Dosen :
Disusun oleh :
KELAS A
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2020
1. Mengapa PIO harus diberikan kepada pasien Diabetes Melitus
PIO terhadap pasien DM bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai
penggunaan obat dan pengobatan kepada pasien, meliputi: (1) nama obat, (2) tujuan
pengobatan, (3) jadwal pengobatan, (4) cara menggunakan obat, (5) lama penggunaan obat, (6)
efek samping obat, (7) tanda-tanda toksisitas, (8) cara penyimpanan obat, dan (9) penggunaan
obat lain-lain, serta upaya meningkatkan kepatuhan pasien terhadap perintah pengobatannya.
Karena dengan pemberian booklet dan edukasi dari apoteker dapat meningkatkan pengetahuan
dan perilaku manajemen diri pasien DM tipe 2 pada masing-masing kelompok intervensi.
Bentuk pemberian informasi obat pada pasien diabetes mellitus bertujuan untuk :
Memberikan edukasi mengenai instruksi penggunan obat Diabetes Mellitus yang
benar
Memberikan edukasi mengenai Diabetes Mellitus dan pentingnya mengontrol
stabilitas gula darah
Memberikan edukasi mengenai pencegahan serta penanganan efek samping Diabetes
Mellitus yang sering terjadi seperti hipoglikemia dan gangguan saluran cerna
Memberikan informasi mengenai pengaruh makanann terhadap gula darah dan
pengetahuan mengenai pilihan makanan yang tepat untuk penderita diabetes secara
umum
Memberikan edukasi untuk melakukan aktivitas fisik sesuai aturan tertentu.
Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien
rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif
Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang
efektif memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker. Pemberian
konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi
Obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada
akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient safety).
Secara khusus konseling Obat ditujukan untuk:
meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan pasien;
membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan Obat sehingga dapat mencapai
tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.
Kegiatan dan langkah-langkah dalam konseling Obat meliputi:
membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;
dokumentasi.
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif
yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar Rumah Sakit.
PIO bertujuan untuk:
menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di
lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah Sakit;
menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan
Obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi Tim
Farmasi dan Terapi;
Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan dan langkah-langkah PIO meliputi:
menjawab pertanyaan;
menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan
Formularium Rumah Sakit;
bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan
penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;
melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
lainnya; dan
melakukan penelitian.
a. Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan
jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen
untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar tobol).
b. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil
mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung
jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di
dalam pen.
Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar.
a. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.
b. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
c. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
d. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis
akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu
mencegah insulin dari keluar dari tempat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah bekas
suntikan.
5. Mula kerja relatif cepat, biasa disuntikkan 15-30 menit sebelum makan. merupakan
insulin jenis
a. Insulin kerja singkat (short-acting)
b. Insulin kerja sedang (intermediate-acting)
c. Insulin setiap malam
d. Insulin kerja Panjang
e. Insulin sekali pakai
Penjelasan : Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, yaitu insulin soluble,
insulin lispro dan insulin aspart;
6. Gaya hidup yang dapat menjadi faktor penyebab diabetes adalah . . . .
a. Berolahraga
b. Obesitas
c. Tidak merokok
d. Menjaga pola makan
e. Mengunakan gula rendah kalori
Penjelasan : Pada orang obesitas, pankreas dipaksa bekerja keras memproduksi insulin karena
kebutuhan energinya besar. Semakin obesitas, semakin tinggi kebutuhan insulin. Jika hal ini
dibiarkan terus menerus, pankreas akan menurunkan kinerjanya
a. Melakukan konseling
b. Menjawab pertanyaan pasien
c. Menyediakan berbagai informasi obat
d. Melakukan penyuluhan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap
Penjelasan : karena konseling merupakan aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya
a. Tipe 1
b. Diabetes gestasional (GDM )
c. Diabetes saat hamil
d. Tipe 2
e. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
Penjelasan : Diabetes tipe 2, yang tidak bergantung pada insulin (NIDDM), timbul karena
penurunan sekresi insulin atau resistensi periferal terhadap kerja insulin. Walaupun ada penderita
yang dapat mengatur kadar gula hanya dengan diet, tapi banyak juga yang membutuhkan obat
antidiabetik oral atau insulin (atau keduanya) untuk mengendalikan kadar gula darah. Untuk
penderita dengan berat badan berlebih, diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menurunkan berat
badan dan meningkatkan aktifitas fisik.
9. Akibat terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah pada Diabetes Mellitus,
kondisi ini dapat menyebabkan …
a. Hipotiroid
b. Hiperglikemia
c. Hipertiroid
d. Hipertensi
e. Hipermetropi
Penjelasan : Hiperglikemia adalah keadaan di mana tingkat glukosa atau gula dalam darah
seseorang meningkat sementara. Kondisi sebaliknya, gula darah rendah disebut hipoglikemia.