Anda di halaman 1dari 6

KASUS

Kasus 1

1. Indikasi pasien
Nomor MR :-
Nama :B
Unit/ ruang rawat : Anak
Umur : 11 bulan
Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Riwayat penyakit terdahulu
Belum pernah menderita ISK
3. Pengobatan terdahulu
Tidak ada pengobatan terdahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
5. Anamnesa
Hubungan : Anak
Keluhan : Demam
Riwayat penyakit sekarang : Infeksi Saluran Kemih
6. Pemeriksaan Fisik
Suhu tubuh : 37,8°C
Berat badan : 9,6 Kg
7. Pemeriksaan laboratorium : -
8. Pemeriksaan penujuang lainnya : -
9. Diagnosa : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
10. Pemberian obat :
Paracetamol sirup 125 mg
Trimetropin sirup
11. Penyelesaian
Pekajian Obat :
Paracetamol sirup 125 mg
Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik / analgesik. Sifat antipiretik
disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat
analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya
sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.
Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum
dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol
diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam
bentuk terkonyugasi.
Indikasi
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik,
misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada
otot. Serta menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap parasetamol. Pasien dengan disfungsi hati dan ginjal
Dosis
Anak (1-2 tahun) : 3-4 kali sehari 1 sendok takar (@ 5 mL). Anak (2-6 tahun) : 3-4 kali sehari 1-2 sendok
takar (@ 5ml - 10 ml). Anak (6-9 tahun) : 3-4 kali sehari 2-3 sendok takar (@ 10 ml -15 ml). Anak (9-12
tahun) : 3-4 kali sehari 3-4 sendok takar (@ 15 ml- 20 ml).
Efek samping
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal, gangguan fungsi hati, ibu hamil, dan
masa laktasi (menyusui). Selama minum obat ini, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan
atau minuman yang mengandung kafein, seperti: teh, kopi, dan cola untuk menghidari timbulnya rasa
gelisah, iritabilitas, sukar tidur, dan jantung berdebar akibat kadar kafein dalam darah yang terlalu
tinggi. Hentikan penggunaan obat ini jika rasa sakit tidak mereda selama 5 hari, dan segera
konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda.
Pekajian Obat :
Trimetropin sirup
Trimethoprim adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati infeksi bakteri. Ia bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan bakteri.
Antibiotik ini hanya mengobati infeksi bakteri. Obat ini tidak akan bekerja untuk infeksi virus (misalnya,
pilek, flu). Penggunaan yang tidak perlu atau berlebihan atas antibiotik apapun dapat menyebabkan
efektivitasnya menurun.
Indikasi
Trimethoprim bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Dalam
meningkatkan efektivitas, trimethoprim biasanya dikombinasikan dengan sulfamethoxazole. Obat ini
hanya digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri, dan tidak akan efektif pada penyakit infeksi
virus, seperti flu.
Kontraindikasi
 Dermatitis eksfoliatif, di mana kulit menjadi kemerahan, kering, mengelupas, gatal, dan nyeri.
 Sindrom Stevens-Johnson.
 Penyakit kuning.
 Anemia
Dosis

Efek samping
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah:
 Kehilangan nafsu makan.
 Mual dan muntah.
 Diare
 Nyeri perut.
 Pembengkakan lidah.
 Gatal dan ruam.
DRP / Asessmen
Saran
Pharmaceutical care
Evaluasi
Kasus 2

1. Indikasi pasien
Nomor MR :-
Nama : Tn. C
Unit/ ruang rawat : Bangsal Jantung
Umur : 87 tahun
Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : : Islam
Alamat : Jl. Sultan Kusuma No.6
2. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu
3. Pengobatan terdahulu
Tidak ada pengobatan terdahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
5. Anemnesa
Keluhan : Susah tidur dann gelisa
Riwayat penyakit sekarang : Aritmia jantung
6. Pemeriksaan fisik
Tinggi badan : 157,4 cm
Berat badan : 50 Kg
7. Pemeriksaan laboratorium :
Serum kreatinin : 110 mikromol/liter
8. Pemeriksaan penujuang lainnya :
Tidak ada pemeriksaan penujang lainnya
9. Diagnosa : Aritmia jantung
10. Pemberian obat :
Diazepam 10 mg
Digoksi 200 mikro gram
11. Penyelesaian mencari :
Pengkajian Obat :
Diazepam 10 mg
Diazepam adalah salah satu contoh obat penenang yang digunakan untuk mengatasi kejang
dan gangguan kecemasan. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan dalam jangka panjang.
Diazepam bekerja dengan cara memengaruhi zat kimia di otak sehingga memberikan efek
menenangkan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari setelah dikonsumsi.
Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot
Kontraindikasi
depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia
dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama
kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas dengan depresi
Dosis
Dosis lansia atau pasien dengan kondisi khusus
Dimulai dari 2-2,5 mg, dikonsumsi 1-2 kali. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika dibutuhkan
Efek samping
Reaksi tiap orang terhadap sebuah obat dapat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umum
terjadi akibat penggunaan diazepam adalah:
 Mengantuk atau pusing
 Lemas
 Penglihatan kabur
 Gangguan keseimbangan
 Kelemahan otot
 Gemetar (tremor)
 Mudah lupa dan merasa bingung
 Gelisah
Digoksi 200 mg
Digoxin adalah obat untuk mengobati penyakit jantung, seperti aritmia dan gagal jantung. Obat ini
bekerja dengan membuat irama jantung kembali normal, dan memperkuat jantung dalam memompa
darah ke seluruh tubuh
Indikasi
Gagal jantung, aritmia supraventrikular (terutama fibrilasi atrium)
Kontraindikasi
Blok jantung komplit yang intermiten; blok AV derajat II; aritmia supraventrikular karena
sindrom Wolf-Parkinson-White; takikardi atau fibrilasi ventrikular; kardiomiopati obstruktif hipertrofik
Dosis
Oral, untuk digitalisasi cepat: 1-1,5 mg/24 jam dalam dosis terbagi; bila tidak diperlukan cepat: 250 -
500 mcg sehari (dosis lebih tinggi harus dibagi).
Dosis penunjang, 62,5–500 mcg sehari tergantung pada fungsi ginjal, dan pada fibrilasi atrial, pada
respon denyut jantung. Dosis penunjang biasanya berkisar 125–250 mcg/hari (pada usia lanjut 125
mcg/hari).
Pada keadaan gawat darurat/akut, dosis muatan diberikan secara infus intravena, 250–500 mcg dalam
15–20 menit, diikuti dengan sisanya dalam dosis terbagi tiap 4-8 jam (tergantung dari respon jantung)
sampai total dosis muatan 0,5–1 mg tercapai. Bila memungkinkan dilakukan monitoring kadar plasma
digoksin, sampel darah diambil paling sedikit 6 jam setelah suatu dosis diberikan.
Efek samping
Biasanya karena dosis yang berlebihan, termasuk anoreksia, mual muntah, diare, nyeri abdomen,
gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, pusing; depresi; delirium,
halusinasi; aritmia, blok jantung; rash yang jarang; iskemi usus; ginekomastia pada pemakaian jangka
panjang; trombositopenia.
DRP / Asessmen
Saran
Pharmacetical care
Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai