Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FARMASI KLINIK DAN RUMAH SAKIT

Dosen :

Dr. Refdanita, M.Si, Apt

Ritha Widyapratiwi, S.Si., MARS., Apt

Disusun oleh :

Nur Alizeh 17330067

KELAS A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2020
1. Mengapa PIO harus diberikan kepada pasien Diabetes Melitus

PIO terhadap pasien DM bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai
penggunaan obat dan pengobatan kepada pasien, meliputi: (1) nama obat, (2) tujuan
pengobatan, (3) jadwal pengobatan, (4) cara menggunakan obat, (5) lama penggunaan obat, (6)
efek samping obat, (7) tanda-tanda toksisitas, (8) cara penyimpanan obat, dan (9) penggunaan
obat lain-lain, serta upaya meningkatkan kepatuhan pasien terhadap perintah pengobatannya.
Karena dengan pemberian booklet dan edukasi dari apoteker dapat meningkatkan pengetahuan
dan perilaku manajemen diri pasien DM tipe 2 pada masing-masing kelompok intervensi.

Bentuk pemberian informasi obat pada pasien diabetes mellitus bertujuan untuk :
 Memberikan edukasi mengenai instruksi penggunan obat Diabetes Mellitus yang
benar
 Memberikan edukasi mengenai Diabetes Mellitus dan pentingnya mengontrol
stabilitas gula darah
 Memberikan edukasi mengenai pencegahan serta penanganan efek samping Diabetes
Mellitus yang sering terjadi seperti hipoglikemia dan gangguan saluran cerna
 Memberikan informasi mengenai pengaruh makanann terhadap gula darah dan
pengetahuan mengenai pilihan makanan yang tepat untuk penderita diabetes secara
umum
 Memberikan edukasi untuk melakukan aktivitas fisik sesuai aturan tertentu.

2. Apa beda PIO dan Konseling beri penjelasan

Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien
rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif
Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang
efektif memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker. Pemberian
konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi
Obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada
akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient safety).
Secara khusus konseling Obat ditujukan untuk:
 meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan pasien;

 menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien;

 membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan Obat;

 membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan Obat dengan


penyakitnya;
 meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;

 mencegah atau meminimalkan masalah terkait Obat;

 meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi;

 mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan; dan

 membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan Obat sehingga dapat mencapai
tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.
Kegiatan dan langkah-langkah dalam konseling Obat meliputi:
 membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;

 mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three


Prime Questions;
 menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan Obat;
 memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah pengunaan Obat;

 melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien; dan

 dokumentasi.
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif
yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar Rumah Sakit.
PIO bertujuan untuk:
 menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di
lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah Sakit;
 menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan
Obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi Tim
Farmasi dan Terapi;
 Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan dan langkah-langkah PIO meliputi:
 menjawab pertanyaan;

 menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;

 menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan
Formularium Rumah Sakit;
 bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan
penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;
 melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
lainnya; dan
 melakukan penelitian.

3. Lamprikan Cara Penggunaan Insulin

 Langkah 1 : Persiapkan insulin pen, lepaskan  penutup insulin pen.

 Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus      dan tutup jarum


a. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
b. Putar jarum insulin ke insulin pen.
c. Lepaskan penutup jarum luar.
d. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum  tampak.

*Buang penutup jarum ke tempat sampah

 Langkah 3 : Pertama insulin pen, pastiakan   pen siap digunakan

a. Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum.   Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan
jarum   dalam          mengatur dosis insulin. Putar tombol   pemilih dosis pada ujung pen
untuk 1 atau 2 unit   (pengaturan            dosis dengan  cara memutar tobol).
b. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas.   Tekan tombol dosis dengan benar sambil  
mengamati            keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu,   sampai insulin terlihat di ujung
jarum. Tombol   pemutar harus                  kembali ke nol setelah insulin   terlihat di
dalam pen.

 Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa   diputar-putar sesuai keinginan).


 Langkah 5 :Pilih lokasi bagian tubuh yang akan   disuntikan.

Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan   insulin pen. Hindari menyuntik disekitar   pusar.

 Langkah 6 : Suntikkan insulin

a. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan        ibu jari pada tombol dosis.
b. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
c. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
d. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis
akan kembali        pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu
mencegah insulin dari keluar dari      tempat injeksi.

     Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa      di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah bekas
suntikan.

 Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk   penggunaan berikutnya


Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk   melepaskan jarum dari pen. Tempatkan   jarum yang
telah digunakan pada wadah   yang aman (kaleng kosong). Buang ke   tempat sampah jangan
dibuang ditempat   pendaurulang sampah

Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin.


