Naskah masuk: 5 Agustus 2019 Perbaikan: 26 Agustus 2019 Layak terbit: 4 Desember 2019
https://doi.org/10.22435/hsr.v22i4.2075
ABSTRAK
Kanker adalah salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat di Indonesia. Pendekatan-pendekatan
untuk pengendalian kanker telah dilakukan oleh pemerintah, rumah sakit, bahkan lembaga swadaya masyarakat. Komunikasi
kesehatan merupakan salah satu upaya mendukung pengendalian kanker. Kajian ini bermaksud untuk menggambarkan
kondisi mutakhir penelitian-penelitian tentang komunikasi kanker sebagai acuan untuk dapat merekomendasikan penelitian
mengenai komunikasi kanker di masa datang. Telaah ini menggunakan metode review sistematis, dengan menganalisa
56 artikel jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi berbasis pencarian kata kunci yang relevan. Seluruh sampel kemudian
dideskripsikan secara kualitatif. Hasil dari review sistematis menunjukkan bahwa fokus penelitian komunikasi kanker di
Indonesia sudah sejalan dengan upaya promotif dan preventif pemerintah dalam pengendalian kanker, namun belum
menggunakan pendekatan komunikasi efektif sehingga belum dapat dirumuskan strategi komunikasi kanker di Indonesia.
Dua fokus utama yang menjadi peluang untuk menyumbang pada strategi komunikasi kanker di Indonesia adalah penelitian
mengenai kredibilitas dan kompetensi sumber komunikasi kanker serta desain pesan komunikasi kanker.
ABSTRACT
In Indonesia, the prevalence of cancer is increasing. Approaches to cancer prevention have been carried out by the
government, hospitals, and non-governmental organizations. Health communication was one of the efforts to support cancer
prevention. This study intends to describe the current conditions of research on cancer prevention communication as a
reference to recommend further research on cancer prevention communication in the future. This study uses a systematic
review method by analyzing 56 journal articles, undergraduate thesis, master thesis, and dissertations based on relevant
keyword searches. All samples are then described as quantitatively and qualitatively. The results of the systematic review
show that cancer prevention communication studies in Indonesia are in line with Indonesia’s government priorities in
cancer prevention, however effective communication approach has not been used in cancer communication research.
Two important variables to be researched to support the effective cancer communication are: credibility and competency
of source and message design in cancer communication.
Korespondensi:
Sarwititi Sarwoprasodjo
Departemen Sains Komunikasi
E-mail: sarwititi@apps.ipb.ac.id
215
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
manusia (WHO, 2015), namun terjadi peningkatan 2016). Pengembangan teori dan model komunikasi
prevalensi kanker dari 1,4% pada tahun 2013 menjadi kesehatan diharapkan dapat menjadi panduan
1,8% pada tahun 2018 (Kementerian Kesehatan mengembangkan intervensi baik dalam manajemen
Republik Indonesia, 2019). ataupun perancangan strategi komunikasi kesehatan
Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan, yang efektif untuk pengendalian kanker (Harrington,
program pengendalian kanker di Indonesia dilakukan 2015). Kajian-kajian komunikasi kesehatan
melalui upaya promotif dan preventif, yang terdiri dari pengendalian kanker sudah banyak dilakukan di
sosialisasi, fasilitasi, penyuluhan, pendampingan, tingkat internasional maupun di Indonesia, namun
pembuatan media, serta advokasi yang melibatkan demikian hingga saat ini belum ada sintesa terhadap
jejaring kerja dan kemitraan untuk keperluan kajian-kajian komunikasi kesehatan pengendalian
komunikasi, informasi, dan edukasi sehingga kanker agar diperoleh lesson learned untuk
pengetahuan masyarakat akan kanker meningkat perancangan strategi komunikasi kesehatan kanker
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ataupun untuk pengembangan teori dan model
2015). Adanya agen pembangunan kesehatan yang komunikasi kesehatan yang sesuai. Oleh karena itu
berperan melakukan komunikasi kesehatan, termasuk artikel ini bermaksud menggambarkan: (1) kondisi
komunikasi kanker, menjadi sangat penting diperlukan terkini (state of the art) penelitian komunikasi
untuk mencapai tujuan ini (Connelly and Tuner, kanker, berdasarkan komponen pengendalian
2017). Program komunikasi kesehatan akan berhasil kanker dan konteks komunikasi melalui model
apabila agen pembangunan kesehatan didasari oleh SMCR (Source, Message, Channel, Receiver atau
pemahaman yang baik terhadap khalayak sasaran dan Sumber, Pesan Saluran dan Penerima), dan (2)
lingkungan yang membentuknya, serta pengetahuan peluang pengembangan kajian komunikasi kanker di
mengenai perancangan pesan serta pemilihan saluran Indonesia yang merujuk pada komunikasi kesehatan
dan komunikator yang tepat (Martin and DiMatteo, efektif menurut Schiavo (2007). Telaah sistematis ini
2014). Program yang baik akan mendorong perubahan diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam
perilaku dan perubahan sosial stakeholder kanker melakukan penelitian komunikasi untuk penanganan
untuk mendukung upaya pembangunan kesehatan kanker berdasarkan komponen pengendalian
khususnya pada penyakit kanker. Berdasarkan kanker.
penjelasan ini, maka penting bagi para peneliti
untuk mengetahui sejauh mana penelitian-penelitian
METODE
komunikasi kanker di Indonesia dalam mendukung
upaya pengendalian kanker di Indonesia. Metode yang digunakan untuk artikel ini adalah
Sebagai subdisiplin, komunikasi kesehatan telaah sistematis (systematic review). Telaah sistematis
merupakan bidang ilmu yang sedang berkembang bertujuan untuk mengurangi bias hasil-hasil penelitian
dan berusaha mengakomodasi lessons learned dengan cara mengidentifikasi, menilai, mensintesa
dan menggunakan pendekatan multidisiplin untuk seluruh penelitian pada suatu topik tertentu (Uman,
intervensi yang digunakan (Schiavo, 2007; Gatison, 2011). Telaah sistematis meliputi komponen
216
Komunikasi Kanker (Sarwititi Sarwoprasodjo, Muchlisah Harliani, Annisa Utami Seminar)
217
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
218
Komunikasi Kanker (Sarwititi Sarwoprasodjo, Muchlisah Harliani, Annisa Utami Seminar)
219
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa KPK yang kombinasi pengetahuan dan dukungan psikologis (4
paling banyak diteliti adalah deteksi dini (22 artikel), artikel), membangun kepercayaan dan dukungan
diikuti oleh pengobatan (12 artikel), perawatan psikologis (3 artikel), kombinasi pengetahuan
paliatif (11 artikel), dan pencegahan (11 artikel). dan mengelola kecemasan (3 artikel), mengelola
Dari metode penelitiannya, 40 artikel menggunakan kecemasan (2 artikel), dan pengambilan keputusan
metode kuantitatif, sembilan artikel menggunakan (2 artikel). Pesan-pesan lainnya (6 artikel) seperti
metode kualitatif, dan satu artikel menggunakan cara meningkatkan efikasi diri, kombinasi dukungan
mixed method. Dari jenis komunikatornya (source), psikologis dan pengetahuan kualitas hidup, kebutuhan
komunikator terbanyak adalah peneliti artikel pasien, pengetahuan kualitas hidup, kombinasi
(mahasiswa profesi kesehatan atau peneliti) pengetahuan dan membangun kepercayaan, serta
sebanyak 31 artikel, kemudian diikuti oleh tenaga promosi rumah sakit mengenai perawatan paliatif
kesehatan (7 artikel), keluarga pasien (4 artikel), PUS masing-masing sebanyak 1 artikel.
(3 artikel), LSM (2 artikel), Kemenkes (2 artikel), dan Saluran (channel) yang digunakan untuk
komunikator-komunikator lainnya (7 artikel) seperti menyampaikan pesan, 27 artikel menggunakan
remaja putri, rumah sakit, suami, suami pasien, saluran dalam berbagai kelompok penerima, seperti
kombinasi tenaga kesehatan dan kader, kombinasi kelompok WUS, kelompok remaja putri, kelompok
tenaga kesehatan dan keluarga pasien, kombinasi keluarga pasien, dll. Saluran lainnya yang digunakan
keluarga, tenaga kesehatan, dan media massa adalah komunikasi interpersonal (16 artikel),
masing-masing sebanyak satu artikel. kombinasi interpersonal dan kelompok (6 artikel),
Dari tipe pesan (message) yang disampaikan, kombinasi media massa dan kelompok (2 artikel),
pengetahuan (terkait penyakit, seperti penyebab, tidak menyebutkan (2 artikel) dan sisanya (3 artikel)
dampak, gejala) merupakan pesan yang paling adalah kombinasi interpersonal, kelompok, dan
sering disampaikan (27 artikel), kemudian diikuti oleh media massa, media massa, dan ruang publik.
berbagai pesan terkait dukungan psikologis (9 artikel),
220
Komunikasi Kanker (Sarwititi Sarwoprasodjo, Muchlisah Harliani, Annisa Utami Seminar)
Sebanyak 26 artikel tidak menyebutkan format kelompok, dimana remaja putri menggunakan metode
komunikasi yang digunakan dalam penelitian. peer group education dan peneliti menggunakan
Format komunikasi yang paling sering digunakan metode ceramah dan leaflet . Untuk tenaga kesehatan
adalah metode ceramah dan diskusi (5 artikel), dan kader, mengkombinasikan saluran interpersonal
ceramah saja (4 artikel), komunikasi terapeutik (3 dan kelompok menggunakan metode ceramah
artikel), psychoeducation (2 artikel), membandingkan dan diskusi kepada WUS dalam mengkomunikasi
metode buzz group dengan audio visual (2 artikel), pengetahuan pencegahan kanker.
dan kombinasi ceramah dan leaflet (2 artikel). Pe n e l i t i a n - p e n e l i t i a n i n i m e m b u k t i k a n
Sisanya sebanyak 12 artikel, dimana masing- bahwa penggunaan ceramah dan leaflet mampu
masing menggunakan audio visual, bibliotherapy, meningkatkan pengetahuan responden (Martiningsih,
buku saku dan pendampingan, membandingkan 2013; Pondaag, Wungouw and Onibala, 2013),
kombinasi ceramah dan buku saku dengan ceramah begitu pula dengan metode peer group education
dan audio visual, ceramah dan buku saku, ceramah (Ervyna, Utami and Surasta, 2015). Apabila dilihat
dan demonstrasi, demonstrasi dan video, kombinasi dari tujuannya, komunikasi pencegahan kanker
diskusi-peer group-media massa, edukasi boneka, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
film pendek, iklan layanan masyarakat, dan peer kesadaran mengenai penyakit kanker. Sasaran dari
group education. komunikasi pencegahan kanker adalah masyarakat
Apabila dilihat dari penerima pesan komunikasi, umum, bukan pasien sehingga memerlukan saluran
penerima terbanyak adalah WUS (14 artikel), diikuti dan format komunikasi yang beragam dan tepat
oleh pasien (12 artikel), remaja putri (11 artikel), sasaran. Pemilihan komunikator kredibel juga sudah
pasien anak (4 artikel), pasien perempuan (3 artikel), dilakukan, yaitu tenaga kesehatan dan kader, begitu
keluarga pasien (3 artikel), PUS (3 artikel), kader pula metode peer group education yang dilakukan
kesehatan (2 artikel), suami pasien (1 artikel), dan oleh teman sebaya sehingga penerimaan remaja
calon pasien (1 artikel). putri lebih mudah.
221
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
peneliti yang melakukan penelitian komunikasi para subjek penelitian, yaitu lingkungan tempat
deteksi dini telah menggunakan berbagai macam tinggal, pekerjaan, paritas, dan persepsi masyarakat
format komunikasi bahkan beberapa mencoba dalam film yang enggan melakukan imunisasi kanker
membandingkan ceramah dan buku saku dengan serviks (Mulyati, Suwarsa and Arya, 2015). Hal ini
ceramah audio visual dan hasil dari penelitian menunjukkan bagaimana budaya serta konteks
ini adalah ceramah dan buku saku lebih efektif lokal menjadi pesan penting untuk membuat subjek
untuk menambah pengetahuan sasaran (Sulastri, penelitian berempati dengan isi film tersebut.
Romadani and Andari, 2014). Penelitian yang Pesan dukungan psikologis, membangun
membandingkan pengetahuan dari teman, tenaga kepercayaan, dan pengambilan keputusan dibutuhkan
kesehatan, dan media elektronik menunjukkan bahwa untuk dilakukan oleh komunikator yang dekat dengan
media elektronik adalah sumber paling efektif untuk sasaran, yaitu pasangan suami-istri. Hasil penelitian
meningkatkan pengetahuan WUS (Tarigan, 2012). yang ditemukan masih menunjukkan kontradiksi
Salah satu artikel menceritakan penggunaan film dimana dukungan suami dapat (Ayuningtiyas and
pendek yang dibuat oleh Kemenkes sebagai format Ropitasari, 2018) dan tidak dapat mempengaruhi
komunikasi yang berhasil meningkatkan pengetahuan keputusan istri untuk deteksi dini (Febriani, 2016).
serta sikap subjek penelitian terhadap kanker serviks Kedua penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dan imunisasinya. Salah satu faktor pendukung dan tidak melihat proses komunikasi antara pasangan
keefektifan film pendek dalam penelitian ini adalah sehingga tidak mampu memberikan gambaran akan
kesamaan latar belakang film dengan latar belakang komunikasi efektif dengan tujuan menyampaikan
222
Komunikasi Kanker (Sarwititi Sarwoprasodjo, Muchlisah Harliani, Annisa Utami Seminar)
pesan dukungan psiko lo gis, membangun untuk pasien (Azzahra, 2012). Di sisi lain, komunikasi
kepercayaan, dan pengambilan keputusan untuk terapeutik yang dilakukan oleh dokter meliputi
deteksi dini kanker. teknik mendengarkan, bertanya, membagi persepsi,
mengklarifikasi, memberi informasi, mengubah cara
Tren Komunikasi Pengobatan Kanker pandangan, dan meredam kekhawatiran pasien
Tren komunikasi pengobatan kanker (Gambar dengan humor (Lubis and Rifsa, 2014).
4) didominasi penggunaan saluran interpersonal, Pada penelitian yang fokus pada pesan kebutuhan
untuk menyampaikan pesan dukungan psikologis, pasien, ditemukan bahwa perawat dan pasien anak
membangun kepercayaan, dan pengambilan memiliki persepsi yang berbeda mengenai perlakuan
keputusan antara keluarga pasien, pasangan pasien, kepada pasien anak, informasi yang diberikan dan
ataupun tenaga kesehatan kepada pasien. Format aktifitas yang dilakukan di rumah sakit, perasaan
komunikasi yang digunakan dari keluarga pasien dan hubungan, serta domain keseharian. (Kurniawati
dan tenaga kesehatan adalah ceramah dan diskusi and Haryanti, 2013). Penelitian ini menunjukkan
sedangkan yang menggunakan format komunikasi bahwa komunikasi antara perawat dan pasien anak
terapeutik biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan belum efektif sehingga diperlukan metode-format
sebagai komunikator. Penelitian-penelitian ini komunikasi lain agar perawat memahami kebutuhan/
menunjukkan bahwa dukungan keluarga atau suami keinginan pasien misalnya pilihan bentuk pengobatan
yang tinggi melalui diskusi dapat membuat tingkat (chemotherapy, obat dan lain-lain).
kecemasan pasien rendah (Utami, Andriyani and Penelitian dengan sasaran pasien anak
Fatmawati, 2013, Waluya and Masykur, 2015) dan menggunakan format komunikasi edukasi boneka
gambaran harga diri yang baik (Anggraini, 2016). berhasil menurunkan kecemasan anak (Mulyaningrum
Perawat dalam mendukung secara psikologis and Hartini, 2013). Pengelolaan kecemasan pada
disebutkan harus memiliki sikap optimis, mampu pasien dewasa dengan menggunakan format
menjadi motivator dan educator kepada pasien komunikasi psychoeducation oleh keluarga terbukti
(Amaliah, 2013). berhasil mengurangi kecemasan pasien walau
Penggunaan komunikasi terapeutik oleh perawat diperlukan terapi kelompok lanjutan seperti terapi
dalam pengobatan kanker paling efektif adalah saat supportive group (Widyaningrum, Wihastuti and
fase kerja dan belum maksimal keahliannya pada fase Nasution, 2015). Penelitian yang fokus pada pesan
terminasi (Sofianingtyas, Savitri and Hutasoit, 2015). pengambilan keputusan menunjukkan bahwa
Faktor pendukung keberhasilan teknik komunikasi komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan
terapeutik pada pasien oleh dokter adalah keterbukaan dan pasien harus didukung oleh perilaku pasien
pasien terhadap penyakitnya, kepercayaan pasien dan tenaga kesehatan, misalnya waktu yang cukup
terhadap penanganan dan pengobatan yang diberikan dalam konsultasi dan juga partisipasi pasien dalam
oleh dokter, dan dukungan keluarga pasien yang mengambil keputusan. Penelitian ini menyarankan
optimal. Sedangkan faktor penghambatnya adalah agar diberikan perhatian lebih pada pasien baru atau
pasien cenderung tidak fokus dalam mendengarkan pasien lansia, waktu konsultasi yang lebih banyak,
penjelasan dokter, pasien terlalu banyak bertanya, latar serta menyediakan daftar pertanyaan/aktivitas yang
belakang pendidikan, serta jadwal dokter yang padat dapat mendukung terjadinya komunikasi yang lebih
dan kondisi poli yang selalu padat dan ramai (Lubis and baik (Hapsari and Widyaningsih, 2015).
Rifsa, 2014). Penelitian komunikasi terapeutik dengan
menggunakan metode kualitatif menyebutkan bahwa Tren Komunikasi Perawatan Paliatif
prinsip dasar komunikasi terapeutik antara perawat Serupa dengan komunikasi pengobatan, tren
dan pasien ada 6, yaitu: (1) selalu mengedepankan komunikasi perawatan paliatif didominasi oleh pesan
pelanggan atau pasien; (2) selalu mengedepankan dukungan psikologis, pengelolaan kecemasan, dan
dan mengutamakan nilai kemanusiaan/memanusiakan peningkatan kualitas hidup (Gambar 5). Penyampaian
pasien; (3) kerjasama antara perawat dan pasien pesan ini dapat dilakukan oleh keluarga pasien, suami
dengan menganggap pasien sebagai partner atau pasien, LSM, dan juga peneliti. Komunikator keluarga
keluarga; (4) keterbukaan antara pasien dan perawat; pasien (Susilawati and Misgiyanto, 2014; Aziza, 2016)
(5) bertanggung jawab atas pekerjaan yang harus dan suami pasien (Rosanti, 2016; Nurhidayati and
dijalankan sesuai dengan profesi sebagai perawat; Rahayu, 2018), biasanya menggunakan saluran
dan (6) inovatif atau selalu mengembangkan ide interpersonal dimana komunikator berdiskusi
223
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
224
Komunikasi Kanker (Sarwititi Sarwoprasodjo, Muchlisah Harliani, Annisa Utami Seminar)
namun pada komunikasi pencegahan kanker hasil dianggap lebih kredibel dibanding tokoh lainnya
telaah menunjukkan belum ada penelitian yang fokus (Morimoto, 2018).
pada saluran media massa. Format komunikasi yang Penelitian-penelitian internasional telah banyak
membantu dalam pengemasan pesan pengetahuan, membahas proses perancangan dan pembuatan
baik untuk deteksi dini dan pencegahan kanker, sudah pesan untuk kepentingan penanganan penyakit
sangat bervariasi namun belum dapat disimpulkan kanker bagi tenaga profesional (Kinney et al., 2010;
metode mana yang paling efektif. Mazor et al., 2010; Zhao, 2010; Lee et al., 2016).
Pada komunikasi pengobatan dan perawatan Sebuah telaah sistematis mengenai perancangan
paliatif, aspek-aspek komunikasi seperti kredibilitas, pesan kesehatan menunjukkan adanya hasil yang
kompetensi, dan sensitifitas terhadap budaya belum signifikan atas pembuatan pesan yang efektif untuk
dijelaskan. Meskipun, komunikator yang dilibatkan mengubah perilaku kesehatan. Penelitian ini juga
sudah mencakup keluarga pasien, tenaga kesehatan, menyarankan agar dalam merancang pesan sesuai
suami, dan LSM. Dalam pengobatan dan perawatan dengan karakteristik psikososial dari pasien ataupun
paliatif kanker, dukungan keluarga atau pasangan masyarakat (Wanyonyi et al., 2011).
sangat penting sehingga dibutuhkan penelitian- Terkait format komunikasinya, penelitian
penelitian lanjutan untuk melatih keluarga, pasangan mengenai komunikasi penanganan kanker Indonesia
pasien, dan juga LSM untuk keperluan penyampaian didominasi oleh penelitian dalam konteks komunikasi
pesan-pesan yang berkaitan dengan pengobatan dan kelompok dengan media-media konvensional,
perawatan paliatif. Pesan-pesan yang disampaikan sementara kajian di tingkat internasional sudah
sudah berkaitan dengan dukungan psikologis, menjangkau penggunaan internet khususnya media
membangun kepercayaan, pengambilan keputusan, sosial sebagai cara penanganan penyakit kanker
pengelolaan kecemasan, dan peningkatan kualitas (Kealey and Berkman, 2010; Kelly et al., 2010;
hidup, serta identifikasi kebutuhan pasien, hanya Thomson and Hoffman-Goetz, 2011; Oh et al., 2015;
saja penelitian yang fokus pada peningkatan kualitas Lee et al., 2016; Waters, Wheeler and Hamilton,
hidup masih sangat terbatas. Pesan-pesan ini juga 2016).
tidak dijelaskan bagaimana pengemasannya, walau Hasil telaah sistematis juga menunjukkan bahwa
pada beberapa sudah ditunjukkan penggunaan dalam menjelaskan proses komunikasi kanker,
bibliotherapy dan edukasi boneka untuk pasien definisi operasional dan instrumen penelitian sangat
anak, psychoeducation untuk keluarga pasien, dan terbatas, sehingga sulit untuk membandingkan
format komunikasi terapeutik yang dilakukan antara dengan penelitian-penelitian serupa lainnya untuk
tenaga kesehatan dengan pasien. Penggunaan keperluan sintesis pengetahuan baru baik untuk
format komunikasi yang sudah disesuaikan dengan pengembangan teori maupun metode ataupun
kebutuhan sasaran tersebut perlu diperjelas dalam perbaikan dalam praktek komunikasi kanker. Pada
hal desain pesannya, intensitas dan teknik. Saluran penelitian-penelitian eksperimen dan intervensi,
yang digunakan juga sudah tepat, yaitu melalui Abraham dan Michie menyebutkan bahwa kejelasan
interpersonal dan kelompok. pendeskripsian intervensi dapat membantu dalam
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa masih mereplika intervensi (Abraham and Michie, 2008).
diperlukan penelitian-penelitian lanjutan yang
fokus pada komunikator, pesan, serta format
KESIMPULAN DAN SARAN
komunikasinya. Kredibilitas, kompetensi, serta tingkat
sensitivitas budaya komunikator perlu menjadi suatu Kesimpulan
penelitian tersendiri untuk mendukung pemerintah Berbagai penelitian komunikasi kanker di
dalam upaya promotif dan preventif kanker. Jurnal- Indonesia sudah mencakup seluruh komponen
jurnal internasional, misalnya, menjelaskan secara pengendalian kanker, dari pencegahan, deteksi dini,
detail mengapa Ibu dianggap lebih kredibel dalam pengobatan dan paliatif, dengan jumlah terbesar
mempromosikan konsumsi sehat (Chan et al., pada komunikasi deteksi dini. Hasil penelitian
2009), sumber yang kredibel dapat berkontribusi ini sudah memberikan deskripsi elemen-elemen
dalam membangun kepercayaan (Huo, Zhang and komunikasi kanker dan hubungan keterdedahan
Ma, 2018), komunikator seperti aktor/aktris dan atlit media komunikasi, penggunaan kombinasi media
sebagai duta atau endorser atau promotor kesehatan komunikasi dengan perubahan perilaku (peningkatan
225
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
pengetahuan, sikap, perasaan nyaman, pengelolaan Psychology, 27(3), pp. 379–87. doi: 10.1037/0278-
kecemasan). Penelitian belum cukup mendalam 6133.27.3.379.
secara substantif dan metodologis mengungkap Amaliah, R. (2013) Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien
Kanker sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan
tingkat dan faktor efektivitas komunikasi kesehatan
di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Skripsi.
menurut kerangka Schiavo (2007).
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Hasil penelitian sudah mengindikasikan bahwa Jakarta.
komunikasi kanker efektif (memberikan dukungan Anggraini, D. P. (2016) Hubungan Dukungan Keluarga
informasional ataupun dukungan psikologis) sehingga dengan Tingkat Harga Diri Pasien Kanker Payudara
pasien dan keluarganya dapat mengambil keputusan yang Mendapatkan Kemoterapi di Rumah Sakit
terkait perlakuan terhadap pasien, namun beberapa Dr.Soepraoen Malang. Skripsi. Universitas Brawijaya,
kajian yang ada belum sistematis mengungkapkan Malang.
seberapa efektif dan apa faktor-faktor efektivitas Ayuningtiyas, I. and Ropitasari, R. (2018) ‘Hubungan Antara
Dukungan Suami Dengan Sikap Istri Pada Deteksi
komunikasi, karena penelitian tidak menggunakan
Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan Tes IVA
penelitian eksperimen dan korelasi yang ketat (rigor).
Di Puskesmas Jaten II Kabupaten Karanganyar’,
Penelitian eksperimen yang sudah dilakukan pun PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan
tidak cukup detail dan memadai menginformasikan Aplikasinya, 6(2), pp. 7–13. doi: 10.13057/
perlakuan yang digunakan. placentum.v.
Oleh karena itu peluang pengembangan Aziza, A. I. (2016) Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan
penelitian komunikasi kanker di Indonesia dapat Resiliensi Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker
dilakukan dengan memfokuskan pada kajian-kajian Serviks di Rsd. Dr. Soebandi Jember. Skripsi.
yang mengungkap efektivitas komunikasi kanker, Universitas Jember, Jember.
Azzahra, W. (2012) Komunikasi Terapeutik sebagai
misalnya seberapa besar kredibilitas, kompetensi,
Pendekatan Perawat pada Pasien Penyakit Kanker
dan kesensitifan budaya sumber komunikasi
(Studi di Rumah Sakit Onkologi Surabaya). Tesis.
(komunikator) dan desain pesan mempengaruhi Universitas Muhammadiyah Malang.
efektivitas komunikasi kanker pada pencegahan, Cahyati, R. (2015) Komunikasi Antarpribadi Anggota
deteksi dini, pengobatan dan perawatan paliatif. Komunitas 3C terhadap Anak dengan Kanker. Skripsi.
Penelitian juga bisa diarahkan pada kombinasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
metode dan teknik komunikasi serta desain pesan Chan, K. et al. (2009) ‘Adolescents’ perceptions of
yang mempengaruhi efektivitas komunikasi kanker. healthy eating and communication about healthy
eating’, Health Education, 109(6), pp. 474–490. doi:
10.1108/09654280911001158.
Saran
Connelly, R. A. and Tuner, T. (2017) Health Literacy and
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, Child Health Outcomes. Cham, Switzerland: Springer.
untuk mendukung prioritas pemerintah dalam doi: 10.1007/978-3-319-50799-6.
pengendalian kanker, diperlukan penelitian dan Darmawan, W. (2016) ‘Penerapan Biblioterapi di Rumah
eksperimen yang fokus pada pengembangan Sakit Dr . Cipto’, eJurnal Mahasiswa Universitas
pesan dan penggunaan internet sebagai saluran Padjadjaran, 1(1), pp. 1–19.
Ervyna, A., Utami, P. A. S. and Surasta, I. W. (2015) ‘Pengaruh
untuk menyusun strategi komunikasi kanker.
Peer Education terhadap Perilaku Personal Hygiene
Penelitian-penelitian kualitatif dalam komunikasi
Genetalia dalam Pencegahan Kanker Serviks pada
pengendalian kanker juga dibutuhkan agar dapat Remaja Putri di SMP Negeri 10 Denpasar’, COPING
mempertimbangkan strategi komunikasi yang NERS Journal, 3(2), pp. 61–67.
berbasis pada kondisi social, budaya, gender, Fauzan, A. and Kristanti, M. S. (2016) Persepsi Perawat
kependudukan (kota/desa), kearifan lokal, maupun Puskesmas terhadap Proses Pengambilan Keputusan
nilai-nilai religi yang mempengaruhi persepsi dan tentang Perawatan Paliatif Pasien Kanker. Skripsi.
perilaku masyarakat dan pasien dalam masalah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
kesehatan. Febriani, C. A. (2016) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Lampung’,
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Kesehatan, 7(2), pp. 228–237. doi: 10.26630/
jk.v7i2.193.
Abraham, C. and Michie, S. (2008) ‘A Taxonomy of Behavior
Gatison, A. M. (2016) Communicating Women’s Health.
Change Techniques Used in Interventions’, Health
New York: Routledge.
226
Komunikasi Kanker (Sarwititi Sarwoprasodjo, Muchlisah Harliani, Annisa Utami Seminar)
Hapsari, M. A. and Widyaningsih, S. (2015) Gambaran Martin, L. R. and DiMatteo, M. R. (2014) Th e Oxford
Kualitas Komunikasi Pasien dengan Tenaga Handbook of Health Communication, Behavior
Kesehatan ditinjau dari Perspektif Pasien Kanker Change, and Treatment Adherence. New York: Oxford
yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi University Press.
Surakarta. Skripsi. Universitas Diponegoro, Martiningsih (2013) Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Semarang. tentang Kanker Serviks terhadap Perubahan
Harrington, N. G. (2015) Health communication: theory, Pengetahuan dan Sikap dalam Upaya Pencegahan
method, and application. New York: Routledge. pada Ibu PKK di Desa Pulisen Kabupaten Boyolali.
Huo, C., Zhang, M. and Ma, F. (2018) ‘Factors influencing Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
people’s health knowledge adoption in social media: Mayasari, D. (2015) Analisis Strategi Pemasaran Perawatan
The mediating effect of trust and the moderating effect Paliatif pada Pasien Kanker di RSUD Dr. Moewardi
of health threat’, Library Hi Tech, 36(1), pp. 129–151. Surakarta. Tesis. Universitas Muhammadiyah
doi: 10.1108/LHT-04-2017-0074. Yogyakarta.
Kartika, V. and Rachmawati, T. (2017) ‘Roles Agents of Mazor, K. M. et al. (2010) ‘Media messages about cancer:
Changes on Control of Non Communicable Diseases what do people understand?’, Journal of Health
in Indihiang Subdistrict , Tasikmalaya City’, Buletin Communication, 15(2), pp. 126–145. doi: 10.1161/
Penelitian Sistem Kesehatan, 20(4), pp. 182–191. CIRCULATIONAHA.111.040337.Wnt.
doi: 10.22435/hsr.v20i4.77. Morimoto, M. (2018) ‘Congruence and celebrity endorser
Kealey, E. and Berkman, C. S. (2010) ‘The relationship credibility in Japanese OTC drug advertising’,
between health information sources and mental International Journal of Pharmaceutical and
models of cancer: Findings from the 2005 Health Healthcare Marketing, 12(3), pp. 234–250. doi:
Information National Trends Survey’, Journal of 10.1108/IJPHM-09-2017-0049.
Health Communication, 3, pp. 236–51. doi: Mulyaningrum, D. A. and Hartini, S. (2013) Pengaruh
10.1080/10810730.2010.522693. Edukasi Boneka Tangan terhadap Kecemasan
Kelly, B. et al. (2010) ‘Cancer information scanning and Anak yang Menderita Kanker di INSKA RSUP DR.
seeking in the general population’, Journal of Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Universitas Gadja Mada,
Health Communication, 15(7), pp. 734–753. doi: Yogyakarta.
10.1080/10810730.2010.514029. Mulyati, S., Suwarsa, O. and Arya, I. F. D. (2015) ‘Pengaruh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015) Media Film terhadap Sikap Ibu pada Deteksi Dini
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kanker Serviks’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1),
Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan pp. 16–24. doi: 10.15294/kemas.v11i1.3401.
Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim. Indonesia: Nurhidayati, T. and Rahayu, D. A. (2018) ‘Dukungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pasangan pada Pasien Kanker Payudara yang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) Hasil Menjalani Kemoterapi Di RSI Sultan Agung
Utama Riskesdas 2018. Jakarta. Semarang’, Jurnal Keperawatan Soedirman, 12(3),
Kinney, A. Y. et al. (2010) ‘Exploring attitudes, beliefs, and pp. 71–77. doi: 10.20884/1.jks.2017.12.3.755.
communication preferences of Latino community Oh, K. M. et al. (2015) ‘Cancer Information Seeking Behaviors
members regarding BRCA1/2 mutation testing and of Korean American Women: A Mixed-Methods Study
preventive strategies’, Genetics in Medicine, 12(2), Using Surveys and Focus Group Interviews’, Journal
pp. 105–115. doi: 10.1097/GIM.0b013e3181c9af2d. of Health Communication, 20(10), pp. 1143–54. doi:
Kurniawati, A. and Haryanti, F. (2013) Persepsi Anak 10.1080/10810730.2015.1018578.
dan Perawat tentang Kebutuhan Anak Penderita Panjaitan, E. (2015) Pengaruh Psikoedukasi Keluarga
Kanker selama Menjelasani Hospitalisasi di Instalasi terhadap Peningkatan Dukungan Keluarga Menderita
Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Kanker Payudara di Puskesmas Pacarkeling
Yogyakarta. Skripsi. Universitas Gadjah Mada, Surabaya. Skripsi. Universitas Airlangga. doi: DOI:
Yogyakarta. 10.14421/pjk.v12i1.1541.
Lee, E. W. J. et al. (2016) ‘The Augmented Cognitive Petticrew, M. and Roberts, H. (2006) Systematic reviews
Mediation Model: Examining Antecedents of in the social sciences: A practical guide. Cornwall:
Factual and Structural Breast Cancer Knowledge Blackwell Publishing Ltd.
A m o n g S i n g a p o r e a n Wo m e n ’ , J o u r n a l o f Pondaag, C. C., Wungouw, H. and Onibala, F. (2013)
Health Communication, 21(5), pp. 583–92. doi: ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
10.1080/10810730.2015.1114053. Tingkat Pengetahuan Siswi tentang Pencegahan
Lubis, E. E. and Rifsa, U. J. (2014) ‘Teknik Komunikasi Kanker Serviks di SMA Negeri 1 Manado’, Jurnal
Terapeutik Dokter sebagai Upaya Memotivasi Pasien Keperawatan, 1(1), pp. 1–6.
Kanker Payudara di RSUD Arifin Achmad Provinsi Rosanti, E. (2016) Dukungan Keluarga pada Pasien
Riau’, Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Kanker Payudara Post Operasi Mastektomi di RUSP
dan Ilmu Politik Universitas Riau, 1(2).
227
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 22 No. 4 Oktober 2019: 215–228
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Skripsi. Universitas Waluya, N. A. E. and Masykur, A. M. (2015) ‘Studi Kasus
Padjadjaran, Bandung. Bentuk Dukungan Sosial Pada Suami Istri Yang
Schiavo, R. (2007) Health Communication: From Theory to Didiagnosis Kanker Stadium Akhir’, Empati, 4(1),
Practice. San Fransisco: Jossey-Bass. pp. 116–122.
Sofianingtyas, L., Savitri, W. and Hutasoit, M. (2015) Wanyonyi, K. L. et al. (2011) ‘A systematic review and meta-
‘Komunikasi terapeutik perawat pada pasien kanker analysis of face-to-face communication of tailored
di rsud panembahan senopati bantul yogyakarta’, health messages: Implications for practice’, Patient
Media Ilmu Kesehatan, 4(2), pp. 59–66. doi: 10.5812/ Education and Counseling, 85(3), pp. 348–55. doi:
msnj.80605. 10.1016/j.pec.2011.02.006.
Sulastri, Romadani, D. I. and Andari, I. A. A. (2014) Waters, E. A., Wheeler, C. and Hamilton, J. G. (2016) ‘How
‘Efektifitas Promosi Kesehatan sebagai Deteksi Dini Are Information Seeking, Scanning, and Processing
Kanker Serviks untuk Menurunkan Angka Kematian’, Related to Beliefs About the Roles of Genetics
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan, Semarang, and Behavior in Cancer Causation?’, Journal of
pp. 149–154. Health Communication, 21(sup2), pp. 6–15. doi:
Susilawati, D. and Misgiyanto (2014) ‘Hubungan Antara 10.1080/10810730.2016.1193917.
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan WHO (2006) WHO guide for effective programmes.
Penderita Kanker Serviks Paliatif’, Jurnal Keperawatan, Geneva.
5(1), pp. 1–15. doi: 10.22219/jk.v5i1.1855. WHO (2015) WHO statistical profile, Indonesia: WHO
Tarigan, F. L. (2012) Pengaruh Dukungan Keluarga statistical profile.
Dan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Wanita WHO (2018) The top 10 causes of death.
Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Di Widyaningrum, D. A., Wihastuti, T. A. and Nasution, T.
Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012. Tesis. H. (2015) ‘Pengaruh Family Psychoeducation
Universitas Sumatera Utara. terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Penurunan
Thomson, M. D. and Hoffman-Goetz, L. (2011) ‘Cancer Kecemasan Keluarga Dalam Merawat Penderita
information comprehension by english-as-a- Kanker Serviks Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta’,
second-language immigrant women’, Journal of The Indonesian Journal of Health Science, 5(2), pp.
Health Communication, 16(1), pp. 17–33. doi: 165–179. doi: 10.32528/the.v5i2.4.
10.1080/10810730.2010.529496. Wiyono, T. (2013) Pengaruh Edukasi Ceramah Booklet
Uman, L. (2011) ‘Systematic Reviews and Meta-Analyses’, dan Metode Pendampingan terhadap Kualitas Hidup
Journal of the Canadian Academy of Child and pada Pasien Kanker ditinjau dari Dukungan Keluarga.
Adolescent Psychiatry, 20(1), pp. 57–59. doi: Tesis. Universitas Sebelas Maret.
10.1016/j.revmed.2014.05.011. Zhao, X. (2010) ‘Cancer information disparities between
Utami, D., Andriyani, A. and Fatmawati, S. (2013) ‘Hubungan U.S.- and foreign-born populations’, Journal of
Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan Health Communication, 15(Suppl 3), pp. 5–21. doi:
Kemoterapi pada Pasien Kanker Serviks Di RSUD 10.1080/10810730.2010.522688.
Dr. Moewardi’, GASTER Jurnal Kesehatan, 10(1),
pp. 30–38.
228