Anda di halaman 1dari 151

MATE RI S UP L E ME N P E NG E TA HUA N P E MB E K A L A N K E P RO FE S I A N

MELAKSANAKAN PEKERJAAN
BANGUNAN AIR LIMBAH
PERMUKIMAN
2018
(2 JP)
BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
UMUM

PEMASANGAN & PENGUJIAN


PEKERJAAN SIPIL

PEMASANGAN & PENGUJIAN PEKERJAAN


MEKANIKAL & ELEKTRIKAL (ME)
OUTLINE

| 2
Sub-Sistem Sub-sistem
Sub-Sistem Pengolahan Setempat Pengolahan Lumpur
Pengangkutan
Tinja
Skala
Skala Komunal
Sistem Individual

Pengelolaan
Air Limbah
Domestik
Setempat
(SPALD-S) TANGKI SEPTIK MCK
INDIVIDUAL
Komunal TRUK TINJA IPLT
(2-10 KK)

KONSEP Sub-Sistem Pelayanan


Sub-Sistem
Pengumpulan
Sub-sistem
Pengolahan Terpusat
PENGELOLAAN
AIR LIMBAH
(PERMEN PUPR NO.4
TAHUN 2017) IPALD Skala Perkotaan (>
Sistem 20.000 jiwa)
Lumpur
Pengelolaan dari
IPAL ke
Air Limbah IPLT
Pipa Retikulasi, Pipa
Domestik
Induk, Prasarana dan
Terpusat Pipa Tinja, Pipa Non Tinja, Bak Sarana Pelengkap
(SPALD-T) Penangkap Lemak, Pipa Persil, Bak IPALD Skala Permukiman
(manhole, stasiun (50 – 20.000 jiwa)
Kontrol, dan Lubang Inspeksi pompa dll)

IPALD Skala Kws Tertentu

| 3
Alogaritma
Pemilihan
Teknologi SPALD

| 4
KETENTUAN DALAM PEMILIHAN SPAL
DOMESTIK
Terdapat beberapa aspek yang menentukan pemilihan SPALD-T dan SPALD-S. Adapun
ketentuan-ketentuan tersebut dapat dilihat dalam algoritma pemilihan teknologi.
Dasar pertimbangan yang utama dalam pemilihan teknologi SPALD adalah kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk >150 jiwa/Ha (15,000 jiwa/Km2) diharuskan
menggunakan sistem SPALD-T, sedangkan untuk kepadatan penduduk kurang dari 150
jiwa/Ha masih terdapat beberapa pertimbangan lainnya, seperti sumber air yang ada,
kedalaman air tanah, permeabilitas tanah, kemiringan tanah, ketersediaan lahan, dan
termasuk kemampuan membiayai. SPALD-S dapat dipergunakan untuk beberapa faktor
diantaranya jumlah penduduk kurang dari 15.000 jiwa/km2, muka air tanah >2 meter, dan
permebalitas tanah yang relatif rendah.
| 5
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DOMESTIK
Peraturan Peraturan Menteri
Undang-Undang Peraturan Presiden
Pemerintah PUPR

Undang – Undang Nomor 11 Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Nomor Peraturan Menteri
Tahun 1974 tentang Nomor 35 Tahun 1991 185 Tahun 2014 tentang Pekerjaan Umum dan
Pengairan; tentang Sungai; Percepatan Penyediaan Air Perumahan Rakyat Nomor
Minum dan Sanitasi; 28/PRT/M/2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan
Undang – Undang Nomor 32 Peraturan Pemerintah Sungai dan Garis
Tahun 2009 tentang Nomor 82 Tahun 2001 Sempadan Danau;
Perlindungan dan tentang Pengelolaan
Pengelolaan Lingkungan Kualitas Air dan
Hidup; Pengendalian Pencemaran Peraturan Menteri Pekerjaan
Air; Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 4 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan
Peraturan Pemerintah Sistem Pengelolaan Air
Nomor 122 Tahun 2015 Limbah Domestik;
tentang Sistem Penyediaan
Air Minum;

Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 68 Tahun
2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik

| 6
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
S E T E M PAT ( S PA L D - S )

Tangki Septik INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR


Komunal
TINJA (IPLT)

Pembiayaan
 Tangki Septik: Rumah
tangga/Hibah
Truk Tinja  Penyedotan: Rumah
Tangga
 Truk Tinja: Pemda
 IPLT: Pemda dan
Pemerintah Pusat
|| 76
Dasar-Dasar Perencanaan Teknis SPAL
Domestik
Perencanaan teknik terinci SPALD merupakan rencana rinci
pembangunan SPALD pada daerah atau kawasan dalam Sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja pada SPALD-S dan seluruh
komponen SPALD-T yang dituangkan dalam dokumen :
1. Perencanaan Teknik Terinci.
2. Perencanaan teknis SPALD disusun berdasarkan:
3. Rencana Induk SPALD yang telah ditetapkan;
4. Hasil Studi Kelayakan SPALD;
5. Kepastian sumber pembiayaan;
6. Kepastian lahan; dan
7. Hasil Konsultasi Teknis dengan Instansi Teknis terkait.
| 8
Cakupan Layanan SPAL-S
Skala Individual
Cakupan pelayanan skala individual meliputi layanan untuk lingkup 1 (satu) unit rumah
tinggal atau bangunan.

Skala Komunal
Cakupan pelayanan skala komunal:
Lingkup rumah tinggal
Lingkup Mandi Cuci Kakus (MCK).
Cakupan pelayanan skala komunal lingkup rumah tinggal:
– Meliputi layanan untuk lingkup 2 (dua) sampai dengan 10 (sepuluh) unit rumah
tinggal.
Cakupan pelayanan skala komunal lingkup MCK:
– Meliputi layanan untuk lingkup 10 (sepuluh) sampai dengan 200 (dua ratus) jiwa.

| 9
K O M P O N E N S PA L - S
Unit Pengolahan Setempat. Unit Pengolahan Lumpur
berfungsi untuk menampung dan Tinja
mengolah Air Limbah dari rumah berfungsi untuk mengolah lumpur
tinggal dan/atau MCK. Unit tinja dari unit pengolahan
pengolahan setempat berupa setempat dan/atau lumpur dari
CUBLUK KEMBAR, TANGKI SEPTIK unit pengolahan SPAL-T. berupa
dengan sistem resapan dan PRASARANA DAN SARANA IPLT.
BIOFILTER.

Unit Pengangkutan Unit Pembuangan Akhir


melakukan pengurasan, berfungsi untuk menyalurkan efluen Air
pengangkutan, dan pembuangan Limbah dan/atau menampung lumpur
lumpur tinja dari unit pengolahan hasil pengolahan. Meliputi SARANA
setempat ke IPLT. berupa TRUK PEMBUANGAN EFLUEN dan SARANA
TINJA atau motor roda tiga yang PENAMPUNGAN SEMENTARA
telah dimodifikasi sebagai LUMPUR HASIL
pengangkut tinja. PENGOLAHAN.
| 10
CUBLUK KEMBAR
Cubluk kembar harus memenuhi ketentuan:
1. Kedalaman muka air tanah lebih dari 2 (dua) meter;
2. Jarak horisontal dengan sumber air paling sedikit 10
(sepuluh) meter; dan
3. Ditempatkan pada kawasan perdesaan dengan
kepadatan penduduk kurang dari 25 jiwa/hektar.

Add Image

Add Image
Add Image

| 11
Gambar Prespektif Cubluk Kembar Bentuk
Bujur Sangkar

Gambar Prespektif Cubluk Kembar Bentuk Bundar

| 12
Kriteria Perencanaan
A. Kloset dengan leher angsa
Ketentuan-ketentuan kloset dengan leher angsa yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
 Kloset dengan leher angsa harus dipasang sedemikian rupa, sehingga perapat air dapat berfungsi
menahan bau yang timbul dari bau cubluk
 Kloset diletakkan dekat cubluk dengan cara menyalurkan tinja melalui pipa tahan korosi
 Jarak maksimum letak kloset terhadap cubluk adalah 8 meter dan hindari penggunaan belokan 90o
 Diameter pipa penyalur minimal 100 mm dengan kemiringan sekurang-kurangnya 2,5%.

B. Penampang cubluk dapat berbentuk bulat atau bujur sangkar.


C. Jarak antara 2 lubang sumuran untuk cubluk kembar, minimum antara 2 lubang sumuran adalah sama dengan kedalaman
cubluknya.

| 13
d. Jarak terhadap muka air, jarak vertikal antara dasar cubluk kembar dengan muka air tanah di bawahnya
minimum 2 m.
e. Cubluk dilengkapi dengan ventilasi yang terbuat dari pipa berukuran 2 – 3 inchi dengan tinggi minimal
setinggi bangunan kloset. Bagian atas ventilasi diberikan sambungan T agar mencegah air hujan masuk ke
dalam ventilasi.
f. Korelasi antara jumlah pemakai cubluk dan jarak antar cubluk dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Contoh Hubungan antara Jumlah Pemakai dengan Kedalaman Cubluk

Jarak Minimal
Jumlah Kedalaman
No. Antara 2 Lubang
Pemakai (Jiwa) Cubluk (m)
Cubluk (m)
1. 5 1,50 1,50
2. 10 1,50 1,50
3. 15 1,65 1,65
4. 20 1,65 1,65
| 14
Ta n g k i S e p t i k
Tangki septik dengan sistem resapan harus memenuhi
ketentuan :
1. Kedalaman muka air tanah lebih dari 2 (dua) meter ; dan
2. Jarak horisontal antara sistem resapan tangki septik
dengan sumber air paling sedikit 10 (sepuluh) meter.

Sistem resapan tangka septik dapat berupa bidang resapan,


sumur resapan atau kolam sanita.
Add Image

Add Image
Add Image

| 15
Ketentuan Teknis
Adapun ketentuan teknis dalam membangun tangki septik, yakni:
A. Ketentuan Pengolahan
Tangki septik ditujukan untuk melakukan pengolahan grey water dan
black water.
B. Ketentuan Kapasitas
Tangki septik merupakan unit pengolahan yang cukup andal dalam
pengolahan limbah domestik untuk populasi yang kecil yakni 1 sampai
dengan 50 jiwa atau 10 KK (1 KK = 5 jiwa).

| 16
2 Keterangan:
1
1. Lubang pemeriksaan
2. Pipa udara
3 3. Ruang bebas air
4. Ruang jernih
4 5 5. kerak buih
6. lumpur
6

Tangki septik konvensional

Add Image

Add Image
Add Image

Modifikasi tangki septik | 17


Ketentuan Perencanaan

A. Estimasi Timbulan Air Limbah


Volume untuk penampungan sludge dan scum :
B=PxNxS
dimana:
B = Kapasitas sludge dan scum yang diperlukan dalam liter;
N = Jumlah tahun pengurasan lumpur (2-5 tahun);
S = Kapasitas akumulasi timbulan lumpur dengan ketentuan:
25 Liter/orang/tahun : untuk timbulan dengan sumber WC
40 Liter/orang/tahun: untuk timbulan dengan sumber WC, dapur, dll.
| 18
Kapasitas total debit timbulan air limbah
yang akan di olah di tangki septik yakni:
T=A+B
dimana A merupakan debit timbulan air
limbah cair rumah tangga
B. Struktur Inlet
Struktur inlet terdiri dari sambungan pipa T
dengan tujuan agar aliran yang masuk tidak
mengganggu proses yang terjadi dalam
tangki septik atau tidak menjadikan aliran
dalam tangki menjadi turbulen. Struktur inlet
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar
Struktur Inlet Tangki Septik
disamping.

| 19
c. Struktur Sistem Pengolahan
Ketentuan struktur sistem pengolahan untuk tangki septik adalah
sebagai berikut:
1) Tangki septik berbentuk segi empat dengan perbandingan
panjang 2 x L atau 3 x L dari Lebar (L)
2) Lebar minimal 0,75 m
3) Panjang minimal 1,50 m
4) Tinggi tangki minimal 1,50 m (tidak melebihi total panjang
bangunan) termasuk ambang batas 0,30 m
Kriteria Dimensi Tangki Septik
5) Tangki septik ukuran kecil yang hanya melayani satu keluarga
dapat berbentuk bulat dengan diameter minimal 1.2 m dan tinggi
minimal 1,5 m termasuk ambang batas

| 20
D. Struktur Outlet
Struktur outlet terdiri dari sambungan pipa T. Struktur outlet harus dirancang
untuk menghindari terbawanya partikel padatan karena perubahan
kecepatan aliran memasuki pipa outlet dengan cara memasang pelat
kompartemen di depan pipa outlet. Pipa outlet harus lebih rendah 10 – 15
cm dari pipa inlet.

Struktur Outlet Tangki Septik

| 21
E. Struktur Ventilasi
Pipa ventilasi memiliki diameter 50 mm (2”) dengan tinggi 25 cm dari
permukaan tanah. Ujung pipa ventilasi harus dilengkapi dengan pipa U atau
T menghadap kebawah dan ditutup dengan kasa serta diisi potongan arang
kayu/batok .
F. Lubang Pemeriksaan
Lubang pemeriksanaan berfungsi untuk pemeriksaan dan perbaikan jika
terjadi kerusakan tangki septik sehingga mudah untuk diperbaiki. Lubang
pemeriksanaan ditempatkan 10 cm diatas permukaan tanah. Lubang
pemeriksanaan dapat berbentuk persegiempat dengan ukuran (0,4 x 0,4)
m2 atau lingkaran dengan diameter 0,4 m.
G. Resapan
Terdapat dua opsi resapan untuk aliran efluen tangki septik yakni bidang
resapan dan sumur resapan.
1. Bidang Resapan, Persyaratan bidang resapan adalah sebagai berikut :
a. Nilai perkolasi tanah minimal 0,01 m/jam
b. Lebar galian minimum 0,5 m dan kedalaman galian efektif
minimum 0,45 m

| 22
b. Nilai perkolasi tanah minimal 0,01 m/jam
c. Lebar galian minimum 0,5 m dan kedalaman galian efektif minimum
0,45 m
d. Panjang bidang resapan untuk berbagai daya resap tanah dan
jumlah orang dapat dilihat pada Tabel 3, bila panjang pipa melebihi
15 meter maka harus dibuat 2 jalur dengan jarak sumbu 2 jalur
galian minimum 1,5 m.
e. Pipa resapan terbuah dari bahan tahan korosi dengan diameter
minimum 110 cm (4”).
f. Pipa-pipa tersebut dipasang tanpa sambungan, maka celah antara
dua pipa bagian atas ditutup dengan kertas kantong semen/ijuk. Bila
pipa-pipa tersebut dipasang dengan sambungan, maka di bagian
bawahnya diberi lubang dengan diameter 1-2 cm pada setiap jarak
5 cm.
g. Bidang resapan dan pipa resapan dibuat miring dengan kemiringan
sebesar 1%.
h. Dibawah pipa resapan harus diberi kerikil berdiameter (1,5-5)cm
dengan tebal lapisan kerikil 10 cm dan di atas pipa resapan ditimbun
dengan bahan yang sama minimum 5 cm.

| 23
SUMUR RESAPAN

Bidang Resapan

Sumur Resapan

| 24
Biofilter Anaerobik
Air Limbah
Domestik

Biofilter Biofilter Biofilter


Anaerobik Aerobik Anaerobik
Biofilter
Aerobik

Desinfeksi Desinfeksi Desinfeksi

Badan Air Penerima

Jenis Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter


| 25
Filter anaerobik (bio filter)

Filter Anaerobik adalah bak kedap


air yang terbuat dari beton,
fibreglass, PVC atau plastik, untuk
penampungan dan pengolahan
black water dan grey water. Ini
adalah tangki pengendapan, dan
proses anaerobik membantu
Gambar Filter Anaerobik (Bio Filter) dengan konstruksi Beton mengurangi padatan serta material
organik.

| 26
Filter Anaerobik berupa sebuah tangki
septik yang diisi satu atau lebih
kompartemen (ruang) yang dipasangi
filter.

Filter ini terbuat dari bahan


alami seperti kerikil, sisa
arang, bambu, batok kelapa
atau plastik yang dibentuk
khusus.

| 27
| 28
ANAEROBIC BAFFLED REACTOR

Anaerobic baffled reactor


adalah teknologi tangki septik
yang lebih maju. Deretan
dinding penyekatnya memaksa
air limbah mengalir
melewatinya. Pengolahan jadi
lebih baik karena adanya
peningkatan waktu kontak
Anaerobik Baffle Reaktor dengan biomassa aktif.

| 29
CONSTRUCTED WETLAND
Constructed Wetland (aliran horizontal di bawah permukaan)
adalah saluran yang diisi pasir dan kerikil, yang ditanami
vegetasi air. Air limbah mengalir horizontal melalui saluran
berisi material penyaring yang berfungsi menguraikan zat
organik.

| 30
UNIT PENGOLAHAN LUMPUR
TINJA
Fasilitas Utama IPLT
1. Unit penyaringan secara mekanik atau manual;
2. Unit pemekatan seperti tangki imhoff, sludge separation chamber,
dan klarifier;
3. Unit stabilisasi, yang dapat berupa:
– sistem kolam yang terdiri dari kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam
Add Image
maturasi;
– kolam aerasi;
– anaerobic sludge digester;
Add Image – aerobic sludge digester; atau
Add Image – oxidation ditch.
4. Unit pengeringan lumpur seperti sludge drying bed, filter press,
atau belt filter press.
| 31
Unit Pengolahan Lumpur Tinja
Fasilitas Pendukung IPLT
1. Platform (dumping station) 6. Sumur pantau; Zona Penyangga
2. Kantor; 7. Fasilitas air bersih;
Zona penyangga berupa
3. Gudang dan bengkel kerja; 8. Alat pemeliharaan dan
tanaman pelindung yang
4. Laboratorium; keamanan;
ditanam di sekeliling lokasi
5. Infrastruktur jalan : 9. Pagar pembatas; dan IPLT dan berfungsi sebagai
– jalan masuk, 10. Generator. zona hijau.
– jalan operasional, dan
– jalan inspeksi;

| 32
Perhitungan Timbulan Lumpur Tinja
Dalam perencanaan SPALD-S, baik pada komponen subsistem pengolahan setempat, subsistem pengangkutan, dan subsistem
pengolahan lumpur tinja, diperlukan perhitungan estimasi timbulan lumpur tinja untuk dapat menentukan kapasitas sistem yang
akan dibangun atau disediakan. Perhitungan estimasi timbulan lumpur tinja dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
pendekatan berbasiskan pada asumsi-asumsi perencanaan maupun data pengukuran langsung (data primer). Kapasitas
akumulasi timbulan lumpur yang ditimbulkan dapat dihitung berdasarkan pendekatan nilai asumsi berikut ini:

 25 Liter/orang/tahun : untuk timbulan dengan sumber WC


 40 Liter/orang/tahun: untuk timbulan dengan sumber WC, dapur, dll.

B=PxNxS
B = Kapasitas sludge dan scum yang diperlukan dalam liter;
N = Jumlah tahun pengurasan lumpur (2-5 tahun);
S = Kapasitas akumulasi timbulan lumpur dengan ketentuan

| 33
UNIT PEMBUANGAN AKHIR
Fungsi

• Unit Pembuangan Akhir berfungsi untuk menyalurkan efluen Air


Limbah dan/atau menampung lumpur hasil pengolahan.

Komponen

Unit Pembuangan Akhir meliputi:


Add Image
• Sarana pembuangan efluen
• Sarana penampungan sementara lumpur hasil
pengolahan. Add Image
Add Image

| 34
UNIT PEMBUANGAN AKHIR
Sarana Pembuangan Efluen

• Sarana pembuangan efluen berupa sistem perpipaan yang


menyalurkan efluen hasil olahan ke badan air penerima atau
saluran drainase.

Sarana Penampungan Sementara

• Sarana penampungan sementara lumpur hasil pengolahan Add Image


adalah bangunan dan/atau wadah penampung lumpur hasil
olahan, sebelum dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah,
atau untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Add Image
Add Image

| 35
UNIT PEMBUANGAN AKHIR
Efluen dan Lokasi Pembuangan

• Efluen yang dibuang ke badan air penerima dan/atau saluran


drainase, harus memenuhi standar baku mutu Air Limbah.
• Lokasi pembuangan akhir efluen, harus memperhatikan faktor
keamanan pengaliran sumber air baku dan daerah terbuka.

Add Image

Add Image
Add Image

| 36
MCK
Jenis-jenis MCK
Unit MCK, dapat berupa:
• Bangunan MCK; dan
• Toilet bergerak (mobile toilet).

Ketentuan dalam Membangun MCK


Pembangunan MCK harus memenuhi ketentuan:
1. Lokasi MCK telah tersedia, terletak di daerah bebas banjir dan
dapat diterima oleh calon masyarakat pengguna
2. Jumlah pengguna minimal 10 (sepuluh) jiwa yang belum
memiliki kakus
3. Tersedia sistem penyediaan air bersih
4. Tersedia jaringan listrik

| 37
MCK
Ketentuan dalam Membangun MCK
Pembangunan MCK harus (lanjutan):
5. Tersedia akses untuk kendaraan pengangkut lumpur tinja;
6. Jarak maksimal antara lokasi MCK dengan rumah
pengguna adalah 100 meter;
7. Dibentuk Kelompok Masyarakat pengelola MCK dengan
kemampuan memadai.

| 38
Bangunan MCK
Bangunan MCK terdiri dari:
1. Bangunan atas
Bangunan atas meliputi:
a.Kamar mandi
b.Ruang cuci
c.Kakus
2. Bangunan bawah/ Unit pengolahan
Bangunan bawah dapat berupa:
• Tangki septik dengan sistem resapan,
• Biofilter dan/atau
• Unit pengolahan Air Limbah fabrikasi lainnya sesuai perkembangan
teknologi dan dinyatakan layak secara teknis

| 39
Bangunan MCK

• Bangunan MCK dapat berupa bangunan sementara atau


bangunan permanen.
• Bangunan MCK sementara berupa bangunan MCK yang
• dapat dibongkar pasang dan dipindah lokasi.
• Bangunan MCK permanen berupa bangunan MCK yang
permanen dan tetap di satu lokasi.
• Bangunan MCK permanen dapat dilengkapi dengan
• biodigester untuk menghasilkan biogas.

| 40
Contoh Tata Letak MCK untuk Pelayanan 25 Orang (SNI–03-2399-1991)
| 41
Tipikal Bangunan MCK plus
| 42
MCK & Lumpur Tinja

• Lumpur tinja dari bangunan MCK harus dikuras secara


berkala, paling lama 3 (tiga) tahun sekali dan diolah di
IPLT.
• Lumpur tinja dari toilet bergerak (mobile toilet) harus
dikuras secara berkala setiap selesai suatu kegiatan
atau jika sudah penuh, dan diolah di IPLT.

| 43
Ketentuan Perencanaan
Formulasi Penentuan
Antrian
Penentuan Kebutuhan MCK
Umum dapat dihitung dengan
rumus (SNI : 03-2399-2002):

| 44
Dimana:
Pn = Kemungkinan dari n orang dalam sistem antrian
Po = Kemungkinan setiap orang yang datang tidak perlu menunggu dalam antrian, tetapi bisa
langsung masuk ke ruang M, C. dan K.
Lq = Banyaknya orang yang sedang menunggu dalam suatu antrian
L = Banyaknya orang dalam suatu sistem antrian (yang sedang + yang sedang berada dalam
ruangan MCK)
Wq = Lamanya waktu menunggu dalam.antrian 1 menit
W = Lamanya waktu dalam suatu sistem antrian
α = Banyaknya orang yang datang persatuan waktu
µ = banyaknya orang yang dilayani dalam ruang MCK persatuan waktu = p =
Distribusi geometrik
S = Banyaknya M, C, K dalam satu kesatuan
SI = S faktorial
n = Kemungkinan orang ngantri
n! = n faktorial

| 45
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT – SKALA PERKOTAAN

Skala Perkotaan
 IPALD, Stasiun Pompa, Pipa Induk, Pipa Retrikulasi
(Pipa Servis, Pipa Lateral): Pemerintah Pusat
 Lahan, Pipa Lateral, House Inlet, OM: Pemerintah
Daerah
 Sambungan Rumah: Rumah Tangga/ Pemerintah
Daerah

| 46
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT – SKALA PERMUKIMAN

Skala Permukiman

 IPALD, Stasiun Pompa, Pipa Induk, Pipa Retrikulasi


(Pipa Servis, Pipa Lateral): Pemerintah Pusat
 Lahan, Pipa Lateral, House Inlet, OM: Pemerintah
Daerah
 Sambungan Rumah: Rumah Tangga/ Pemerintah
Daerah
| 47
Unit Pengumpul & Jaringan Perpipaan

| 48
Sistem Terpusat (Off-Site)
• Sanitasi sistem terpusat (off-site) yaitu sistem dimana
fasilitas pengolahan air limbah berada diluar persil atau
dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang
menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah
dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian
dialirkan ke IPAL.

| 49
Penerapan Sistem Terpusat
Sistem ini diterapkan pada :
• Kepadatan > 100 orang/ha
• Bagi kawasan berpenghasilan rendah dapat menggunakan sistem
septik tank komunal (decentralized water treatment) dan pengaliran
dengan konsep perpipaan shallow sewer. Dapat juga melalui sistem
kota/ modular bila ada subsidi tariff
• Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan 500-1000 sambungan
rumah disarankan menggunakan basis modul. Sistem ini
hanya menggunakan 2 atau 3 unit pengolahan limbah yang
paralel.

| 50
Teknologi & Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

SISTEM PENYALURAN
KONVENSIONAL
• Sistem penyaluran konventional (Conventional Sewer)
merupakan suatu jaringan perpipaan yang membawa air
buangan ke suatu tempat berupa bangunan pengolahan
atau tempat pembuaangan akhir seperti badan air
penerima.
• Sistem in terdiri dari jaringan pipa persil, pipa lateral, dan
pipa induk yang melayani penduduk suatu daerah
pelayanan yang cukup luas.

| 51
Syarat Penerapan Sistem
• Suplai air bersih yang tinggi karena diperlukan untuk
menggelontor
• Diameter pipa minimal 100 mm, karena membawa
padatan
• Aliran dalam pipa harus aliran seragam
• Slope pipa harus diatur sehingga Vcleansing terpenuhi
(0,6 m/det.). aliran dalam saluran harus memiliki tinggi
renang agar dapat mengalirkan padatan
• Kecepatan maksimum pada penyaluran konventional 3
m/det.

| 52
Kelebihan dan Kekurangannya
• Kelebihan sistem :
– Tidak memerlukan pengendapan padatan atau tangki septik.
• Kelemahannya
– Biaya konstruksi yang relatif mahal.
– Pengaturan jaringan akan sulit apabila dikombinasikan dengan
saluran small bore sewer, karena kedua sistem tersebut
membawa air buangan dengan karakteristik berbeda, sehingga
tidak boleh ada cabang dari sistem konventional ke saluran
small bore sewer.

| 53
Penerapan
Daerah yang cocok untuk penerapan sistem ini adalah :
• Daerah yang sudah mempunyai sistem jaringan saluran
konventional atau dekat dengan daerah yang punya sistem ini.
• Daerah yang punya kepekaan lingkungan tinggi, misalnya
perumahan mewah dan pariwisata.
• Lokasi pemukiman baru, dimana penduduknya memiliki
penghasilan cukup tinggi dan mampu membayar biaya
operasional dan perawatan
• Di pusat kota yang terdapat gedung-gedung bertingkat yang
apabila tidak dibangun jaringan saluran, akan diperlukan lahan
untuk pembuangan dan pengolahan sendiri
• Di pusat kota, dengan kepadatan penduduk > 300 jiwa/ha dan
umumnya penduduk menggunakan air tanah, serta lahan untuk
pembuatan sistem setempat sangat sulit dan permeabilitas tanah
buruk

| 54
Conventional Sewer System

| 55
Teknologi & Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
SISTEM RIOL DANGKAL
(SHALLOW SEWER / SETTLED SEWERAGE)
• Perbedaan dengan sistem konventional adalah sistem
ini mengangkut air buangan dalam skala kecil dan pipa
dipasang dengan slope lebih landai.
• Peletakan saluran ini biasanya diterapkan pada blok-
blok rumah.
• Shallow sewer sangat tergantung pada pembilasan air
buangan untuk mengangkut buangan padat jika
dibandingkan dengan cara konventional yang
mengandalkan self cleansing.

| 56
Sistem Riol Dangkal
• Sistem ini harus dipertimbangkan untuk daerah perkampungan
dengan kepadatan penduduk tinggi dimana sebagian besar
penduduk sudah memiliki sambungan air bersih dan kamar
mandi pribadi tanpa pembuangan setempat yang memadai.
• Sistem ini melayani air buangan dari kamar mandi, cucian,
pipa servis, pipa lateral tanpa induk serta dilengkapi dengan
pengolahan mini.

| 57
Kriteria Perencanaan
• Kepadatan penduduk sedang ( > 150 jiwa/ha)
• Suplai air bersih > 60%
• Permeabilitas tanah buruk ( < 0,0416 cm/menit)
• Muka air tanah minimum adalah 2 m
• Kemiringan < 2% (+ 1%)
• Persentase yang memiliki tangki septic < 60%

| 58
Skema Shallow Sewer

| 59
Teknologi & Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

SISTEM SMALL BORE SEWER


(SIMPLIFIED SEWERAGE)
• Sistem ini didesain hanya untuk menerima bagian cair dari
limbah rumah tangga untuk disalurkan dalam saluran
pembuangan.
• Pasir, lemak, dan padatan lainnya yang dapat menyebabkan
kerusakan saluran dipisahkan dari aliran limbah di dalam tangki
septic yang dibangun lebih tinggi dari setiap sambungan saluran
pipa.
• Padatan yang terakumulasi dalam tangki septik akan dikuras
secara periodik.

| 60
Small Bore Sewer
• Sistem ini dirancang hanya untuk menerima bagian- bagian cair
dari air buangan kamar mandi, cuci dapur, dan limpahan air dari
tangki septik sehingga sistem ini harus bebas dari zat padat.
• Saluran ini tidak dirancang untuk self cleansing. Pipa yang dipasang
hanya pipa persil dan servis yang menuju lokasi pembuangan akhir.
• Pipa lateral dan pipa induk digunakan dalam sistem ini apabila
sistem ini diterapkan di daerah perencanaan dengan kepadatan
penduduk sangat tinggi.
• Sistem ini juga dilengkapi dengan instalasi pengolahan
sederhana.

| 61
Persyaratan Teknis Sistem
• Memerlukan tangki untuk memisahkan padatan dan
cairan.
• Diameter pipa minimal 100 mm karena tidak membawa padatan.
• Kecepatan maksimum 3 m/detik (aliran dalam pipa tidak harus
memenuhi kecepatan self cleansing karena tidak membawa
padatan)
Penerapan
Sistem ini cocok untuk daerah pelayanan dengan
kepadatan penduduk sedang sampai tinggi, terutama
untuk daerah yang telah menggunakan tangki septik tapi
tanah sekitarnya sudah tidak mampu lagi menyerap
effluent tangki septik.
| 62
Skema Small Bore Sewer

| 63
Komponen Sistem
1. Sambungan Rumah
– Dibuat pada inlet tangki interceptor, semua air buangan
memasuki sistem melalui bagian ini.
2. Tangki Interceptor
– Didesain untuk menampung aliran sederhana 12-24 jam untuk
memisahkan padatan dari cairannya.
– Volumenya dapat menyimpan endapan yang akan diambil
secara periodik.
• Saluran
– Berupa pipa yang berukuran kecil (50-100) mm, dengan
kedalaman yang cukup untuk mengalirkan air buangan dari
tangki interceptor dengan sistem gravitasi dan dibuat sesuai
dengan topografi yang ada.

| 64
Komponen Sistem
4. Manhole
– Sebagai jalan masuk dalam pemeliharaan saluran serta untuk
menggelontor saluran selama pembersihan saluran.
5. Vent
– Fungsinya untuk memelihara kondisi aliran yang bebas.
6. Sistem Pemompaan (jika diperlukan)
– Berfungsi untuk mengangkat effluent dari tangki interceptor ke
saluran untuk mengatasi perbedaan elevasi yang diperlukan
bagi sistem saluran dengan area yang luas.

| 65
Teknologi & Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH


(TERPISAH DAN TERCAMPUR)

Sistem Terpisah Sistem Tercampur


• Sistem pengumpulan air • Sistem pengumpulan air
limbah yang terpisah dari limbah yang dicampur
sistem penyaluran air hujan. dengan penyaluran air hujan.

| 66
Sistem Terpisah
a. Air limbah akan dikonsentrasikan di satu tempat
keluaran seperti instalasi pengolahan air limbah.
b. Pengaliran air limbah diutamakan dengan cara gravitasi, akan tetapi untuk
tempat – tempat tertentu yang sudah tidak bisa dirancang sistem gravitasi
maka diperbolehkan menggunakan pompa.
c. Topografi daerahnya datar sehingga harus ditempatkan di tempat yang lebih
dalam dari pada kedalaman yang diperlukan untuk penyaluran air hujan.
d. Area drainase merupakan daerah yang pendek dan terjal sehingga
menyebabkan kecepatan aliran yang tinggi menuju saluran drainase alami.
e. Ketersediaan dana yang terbatas. Pembangunan sistem tercampur akan
memerlukan dana yang lebih besar dari sistem terpisah.

| 67
Sistem Tercampur
• Sistem ini digunakan apabila daerah pelayanannya adalah daerah
padat dan sangat terbatas lahan untuk membangun saluran air
buangan yang terpisah dengan saluran air hujan.
• Sistem ini bisa diterapkan dengan syarat :
– Debit air buangan relatif kecil
– Fluktuasi curah hujan relatif kecil dari tahun ke tahun

| 68
Kelebihan Sistem Tercampur
• Kelebihan sistem ini adalah terjadinya pengurangan
konsentrasi pencemar air buangan karena adanya
pengenceran dari air hujan
• Sistem ini biasanya membutuhkan dimensi saluran yang lebih besar
daripada sistem lain.

| 69
Penerapan Sistem Tercampur
• Daerah yang akan dibangun saluran, merupakan daerah yang
sudah terbangun dan padat, dan ada keterbatasan ruang untuk
membangun dua jalur saluran.
• Saluran penyalur air hujan sudah ada atau harus dibangun
sedangkan tambahan aliran air limbah jumlahnya relatif kecil
dibandingkan dengan air hujan yang disalurkan.
• Dari segi pertimbangan lingkungan, tidak menimbulkan masalah
untuk membuang air limbah yang tercampur dengan air hujan
pada titik-titik pembuangan.

| 70
Penerapan Sistem Tercampur (lanjutan)
• Air hujan yang ditampung pada saluran tidak
dimanfaatkan kembali oleh masyarakat, sehingga air
hujan berfungsi sebagai penurun konsentrasi air limbah
yang masuk ke saluran.
• Ada pengaturan tentang pembagian sebagian aliran
pada waktu hujan yang dapat disalurkan ke dalam
saluran drainase alami, sementara sejumlah aliran yang
besarnya sama dengan jumlah aliran yang didesain
pada aliran musim kering tetap mengalir ke outlet yang
lain.

| 71
Teknologi & Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
KOMPONEN UNIT PENGUMPULAN

• Pipa Induk
• Pipa Retikulasi
• Bangunan Pelengkap

| 72
Pipa Retikulasi
• Pipa lateral
– Berfungsi sebagai saluran pengumpul air limbah dari
sambungan rumah ke pipa induk.
– Pipa lateral disambungkan ke pipa induk secara langsung melalui
manhole yang terdekat.
• Pipa servis
– Berfungsi sebagai saluran pengumpul air limbah dari pipa lateral ke pipa
induk.
– Pipa ini dapat dipasang apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan
secara teknis untuk menyambungkan pipa lateral ke pipa induk.

| 73
Bangunan Pelengkap
• Bangunan pelengkap yang dimaksud
dapat berupa Manhole atau siphon.

| 74
| 75
Detailed Engineering Design adalah gambar kerja detail

dengan skala (Perbandingan ukuran).

| 76
Penyampaian Gambar
1. Komunikatif (mudah dimengerti)
2. Terukur (berskala)
3. Partisipatif (gambar sederhana masy)
4. Efektif (tepat guna)
5. Estetik (indah)

| 77
IPAL
DAHULU

SEKARANG

| 78
APA YANG TERJADI DALAM IPAL ?

