Anda di halaman 1dari 14

1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT


BERBASIS PENDEKATAN GUIDED INQUIRY YANG BERORIENTASI PADA
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

GUIDED INQUIRY APPROACH TO ORIENTATE


ON STUDENT’S CONCEPTUAL UNDERSTANDING ABILITY
FOR JUNIOR HIGH SCHOOL OF CLASS VII.

Oleh: Kusuma Wardani D.S1, Himmawati Puji Lestari M.Si2


1
Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
2
Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Email: kusumawardani469@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS materi segiempat
berbasis pendekatan guided inquiry yang berorientasi pada kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP
yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas perangkat
pembelajaran yang dihasilkan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang terdiri dari Analysis, Design, Development, Implementation,
dan Evalution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid ditunjukkan
oleh skor rata-rata penilaian RPP yaitu 4,35 dari skor maksimal 5 termasuk dalam kriteria sangat baik dan skor
rata-rata penilaian LKS yaitu 4,08 dari skor maksimal 5 termasuk dalam kriteria baik. Perangkat pembelajaran
praktis ditunjukkan oleh skor rata-rata respon siswa terhadap penggunaan LKS yaitu 3,89 dari skor maksimal 5
termasuk dalam kriteria baik, skor rata-rata respon guru terhadap penggunaan RPP dan LKS berturut-turut yaitu 4
dan 4,21 dari skor maksimal 5 dengan keduanya memenuhi kriteria baik, serta keterlaksanaan pembelajaran
termasuk dalam kriteria baik dengan persentase sebesar 88,33%. Perangkat pembelajaran efektif ditunjukkan oleh
ketuntasan hasil tes pemahaman konsep secara klasikal yang memperoleh persentase ≥ 75%yaitu sebesar 87,50%.

Abstract
This study aims to produce learning set that includes Lesson Plan and Student Worksheet for the topic
quadrilateral using guided inquiry approach to orientate on student’s conceptual understanding ability for junior
high school of class VII which are valid, practical, and effective. This study also aims to describe the quality of
learning set based on validity, practicality, and effectiveness. Type of the research was research and development
with ADDIE model consisting of Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The result of
this research showed that the learning set was valid shown by the average score of Lesson Plan was 4,35 on scale
5 with “very good” criteria and the average score of Student Worksheet was 4,08 on scale 5 with “good” criteria.
The learning set was practical shown by the average score of student responses to use Student Worksheet was 3,89
on scale 5 with “good” criteria, the average score of teacher responses to use Lesson Plan and Student Worksheet
were 4 and 4,21 on scale 5 with both of them have “good” criteria, and the learning activities included in “good”
criteria with a percentage of 88,33%. The learning set was effective shown by the classical completeness was a
percentage greater than or equal to 75% of 87,50%.

Keywords learning set, guided inquiry, conceptual understanding, quadrilateral


2

PENDAHULUAN lemah dalam matematika adalah kurangnya siswa


Matematika mempunyai peranan penting tersebut dalam kemampuan pemahaman terhadap
dalam perkembangan di dunia sains, teknologi konsep-konsep dasar matematika yang berkaitan
dan disiplin ilmu lainnya. Matematika perlu dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
dipelajari perserta didik agar peserta didik Berdasarkan laporan ujian nasional Tahun
memiliki kemampuan pemahaman konsep, Pelajaran 2016/2017, penguasan soal materi
penalaran, pemecahan masalah, dan kemampuan geometri khususnya pada pokok bahasan
mengomunikasikan gagasan serta menunjukkan segiempat memperoleh persentase yang masih
sikap menghargai matematika meliputi rasa ingin rendah, misalnya pada indikator menghitung
tahu, perhatian, minat dan percaya diri panjang diagonal persegi panjang jika diketahui
(Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 Tentang ukurannya dalam bentuk ax+b dan cx+d
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah memperoleh persentase sebesar 45,37%.
Pertama/Madrasah Tsanawiyah). Kemampuan Rendahnya pemahaman dan penguasaan konsep
pemahaman konsep menjadi salah satu tujuan siswa tersebut merupakan salah satu aspek yang
dalam pembelajaran matematika. dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang ada
Pemahaman konsep merupakan di sekolah. Rendahnya kemampuan pemahaman
kemampuan siswa dalam memberikan uraian konsep siswa tersebut merupakan salah satu
secara lebih rinci tentang suatu konsep dengan aspek yang dipengaruhi oleh pembelajaran yang
menggunakan bahasa siswa sendiri (Sudijono, ada di sekolah.
2011:50). Siswa perlu memahami dan menguasai Fakta di lapangan berdasarkan daya serap
konsep dengan baik agar dapat mengaplikasikan UN Tahun Pelajaran 2016/2017, MTs
konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah Muhammadiyah Trucuk memperoleh nilai rata-
matematika atau masalah dalam kehidupan. rata UN matematika sebesar 46,63 (Puspendik,
Menurut Sumarmo (2010:3) tujuan pembelajaran 2017) dibawah nilai rata-rata nasional sebesar
matematika dapat tercapai jika diarahkan pada 47,75 (Kemendikbud, 2017:9). Selain itu
pemahaman konsep dan ide matematika yang berdasarkan hasil observasi di MTs
selanjutnya akan digunakan dalam menyelesaikan Muhammadiyah Trucuk, penyajian materi
masalah matematika maupun masalah dalam ilmu pembelajaran matematika masih ada yang
pengetahuan lainnya serta diarahkan pada diberikan dalam bentuk jadi misalnya berupa
berkembangnya kemampuan menalar yang logis, ringkasan materi atau kumpulan rumus
kritis, kreatif, dan sikap objektif. matematika. Penyajian materi dalam bentuk jadi
Namun pada kenyataannya tujuan ini dapat menyebabkan siswa tidak mampu
pembelajaran matematika yang berkaitan dengan memahami dengan baik konsep yang sedang
kemampuan pemahaman konsep siswa belum dipelajari (Masykur, 2009:57). Oleh karena itu,
tercapai secara maksimal. Menurut Wahyudin sudah seharusnya pelaksanaan pembelajaran lebih
(Anggraeni, 2012:1), salah satu penyebab siswa menekankan pada apa tujuan yang ingin dicapai,
3

bagaimana cara agar tujuan dapat tercapai, dan 2013 dan sudah mencantumkan komponen-
apa isi materi yang harus dipelajari siswa agar komponen RPP secara lengkap. Namun demikian
mencapai tujuan tersebut (Uno, 2012:84). masih ditemukan RPP dengan langkah-langkah
Salah satu yang dapat dilakukan guru pendekatan saintifik yang belum terlihat jelas di
untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan langkah-langkah pembelajarannya. LKS yang
melakukan perencanaan pembelajaran dalam melengkapi RPP juga belum terlihat jelas
bentuk penyusunan perangkat pembelajaran, yang pendekatan saintifiknya dan dalam proses
memungkinkan siswanya terlibat aktif dalam penemuan konsepnya siswa sudah dituliskan
proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran algoritma/prosedur secara langsung dan runtut
adalah perangkat yang digunakan dalam sehingga siswa hanya sekedar menjawab seperti
mengelola proses pembelajaran (Trianto, menjawab isian singkat yaitu dengan melengkapi
2012:211). Menurut Ibrahim (Trianto, 2012:211) langkah-langkah yang belum lengkap. Selain itu
perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana LKS yang digunakan masih ada yang berupa
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar ringkasan materi dan kumpulan rumus-rumus
kegiatan siswa (LKS), instrumen evaluasi, media bukan langkah-langkah dalam menemukan
pembelajaran, modul dan buku ajar siswa. konsep, sehingga dalam menyelesaikan masalah
Perangkat pembelajaran menurut Permendikbud matematika siswa langsung menerapkan rumus
No 22 Tahun 2016 terdiri atas rencana jadi yang diberikan guru atau yang diperoleh dari
pelaksanaan pembelajaran (RPP) termasuk buku tanpa mengetahui proses penemuan rumus
silabus di dalamnya serta lembar kegiatan siswa tersebut. Hal ini menyebabkan beberapa siswa
(LKS). RPP merupakan panduan langkah-langkah masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah
yang akan dilakukan guru dalam kegiatan matematika karena kurangnya keterlibatkan siswa
pembelajaran (Trianto, 2012:214). Sedangkan dalam menemukan konsep dan kurangnya
LKS berisi panduan yang digunakan siswa untuk pemahaman siswa terhadap konsep yang
melakukan kegiatan penyelidikan atau dipelajari.
pemecahan masalah (Trianto, 2012:222). LKS Berdasarkan hasil penelitian Purwasih
memuat sekumpulan kegiatan yang dilakukan (2015:8) menunjukkan bahwa pembelajaran
siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam matematika dengan menggunakan model inkuiri
upaya pembentukan kompetensi dasar sesuai terbimbing dapat meningkatkan kemampuan
indikator pencapaian kompetensi dasar yang akan pemahaman matematis siswa. Oleh karena itu
ditempuh (Trianto, 2012:223). diperlukan pengembangan perangkat berupa RPP
Berdasarkan hasil observasi terhadap dan LKS yang dapat membantu siswa dalam
perangkat pembelajaran yang ada di MTs mengembangkan kemampuan pemahaman
Muhammadiyah Trucuk menunjukkan bahwa konsep siswa. Dalam hal ini, RPP dan LKS harus
RPP yang digunakan sudah menggunakan memperhatikan karakteristik siswa.
pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum
4

