Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk
memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-
perubahan anatomi dan fisiologi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester
I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi tersebut
diantaranya adalah perubahan Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh, Darah dan Pembekuan Darah,
Sistem Pernafasan dan Sistem Persyarafan. Selama perubahan-perubahan yang sifatnya masih fisiologis
atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas,
dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas bukan hal yang normal lagi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil Trimester I, II, III pada Berat Badan dan
Indeks Massa Tubuh?

2. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II,III pada darah dan
pembekuan darah?

3. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
pernafasan?

4. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
persyarafan?

C. Tujuan

1. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil Trimester I, II, III pada Berat Badan
dan Indeks Massa Tubuh

2. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II,III pada darah
dan pembekuan darah

3. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
pernafasan

4. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
persyarafan
BAB II

PEMBAHASAN

A. BERAT BADAN DAN INDEKS MASSA TUBUH

Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20
minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama
kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema,laju metabolik, asupan
diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik dan ukuran janin, semuanya harus
diperhitungan. Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi, dan
diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.

Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada indeks masa tubuh
prekehamilan (body mass index) yang mengambarkan perbandingan berat badannya lebih sedikit
daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.

1. Trimester I

Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan berat badan, namun
penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg. karena pada masa ini saat dimana otak,
alat kelamin, dan panca indra janin sedang dibentuk.

2. Trimester II

Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak dibandingkan
pada saat trimester I, karena pada trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin besar. Dan sebagian
besar penambahan berat badan selama masa kehamilan berasal dari uterus dan isi-isinya. Pada
trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami penambahan berat badan kira – kira
0,35 – 0,4 kg per minggu. Kenaikan berat badan yang baik memang secara bertahap dan kontinyu. Bisa
jadi catatan bahwa adanya penambahan berat badan yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi
awal keracunan kehanilan atau diabetes.

3. Trimester III

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan
sampai akhir kehamilan adalah 11 – 12 kg. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg
adalah :

Jaringan dan Cairan

Berat badan (kg)

Janin
Plasenta

Cairan amnion

Peningkatan berat uterus

Peningkatan berat payudara

Peningkatan volume darah

Cairan ekstra seluler

Lemak

3-4

0,6

0,8

0,9

0,4

1,5

1,4

3,5

Total

12,5 kg

Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :

BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.

BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm

(TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm.

Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orang Eropa dan
disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia.

UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,

Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat dengan dini
diketahui. 0,35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai terendah
350 gram atau 0,35 kg. Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih
ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).

Berikut ini contoh menghitung berat badan ideal ibu hamil, ada tiga contoh. Yaitu:

1. Contoh Pertama

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata = Berat Badan Ideal

Diketahui :

Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 53 kg, umur kehamilan 30 minggu.

Ditanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB


> 160 cm

BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg

Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan sebesar 9.5 kg dari
berat badan sebelum hamil.

2. . Contoh Kedua

Diketahui :

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10 % > Berat Badan Ideal. Seorang ibu dengan TB = 162 cm,
BB sebelum hamil 57 kg, umur kehamilan 30 minggu.

Ditanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB > 160 cm

BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg

Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan sebesar 5,5 kg
atau (62,5 – 57) dari berat badan sebelum hamil.

3. . Contoh Ketiga

Diketahui :

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10% < Berat Badan Ideal. Seorang ibu dengan TB = 162 cm,
BB sebelum hamil 47 kg, umur kehamilan 30 minggu.

Di Tanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?


Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB > 160 cm

BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg

Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan sebesar 15,5 kg
atau (62,5 – 47) dari berat badan sebelum hamil.

Penghitungan berat badan berdasarkan indeks massa tubuh :

IMT = BB / (TB)2

Dimana : IMT = Indeks masa tubuh

BB = Berat badan (kg)

TB = Tinggi badan (m)

Contoh :

Diketahui : BB 50 kg

TB 160 kg

Ditanya : IMT ?

Dijawab : IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53

KATEGORI

IMT

REKOMENDASI

Rendah

<19,8

12,5 – 18

Normal

19,8 – 26

11,5 – 16

Tinggi

26 – 29

7 - 11,5
Obesitas

>29

≥7

Gemeli

16 – 20,5

B. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH

Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu
darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan
pemelihara suhu tubuh.

Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air,
protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.

Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan
volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda.
Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu.
Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.

Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan
kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan
kehamilan biasa.

Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 – 34 mg. Serum darah (volume darah)
bertambah 25 – 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah merah terus naik sepanjang
kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I – TM III.

Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :

1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan dalam rahim.

2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro – plasenter.

3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.

4. Volume darah : Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (haemodilusi).

5. Sel darah
Sel darah meningkat 20 %, Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin menurun pada TM
I.

Sel Darah Putih

Jumlah “Peripheral WBC” makin meningkat dengan cepat selama kehamilan. Selama trimester
pertama rata-rata jumlah “WBC” adalah sekitar 9500/mm3 meningkat menjadi rata-rata 20-30.000/
mm3 pada saat ”at term”. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah persalinan dan kembali ke kadar
sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca persalinan. Adanya hemodilusi maka LED sangat
meningkat ( 4 x dari angka normal )

Pembekuan/Koagulasi

Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama kehamilan berakibat
pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat peningkatan risiko terjadinya DIC
(Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain
molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio plasenta.

CONTOH KASUS :

Ibu Herni mengalami pusing, lemah, letih dan lesu. Ketika dites Hb-nya ternyata rendah yaitu 9, ibu herni
mengalami anemia ringan. Hal ini terjadi karena volume darah bertambah, tetapi penambahan
plasmanya jauh lebih besar dari volume eritrosit sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi
lebih rendah. Ini merupakan adaptasi fisiologi ibu hamil pada darah.

C. SISTEM PERNAFASAN

Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi.
Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi
peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi
karena pengaruh hormonal dan biokimia.

Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik
sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan sistem
pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan
perubahan letak diafragma selama kehamilan.

Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidal meningkat sampai 40%.
Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah
udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena
itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi
pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu.
Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya
peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek
progesteron secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya
dyspnoe.

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin.
.Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu
cara untuk membuang karbon dioksida.

Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi
rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Diameter transversal
kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm
(Cunningham, dkk., 1993). Besar sudut kostal, yang pada masa sebelum. hamil sekitar 68°, meningkat
menjadi sekitar 103° pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah
melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebelum hamil (Seidel, dkk., 1995).

Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan
seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan
penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.

Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar estrogen, juga terjadi
pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hiperemia di hidung,
faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan
timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi
sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respons
peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernapasan bagian atas yang ringan sekalipun.
Peningkatan vaskularitas juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan
gejala kerusakan pendengaran, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.

CONTOH KASUS :

Ibu Rina merasa lebih banyak menggunakan pernafasan dada, dan sulit inspirasi pernafasan serta pusing
saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah. Hal ini merupakan bentuk adaptasi
anatomi dan fisiologi ibu hamil pada sistem pernafasan.

D. SISTEM PERSYARAFAN

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan
neuromuskular sebagai berikut:

1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.

2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar
syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.

4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.

5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti kesalahan
refraksi, sinusitis atau migran

6. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal
kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor hipotensi postural atau hipoglikemi mungkin keadaaan yang
bertanggung jawab atas keadaan ini.

7. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau
tetanus.

8. Saraf pelvik yang menekan / vasculas tetap disebabkan oleh perbesaran uterus yang merupakan
hasil perubahan sensori pada kaki.

9. Pembengkakan melibat kan saraf pherifera gejala lubang antara persendian sampai lengan &
tangan selama 3 mgg terakhir kehamilan. Pembengkakan yang menekan saraf median dibawah ligmen
persendian antara lengan & tangan.

10. Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa sakit pada tangan
yang menyebar sampai siku. tangan yang dominan biasa nya berpengaruh.

11. Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebabkan oleh stoop-snouldered sikap menerima oleh
beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan dengan penarikan pada segmen dari
brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat nervus spinalis
servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis pertama, memecah menjadi beberapa nervus utama
bahu, dada & lengan

12. Tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan, sinusitis, kunang2, letih, lesu, dan pingsan adalah
umum terjadi selama kehamilan

13. Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari normal) dekarenakan persyarafan otot
seperti kejang otot / tetanus

Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :

a. Pusing dan kunang-kunang

Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine
syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural
khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi postural bisa jadi karena
kekurangan volume darah sementara.

b. Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa
disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.

c. Sindrom Karpel Tunel

Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol
dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian bawah, dan
kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada. Sindrom ini menyebabkan luka pada pergelangan
tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak
tangan.

d. Kejang kaki mendadak

Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu
sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan
meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan
atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa
sakit itu berasal dari tromboplebitis.

CONTOH KASUS :

Ibu Susan mengeluhkan masalah nyeri kepala, gangguan penglihatan dan gangguan pemusatan
perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan anatomi
dan adaptasi fisiologi pada sistem syaraf.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat usia kehamilan ibu
hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal sampai trimester terakhir.

Perubahan-perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil diantaranya meliputi Berat Badan dan Indeks
Massa Tubuh, Darah dan Pembekuan Darah, Sistem Pernafasan dan Sistem Persyarafan yang
berkembang sesuai dengan kondisi janin yang ada di kandungan ibu.

a. Pada Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh

Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20
minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama
kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah. Penambahan berat badan dari awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 6,5 – 16 kg.
b. Darah dan Pembekuan Darah

Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan
ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu.
Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal. Peningkatan volume
plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin.
Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan
mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.

c. Sistem Pernafasan

Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena pembesaran uterus
terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang meningkat ± 20 % untuk
metabolisme janin. Oleh karena diafragmanya tidak dapat bergerak bebas menyebabkan bagian thorax
juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang membesar terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan
rahim dan kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih cepat 20 – 25 % dari biasanya.

d. Sistem Persyarafan

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan
neuromuskular berikut:

1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.

2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar
syaraf.

3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.

4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.

B. SARAN

Sebaiknya ibu hamil bersiap dalam menghadapi perubahan anatomi dan fisiologis terkait dengan
kehamilannya. Selain itu juga, sebaiknya bidan memberi konseling kepada ibu bahwa perubahan yang
terjadi selama masa kehamilan adalah hal yang lumrah dan hanya bersifat sementara.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Kusmiati, Yuni dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.

Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC

Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info media

Anda mungkin juga menyukai