Air Limbah pengurangan penguraian pencemar Air keluar


padatan oleh bakteri sesuai baku
mutu

4 – 12 jam
Kakus, mandi pengendapan
Dapur, cuci 24 – 36 jam

| 79
KOMPONEN UTAMA
IPAL KOMUNAL
• JARINGAN PERPIPAAN
• BANGUNAN IPAL
• BANGUNAN PELENGKAP

| 80
Proses Pengolahan oleh Bakteri
Pengolahan Aerobik
• Bakteri Aerob  bakteri yang hidup dengan oksigen
• Perlu blower/ aerator

Pengolahan Anerobik
• Bakteri Anaerob  bakteri yang hidup tanpa Oksigen 
sesuai untuk pengelolaan oleh masyarakat karena cost OM
rendah

| 81
SIMULASI JARINGAN PIPA

| 82
| 83
PERENCANAAN PIPA PENGUMPUL (SEKUNDER/PRIMER) AIR LIMBAH

KRITERIA PETUNJUK PRAKTIS


PERENCANAAN
Dia 100 mm Max SR = 150 org
 Pengaliran gravitasi D
Dia 150 mm Max SR = 450 org
 Kecepatan bersih
Dia 200 mm Maax SR = 950 0rg
sendir : 0.5 – 1,5 m/dt d
Dia 250 mm Max SR = 1.700
 Kedalaman berenang
org
(d/D) = 10 – 80 %
Desain pipa = Qpeak Manhole
 Kemiringan pipa (S) =
0.003 – 0.01 V = 1/n (R)2/3 x S1/2 - Jarak Antar Manhole 30m untuk
pipa lurus dia < 200 mm
Dimana :
Qrata air limbah =( 70 –
V : Kecepatan (m/dt) - Setiap pertemuan pipa
80 ) % x Q air minum
n : Koeff Manning - Setiap belokan lebih dari 450
Qpeak air limbah : 2.5-4
R : (A/P), A; Luas
X Q rata-rata air limbah penampang basah (m2), P :
Qmin air limbah = 0,5 x keliling basah (m)
Qrata-rata air limbah S ; Kemiringan (m/m)

PIPA YANG DIGUNAKAN : Disarankan pipa


khusus untuk air limbah dari klas ISO/DIS
4435 warna Orange
| 84
KRITERIA PEMASANGAN PIPA
Dia. pipa Sloope ( %) Daya tampung keterangan
(jiwa)

3” 1–2 25 SR

4“ 0,7 - 1 150 Pipa service

6“ 0,5 – 0,7 400 Pipa lateral

8“ 0,3 – 0,5 1000 Pipa utama

| 85
| 86
| 87
Bangunan IPAL

Inlet

Outlet

BAK OUTLET TERBUKA

Bak pengendap/
settling tank
Anaerobik Filter
PRINSIP :
Media Flter :
1. Makin lama, makin baik
2. Makin panjang lintasannya, makin baik Anaerobik baffle Pilih yg paling luas permukaannya dan ringan

3. Makin banyak bakteri, makin baik


4. Makin lambat aliran, makin baik
5. Makin merata aliran, makin baik

| 88
ANAEROBIK FILTER
Unit ini dilengkapi filter media untuk tempat berkembangnya koloni
bakteri membentuk film (lendir) akibat fermentasi oleh enzim bakteri
terhadap bahan organik yang ada didalam limbah. Media yang
digunakan bisa dari pipa kecil, kerikil, bola-bola plastik, atau tutup
botol platik dengan diameter antara 5 cm s/d 15 cm. aliran dapat
dilakukan dari atas atau dari bawah.
Dimensi dihitung berdasarkan:
 Organic loading yaitu 4 s/d 5 kg COD/m3 .hari
 Volume tangki dihitung berdasarkan retention time 1.5 s/d 2 hari

| 89
PERHITUNGAN VOLUME IPAL, TABEL DEWATS

INPUT DATA
JUMLAH KONSUMSI
JUMLAH PEMANFAAT DEBIT AIR LIMBAH COD BOD5 JAM SIBUK
JIWA/KK AIR BERSIH

dipilih dipilih dipilih dipilih dihitung dihitung dipilih dipilih dipilih


jiwa KK jiwa l/o/h % l/h m³/h mg/l mg/l jam
4 100 400 120 80% 38.400 38 500 250 8
47-1183 31-675
debit air limbah← 60-80% COD → ←BOD 5
mg/l mg/l

JUMLAH JIWA YANG DILAYANI ASUMSI DEBIT YANG DIGUNAKAN

| 90
LEMBAR HITUNGAN TANGKI SEPTIK BERSUSUN (ANAEROBIK BAFFLED REACKTOR/ABR)
hydraulic
waktu pengurang
debit retention
paling rasio SS interval an COD di
Debit Air puncak COD BOD5 rasio suhu time (hrt)
lama air terendapk pengurasa bak
Limbah maks per masuk masuk COD/BOD terendah di bak
limbah an/COD n pengenda
jam pengenda
mengalir p
p
rata-rata ditentukan dihitung ditentukan ditentukan dihitung ditentukan ditentukan dipilih dipilih dihitung
m³/hari jam m³/jam mg/l mg/l rasio mg/l ⁰C bulan jam %
38 8 4,80 500 250 2,0 0,4 27 24 1,5 22%
COD/BOD 5 → 0,35-0,45
Data Pengolahan
rasio COD
pengurang
/ BOD5 pengurang pengurang pengurang
an BOD5 di
aliran masuk ke setelah faktor untuk menghitung an COD an teoritis an COD COD
bak
reaktor baffled bak pengurangan COD di Reaktor bafel 30⁰, COD berdasark hanya di keluar
pengenda
pengenda 1500 an faktor bafel
p
p
dihitung COD BOD5 dihitung dihitung sesuai grafik dihitung dihitung dihitung
% mg/l mg/l mg/l/mg/l f-overload f-strength f-temp f-HRT % % mg/l
23% 392 193 2,03 1,00 0,85 1,02 1,14 0,87 0,86 27,55
1,06 ←COD/BOD rem. Factor COD/BOD removal factor → 1,025
Dimensi Bak Pengendap Bafel Septic Tank
panjang panjang
total total ukuran yg dipilih kec. jumlah
akumulasi bak bak kedalaman
pengurang pengurang BOD5 keluar sesuai kebutuhan Upflow ruangan
lumpur pengenda pengenda outlet
an COD an BOD5 volume maks. bafel
p p
dihitung dihitung dihitung lebar kedalaman dihitung dihitung dipilih dipilih dipilih dipilih
% % mg/l m m l/g COD m m m/jam bh m
89% 91% 44 3,00 1,80 0,0033 2,31 2,4 1,8 7 1,8
1,4-2,0 m/h
Dimensi Bafel Tangki Septik Status dan Produksi Gas
volume total biogas
panjang ruangan tidak kecepatan lebar beban
luas 1 nyata hydraulic (ass: CH4
boleh lebih dari 0,5 lebar ruangan upflow lorong/cel organis
ruangan ruangan retention 70%; 50 %
kedalman nyata ah (BOD5 )
bafel time nyata dissolved)

dihitung dipilih dihitung dihitung dipilih dihitung dipilih dihitung dihitung dihitung dihitung
m m m² m m m/jam m m³ jam kg/m³*d m³/d
0,9 0,9 2,67 2,96 3,00 1,78 0,25 43,47 26 0,51 4,54
HRT reduce by 5% of sludge

| 91
DEMENSI BAK IPAL
TOTAL SETTLER BAFFLED INLET OUTLET TOTAL
JUMLAH BAK 1 7 1 1
PANJANG UNIT 2,4 0,9 1 1
JUMLAH PANJANG 2,4 6,3 1 1 10,7
LEBAR 3 3

99
|
Proyeksi Jumlah Penduduk
Metode Aritmatik menghitung jumlah penduduk, dengan rumus Metode eksponensial Proyeksi jumlah penduduk, dengan
sebagai berikut : rumus sebagai berikut :
Pn = Po + (n . q) Po Pn = Po .e(n.q)
Di mana :
Di mana :
Pn = jumlah penduduk tahun rencana
Pn = jumlah penduduk tahun rencana Po = jumlah penduduk tahun awal
Po = jumlah penduduk tahun awal n = jumlah tahun rencana
n = jumlah tahun rencana q = laju pertumbuhan penduduk
q = laju pertumbuhan penpduduk e = bilangan ekponensial (2,7182818)
*Untuk menentukan nilai q maka dicari jumlah persentase selisih nilai kenaikan
Metode geometrik menghitung jumlah penduduk, dengan rumus dan penurunan selama 10 (sepuluh) tahun dibagi dengan selisih tahun terhadap
sebagai berikut : tahun dasar dan dapat dihitung dengan rumus (Djawa.2006) :
Pn = Po . (1 + q) n
Di mana :
Pn = jumlah penduduk tahun rencana
Po = jumlah penduduk tahun awal
n = jumlah tahun rencana
q = laju pertumbuhan penduduk

| 93
| 94
| 95
| 96
| 97
| 98
20-30 liter/orang per tahun
Volume sesuai rencana periode pengurasan

| 99
|100
0,2 Lt/dt
Listrik 50 rb/ bulan

DROP MANHOLE
| 101
|102
|103
CONTOH SCHEDULE DAN KURVA S
SCHEDULE PELAKSANAAN (KURVA S)
Program : Lokasi Kegiatan :
Pekerjaan : Pembangunan Ipal Tahun Anggaran :
Periode :

Bobot BULAN KET.


No. Uraian Pekerjaan Sat. Total Harga (Rp)
September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I Pendahuluan 250,000.00 0.05
1 Pematokan dan Pengukuran ulang ( MC-0 ) ls 250,000.00 0.05 0.05 100
II Sambungan rumah 117,813,182.26 24.78 97.5
1 Pengadaan Perpipaan Dan Accessories 95
- Pipa dia 75 mm m 19,728,000.00 4.15 2.07 2.07 92.5
- Pipa dia 110 mm m 15,170,700.00 3.19 1.60 1.60 90
- Bend 45 dia 75 mm Unit 4,085,000.00 0.86 0.43 0.43 87.5
- Bend 45 dia 110 mm Unit 8,122,000.00 1.71 0.85 0.85 85
- T ee dia 3" x 3" Unit 8,651,600.00 1.82 0.91 0.91 82.5
2 Pemasangan Perpipaan Dan Accessories 80
- Pipa dia 75 mm m 21,182,688.00 4.45 1.11 1.11 1.11 1.11 77.5
- Pipa dia 110 mm m 16,750,813.50 3.52 0.88 0.88 0.88 0.88 75
- Bend 45 dia 75 mm Unit 740,890.00 0.16 0.04 0.04 0.04 0.04 72.5
- Bend 45 dia 110 mm Unit 1,179,860.00 0.25 0.06 0.06 0.06 0.06 70
- T ee dia 3" x 3" Unit 1,505,860.00 0.32 0.08 0.08 0.08 0.08 67.5
3 Bak Kontrol Sambungan Rumah Unit 20,695,770.76 4.35 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 65
III Pekerjaan Pipa pengumpul Primer/Sekunder 112,523,228.79 23.66 62.5
1 Pekerjaan Pengadaan Pipa 60
- Pengadaan pipa dia 110 mm Standar ISO/DIS 4435 M1 18,901,200.00 3.97 1.99 1.99 57.5
- T ee Y dia 4" x 4" Bh 7,955,000.00 1.67 0.84 0.84 52.5
- Repair Socket dia 4" Bh 1,402,050.00 0.29 0.15 0.15 50
2 Pekerjaan Pemasangan Pipa 47.5
- Pemas. Pipa dia 110 mm Standar ISO/DIS 4435 M1 20,869,866.00 4.39 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 45
- T ee Y dia 4" x 4" Bh 934,390.00 0.20 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 40
- Repair Socket dia 4" Bh 313,462.50 0.07 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 37.5
3 Pembuatan Manhole Unit 37,906,749.73 7.97 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 35
4 Pembuatan Pipa Kontrol Unit 1,544,070.56 0.32
5 Pek.Restorasi dan Pengetesan Pipa 22,696,440.00 4.77 2.39 2.39 32.5
IV Pekerjaan Ipal 244,921,361.30 51.51 30
1 Pengadaan dan Pemasangan PAKET IPAL BIO FILTER 27.5
- tangki IPAL Biofilter m (fiber) Unit 120,000,000.00 25.24 8.41 8.41 8.41 25
2 Galian tanah untuk IPAL M3 3,698,088.75 0.78 0.78 22.5
3 Kisdam dan Pekerjaan turap ( cerukuk bambu ) ls 2,673,504.00 0.56 0.56 20
4 Urugan Pasir M3 2,609,233.20 0.55 0.55 17.5
5 Lantai Kerja Tangki IPAL 2,870,792.31 0.60 0.60 15
6 Timbunan tanah Kembali dipadatkan M3 107,264.22 0.02 0.02 12.5
7 Dinding Penahan Ta. Bio Filter, Pas.Batu kali 1 : 5 M3 33,573,895.68 7.06 3.53 3.53 10
8 Pekerjaan Beton di Atas IPAL M3 46,176,315.77 9.71 3.23698 3.23698 3.23698 7.5
9 Pembuatan Bak Inlet Unit 12,156,439.78 2.56 1.27826 1.27826 5
10 Pembuatan Bak Monitoring unit 11,732,145.77 2.47 1.23364 1.23364 2.5
V Biya Operasional 2 % 9,323,682 1.96 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0
Grand Total 475,507,772 100.00
PPN 10 % 47,550,777
JUMLAH 523,058,550
Dibulatkan 523,050,000
Rencana ( % ) 0.00 0.05 8.97 10.11 10.47 12.96 14.02 5.58 7.80 8.53 4.10 3.04 3.04 5.43 5.43 0.14
Kemulat if Rencana ( % ) 0.00 0.05 9.03 19.14 29.61 42.56 56.58 62.17 69.97 78.50 82.60 85.64 88.68 94.11 99.54 100
Realisasi ( % ) 0.00 0.00 0.00 15.21 1.27 1.23 1.18 0.63 11.12 1.60 1.35 16.92 9.89 0.43 0.70 0.48
Kemulat if Realisasi ( % ) 0.00 0.00 0.00 15.21 16.48 17.70 18.88 19.51 30.63 32.23 33.58 50.50 60.39 60.82 61.52 61.99
Deviasi 0.00 -0.05 -9.03 -3.93 -13.13 -24.86 -37.70 -42.66 -39.34 -46.27 -49.02 -35.15 -28.29 -33.29 -38.02 -37.68
|104
Persiapan Kebutuhan Bahan dan Alat
Kerja Pekerjaan Sipil Serta
Perlengkapan K3
1. Persiapan bahan
1) Bahan pekerjaan yang akan digunakan 2) Volume bahan pekerjaan
harus memenuhi standar-standar yang yang akan digunakan
berlaku di Indonesia, antara lain : Pengangkutan bahan
(1). Standar Nasional Indonesia (SNI) pekerjaan ke lokasi pekerjaan
mengenai spesifik bahan bangunan dan Perletakan dan penyimpanan
spesifik teknik bahan yang akan
(2). Peraturan Umum Bahan Bangunan dipergunakan di tempat atau
Indonesia (PUBBI) 1982 lokasi yang disediakan.
(3). Peraturan Plumbing Indonesia 1979
(4). Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia 1961
(5). Standar/peraturan yang telah ditetapkan
| 105
2. Persiapan peralatan 3. Persiapan pengamanan pekerjaan
1)Mempersiapakan alat-alat ukur tanah sesuai 1)Pemasangan pengaman lalu lintas
kebutuhan bila diperlukan
2)Menyediakan peralatan pengangkut tanah sisa 2)Pemasangan papan tanda
galian pengaman di sekitar lokasi proyek
3)Menyediakan alat-alat berat yang akan 3)Pemasangan lampu kerja dan
dipergunakan bila diperlukan lampu pengaman untuk malam hari
4)Mempersiapkan peralatan pemasangan 4)Pengaturan peletakan bahan
pondasi dan struktur bangunan pekerjaan

| 106
Pembersihan lapangan, pengukuran dan
pemasangan bouwplank sesuai batas-batas unit
bangunan
Setelah ditentukan lokasi yang akan dibangun unit bangunan air limbah, maka harus
disiapkan lahan dengan luas sesuai ketentuan pada gambar teknis. Kemudian
dilakukan pembersihan lahan dari hal-hal yang akan menganggu kegiatan konstrusi,
misalnya ipohon-pohonan, akar-akaran atau tonggak-tonggak. Metode pembersihan
lahan yang dilakukan tergantung pada luas lokasi konstruksi. Luas lahan yang
digunakan untuk unit bangunan air limbah akan berbeda, tergantung pada sistem dan
jenis bangunan yang digunakan seperti telah dijelaskan pada bagian spesifikasi
teknis. Penggunaan alat berat pada kegiatan pembersihan lahan mungkin akan
diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi bangunan air limbah skala kota yang
menggunakan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat. Demikian halnya bisa
saja pembersihan lahan bisa dilakukan dengan alat-alat sederhana, dengan cangkul
misalnya, untuk pekerjaan konstruksi air limbah yang menggunakan sistem
penegelolaan setempat.
| 107
Pemasangan patok atau pekerjaan bowplank dilakukan kemudian pada
pada sekeliling calon lahan yang akan dibangun. Bouwplank adalah alat
bantu untuk pembuatan siku bangunan (90°) dan elevasi tanah.
Penunjukkan ukuran-ukuran peruntukan bangunan dilakukan dengan
cara pemberian tanda pada papan kemudian dipaku.

| 108
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan
bouwplank :
• Material yang dibutuhkan dalam pembuatan bouwplank adalah kayu, paku, benang, dan waterpass.
• Kayu yang digunakan ada dua macam, yaitu kayu yang dipasang water pass atau horisontal dan kayu yang dipasang
vertikal.
• Kayu horisontal yang sering digunakan berupa papan berukuran 2 cm x 20 cm atau kaso 4 cm x 6 cm. Kayu vertikal
yang digunakan berupa kayu kaso 4cm x 6 cm atau kayu dolken berdiameter 8 cm. Jenis kayu adalah kayu kelas III,
seperti kayu borneo atau kayu meranti.
• Kayu horisontal diperlukan sepanjang keliling bangunan, yaitu (2P + 2L) + 8 m. P andalah panjang bangunan, L adalah
lebar bangunan, 8 m adalah penambahan masing-masing sudut 1 m. Misal panjang bangunan 6 m dan lebar 6 m
(6mx6m), maka kebutuhannya = (2x6) + (2x6) + 8 = 32 m.
• Kayu yang dipasang vertikal menggunakan kayu kaso sepanjang 1,5 m atau 2 m.
• Pemasangan dengan cara ditancapkan ke tanah sedalam 0,5 m sehingga sisa tetap berada di atas tanah.
• Jarak antara patok adalah 2 m sehingga dibutukan material kayu kaso untuk keliling bangunan ditambah 8 m dibagi 2 m
(jarak antar patok), lalu dikalikan dengan tingginya (1,5 m atau 2 m). Misal ukuran bangunan sama seperti di atas
(6mx6m), digunakan patok 1,5 m; maka dibutuhkan kayu kaso = {(2x6m)+(2x6m)+8m}/(2mx1,5m) = 24 m.
• Kebutuhan material lain seperti benang, paku, dan water pass sesuai dengan kebutuhan.

| 109
Pekerjaan tanah untuk penyiapan lahan sesuai
dengan gambar kerja
• Pekerjaan tanah terdiri dari dua kegiatan pekerjaan, yaitu pekerjaan galian
dan pekerjaan timbunan. Metode pelaksanaan pekerjaan galian dan timbunan
yang digunakan sesuai pada dimensi galian ataupun timbunan yang
diperlukan. Hal ini akan sangat tergantung pada jenis dan tipe unit bangunan
pengolah air limbah yang telah direncanakan. Bisa saja galian atau timbunan
dilakukan dengan peralatan sederhana seperti cukup dengan cangkul, atau
harus menggunakan peralatan berat.

| 110
Hal-hal yang diperhatikan secara umum pada
pekerjaan tanah adalah :
• Harus diketahui terlebih dahulu spefikasi tanah, baik fisik dan kandungannya;
• Peralatan kerja yang umum digunakan untuk pekerjaan tanah harus sesuai
dengan standar yang ditentukan, kondisi baik, terawat dipakai dengan cara yang
benar;
• Peralatan kerja yang digolongkan sedang seperti bor mesin tangan, biasanya
adalah mekanis dan elektris sehingga ada kemungkinan bahaya listrik, jika tidak
mengikuti spefikasi yang dikeluarkan pabrik;
• Sarana keluar masuk Perancah dan tenaga kerja untuk tempat kerja dan sarana
transportasi perlu dibuat dan dipasang secara baik sesuai dengan ketentuan;
• Prasarana “tanda peringatan” pengaman, petunjuk untuk menghindari
orang/pekerja untuk memasuki daerah yang berbahaya harus dipasang pada
lokasi proyek.

| 111
Pekerjaan galian
Pada pekerjaan galian pemasangan titik kerja atau patok kerja akan
mempermudah pekerjaan penggalian karena akan dengan mudah diketahui
batas-batas wilayah dan elevasi bangunan yang akan digali.
Dalam pekerjaan galian secara garis besar perlu diperhatikan sebagai berikut :
• Bahaya longsor biasa terjadi pada pekerjaan galian sedang, difinisi
kedalaman dan dimensi, spesifikasi dan juga kondisi tanah;
• Pelaksana harus memahami stabilitas tanah sesuai dengan sifat-sifat seperti
diuraikan sebelumnya;
• Sebelum pekerjaan galian dilakukan perlu diteliti dan diuji stabilitas tanah
atau bangunan diatasnya

| 112
• Pemeriksaan terhadap instalasi (saluran pembuang, gas, air, listrik dan
prasarana lainnya) dan tindakan pengamanan diperlukan terhadap
instalasi tersebut sebelum pekerjaan dimulai;
• Galian diusahakan bebas dari air, pembuatan saluran agar selalu
diupayakan air genangan dapat dialirkan;
• Dilarang menempatkan atau menumpuk barang, benda
berat/menggerakan peralatan didekat sisi galian karena akan
mengakibatkan longsor yang akan membahayakan bagi pekerja atau
orang lain;
• Dinding galian harus dibuat talud pengaman atau kontruksi pengaman
untuk mencegah longsor;
• Tenaga kerja yang menggunakan peralatan berat harus ahli dan
mempunyai sertifikat untuk mengopersikan peralatan berat.

| 113
• Prasarana dan sarana yang diperlukan adalah :
1. Pagar pengamanan untuk melindungi pekerja dari benda-benda yang berbahaya (aliran listrik)
dan lubang yang sedang digali.
2. Sarana dan jalan masuk yang aman pada tempat kerja galian.
3. Perancah atau tempat berpijak yang aman untuk pekerja pada ketinggian atau pada tebing
yang miring.
4. Kontruksi penyangga untuk melindungi pekerja atau orang lain dari bahaya benda jatuh/
tanah longsor.
5. Prasarana penerangan yang cukup pada tempat kerja yang gelap atau pada malam hari.
6. Dinding pengaman tanah lengkap dengan balok koppel untuk penahan dan supporting
menghidar bahaya longsor. Dinding penahan tanah tersebut hanya dapat dibongkar pada
kondisi yang aman, balok Koppel tidak boleh dibebani benda-benda yang berat.
7. Penopang kayu untuk atas alat berat pada pinggir galian perlu dibuat.

• Pengamanan yang diperlukan adalah topi pengaman (helm) untuk melindungi


kepala dari benda-benda yang jatuh, masker pada tempat kerja yang berdebu,
sarung tangan untuk pekerja yang menggunakan perlatan bergetar.

| 114
Spesifikasi teknis konstruksi bangunan
pengolahn air limbah
• Tangki septick
Pemakaian bahan bangunan dan persyaratan bangunan untuk tangki septik dengan sistem resapan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1)bahan bangunan harus memenuhi persyaratan ketentuan SNI S-04-1989-F mengenai spesifikasi bahan bangunan.
1)bangunan tahan terhadap kedap air.

Pipa penyalur air limbah rumah tangga


1. Diameter minimum 150 mm untuk pipa keramik atau pipa beton dan 110 mm (4”) untuk pipa PVC;
2. Sambungan pipa antara tangki septik dengan bidang resapan harus kedap air;
3. Kemiringan minimum 2 perseratus (2 %);
4. Di setiap belokan melebihi 45 derajat dan perubahan belokan 22,5 derajat harus dipasang lubang pembersih (clean
out) untuk pengontrolan/pembersihan pip1. Belokan 90 derajat sebaikya dihindari atau dilaksanakan dengan
membuat dua kali belokan masing-masing 45 derajat atau menggunakan bak kontrol.

Pipa aliran masuk dan aliran keluar


1. pipa aliran masuk dan pipa aliran keluar dapat berupa sambuangan T atau sekat
2. pipa aliran keluar harus diletakkan (5-10) cm lebih rendah dari pipa aliran masuk
3. sambungan T atau sekat harus terbenam 20 cm di bawah permukaan air dan
menonjol minimal 15 cm di atas permukaan air.

| 115
Ketentuan pipa udara adalah sebagai berikut:
• Tangki septik harus dilengkapi dengan pipa udara dengan diameter 50 mm (2”) tinggi 25 cm dan permukaan tanah.
• Ujung pipa udara perlu dilengkapi dengan pipa U atau pipa T sedemikian rupa sehingga lubang pipa udara menghadap ke bawah dan ditutup dengan kawat
kasa.

Ketentuan lubang pemeriksaan adalah sebagai berikut:


• Tangki septik harus diiengkapi dengan lubang pemeriksa
• Permukaan lubang pemeriksa harus ditempatkan 10 cm diatas permukaan tanah
• Lubang pemeriksa yang berbnentuk empat persegi ukurannya = (0,40 x 0,40) m2,bulat dengan diameter 0,4 m.

| 116
Biofilter
Persyaratan bahan dan konstruksi
1. Tangki biofilter terbuat dari bahan kedap air dan tahan korosi seperti: fiber gelas, pasangan bata, beton,
dan bahan kedap lainnya;
2. Tangki biofilter terdiri dari minimal 3 kompartemen, yang dilengkapi dengan manhole;
3. Di setiap Kompartemen diisi dengan media kontaktor, yang masing-masing karakteristiknya berbeda
4. Kompartemen terakhir digunakan untuk menampung air yang akan dialirkan ke pipa outlet.
5. Dinding tangki anaerobik harus berbentuk elips dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik puncak elips berada pada pertengahan dinding
Sudut-sudutnya tidak boleh tegak lurus.
6. Biofilter tipe aerobik harus mempunyai dinding segi-empat yang datar, kecuali pada sisi lebar bagian
bawah dibuat miring kearah dalam tangki dengan ketentuan sebagai berikut :
Sudu-sudunya tidak boleh tegak lurus
Pada bagian dalam tangki aerobik dilengkapi dengan jaringan pipa penyedia udara

| 117
Tangki Bio Filter Anaerobik Bahan Fiber
| 118
Rotating biological contactor (RBC)
Kapasitas 2 m 3 /hari – 200 m3/hari
Ketentuan bahan RBC
Rotor terbuat dari baja yang dioperasikan secara mekanik dengan bantuan motor penggerak
Poros tempat rotor yang terbuat dari baja padat
Motor yang digerakkan dengan listrik
Ketentuan konstruksi
1) Ketentuan bahan media kontak
(1) Tempat melekatnya Biofilm yang terbuat dari bahan polimer atau plastik yang ringan
(1) Media tempat melekatnya film biologis disusun secara berjajar pada suatu poros sehingga membnetuk
suatu modul atau paket.
1) Ketentuan dimensi Kontak
(1) Diameter minimum media piringan 60 cm
(2) Diameter maksimum media piringan 300 cm
(3) Jumlah media dalam setiap modul minimum 30 lembar
(4) Jumlah media dalam setiap modul maksimum 60 lembar
(5) Kecepatan putaran, biasanya antara 15 sampai 20 m/menit.
| 119
Mekanikal Elektrikal
Perencanaan Panel Listrik dan motor

Daya Listrik yang Daya Listrik yang


No Kapasitas (m3/hari) dibutuhkan
dibutuhkan (HP)
(Watt)
1. 2 - <8 0,25 189
2. >8 - <12 0,50 378
3. >12 - <23 0,75 567
4. >23 - <47 1,00 756
5. >47 - <77 1,50 1.134
6. >77 - <97 2,00 1.512
7. >97 - >154 2,50 1.890

| 120
Pekerjaan Pemasangan Sistem Perpipaan
• Persiapan kebutuhan bahan dan alat kerja pekerjaan
perpipaan serta perlengkapan K3
1. Perangkat lunak
2. Perangkat keras

| 121
Peraturan keselamatan kerja dan catatan -
catatan berdasarkan pengalaman kerja
terdahulu
Salah satu persyaratan yang dituntut untuk seorang ahli pemasang pipa
adalah mengetahui segi–segi keselamatan kerja di dalam pelaksanaan
pemasangan pipa pada khususnya, dan keselamatan kerja pada
umumnya. Keselamatan kerja adalah suatu langkah yang diambil untuk
mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu melaksanakan suatu pekerjaan.

| 122
Pembersihan lapangan, pengukuran dan
pemasangan bouwplank sesuai jalur
jaringan perpipaan
Metode pembersihan lahan yang dilakukan tergantung pada luas lokasi
konstruksi. Lokasi yang telah dibersihkan perlu diamankan dengan melakukan
pemagaran sekeliling lokasi konstruksi. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan
pengukuran lahan untuk kebutuhan penanaman pipa untuk menghubungkan
masing-masing unit bagian dari sistem bangunan pengolahan air limbah.
Pengukuran dilakukan berdasarkan spesifikasi teknis yang telah tertuang pada
gambar kerja.

| 123
Pemasangan patok dan papan duga (bouwplank)
Pekerjaan persiapan pemasanan patok :
Mempelajari gambar site plan/denah lapangan dan potongan;
Mempelajari kondisi lapangan;
Persiapan bahan dan alat;
Pembuatan patok.
Tujuan dari pematokan adalan untuk penjelasann mengenai posisi garis sumbu
rencana jalur pipa juga sebagai sumbu pada waktu penggalian berlangsung, dan
juga sebagai dasar untuk mengukur dalamnya galian artinya sebagai acuan elevasi
pada titik tersebut.

| 124
Pekerjaan tanah (penyiapan lahan, pemadatan tanah, galian tanah) untuk
keperluan perpipaan :
Persiapan bahan, alat kerja dan tenaga kerja;
Penetapan dasar saluran;
Pekerjaan Timbunan;
Bahan Timbunan/Urugan;dan
Metode penimbunan.

| 125
Pemasangan sistem perpipaan, akssesoris
dan peralatan penunjang
Pada dasarnya penyambungan pipa terbagi ke dalam dua jenis sambungan
yaitu sambungan kaku (rigrid) dan sambungan fleksibel. Masing-masing jenis
sambungan mempunyai metode yang berbeda. Setiap jenis pipa memiliki
metode penyambungan, penyambungan pipa dengan pipa kemungkinan
berbeda dengan penyambungan pipa dengan fitting atau penyambungan pipa
dengan perlengkapan lainnya.

| 126
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam pemasangan pipa :
1. Periksa semua peralatan, persiapan kerja, dan kondisi kerja, sebelum melaksankannya.
2. Alat-alat ketrampilan (hand tools) harus dalam keadaan baik (tidak rusak/cacat), kabel-kabel las harus
dalam keadaan tidak cacat/bocor, sambungan terminal listrik harus baik/tidak longar, lantai tidak licin, hari
tidak gerimis/hujan, dan sebagainya;
3. Di mana ada pekerjaan panas (memakai api atau busur nyala listrik) di tempat-tempat atau di dekat tempat
yang mengandung gas yang mudah terbakar, harus dilaksanakan pemeriksaan kandungan gas sebelum
melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan baru dapat dilaksanakan apabila kandungan gas dan kondisi/arah
angin tidak membahayakan.
4. Usahakan mempergunakan cara-cara kerja yang sesuai dengan petunjuk keselamatan kerj1. Jangan
melintangkan kabel listrik di atas pipa atau bahan-bahan yang mudah terbakar, sebelum diperiksa kondisi
kabel tersebut.
5. Kabel listrik yang bocor dapat mengakibatkan busur nyala listrik yang sangat kecil sehingga sepintas lalu
tidak nampak (karena tertutup kabel tersebut), sehingga dalam waktu yang panjang dapat menembus pipa
atau membakar bahan di bawah kabel yng mudah terbakar.
6. Jika diperlukan penggalian sewaktu memasang pipa, maka perlu diperhatikan kemungkinan adanya kabel
bertegangan tinggi atau saluran pipa di bawah tanah lainnya yang mengandung bahan yang vital.
| 127
Pekerjaan Pemasangan Mekanikal &
Elektrikal (ME)
Persiapan kebutuhan bahan dan alat kerja pekerjaan
ME serta perlengkapan K3

Pengaliran air limbah dari dan ke tiap-tiap unit


bangunan pengolahan air limbah skala kecil, untuk
komunal contohnya, masih mungkin diusahakan
secara gravitasi. Namun untuk IPAL skala besar,
skala kawasan atau kota, penggunaan pompa untuk
mengangkat air limbah dari dan ke tiap-tiap unit
bangunan tidak bisa dihindarkan.

| 128
Selain pompa, untuk IPAL yang menggunakan
sistem pengolahan aerobik, menggunakan
aerator untuk memasukkan oksigen ke dalam
unit instalasi pengolahan.

| 129
Jenis-Jenis
Aerator yang
digunakan di IPAL

Jenis-Jenis Brush
Aerator yang digunakan
di IPAL

| 130
Standar dan gambar kerja pemasangan
peralatan ME beserta peralatan penunjang
• Pemasangan pompa
Pompa mendatar

Letak Tadah Isap dan Pompa | 131


Pompa tegak

Pompa Tegak
| 132
Pemilihan tempat
Dalam memilih tempat yang sesuai untuk instalasi kompresor yang
akan dipasang perlu dipertimbangkan beberapa petunjuk pada tabel di
bawah ini.

| 133
| 134
| 135
| 136
| 137
| 138
Instalasi dan pemipaan
Pondasi

| 139
Tabel Pedoman Untuk Pembuatan Pondasi dan Pemasangan
Instalasi
Pemasangan
Sebelum kompresor
dipasang, pondasi
beton harus
dipastikan sudah
mengeras
sepenuhnya, dan
letak dan ukuran
lubang baut
diperiksa apakah
sesuai dengan
gambar kerja.

| 140
| 141
| 142
Membantu menyiapkan kebutuhan
pengujian
Persiapan alat kerja dan perlengkapan K3 untuk pengujian struktur,
hidrolis, pneumatis, mekanikal dan elektrikal.

Setelah konstruksi bangunan pengolahan air limbah permukiman


selasai, maka dilakukan beberapa kegiatan pegujian. Pengujian ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa kegiatan konstruksi telah
dilaksanakan sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis, dan bangunan
air pengolah air limbah yang telah terbangun dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

| 143
Standar pengujian struktur, hidrolis, penumatis dan ME yang terpasang

Tes kebocoran
Besarnya Kebocoran
1) Tiap unit pengolahan yang akan diperiksa diisi dengan air sampai setinggi
outletnya
2) Dilakukan penutupan pada semua katup atau tempat keluar air
3) Diamkan selama 24 jam
4) Periksa tinggi muka air pada outletnya setelah 24 jam
5) Bila terjadi penurunan maka perlu diperiksa dengan cara berikut :

|144
Keterangan :
K = Permeabilitas maksimum (m/detik)
S = Tinggi air yang meresap ke dalam tanah (mm/hari)
A = Luas dasar kolam (m2)
L = Kedalaman lapisan tanah di bawah dasar unit pengelolaan
hingga mencapai lapisan tanah yang lebih permeable (m)
h = Tekanan hidrolik (kedalaman air di unit + L) (m

| 145
Tabel Penanganan Kebocoran

Hasil
Satuan Keterangan Penanganan
Perhitungan
Harus diberi lapisan kedap
>10-6 Terjadi kebocoran air
m/detik
10-7<K<10- m/detik Dapat terjadi resapan air Perlu perbaikan tanah
Tidak perlu diberi lapisan
K < 10-8 Resapan akan tersumbat kedap
m/detik
secara alami air
Tidak perlu diberi lapisan
K < 10-9 m/detik Kedap air kedap
air

| 146
Pencarian letak titik kebocoran dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

 Mengisi unit pengolahan dengan air setinggi 1/3 bagian dari


kedalaman unit
 Memeriksa ketinggian air dalam unit setelah didiamkan selama 24
jam
 Bila terjadi penurunan maka dapat dikatakan terjadi kebocoran
pada dinding dan atau lantai unit sesuai tabel di atas
 Mengkosongkan unit dari penguji dan periksa bagian yang lembab
atau proses pengeringan lama
 Pada tempat yang terdapat noda basah atau lembab yang lama
kering menunjukkannadanya kebocoran dan perlu diperbaiki.
 Dengan cara yang sama secara bertahap, langkah pertama sampai
terakhir diulangi untuk 2/3 bagian diatasnya.

| 147
Pengetesan arah aliran air limbah berlaku untuk bangunan
berbentuk bak / kolam

Membuka katup/pintu air pada semua unit/kolam


Memasukkan air melalui inlet bangunan awal secara terus
menerus selama pengukuran
 Memeriksa limpahan pada outlet masing-masing unit/kolam
Bila terjadi limpahan menunjukkan aliran air berlangsung
secara gravitasi
Mengukur ketinggian air pada masing-masing pelimbpah
membandingkan tinggi muka air tersebut dengan
perencanaan
Bila tidak sama, dilakukan pemeriksaan kembali ketinggian
pelimmpah masing-msing unit/kolam dan dilakukan perbaikan
pelimpah yang salas, sesuai perencanaan.
| 148
Pengetesan pipa Pengujian pompa
Tes air (water test) untuk pipa Pada prinsipnya tujuan
gravitasi; pemompaan adalah untuk
Tes air (water test) untuk pipa mengalirkan fluida cair
bertekanan. dalam hal ini adalah air
limbah yang diolah dengan
debit dan tekanan yang
sudah ditentukan sesuai
rencana.

| 149
Pengujian pembangkit tenaga/energi
Pembangkit tenaga dari PLN :
Memeriksa tegangan yang ada;
Memeriksa semua saklar pada posisi mati;
Memindahkan saklar utama pada posisi hidup.

Pembangkit tenaga dari generator :


 Memastikan semua baut dalam keadaan kencang;
Memeriksa jumlah bahan bakar dan minyak pelumas;
 Memeriksa air radiator, tegangan fan belt dan baterai.

| 150
balaiptk@gmail.com sibimakonstruksi@gmail.com

TERIMA KASIH

BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai