STERILISASI
1
kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga
kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga
terus. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan proses panas. Proses panas
dibedakan menjadi dua yaitu panas kering dan panas basah. Proses sterilisasi
dengan menggunakan panas sangat tergantung dengan waktu dan suhu sterilisasi.
Penggunaan panas dalam proses sterilisasi dapat mengakibatkan perubahan
terhadap substrat dan nutrient, misalnya terjadi proses karamelisasi larutan gula,
denaturasi protein, menonaktifkan vitamin, reaksi gula dengan asam amino,
polimerisasi aldehyd tak jenuh.
Autoclave
Sampul coklat atau kertas koran atau aluminium foil
Kain kasa
Kapas berlemak
Benang
Alat atau media yang akan disterilkan
2
bagian mulut tabung reaksi /erlenmayer/peralatan gelas lainnya agar
mikroba tidak dapat menembusnya.
3. Tutuplah kapas pada mulut peralatan gelas tadi menggunakan aluminium
foil dan ikat dengan tali atau benang agar kapas tidak basah pada waktu
akan sterilisasi uap
4. Masukkan ke autoclave atau oven dengan waktu dan suhu sesuai yang
dibutuhkan. Misal selama 20 menit pada suhu 110°C
5. Hidupkan alat autoclave sesuai SOP alat untuk Kegunaannya
6. Setelah selesai sterilisasi, keluarkan peralatan gelas, lalu dinginkan pada
suhu ruang dan simpan pada tempat yang aman
3
I.V. Analisis Percobaan
I.VI. Kesimpulan
Jadi, hal yang harus di perhatikan dalam proses sterilisasi adalah jenis alat yang
akan disterilkan, bahan dari alat yang akan disterilkan agar mengetahui ketahanan
fisik peralatan terhadap proses sterilisasi. Berdasarkan hasil percobaan yang kami
lakukan, dapat disimpulkan bahwa berhasil atau tidaknya percobaan itu
tergantung dari perilaku praktikan. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melakukan
praktikum, seorang praktikan harus membersihkan tangannya dan menjaga
kebersihan selama praktikum berlangsung.
4
I.VII. Daftar Pustaka
Palembang
Langkah Kerja
5
1. Persiapan alat dan bahan 2. Penyucian alat sebelum dilakukan
sterilisasi
6
Gambar Alat
Cawan Petri
Pipet Ukur
7
Tabung Reaksi
BAB II
1. Statief
Pada statief terpasang bagian : kaki, tiang dan meja benda
2. kyker (optika)
Merupakan bagian terpenting dari mikroskop dimana terdapat alat alat
perbesaran benda yang terdiri dari :
a. okuler : terdapat pembesaran 5x, 6x, 12x, dst
b. objektif : dapat digerakkan dan menunjukan kekuatan perbesaran
seperti pada okuler : 10x, 50x, 100x, 200x, dst.
8
panjang tubuh kyker, ialah jarak antara okuler sampai pada bagian tengah revolver
yang dapat berputar (bagian atas objektif)
3. Alat Cermin
a. Cermin data dan cekung berfungsi untuk menangkap cahaya, diteruskan
melalui benda ke mata kita. Cermin ini dapat berputar kesegala arah.
Bagian cermin cekung dapat ditangkap lebih banyak daripada cermin
datar.
b. Diafragma untuk mengatur banyak dikitnya cahaya yang dibutuhkan
c. Kondensor , sebuah lensa untuk memusatkan cahay yang dipergunakan
dan cara ini pun dapat mengatur masuknya cahaya.
1. Sistem Kering
2. Sitem Basah
Degan mempergunakan cairan antara objektif dengan preparat
cairan dapat dipakai air, tetapi yang lazim dipakai adalah minyak cadar
(cedar oil). Dengan immersie system dapat diperoleh pembesaran yang
jauh lebih besar dari sitem kering sampai 1000x atay lebih. Sehabis
bekerja dengan immersi oil, lensa harus dibasahi dengan alkohol absolut
atau dengan xylol, juga pada pekerjaan biasa lainnya jika lensa menjadi
kotor karna sesuatu hal yang harus dibersihkan.
9
Alat Dan
Bahan :
Alat :
1. preparat
2. pinset
3. kaca objek
4. kaca tutup
5. jarum ose
6. mikroskop
10
MIKROSKOP-1
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengenalkan kepada mahasiswa cara pemakaian mikrosop untuk
mengamati dan melihat berbagai bentuk serat.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan berbagai macam serat seperti bulu ayam,bulu burung
dara,dan bulu kucing
2. Membersihkan kaca objek fan kaca penutup menggunakan alkohol lalu
keringkan
3. Mengambil masing-masing serat,diletakkan pada kaca objek lalu ditutup
denagan kaca penutup
4. Menggambarkan apa yang dilihat dalam mikroskop dengan cara mata
kiri melihat microskop,mata kanan dan tangan menggambar
5. Menggambarkan apa yanng diamati dan menerangkan perbedaan
masing-masing serat diatas
11
MIKROSKOP-2
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengenalkan kepada mahasiswa cara pemakaian mikrosop untuk
mengamati dan melihat berbagai bentuk amilum.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan 3 macam bentuk amilum yaitu:butir amilum
kentang,ubi,jagung.
2. Membersihakan preparat,kaca objek,kaca penutup menggunakan
alkohol.
3. Mengiris tipis kentang,jagung,ubi lalu di tumbuk halus dan di ambil
endapannya dan diteteskan di atas kaca preparat.
4. Menggambarkan apa yang dilihat dalam mikroskop dengan cara mata
kiri melihat microskop,mata kanan dan tangan menggambar.
12
basah.Dengan menggunakan kekuatan lensa okuler menggunakan
pembesaran 10x dan pada objectif menggunakan pembesaran 4x dan
10x,dapat memberikan perbedaan struktur pada setiap serat maupun
amilum.Hasil yang didapatkan pada serat bulu ayam memiliki serat yang
lebih jarang dibandingkan bulu burung dara.Bulu burung dara memiliki
serat yang rapat dan bulu kucing memiliki serat yang tebal diarah pangkal
dan meinipis ke ujung.Pada mikroskop 2 amilum jagung memiliki bentuk
susunan yang tidak terlalu banyak dan renggang,amilum kentang memiliki
amilum yang tidak terlalu rapat,sedangkan amilum ubi jalar sangat rapat,
E. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan,dapat disimpulkan bahwa
perbedaan bentuk amilum dan bentuk serat.Mikroskop digunakan untuk
memperoleh bayangan yang sangat kecil dari suatu benda,semakin tinggi
pembesaran mikroskop maka semakin jelas bentuk bayangan dan semakin
jelas perbedaan struktur serat dan bentuk amilum.
13
MIKROSKOP-4
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengenalkan kepada mahasiswa pemakaian mikroskop untuk melihat
macam-macam mikroorganisme dari susu.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyediakan preparat susu segar dan susu yang telat rusak
2. Menyelidiki mikroorganisme dalam bahan tersebut dan mengamati
perbedaan pada kedua bahan tersebut
3. Menyelidiki banyaknya mikroorganisme dalam bahan tersebut dengan
methylene blue,reduction metode: mengambil 10cc milik
sample,ditaruh dalam tabung m reaksi,kemudian ditambah 10cc larutan
standar dari methylene blue thyocianate,ditutup dengan kapas.
E. ANALISIS PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan bahan yang akan di lihat di
mikroskop adalah mikroba sayur basi pada media agar pengenceran ke-2
hasil percobaan kami sebelumnya. Sebelum melakukan praktikum, sterilkan
peralatan terlebih dahulu. Pada praktikum kali ini kami mensterilkan alat
menggunakan proses pemanasan menggunakan api bunsen. Setelah semua
peralatan disterilkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan air 10 ml lalu dimasukkan kedalam gelas kimia. Ambil mikroba
14
yang ada di dalam media agar pengenceran ke-2 menggunakan jarum ose,
lalu masukkan kedalam gelas kimia. Aduk agar tidak ada mikroba yang
tertinggal di ujung jarum ose.
Ambil mikroba yang telah di encerkan menggunakan pipet tetes. Teteskan
sebanyak satu tetes diatas kaca preparat yang telah diletakkan di mikroskop.
Tutup dengan kaca penutup lalu tetesi dengan metilen blue di daerah
samping kaca penutup. Atur pembesaran mikroskop lalu amati mikroba dan
foto hasil percobaan. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat bakteri yang
hidup dan mati. Hal itu dapat diketahui dari warna mikroba. Jika tidak
berwarna berarti mikroba tersebut masih hidup, tetapi apabila terdapat
bakteri yang berwarna biru maka mikroba tersebut sudah mati.
F. KESIMPULAN
1. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
mikroba yang ada pada media agar pengenceran ke-2 (10-2) adalah
mikroorganisme Saccharomyces carlbergensis var yang dilihat dari
warnanya yaitu putih tulang.
2. Terdapat bakteri yang masih hidup dan yang telah mati dapat
diidentifikasi dengan menggunakan Methylen Blue. Apabila
mikroorganisme tidak menyerap warna, artinya mikroorganisme tersebut
masih dalam kondisi hidup.
3. Pada saat pengenceran 10-2, terdapat penumpukan mikroorganisme.
Untuk itu dilakukan pengenceran kembali sehingga didapatkan kultur
murni dari suatu mikroorganisme.
15
Langkah Percobaan
Mikroskop 1
4. Meletakkan masing-masing
serat pada kaca preparat dan
ditutup dengan kaca penutup.
16
Langkah Percobaan
Mikroskop 2
3. Membersihkan dan
memotong kentang, ubi jalar,
dan jagung menjadi bagian
kecil sampai mengeluarkan
butir amilum dengan
tambahan air secukupnya.
17
5. Mengambil pati dari endapan
dengan menggunakan pipet
tetes. 6. Meletakkan masing-masing
serat pada kaca preparat dan
ditutup dengan kaca penutup.
18
Langkah Percobaan
Mikroskop 4
19
Hasil Pengamatan
Bulu Ayam
Sampel : Bulu Burung Dara
Warna : Hitam
Pergerakan sel : Diam
Dinding sel : Tipis
Perbesaran : 40x
Bentuk sel : Batang dengan
serabut tipis
Lensa objektif, lensa okuler:
10x, 4x
Kentang
20
Sampel : Amilum Jagung
Warna : Putih
Pergerakan sel : Diam
Dinding sel : Tebal
Perbesaran : 40x
Warna : Putih
Pergerakan sel : Diam
Dinding sel : Tipis
Perbesaran : 40x
Rapat
Hasil Pengamatan
Mikroskop 4
Perbesaran 10x10
Perbesaran 4x10
21
DAFTAR PUSTAKA
Palembang
22
GAMBAR ALAT
CUTTER
BOTOL AQUADEST
PIPET TETES
23
BAB III
24
dalam penelitian dengan maksud menyuburkan terlebih dahulu
mikroorganisme tersebut.
III.III.I. Alat
25
k. Inkubator 1 buah
l. Lemari pendingin 1 buah
m. Laminar flow 1 buah
III.III.I. Bahan
26
III.V. Data Pengamatan
No. Media Agar Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke- Hari Ke-4 Hari Ke-5 Hari Ke-6 Hari Ke-7
3
1. Tabung reaksi Bening Bening Muncul Bercak Bercak Bercak Bercak menyebar
kekuningan kekuningan bercak mulai berwarna menyebar luas pada
berwarna menyebar sedikit secara luas permukaan
. di hijau. pada media.
beberapa permukaan.
titik.
2. Cawan petri Bening Bening Muncul Titik putih Bintik Bintik Bintik menyebar
kekuningan kekuningan titik-titik mulai menyebar menyebar luas pada
putih. muncul di secara luas luas pada permukaan
beberapa pada permukaan media.
tempat. permukaan. media.
27
III.VI. Analisis Percobaan
Alat dan bahan yang digunakan harus terlebih dahulu di sterilisasi, baik
sterilisasi secara pengukusan maupun sterilisasi menggunakan cairan etanol.
Dalam hal ini, kami menggunakan cairan etanol untuk mensterilkan peralatan
yang akan digunakan. Pada praktikum kali ini kami membuat media dengan bahan
nutrient agar (agar kaldu).
Beberapa hari setelah pembuatan media agar, kami melihat adanya bintik-
bintik dan bercak di permukaan media agar yang menandakan jika media yang
kami buat terkena kontaminasi. Sumber adanya kontaminan tersebut, dapat
berasal dari kurang sterilnya peralatan yang digunakan, lingkungan sekitar dan
bisa jadi berasal dari perilaku praktikan selama proses pembuatan media. Dalam
pembuatan media, kontaminan tidak boleh terjadi dan ditemukan di dalam media
yang dibuat karena dalam studi lanjutan kontaminan dapat merusak media
tumbuhnya mikroba yang akan di kembang biakan. Apabila terdapat kontaminan
dalam media, media tersebut harus segera dibuang dengan terlebih dahulu
mematikan mikroba yang ada di dalamnya. Untuk mematikan mikroba tersebut
dapat dilakukan dengan cara direbus dalam air yang mendidih selama kurang
lebih 5 menit, kemudian barulah dibuang.
III.VII. Kesimpulan
28
kepermukaaan tangannya untuk menjaga kesterilan pada saat pembuatan
media.
3. Munculnya kontaminan dalam media agar dapat berasal dari kurang
sterilnya peralatan yang digunakan, lingkungan sekitar maupun perilaku
dan kurang sterilnya seorang praktikan.
4. Jika ditemukan kontaminan di dalam media agar itu menandakan adanya
mikroba yang tumbuh di media agar tersebut sebelum di lakukan
pembiakan. Jika demikian, maka media agar tersebut harus segera
dibuang dengan terlebih dahulu mematikan mikroba yang di dalam media
agar dengan cara direbus pada air yang mendidih.
Daftar Pustaka
Palembang
29
Hasil Pengamatan
30
Hari ke-7
Gambar Alat
31
Cawan Petri
Pipet Ukur
32
Erlenmayer Labu Takar
Tabung Reaksi
33
BAB IV
a. Sayur basi
b. Susu basi
34
IV.IV. ALAT PRAKTIKUM
a. Jarum penanam
b. Pembakaran spiritus atau bunsen
c. Tabung reaksi yang berisi media agar miring steril (2)
d. Cawan petri yang berisi media agar steril
35
IV.VI. DATA PERCOBAAN
Media yang sudah dibiakkan mikroba setelah beberapa hari.
36
Hari ketiga : pembiakan Hari ketiga : pembiakan
mikroba bertambah banyak mikroba bertambah banyak
IV.VII. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan pembiakan mikroorganisme yang telah kami lakukan .
Bahan yang kami gunakan adalah bakteri STHAPYLOCOCCUS AUREUS
sayur basi dan susu basi.
Langkah pertama yang kami lakukan dalam percobaan ini adalah
mensterilkan media yang akan digunakan. Ini dilakukan agar media yang
nantinya digunakan tidak terkontaminasi mikroba, selanjutnya jarum ose
dipanaskan diatas bunsen. Proses ini dilakukan didalam laminar air flow agar
kondisi media dan biakan tetap steril . Selain itu, mulut tabung reaksi
dipanaskan menggunakan bunsen agar nantinya tidak terkontaminasi mikroba
lain. Lalu, susu basi dan mikroba dalam sayur basi diambil dengan jarum ose
dengan mencelupkan (pada susu basi) dan (pada sayur basi), kemudian
digoreskan secara zig-zag pada permukaan media agar miring dari ujung
bawah sampai ujung dan secara merata tanpa menyentuh kaca tabung, dan
menggores secara zig-zag diatas cawan petri.
IV.VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses pembiakan mikroorganisme harus dilakukan dengan steril tanpa
terkontaminasi
2. Pertumbuhan mikroorganisme tanpa/pada media agar dipengaruhi oleh
faktor lingkungan,suhu,kelembaban,serta steril atau tidaknya alat yang
digunakan
37
3. Proses dan media yang digunakan jika tidak steril akan menimbulkan
kontaminan pada media, sehingga menggangu pertumbuhan
mikroorgansime didalam media percobaan
4. Mikroba yang di dapat adalah STHAPYLOCOCCUS AUREUS
Sriwijaya: Palembang
38
Langkah Kerja
39
reaksi
Gambar Alat
40
Jarum Ose Spatula
41
BAB V
Sifat-sifat umum suatu koloni tergantung pada besar atau kecilnya koloni
tersebut. Ada yang hanya berupa suatu titik kecil, ada pula yang menyebar sampai
menutup permukaan medium. Adapun jenis koloni yaitu : koloni yang bulat, ada
42
yang memanjang, ada tepi yang rata, ada tepi yang tidak rata. Kenaikan
permukaan : ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium,adapula yang
timbul (menjulung tebal diatas permukaan medium). Halus-kasarnya permukaan :
ada koloni yang permukaannya halus saja, ada yang permukaannya kasar tidak
rata. Koloni berdasarkan wajah permukaannya : ada koloni yang permukaannya
mengkilat, ada yang permukaannya suram. Koloni berdasarkan warna :
kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning kuningan, akan
tetapi ada juga koloni yang kemerahan-merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan
ungu. Koloni berdasarkan kepekatan : ada koloni yang lunak seperti lendir, ada
juga yang lunak seperti mentega ada yang keras dan kering (Dwidjoseputro,
2005).
43
murni yang diharapkan yang akan tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap
awali isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari substrat).
Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari
pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana, 2012)
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkn suatu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat (agar-agar) karena
dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya.
Ada berbagai cara untuk mengisolasi suatu bakteri dalam biakan murni
yaitu, cara pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan atau penggoresan,
cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007)
44
Dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mencampurkan suspensi bakteri
dengan medium agar pada suhu 50°C kemudian menuangkannya pada
petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petrisdisk,
kemudian menuangkan medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar
mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan
diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
c. Metode sebar atau spread plate
Dilakukan dengan menyemprotkan suspensi keatas medium agar
kemudian menyebarkan secara merata dengan trigalski. Dengan ini
diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh
menjadi koloni tunggal.
d. Slant culture
Ujung kawat yang membawakan mikroba digesekkan pada permukaan
agar-agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara
menggorekan secara zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan
jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada
agar tergak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan
kekurangan oksigen.
e. Strab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat
(agar-agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan
agar-agar ini tidak miring. Media agar setengah padat dalm tabung reaksi,
digunakan untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis.
Memindahkan mikroba dari medium lama kedalam medium baru yang
baru ini diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang akan digunakan,
supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi mikroba. (Alam dkk, 2013)
Seleksi suatu kultur harus menggabungkan antara produktivitas
mikroorganisme dan faktor ekonomi lainnya. Secara umum pemilihan
mikroorganisme yang akan digunakan untuk proses produksi memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk beradaptasi dengan media fermentasi yang murah.
2. Temperatur optimum pertumbuhan mikroorganisme diatas 40°C.
45
3. Kemampuan untuk mengkonversi substrat (produktivitas) tinggi.
4. Memiliki kestabilan genetik
5. Kemampuan beradaptasi dengan reaktor dan tipe proses yang digunakan.
6. Kemudahan memisahkan produk (recovery) dari kultur.
V.III. BAHAN-BAHAN/ALAT
46
4. Menggoreskan secara zigzag mikroba yang telah diencerkan pada permukaan
media agar steril dalam tabung reaksi menggunakan jarum ose.
5. Menutup tabung reaksi menggunakan kapas dan aluminium foil agar mikroba
yang tumbuh tidak terkontaminan
6. simpan dalam inkubator
7. Amati hasilnya setelah 1x24 jam
Hasil pengamatan
47
Sebelum melakukan praktikum, cuci peralatan yang akan digunakan
terlebih dahulu. Setelah dicuci semprot peralatan dengan etanol lalu dikeringkan
didalam oven selama kurang lebih 10 menit. Setelah peralatan disterilkan, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah pengenceran mikroba yang ada didalam
media agar (kami menggunakan mikroba dari hasil percobaan pembiakan
mikroorganisme sayur basi satu minggu yang lalu). Sebelum pengenceran, kami
sudah membuat media agar didalam 2 tabung reaksi yang nantinya akan
digunakan sebagai media untuk mikroba setelah pengenceran.
48
V.VII. KESIMPULAN
Palembang
49
Langkah Kerja
Memeriksa pertumbuhan
Memilih koloni mikroorganisme yang
mikroorganisme dalam caan petri
dikehendaki. Mengambil koloni tersebut
(hasil pembiakan pertama).
kemdian menyspensikan ke dalam 10 ml
air.
50
Selanjutnya suspensi mikroorganisme Menggesekkan suspensi mikroorganisme
10-1 di ambil 1 ml kemudian kembali pada permukaan agar miring dengan
disuspensikan ke dalam 9 ml air steril. menggunakan jaum ose. Dihasilkan
mikroorganisme dengan konsentrasi 10-2.
Tutup tabung reaksi dengan alumunium foil kemudian simpan media dalam
inkubator dengan suhu 30,3˚C.
Gambar alat
51
Jarum Ose Spatula
52