Siswa kelas VII SMP berdasarkan teori hipotesis, siswa merumuskan berbagai
Piaget (Dalyono, 2009:40) sudah memasuki tahap kemungkinan jawaban dari masalah yang
operasional formal dimana siswa sudah mampu dipelajari. Pada tahap mengumpulkan informasi,
menggunakan pola berpikir kemungkinan dengan siswa mencari informasi-informasi yang
membuat hipotesis dari suatu masalah dan dibutuhakan untuk menguji hipotesis/dugaannya.
membuat keputusan terhadap masalah tersebut Pada tahap menguji hipotesis, siswa menentukan
berdasarkan data yang konkret. Salah satu jawaban yang sesuai dengan didukung data yang
pendekatan pembelajaran yang dapat ditemukannya. Pada tahap merumuskan
memfasilitasi siswa SMP dalam tahapan proses kesimpulan, siswa menyimpulkan hasil
berpikir operasional formal adalah pendekatan temuannya yang diperoleh dari hasil pengujian
inquiry. hipotesis.
Menurut Sanjaya (2013:196) pembelajaran
METODE PENELITIAN
berbasis inquiry menekankan pada aktivitas siswa
dalam mencari dan menemukan jawaban sendiri Penelitian ini merupakan jenis penelitian
dari sesuatu yang dipertanyakan siswa. Salah satu pengembangan yang mengembangkan produk
tipe pembelajaran inquiry adalah guided inquiry. berupa RPP dan LKS pada materi segiempat
Pembelajaran berbasis guided inquiry adalah berbasis pendekatan guided inquiry yang
pembelajaran inquiry yang dipandu dengan berorientasi pada kemampuan pemahaman
petunjuk instruksional yang memungkinkan siswa konsep siswa kelas VII SMP dengan model
untuk memperoleh pemahaman yang mendalam ADDIE yang terdiri dari 5 langkah yaitu
melalui berbagai sumber informasi (Kuhlthau, Analysis, Design, Development, Implementation,
2010:2). Langkah-langkah dalam pembelajaran dan Evaluation. Penelitian dilakukan di MTs
berbasis pendekatan guided inquiry meliputi Muhammadiyah Tahun Pelajaran 2017/2018.
tahap orientasi, merumusakan masalah, Pengambilan data dilakukan mulai dari 31 Maret
mengajukan hipotesis, mengumpulkan informasi, 2018-30 April 2018. Subjek penelitiannya adalah
menguji hipotesis, dan merumusakan kesimpulan siswa kelas VII K MTs Muhammadiyah Trucuk
(Sanjaya, 2013:201-205). Pada tahap orientasi sebanyak 24 siswa.
guru mengkondisikan siswa agar siap Instrumen yang digunakan meliputi
melaksanakan pembelajaran dengan cara instrumen untuk mengukur kevalidan,
menjelaskan topik, tujuan, hasil belajar, pokok- kepraktisan, dan keefektifan perangkat
pokok kegiatan yang akan dilakukan dan pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen
pentingnya topik yang dipelajari. Pada tahap untuk mengukur kevalidan meliputi lembar
merumuskan masalah yaitu membawa siswa pada penilaian RPP dan lembar penilaian LKS.
suatu persoalan yang mengajak siswa untuk Instrumen untuk mengukur kepraktisan meliputi
berpikir dalam menemukan jawaban terhadap angket respon guru terhadap penggunaan RPP
persoalan tersebut. Pada tahap mengajukan dan LKS, angket respon siswa terhadap
5

penggunaan LKS, serta lembar observasi 2. Kepraktisan


keterlaksanaan pembelajaran untuk memantau Kepraktisan RPP dan LKS diperoleh dari
dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran angket respon guru dan angket respon siswa serta
dengan menggunakan perangkat pembelajaran dari lembar observasi keterlaksanaan
yang dikembangkan. Instrumen untuk mengukur pembelajaran untuk memantau dan mengevaluasi
keefektifan menggunakan soal tes pemahaman tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan
konsep. menggunakan perangkat pembelajaran yang
Teknik pengumpulan data meliputi teknis dikembangkan.
non tes dan tes. Teknis non tes berupa angket dan Data dari hasil pengisian angket respon
observasi. Teknik tes mengunakan soal tes guru dan angket repson siswa dihitung skor rata-
pemahaman konsep. rata untuk masing-masing aspek penilaian dengan
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan rumus:
dalam penelitian ini adalah:
1. Kevalidan
Keterangan :
Kevalidan RPP dan LKS dihitung dari
lembar penilaian RPP & LKS dengan menghitung
rata-rata perolehan dari masing-masing aspek ∑= jumlah skor rata-rata tiap indikator
penilaian dengan menggunakan rumus: N= banyaknya indikator penilaian
Kemudian mengkonversi rata-rata sesuai
dengan Tabel 1. Selanjutnya mengitung rata-rata
Keterangan : skor total dari keseluruhan aspek dan
membandingkan dengan Tabel 1.
∑= jumlah skor rata-rata tiap indikator Lembar observasi keterlaksanaan
N= banyaknya indikator penilaian pembelajaran dianalisis dengan menghitung
Kemudian mengkonversi rata-rata tiap pilihan jawaban yang diberikan observer,
aspek sesuai dengan Tabel 1. jawaban “ya” diberikan skor 1 dan jawaban
Tabel 1 Kriteria Konversi Data Kuantitaif ke Data “tidak” diberi skor 0. Kemudian menghitung
Kualitatif
persentase keterlaksanaan pembelajaran pada
masing-masing pertemuan dengan rumus:

Selanjutnya mengitung rata-rata skor total


dari keseluruhan aspek dan membandingkan Keterangan :

dengan Tabel 1. Perangkat pembelajaran p = persentase keterlaksanaan pembelajaran.

dikatakan valid jika hasil penilaian RPP dan y = jumlah skor jawaban “ya”

penilaian LKS memenuhi kriteria minimal baik. n= jumlah butir pernyataan =15.
6

Selanjutnya mengkonversi persentase Keterangan :


keterlaksanaan pembelajaran dengan mengacu p: persentase keterlaksanaan hasi tes secara klasikal

kriteria pada Tabel 2. nt: banyak siswa yang tuntas


n: banyak siswa
Tabel 2 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Menurut Aqib (2009:41), tingkat
keberhasilan belajar siswa sebesar 75 % sudah
tergolong tinggi. Oleh karena itu, dalam
Perangkat pembelajaran dikatakan praktis
penelitian ini perangkat pembelajaran dikatakan
jika hasil respon guru terhadap penggunaan RPP
efektif jika persentase ketuntasan hasil tes secara
& LKS, angket respon siswa terhadap
klasikal memperoleh persentase sebesar ≥75%.
penggunaan LKS, dan hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran memenuhi kriteria HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
minimal baik.
RPP dan LKS dalam penelitian ini
3. Keefektifan
dikembangkan dengan menggunakan model
Keefektifan perangkat pembelajaran
ADDIE.
dilihat dari hasil tes pemahaman konsep siswa
1. Proses Pengembangan
yang meliputi skor pencapaian tiap indikator
a. Hasil Tahap Analisis
pemahaman konsep dan persentase ketuntasan
Pada tahap ini dilakukan analisis
hasil tes secara klasikal.
perangkat pembelajaran, analisis kurikulum,
Skor tiap indikator pemahaman konsep
analisis karakteristik siswa, dan analisis materi.
diperoleh dengan menggunakan rumus:
Analisis perangkat pembelajaran
dilakukan melalui kegiatan observasi terhadap
ketersediaan dan kondisi perangkat pembelajaran
Keterangan : yang ada di sekolah. Berdasarkan hasil observasi
di MTs Muhammadiyah Trucuk menunjukkan
Kemudian mengkonversi skor tiap bahwa RPP yang digunakan di sekolah sudah
indikator pemahaman konsep menjadi nilai mencantumkan komponen-komponen dalam RPP
kualitatif mengacu kriteria pada Tabel 3. secara lengkap dan sudah menggunakan
Tabel 3 Kualifikasi Skor Tiap Indikator Pemahaman pendekatan saintifik, namun pada langkah-
Konsep
langkah pembelajaran di RPP masih ada beberapa
langkah-langkah pendekatan saintifik yang belum
terlihat jelas. LKS yang melengkapi RPP tersebut

Selanjutnya menghitung ketuntasan hasil juga belum terlihat jelas pendekatan saintifiknya,

tes secara klasikal dengan menggunakan rumus: dan dalam proses penemuan konsepnya siswa
sudah disajikan algoritma/prosedur secara
langsung dan runtut, sehingga siswa hanya
7

sekedar menjawab dengan melengkapi langkah- diklasifikasikan menurut cara-cara tertentu


langkah yang belum lengkap. Selain itu, masih (Krismanto, 2000:15), sehingga pada
ada LKS yang berisi ringkasan materi atu pembelajaran segiempat dapat membantu siswa
kumpulan rumus sehingga dalam menyelesaikan dalam mengembangkan kemampuan
masalah matematika siswa langsung menerapkan mengklasifikasikan berbagai jenis bangun
rumus jadi yang diberikan guru atau yang segiempat menurut sifat-sifat tertentu yang
diperoleh dari buku tanpa mengetahui proses merupakan salah satu indikator yang mengarah
penemuan rumus tersebut. pada kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu
Analisis kurikulum dilakukan dengan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan
mengkaji kompetensi dasar geometri yang ada di sifat-sifat tertentu (Jihad & Haris, 2013:149).
kelas VII SMP. Kompetensi yang digunakan Berdasarkan hasil analisis karakteristik
mengacu pada kurikulum 2013 yang terdiri dari siswa menunjukkan bahwa tingkat perkembangan
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Salah satu kognitif siswa SMP kelas VII menurut Piaget
kompetensi dasar geometri di kelas VII SMP memasuki tahap operasional formal. Siswa pada
yaitu KD 3.11 mengaitkan rumus keliling dan tahap ini sudah mampu berpikir logis dan abstrak
luas untuk berbagai jenis segiempat (persegi, dengan menggunakan pola bepikir kemungkinan.
persegipanjang, belahketupat, jajargenjang, Analisis materi dilakukan dengan
trapesium, dan layang-layang) dan segitiga dan mengidentifikasi materi yang akan dituangkan
KD 4.11 menyelesaikan masalah kontekstual dalam perangkat pembelajaran yang
yang berkaitan dengan luas dan keliling dikembangkan. Materi-materi yang akan
segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, disajikan dalam perangkat pembelajaran yang
jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan dikembangkan meliputi: (1) pengertian bangun
segitiga. datar segiempat; (2) membedakan bangun datar
Kompetensi dasar 3.11 mengarah pada segiempat dengan yang bukan segiempat,
kemampuan siswa dalam mengaitkan berbagai pengertian persegi, persegi panjanng, belah
konsep dalam matematika yang merupakan salah ketupat, jajar genjang, trapesium, dan layang-
satu indikator kemampuan pemahaman konsep layang; (3) pengklasifikasian berbagai jenis
siswa (Jihad & Haris, 2013:149). Segiempat bangun segiempat; dan (5) sifat-sifat pada
berdasarkan unsur-unsurnya (sisi, sudut, berbagai jenis segiempat (6) keliling dan luas.
diagonal) memiliki macam-macam jenis mulai b. Hasil Tahap Desain
dari segiempat sebarang kemudian segiempat Tahap desain meliputi membuat rancangan
yang memiliki sifat-sifat khusus seperti jajar RPP, membuat rancangan LKS, dan membuat
genjang, persegi panjang, belah ketupat, persegi, rancangan instrumen untuk menilai kualitas
trapesium, dan layang-layang (Suharjono, perangkat pembelajaran.
2000:8). Berbagai jenis segiempat tersebut Penyusunan rancangan RPP meliputi
memiliki hubungan satu sama lain dan dapat kegiatan: (1) menentukan kolom identitas RPP;
8

(2) menuliskan KI, KD, indikator pencapaian penemuan konsep dengan menggunakan
kompetensi dan tujuan pembelajaran; (3) pendekatan guided inquiry mulai dari orientasi,
menentukan skema pembelajaran; (4) merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
menentukan materi pembelajaran; (5) mengumpulkan informasi, menguji hipotesis, dan
menentukan pendekatan atau mode; (6) merumuskan kesimpulan. Pada bagian akhir
menentukan media/alat, bahan, sumber belajar; kegiatan juga disajikan latihan soal untuk
(7) menentukan langkah-langkah kegiatan mengetahui dan menambah pemahaman konsep
pembelajarn yang disesuaikan dengan pendekatan siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.\
guided iqnuiry; dan (8) menentukan penilaian. Bagian akhir/penutup LKS merupakan
Langkah-langkah pembelajaran dengan daftar pustaka yang berisi sumber referensi yang
pendekatan guided inquiry selanjutnya digunakan untuk menyusun LKS
diintegrasikan sesuai dengan langkah-langkah Selanjutnya penyusunan instrumen
pembelajaran secara umum. Tahap orientasi perangkat pembelajaran berupa lembar penilaian
diintegrasikan pada kegiatan pendahuluan. Tahap RPP dan LKS, angket respon siswa, angket
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, respon guru, lembar observasi keterlaksanaan
mengumpulkan informasi, menguji hipotesis, pembelajaran dan soal tes pemahaman konsep.
merumuskan kesimpulan diintegrasikan pada Lembar penilaian RPP disusun sesuai dengan
kegiatan inti. standar penulisan RPP dalam Permendikbud
Sedangkan penyusunan rancangan LKS Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
meliputi kegiatan menyusun peta kebutuhan LKS, Pendidikan Dasar dan Menengah dan langkah-
menentukan judul-judul LKS, menyusun langkah pendekatan guided inquiry. Lembar
kerangka LKS. penilaian RPP disesuaikan dengan syarat-syarat
Kerangka LKS terbagi atas tiga bagian LKS yang baik menurut (Darmodjo & Kaligis,
yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian 1992) meliputi syarat didaktif, syarat konstruksi,
akhir/penutup. Bagian awal terdiri dari halaman dan tekniks teknis.
sampul, halaman identitas LKS, kata pengantar, Aspek-aspek penilaian kepraktisan RPP
daftar isi, dan fitur LKS. untuk guru meliputi aspek kebermanfaatan dan
Bagian inti LKS berupa kegiatan-kegiatan kemudahan dari segi materi/isi RPP, pemilihan
maupun soal-soal pemahaman konsep siswa yang pendekatan guided inquiry, penggunaan bahasa
disusun sesuai dengan pendekatan guided inquiry. dan tata kalimat serta penggunaan RPP dalam
Pada bagian inti LKS terdiri atas 4 LKS untuk mengelola pembelajaran. Aspek-aspek penilaian
empat pertemuan. Masing-masing LKS memuat kepraktisan LKS untuk guru meliputi aspek
judul LKS, kompetensi dasar, indikator kebermanfaatan dan kemudahan dari segi isi
pencapaian kompetensi dasar, tujuan LKS, pemilihan pendekatan guided inquiry,
pembelajaran, dan petunjuk umum pengerjaan tampilan LKS, penggunaan bahasa dan tata
LKS. Setiap LKS memuat kegiatan-kegiatan kalimat, dan penggunaan LKS dalam
9

pembelajaran. Sedangkan aspek-aspek penilaian produk dilakukan selama 6 kali pertemuan mulai
kepraktisan LKS untuk siswa meliputi aspek dari tanggal 31 Maret 2018-30 April 2018.
kebermanfaatan, kemudahan, dan kemenarikan e. Hasil Tahap Evaluasi
dari segi isi LKS, penggunaan bahasa dan tata Hasil evaluasi berupa hasil analisis
kalimat, tampilan LKS, dan penggunaan LKS kualitas dari perangkat pembelajaran ditinjau dari
dalam pembelajaran. Lembar observasi aspek kepraktisan dan keefektifan.
keterlaksanaan pembelajaran untuk memantau 2. Kualitas Perangkat
dan mengecek kembali pelaksanaan pembelajaran a. Aspek Kevalidan
dengan menggunakan perangkat yang Hasil penilaian RPP oleh validator
dikembangkan. Soal tes pemahaman konsep memperoleh skor rata-rata sebesar 4,35 termasuk
disusun mulai dari menyusun indikator dalam kriteria sangat baik. Hasil penilaian
pemahaman konsep, menyususn kisi-kisi soal, tersebut menujukkan bahwa RPP yang
dan dilakukan pembuatan soal, kunci dan dikembangkan telah sesuai dengan komponen-
pedoman penyekoran. Indikator-indikator yang komponen dan prinsip-prinsip menurut
digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari; Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
(2) mengklasifikasikan objek-objek menurut Berikut merupakan rincian dari hasil
sifat-sifat tertentu; (3) memberi contoh dan bukan validasi RPP untuk masing-masing aspek
contoh dari suatu konsep; (4) menyajikan konsep penilaian.
dalam berbagai bentuk representasi matematis; Tabel 4 Hasil Validasi RPP
(5) mengaitkan berbagai konsep dalam
matematika; (6) menggunakan, memanfaatkan,
dan memilih prosedur yang sesuai.
c. Hasil Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan meliputi kegiatan
menyusun dan mewujudkan perangkat
pembelajaran yang berupa RPP dan LKS, Aspek pemilihan pendekatan dan metode
menyusun instrumen penilaian produk, validasi pembelajaran yang digunakan termasuk dalam
perangkat pembelajaran dan revisi produk. kriteria baik dengan skor rata-rata sebesar 4 dari

d. Hasil Tahap Implementasi skor maksimal 5. Hasil ini menunjukkan bahwa


Tahap uji coba perangkat pembelajaran kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam
berupa RPP dan LKS pada materi segiempat RPP dengan pendekatan guided inquiry memiliki
berbasis pendekatan guided inquiry di MTs kesesuaian dengan kemampuan kognitif siswa
Muhammadiyah Trucuk. Subjek penelitian adalah kelas VII SMP yang sudah memasuki tahap
siswa kelas VII K sebanyak 24 siswa. Uji coba operasional formal. Siswa dalam tahap
operasional formal sudah mampu menggunakan
10

pola berpikir kemungkinan (Khairani, 2017:64). kemampuan pemahaman siswa (Haryati,


Menurut Piaget (Dalyono, 2009:40), pada tahap 2017:125).
operasional formal siswa mampu membuat b. Aspek Kepraktisan
hipotesis-hipotesis dari suatu masalah, membuat Perangkat pembelajaran yang telah
kesimpulan terhadap masalah secara tepat, dan divalidasi dan direvisi selanjutnya diujicobakan
dapat memberikan statemen berdasarkan data secara terbatas pada 24 siswa kelas VII K di MTs
yang konkret. Muhammadiyah Trucuk dengan menggunakan 3
Hasil penilaian LKS oleh validator RPP dan 4 LKS, lembar observasi keterlaksanaan
diperoleh skor rata-rata sebesar 4,08 dari skor pembelajaran selama pembelajaran berlangsung,
maksimal 5 termasuk dalam kriteria baik. Hasil angket respon guru dan siswa terhadap
penilaian tersebut menunjukkan bahwa LKS yang penggunaan RPP dan LKS setelah dilakukan
dikembangkan sudah memenuhi syarat-syarat kegiatan pembelajaran.
LKS yang baik meliputi syarat didaktif, syarat Tabel 6 Hasil Analisis Angket Respon Guru
terhadap Penggunaan RPP
konstruksi, dan syarat teknis (Darmodjo &
Kaligis, 1992:42-45).
Tabel 5 Hasil Validasi LKS
Tabel 7 Hasil Analisis Angket Respon Guru
terhadap Penggunaan LKS

Tabel 8 Hasil Analisis Angket Respon Siswa


terhadap Penggunaan LKS
Berdasarkan Tabel 5, aspek teknis
memperoleh skor tertinggi yaitu 4,44 dari skor
maksimal 5 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Hasil ini menunjukkan bahwa LKS yang Tabel 9 Hasil Analisis Lembar Observasi
dikembangkan telah memenuhi kelayakan Keterlaksanaan Pembelajaran
penyajian baik dari segi tulisan, gambar, maupun
penampilan.
Berdasarkan Tabel 5, aspek kesesuaian
dengan pemahaman konsep memperoleh skor Berdasarkan Tabel 6, aspek
paling rendah yaitu 3,83 dari skor maksimal 5 kebermanfaatan memperoleh skor rata-rata
termasuk dalam kriteria baik. Hasil ini sebesar 4 dari skor maksimal 5 dengan kriteria
menunjukkan bahwa sebenarnya LKS yang baik yang artinya menurut guru komponen-
dihasilkan memuat kegiatan-kegiatan seperti komponen yang ada di dalam RPP dapat
kegiatan membedakan, mengklasifikasikan, dan membantu siswa dalam mencapai indikator
membandingkan yang mengarah pada kompetensi dasar geometri kelas VII SMP.
11

Berdasarkan Tabel 7, aspek Berdasarkan Tabel 9, keterlaksanaan


kebermanfaatan memperoleh skor rata-rata 4,13 pembelajaran termasuk dalam kriteria baik
dari skor maksimal 5 termasuk dalam kriteria dengan persentase sebesar 88,33%. Dengan
baik. Hasil ini menunjukkan pada LKS yang demikian, perangkat pembelajaran telah
dihasilkan dengan pendekatan guided inquiry memenuhi kriteria minimal baik dan dapat
dapat memfasilitasi siswa dalam proses dinyatakan praktis ditinjau dari kepraktisan.
penemuan konsep. Hal ini sejalan dengan c. Aspek Keefektifan
pendapat Sanjaya (2013:196) yang menyatakan Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep
bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada diperoleh ketuntasan hasil tes secara klasikal ≥75
aktivitas menemukan jawaban sendiri dari sesuatu % yaitu sebesar 87,50%. Hasil ini menunjukkan
yang dipertanyakan siswa. Respon guru yang bahwa perangkat pembelajaran yang dihasilkan
menilai bahwa RPP dan LKS yang dirasa telah mencapai kompetensi yang diharapkan dan
membantu siswa dalam memahami materi dapat dinyatakan efektif. Hal ini relevan dengan
pembelajaran tersebut sesuai dengan pendapat pendapat Jasmadi & Widodo (2008:48) yang
Nieveen et al., (1999:127) yang menyatakan menyatakan bahwa perangkat pembelajaran
bahwa kriteria kepraktisan diperoleh dari hasil dikatakan efektif jika dapat membantu siswa
respon guru yang menyatakan bahwa perangkat dalam mencapai kompetensi yang harus
pembelajaran yang dikembangkan bermanfaat dimilikinya.
bagi pengguna. Keberhasilan perangkat pembelajaran
Berdasarkan Tabel 8, aspek kemudahan dalam memfasilitasi pencapaian kompetensi yang
memperoleh skor rata-rata sebesar 3,77 dari skor diharapkan tidak lepas dari adanya penerapan
maksimal 5 dengan kriteria baik. Hasil ini pendekatan pembelajaran berbasis inquiry. Dalam
menunjukkan bahwa siswa menilai LKS yang pembelajaran inquiry siswa belajar dengan
dihasilkan mudah digunakan dalam memahami pendekatan keilmiahan meliputi kegiatan mengamati,

materi segiempat baik dari segi bahasa maupun mengukur, memperkirakan, memprediksi,
membandingkan, mengklasifikasikan, melakukan
dari segi penyajian materi yang dilengkapi
eksperimen, menganalisis, menyimpulkan, dan
dengan adanya ilustrasi atau gambar. Kegiatan di
mengomunikasikan (Kuslan & Stone, 1968:138).
dalam LKS diawali dengan kolom “Are You
LKS yang dihasilkan dengan pendekatan guided
Ready” yaitu penyajian masalah atau informasi
inquiry dalam penelitian ini juga memuat
pengantar tentang penerapan materi segiempat
beberapa aktivitas ilmiah sesuai dengan
dalam kehidupan nyata. Masalah atau informasi
pembelajaran inquiry menurut Kuslan & Stone
pengantar yang disajikan merupakan contoh
(1968:138) seperti mengamati, mengukur,
penerapan materi pembelajaran dalam kehidupan
membandingkan, mengklasifikasikan, melakukan
sehari-hari siswa sehingga siswa mudah
percobaan, menganalis, menyimpulkan dan
memahaminya (Cahyani, 2014:50)
mengomunikasikan. Beberapa aktivitas ilmiah
12

tersebut seperti membandingkan dan berbasis pendekatan guided inquiry yang


mengklasifikasikan mengarah pada kemampuan berorientasi pada pemahaman konsep siswa kelas
pemahaman siswa (Haryati, 2017:125). Hasil VII SMP dalam penelitian ini berkualitas baik
penelitian Purwasih (2015:8) menunjukkan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan
bahwa pembelajaran model inkuiri terbimbing keefektifan.
dapat meningkatkan pemahaman matematis
SIMPULAN DAN SARAN
siswa. Berikut merupakan hasil pencapaian tiap
indikator pemahaman konsep. Simpulan
Tabel 10 Pencapaian Tiap Indikator Pemahaman Berdasarkan hasil penelitian dan
Konsep
pembahasan yang telah diuraikan tentang
pengembangan perangkat pembelajaran maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut.
1. Pengembangan perangkat pembelajaran
materi segiempat berbasis pendekatan
guided inquiry yang berorientasi pada
pemahaman konsep siswa kelas VII SMP,
Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa
dikembangkan dengan menggunakan model
indikator memberikan contoh dan bukan contoh
ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu:
memperoleh skor yang tertinggi. Sedangkan skor
(1) Analysis, (2) Design, (3) Development,
terendah adalah indikator mengklasifikasikan
(4) Implementation, dan (5) Evaluation.
objek-objek menurut kriteria tertentu. Skor ini
a. Tahap Analysis
menunjukkan bahwa ketercapaian indikator ini
Pada tahap ini meliputi analisis terhadap
masih belum optimal. Ini diduga karena dalam
perangkat pembelajaran, analisis kurikulum,
pelaksanaan pembelajaran dengan perangkat
analisis karakteristik siswa, dan analisis materi.
pembelajaran berbasis pendekatan guided inquiry
b. Tahap Design
pada LKS 1.2, tidak semua kegiatan terbahas.
Tahap ini meliputi kegiatan membuat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rancangan perangkat pembelajaran berupa RPP
diuraikan, perangkat pembelajaran memenuhi
dan LKS materi segiempat berbasis pendekatan
kriteria valid, praktis, dan efektif. Hal ini relevan
guided inquiry yang berorientasi pada
dengan penelitian dari Rochana (2015) yang
pemahaman konsep siswa kelas VII SMP serta
menghasilkan perangkat pembelajaran berupa
dibuat pula rancangan instrumen untuk menilai
RPP dan LKS materi geometri bangun ruang
kualitas perangkat pembelajaran yang
SMP dengan menggunakan model guided inquiry
dikembangkan.
yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
c. Tahap Development
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Tahap pengembangan meliputi kegiatan:
perangkat pembelajaran materi segiempat
(1) menyusun dan mewujudkan perangkat
13

pembelajaran sesuai dengan desain awal yang terhadap penggunaan LKS sebesar 3,89 dari
telah dirancang, (2) menyusun instrumen untuk skor maksimal 5 dengan kriteria baik.
menilai kualitas perangkat pembelajaran, (3) Sedangkan persentase keterlaksanaan
validasi, dan (4) revisi. pembelajaran sebesar 88,33 % dengan
d. Tahap Implementation kriteria baik.
Tahap implementasi merupakan tahap uji c. Ditinjau dari aspek keefektifan, perangkat
coba perangkat pembelajaran yang telah pembelajaran yang dihasilkan dapat
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. dinyatakan efektif. Hasil penelitian
Uji coba ini dilakukan pada tanggal 31 Maret menunjukkan bahwa ketuntasan hasil tes
2018-30 April 2018 dengan subjek secara klasikal memperoleh persentase
penelitiannya adalah 24 siswa kelas VII K di ≥75%yaitu sebesar 87,50%
MTs Muhammadiyah Trucuk.
Saran
e. Tahap evalution
Berdasarkan hasil penelitian yang
Tahap ini dilakukan kegiatan analisis
dilakukan, saran-saran yang dapat disampaikan
untuk mengetahui kualitas perangkat
peneliti adalah sebagai berikut.
pembelajaran yang dikembangkan dari aspek
1. Bagi pembaca yang tertarik melakukan
kepraktisan dan keefektifan.
penelitian dapat mengembangkan perangkat
2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan
pembelajaran pada pokok bahasan geometri
memenuhi kualitas baik ditinjau dari aspek
lain dengan pendekatan guided inquiry
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
ataupun dengan variasi pendekatan dan model
a. Ditinjau dari aspek kevalidan, perangkat
pembelajaran lainnya.
pembelajaran dapat dinyatakan valid. Hasil
2. Perlunya perencanaan alokasi waktu yang
penilaian RPP diperoleh skor rata-rata 4,35
lebih detail
dari skor maksimal 5 dan memenuhi
3. Akan lebih baik jika perangkat pembelajaran
kriteria sangat baik. Sedangkan hasil
yang dikembangkan dapat diujicobakan
penilaian LKS diperoleh skor rata-rata 4,08
langsung oleh guru yang sudah berpengalaman
dan memenuhi kriteria baik.
mengajar dan sudah banyak memahami
b. Ditinjau dari aspek kepraktisan, perangkat
karakteristik-karakteristik siswa.
pembelajaran dapat dinyatakan praktis.
Hasil penelitian diperoleh skor rata-rata DAFTAR PUSTAKA

respon guru terhadap penggunaan RPP Anggraeni, D. (2012). Peningkatan Kemampuan


Komunikasi dan Berfikir Kreatif Matematis
sebesar 4 dari skor maksimal 5 dengan Siswa melalui Pendekatan Kontekstual.
memenuhi kriteria baik. Skor rata-rata Tesis, tidak dipublikasikan. UPI Bandung.

respon guru terhadap penggunaan LKS Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Yrama Widya.
sebesar 4,21 dari skor maksimal 5 dengan
Cahyani, U. A. E. (2014). Pengembangan
kriteria baik. Skor rata-rata respon siswa Perangkat Pembelajaran Matematika dengan
14

Pendekatan Penemuan Terbimbing (Guided Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang


Induiry) Materi Prisma dan Limas untuk Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Siswa SMP Kelas VII Semester II. Skripsi, Menengah.
tidak dipublikasikan. Universitas Negeri
Yogyakarta. Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Purwasih, R. (2015). Peningkatan Kemampuan
Darmodjo, H., & Kaligis, J. R. . (1992). Pemahaman Matematis dan Self Confidence
Pendidikan IPA 2. Jakarta: Departemen Siswa MTs di Kota Cimahi Melalui
Pendidikan dan Kebudayaan. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Didaktif,
9 (1), 16-25..
Haryati, M. (2017). Model dan Teknik Penilaian
pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Puspendik. (2017). Rekap Hasil Ujian Nasional
Gaung Persada Press. (UN) Tingkat Sekolah. Diambil pada tanggal
20 Mei 2018 dari
Jasmadi, & Widodo, C. S. (2008). Panduan https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/.
Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Rochana, S. (2015). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Geometri Bangun Ruang SMP
Jihad, A., & Haris, A. (2013). Evaluasi dengan model Guided Inquiry Berorientasi
Pembelajaran. Jakarta: Mukti Pressindo. pada Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Motivasi Belajar Siswa. Thesis, tidak
Kemendikbud. (2017). Konferensi Pers UN 2017 dipublikasikan. Universitas Negeri
Jenjang SMP. Jakarta: Kemendikbud. Yogyakarta.
Khairani, M. (2017). Psikologi Belajar. Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Krismanto, A. (2000). Geometri dan Pengukuran. Jakarta: Prenada Media Group.
Yogyakarta: PPPPTK Matematika. Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi
Kuhlthau, C. C. (2010). Guided Inquiry: Learning Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
in the 21st Century. School Libraries Suharjono, A. (2000). Geometri Datar dan
Worldwide, 16 (1), 17–28. Ruang. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Kuslan, & Stone, H. (1968). Teaching Children Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi
Science : An Inquiry Approach. Belmon: Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Wadsworth Publ.Comp. dikembangkan Pada Peserta Didik.
Masykur, M. (2009). Mathematical Intelligence : Bandung:FPMIPA UPI.
Cara Cerdas Melatih Otak dan Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran
Menanggulangi Kesulitan Belajar. Inovatif-Progresif. Jakarta: PT Fajar
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Interpratama Mandiri.
Nieveen, N., Akker, J. van den, Branch, R. M., Uno, H. B. (2012). Model Pembelajaran:
Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
(1999). Design Approaches and Tools in Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi
Education and Training. Boston: Kluwer Aksara.
Academic Publiser.
Wahyudin, -, Sutikno, -, & Isa, A. (2010).
Nurfauziyah, S., Marjono, & Sugiharto, B. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan
(2015). Penerapan Guided Inquiry untuk Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri
Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Siswa pada Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan
Pembelajaran Biologi di Kelas XI IPA SMA Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan
Al Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran Fisika Indonesia (Indonesian Journal of
2014/2015. Makalah disajikan dalam Physics Education), 6 (1), 58–62.
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi
FKIP UNS 2015.

Anda mungkin juga menyukai