1. Dimana insulin tersebut disuntikkan?
a. Dada
b. Perut
c. Punggung
d. Bokong
e. Kaki
Penjelasan: Insulin akan bekerja paling cepat saat disuntikkan ke perut, yaitu di atas atau
daerah samping pusar. Insulin akan masuk ke sistem tubuh sedikit lebih lama jika
disuntikkan pada lengan atas. Lebih lambat lagi jika disuntikkan di kaki dan paling lambat
ketika disuntikkan di bokong (pantat).
2. Terapi yang digunakan untuk pasien DM adalah
a. Kemoterapi dan farmakologi
b. Terapi medikamentosa dan terapi topical
c. Terapi insulin
d. Tranfusi darah dan antibiotic
e. Kortikosteroid dan insulin
Penjelasan : Insulin dirusak oleh enzim dalam saluran cerna oleh karena itu harus diberikan
melalui injeksi atau inhalasi; rute subkutan memberihasil yang baik pada semua kondisi.
Insulin biasanya disuntikkan pada lengan atas, paglutea atau perut.
3. Dibawah ini yang tidak menjadi pemicu resiko DM menjadi bertambah tinggi adalah . . . .
a. Minum soda dalam keadaan perut kosong
b. Minum sirup dengan keadaan fruktosa tinggi
c. Pemanis buatan yang terdapat pada minuman
d. Menggunakan gula rendah kalori
e. Makan makanan yang banyak mengandung gula
Penjelasan : Diabetes Mellitus (DM) timbul karena defisiensi sintesis dan sekresi insulin atau
resisten terhadap kerja insulin. Dimana diagnosis DM ditegakkan dengan mengukur kadar
glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan. Sehingga diperlukan pengurangan
pengonsumsian kadar gula, mengatur kadar gula.
4. Apa saja macam-macam insulin
a. Insulin pen
b. Insulin sekali pakai
c. Insulin kerja sedang (intermediate-acting)
d. Insulin suntik
e. Insulin kerja lama
Penjelasan : Ada 3 macam sediaan insulin:
 Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, yaitu insulin soluble, insulin
lispro dan insulin aspart;
 Insulin kerja sedang (intermediate-acting): misalnya insulin isophane dan suspensi insulin
seng;
 Insulin kerja panjang dengan mula kerja lebih lambat: misalnya suspensi insulin seng.

5. Mula kerja relatif cepat, biasa disuntikkan 15-30 menit sebelum makan. merupakan
insulin jenis
a. Insulin kerja singkat (short-acting)
b. Insulin kerja sedang (intermediate-acting)
c. Insulin setiap malam
d. Insulin kerja Panjang
e. Insulin sekali pakai
Penjelasan : Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, yaitu insulin soluble,
insulin lispro dan insulin aspart;
6. Gaya hidup yang dapat menjadi faktor penyebab diabetes adalah . . . .
a. Berolahraga
b. Obesitas
c. Tidak merokok
d. Menjaga pola makan
e. Mengunakan gula rendah kalori
Penjelasan : Pada orang obesitas, pankreas dipaksa bekerja keras memproduksi insulin karena
kebutuhan energinya besar. Semakin obesitas, semakin tinggi kebutuhan insulin. Jika hal ini
dibiarkan terus menerus, pankreas akan menurunkan kinerjanya

7. Yang bukan termasuk dalam kegiatan PIO Diabetes mellitus adalah…

a. Melakukan konseling
b. Menjawab pertanyaan pasien
c. Menyediakan berbagai informasi obat
d. Melakukan penyuluhan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap

Penjelasan : karena konseling merupakan aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya

8. Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) merupakan jenis Diabetes Mellitus

a. Tipe 1
b. Diabetes gestasional (GDM )
c. Diabetes saat hamil
d. Tipe 2
e. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)

Penjelasan : Diabetes tipe 2, yang tidak bergantung pada insulin (NIDDM), timbul karena
penurunan sekresi insulin atau resistensi periferal terhadap kerja insulin. Walaupun ada penderita
yang dapat mengatur kadar gula hanya dengan diet, tapi banyak juga yang membutuhkan obat
antidiabetik oral atau insulin (atau keduanya) untuk mengendalikan kadar gula darah. Untuk
penderita dengan berat badan berlebih, diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menurunkan berat
badan dan meningkatkan aktifitas fisik.

9. Akibat terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah pada Diabetes Mellitus,
kondisi ini dapat menyebabkan …

a. Hipotiroid
b. Hiperglikemia
c. Hipertiroid
d. Hipertensi
e. Hipermetropi

Penjelasan : Hiperglikemia adalah keadaan di mana tingkat glukosa atau gula dalam darah
seseorang meningkat sementara. Kondisi sebaliknya, gula darah rendah disebut hipoglikemia.

10. Apa saja yang termasuk dalam Informasi Obat kecuali


a. Informasi meliputi dosis,
b. bentuk sediaan,
c. formulasi khusus,
d. mematikan
e. Efek samping
Penjelasan : Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan,
harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai