Giok Hong Tay Te (Yu Huang Da Di) sering disebut juga Giok Hong Siang Te (Yu Huang Shang Di). Secara harafiah berarti ‘Kaisar Pualam’ atau ‘Kaisar Kumala’, dimana dalam kebudayaan Tio Tionghoa, Pualam atau ‘Giok’ merupakan lambang kesucian. Dalam hirarki dewa-dewi, dewi, Giok Hong Tay Te merupakan pelaksana tertinggi pemerintahan alam semesta, dan berkedudukan di kahyangan / langit. Bahkan seringkali karena salah tafsir, Giok Hong Tay Te diangg dianggap sebagai Thian atau Tuhan Yang Maha Esa (lihat penjelasan mengenai Thian Kong atau Tian Gong). Menurut legenda, Giok Hong Tay Te adalah anak dari Jing De sang Matahari dan Bao Yue sang Rembulan. Ia mendapat kesempurnaan setelah bertapa di gunung Pu Ming di propinsi Shanxi, dan setelah wafat ia diangkat sebagai Giok Hong Tay Te. Sebagian orang mempercayai bahwa See Ong Bo (Xi Wang Mu 西王母 ) adalah ibu suri dari Giok Hong Tay Te. Pada umumnya Giok Hong Tay Te yang dipuja sebagai ‘Thian’, tidak ditampilkan dalam am bentuk arca. Pemujaan kepadanya dilakukan dengan cara menghadap keluar klenteng dan mengarah ke langit. Oleh sebab itu, umumnya di depan ruang utama klenteng selalu disediakan tempat dupa yang disebut Tian Gong Lu. Umat yang akan bersembahyang di klenteng, ng, biasanya sembahyang lebih dahulu kepada Giok Hong Tay Te, dengan maksud memohon kepada Giok Hong Tay Te agar diijinkan menemui menteri/ dewa / pejabat pembantunya, untuk suatu urusan tertentu. Di klenteng Giok Hong Thian (Yu Huang Dian) – Singapura, Giok Hong Tay Te ditampilkan dalam bentuk patung seorang kaisar kaisar, namun tangannya memegang bilah ‘HU’ (tanda perintah/ tanda tugas, bila Kaisar memberi perintah pada menterinya, biasanya ia diberi tanda tersebut. Dalam hal ini mungkin untuk menunjukkan bahwa di atas Giok Hong Tay Te masih ada yang lebih tinggi pangkatnya) pangkatnya). 43 Hari shejid (HUT) Giok Hong Tay Te diperingati setiap tanggal 9 bulan 1 Imlek. | http:// poanthian.blogspot.com