AMPUTASI
AMPUTASI
DISUSUN OLEH :
SURABAYA
2000
Bedah I
Pendahuluan
Keperawatan sebagai salah satu profesi, memiliki peran spesifik dalam kegiatan
pencapaian kesehatan individu secara optimal, yaitu memiliki tanggung jawab dalam
Perawat memiliki peran praktis untuk memberikan bantuan kepada klien menemukan
masalah, memilih dan melakukan tindakan baik secara mandiri maupun dengan
Klien yang mendapatkan tindakan amputasi organ tubuhnya, merupakan salah satu
bentuk masalah yang tersendiri yang juga menjadi objek penyelenggaraan asuhan
klien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Masalah yang dihadapi oleh klien yang mengalami amputasi tidak hanya pada upaya
memnuhi kebutuhan fisik semata, tetapi lebih dari itu, perawat berusaha untuk
mental, klien dapat menerima dirinya secara utuh dan diterima dalam masyarakat,
yang akhirnya klien mampu mencapai kesehatan yang optimal dalam pengertian klien
Dalam prakteknya, perawat tentu saja tidak dapat terpisah dengan tim kesehatan
lainnya yang memberikan kontribusi yang berbeda untuk mencapai keadaan sehat
optimal pada klien. Sehingga perlu bagi perawat untuk memahami tanggungjawabnya
secara pebuh dalam penanganan klien yang mendapatkan tindakan amputasi sekaligus
memahami tugas dan peran dari anggota kesehatan lain untuk melakukan kegiatan
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”.
Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah
tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala
kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau
merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
4. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya.
5. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.
6. Deformitas organ.
Jenis Amputasi
1. amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak direncanakan.
3. amputasi darurat
merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma
1. amputasi terbuka
2. amputasi tertutup.
Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat dimana pemotongan
pada tulang dan otot pada tingkat yang sama. Amputasi tertutup dilakukan dalam
kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka
yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5 sentimeter dibawah potongan otot dan
tulang.
Berdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yang mengalami amputasi
kompetensinya.
Manajemen Keperawatan
Kegiatan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu
a. Pre Operatif
Pada tahap praoperatif, tindakan keperawatan lebih ditekankan pada upaya untuk
operasi.
Pada tahap ini, perawat melakukan pengkajian yang erkaitan dengan kondisi fisik,
khususnya yang berkaitan erat dengan kesiapan tubuh untuk menjalani operasi.
penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit paru. Perawat juga mengkaji
Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik dilaksanakan untuk meninjau secara umum kondisi tubuh klien
return.
Sistem Cardiovaskuler : Mengkaji tingkat aktivitas harian yang dapat dilakukan
Cardiac reserve pada klien sebelum operasi sebagai salah satu indikator
Pembuluh darah fungsi jantung.
pada klien melalui penilaian klien terhadap amputasi yang akan dilakukan,
penerimaan klien pada amputasi dan dampak amputasi terhadap gaya hidup. Kaji
juga tingkat kecemasan akibat operasi itu sendiri. Disamping itu juga dilakukan
pengkajian yang mengarah pada antisipasi terhadap nyeri yang mungkin timbul.
tingkatr persepsi klien terhadap dirinya, menilai gambaran ideal diri klien dengan
dibandingkan dengan standar yang dibuat oleh klien sendiri, pandangan klien
identitas.
Adanya gangguan konsep diri antisipasif harus diperhatikan secara seksama dan
Adanya masalah kesehatan yang timbul secara umum seperti terjadinya gangguan
fungsi jantung dan sebagainya perlu didiskusikan dengan klien setelah klien
benar-benar siap untuk menjalani operasi amputasi itu sendiri. Kesadaran yang
penuh pada diri klien untuk berusaha berbuat yang terbaik bagi kesehatan dirinya,
dalam mengatasi masalah umum pada saat pre operatif. Asuhan keperawatan pada
Laboratorik
melalui pemeriksaan penunjang lain secara rutin dilakukan pada klien yang akan
dioperasi yang meliputi penilaian terhadap fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hepar
Dari pengkajian yang telah dilakukan, maka diagnosa keperawatan yang dapat
perioperatif.
Karakteristik penentu :
- Meminta informasi.
Kriteria evaluasi :
- Sedikit melaporkan tentang gugup atau cemas.
INTERVENSI RASIONAL
Memberikan bantuan secara fisik Secara psikologis meningkatkan rasa aman
dukungan moral.
Meningkatkan/memperbaiki pengetahuan/
dengan sebaik-baiknya.
klien untuk berdiskusi tentang komunikasi secara lebih terbuka dan lebih
Karakteristik penentu :
- Takut kecacatan.
Kriteria evaluasi :
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan klien untuk mengekspresikan Mengurangi rasa tertekan dalam diri
parah.
amputasi.
Mengatasi nyeri
protese.
penyangga/kruk.
tim bedah.
protese seperti pada penyakit DM, penyakit jantung, CVA, infeksi, dan
protese.
b. Intra Operatif
Pada masa ini perawat berusaha untuk tetap mempertahankan kondisi terbaik klie.
Tujuan utama dari manajemen (asuhan) perawatan saat ini adalah untuk
dilakukan dan kondisi luka, posisi jahitan dan pemasangan drainage. Hal ini
c. Post Operatif
Pada masa post operatif, perawat harus berusaha untuk mempertahankan tanda-
tanda vital, karena pada amputasi, khususnya amputasi ekstremitas bawah diatas
Perawat melakukan pengkajian tanda-tanda vital selama klien belum sadar secara
perdarahan masif atau kemungkinan balutan yang basah, terlepas atau terlalu
klien.
untuk membentuk pola hidup yang baru serta mempercepat penyembuhan luka.
Tindakan keperawatan yang lain adalah mengatasi adanya nyeri yang dapat
timbul pada klien seperti nyeri Panthom Limb dimana klien merasakan seolah-
olah nyeri terjadi pada daerah yang sudah hilang akibat amputasi. Kondisi ini
dapat menimbulkan adanya depresi pada klien karena membuat klien seolah-olah
merasa ‘tidak sehat akal’ karena merasakan nyeri pada daerah yang sudah hilang.
Dalam masalah ini perawat harus membantu klien mengidentifikasi nyeri dan
terhadap amputasi
Karakteristik penentu :
- Menyatakan nyeri.
- Merintih, meringis.
Kriteria evaluasi :
INTERVENSI RASIONAL
Evaluasi nyeri : berasal dari sensasi Sensasi panthom limb memerlukan waktu
panthom limb atau dari luka insisi. yang lama untuk sembuh daripada nyeri
dengan berlahan.
terhadap amputasi
Karakteristik penentu :
Kriteria evaluasi :
INTERVENSI RASIONAL
Validasi masalah yang dialami Meninjau perkembangan klien.
klien.
menggunakan putung :
- Perawatan luka.
- Mandi.
- Menggunakan pakaian.
Karakteristik penentu :
INTERVENSI RASIONAL
Infeksi
amputasi.
Emboli lemak
mungkin
waktu
tahun).
ini.
Mencegah kontraktur
terjadinya kontraktur.
protese.
Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami amputasi merupakan bentuk asuhan
kompleks yang melibatkan aspek biologis, spiritual dan sosial dalam proporsi yang
Tindakan amputasi merupakan bentuk operasi dengan resiko yang cukup besar bagi
Reksoprodjo, S; dkk ( 1995 ), Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bina Rupa Aksara,
Jakarta.