
PEMANFAATAN BATUBARA (TK 163303). Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya
https://www.bappenas.go.id/files/5415/0898/5954/Laporan_Akhir_Kajian_DMO_Batub
ara_Final.pdf
https://www.bappenas.go.id/files/9514/7548/1311/kajian_Pengembangan_Model_Energ
i_LEAP_2014.pdf
https://www.worldcoal.org/file_validate.php?file=coal_resource_indonesian.pdf
Kebijakan Menteri ESDM
Kebijakan Menteri Lingkungan Hidup
https://www.mongabay.co.id/2016/09/21/pltu-batubara-sumber-polusi-kebijakan-
pemerintah-terhadap-energi-perlu-direvisi/
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-pemodelan-dan-prakiraan-
penyediaan-dan-pemanfaatan-migas-batubara-ebt-listrik.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai