Anda di halaman 1dari 59

PENDAHULUAN

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN PERTAMA
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

A. LINGKUP

1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini
bisa diterapkan untuk Pelaksanaan Kegiatan Lanjutan Pembangunan Rumah
Jabatan Ketua DPRD Kota Samarinda , Pekerjaan Pembangunan Lanjutan
Pembangunan Rumah Jabatan Ketua DPRD Kota Samarinda yang meliputi :
Pekerjaan Pendahuluan, Pekerjaan Turap Beton , Pekerjaan Turap Batu Gunung
, Pekerjaan Lahan Parkir , pekerjaan Jalan Akses , pekerjaan Taman , Pekerjaan
Parit Lingkungan
2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,
lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/material
c. Pengadaan peralatan dan alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan
d. Koordinasi dengan Kontraktor/Pekerja lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan
e. Penjagaan kebersihan, kerapian dan keamanan area kerja
f. Pembuatan as built drawing (gambar terlaksana)

3. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari
segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau
lebih dari dokumen-dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar pelelangan/pelaksanaan
b. Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan/bahan
c. Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran
c. Dokumen-dokumen pelelangan/pelaksanaan yang lain.

4. Dalam hal adanya bagian dari persyaratan teknis umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan ayat 3 diatas, maka
bagian dari Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap
tidak berlaku.
B. REFERENSI

1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi


persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Surat keputusan
Standar Nasional Indonesia (SK SNI), Standart Industri Indonesia (SII) dan
Peraturan-peraturan Nasional Nasional Indonesia maupun peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan
antara lain :

 NI – 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA


 SK-SNI (1991) T-15-1991-03 TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR
BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 NI – 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI
INDONESIA
 NI – 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA
 NI – 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA
 NI – 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang


disebut diatas, maupun standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan
standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan tersebut
atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-
negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang
ditentukan pabrik pembuatnya.

2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur
dalam Persyaratan Teknis Umum/khususnya maupun salah satu dari ketentuan
yang disebutkan dalam ayat 1 diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut
Kontraktor harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut
ini guna disepakati oleh Direksi untuk dipakai sebagai patokan persyaratan
teknis :
a. Standart/norma/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/Institusi/Asosiasi
Profesi/Asosiasi Produsen/Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang
berwenang/berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional
ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
b. Brosur teknis dari Produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga
Pengujian yang diakui secara Nasional/Internasional.
C. BAHAN BANGUNAN

1. Baru/Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam/untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan
bahan bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak
diperbolehkan/dilarang disamakan.

2. Tanda Pengenal
Dalam hal dimana pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap/merk dagang pengenal
pabrik/produsen ataupun sebagai pengenal kualitas/kelas/kapasitas, maka
semua bahan dari pabrik/produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.

3. Merk Dagang
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/produk didalam
persyaratan teknis umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan
kesetaraan kualitas penampilan (Performance) dari bahan/produk tersebut,
untuk itu dinyatakan dengan kata-kata “atau yang setaraf”.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/produk
lain yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang setaraf
dengan bahan/produk yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat
diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah diperoleh persetujuan
tertulis dari Direksi/Pengawas atau kesetarafan tersebut.
c. Penggunaan bahan/produk yang disetujui sebagai “setaraf” tidak dianggap
sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan
produk yang disebutkan merk dagangnya akan diabaikan.
d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan
produksi dalam negeri lebih diutamakan.

4. Pengganti (Substitusi)
a. Kontraktor/Supplier dalam keadaan terpaksa karena kelangkaan dipasaran,
bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan produk dengan
sesuatu bahan/produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang
dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga
yang ada dengan bahan/produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan
sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.) Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan
Kontraktor/Supplier untuk mendapatkan bahan/produk seperti yang
dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah
dianggap tidak ada.
2.) Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi/Pengawas
dan Pemberi Tugas sebagai masukan (input) baru yang menyangkut
nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya
tambah dapat diperkenankan.
5. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan/produk akan dibeli/dipesan/diprodusir,
terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi/Pengawas atau
kesesuaian dari bahan/produk tersebut pada Persyaratan Teknis yang harus
diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/brosur dari
bahan/produk yang bersangkutan untuk diserahkan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur diatas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor/Supplier, untuk itu tidak
dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti tersebut
diatas tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor/Supplier dari
kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini untuk mengadakan bahan/produk
yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima/disetujuinya seluruh bahan/produk tersebut di lapangan, sejauh
dapat dibuktikan bahwa tidak seluruh bahan/produk yang digunakan sesuai
dengan contoh brosur yang telah disetujui.

6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atau bahan/produk kepada
Direksi/Pengawas harus disertakan contoh dari bahan/produk tersebut dengan
ketentuan sebagai berikut :

a. Jumlah contoh
1.) Untuk bahan/produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat
pengujian yang dapat disetujui/diterima oleh Direksi/Pengawas
sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada
Direksi/Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur
pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada
Badan/Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi/Pengawas.
2.) Untuk bahan/produk atau mana dapat ditunjukkan sertifikat pengujian
yang dapat disetujui/diterima oleh Direksi/Pengawas, kepada
Direksi/Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing-
masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.

b. Contoh yang disetujui


1.) Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi/Pengawas atau contoh
yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi/Pengawas harus
dibuat surat keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan
disamping itu oleh Direksi/Pengawas harus dipasangkan tanda
pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya
akan dipegang oleh Direksi/Pengawas. Bila dikehendaki,
Kontraktor/Supplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh
berikut tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan
untuk kepentingan dokumentasi sendiri.
2.) Pada waktu Direksi/Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh
yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi
pekerjaan. Kontraktor berhak meminta kembali contoh tersebut untuk
dipasangkan pada pekerjaan.

c. Waktu persetujuan contoh


1.) Adalah tanggung jawab dari Kontraktor/Supplier untuk mengajukan
contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan
atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
jadwal pengadaan bahan.
2.) Untuk bahan/produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi/Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10
(sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan
melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti
penentuan model, warna dll.), maka keseluruhan keputusan akan
diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
3.) Untuk bahan produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya
dengan sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi/Pengawas dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafan.
4.) Untuk bahan/produk yang bersifat pengganti (substitusi), keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi/Pengawas dalam jangka waktu
7 (tujuh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan
pertimbangan.
5.) Untuk bahan/produk yang bersifat peralatan/perlengkapan ataupun
produk lain yang karena sifat/jumlah harga pengadaannya tidak
memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan/produk
jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari
produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
 Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
 Surat-surat seperlunya dari agen/importir, sesuai keagenan, surat
jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales services)
dan lain-lain.
 Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-
lain.
 Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
6.) Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atau
contoh dari bahan/produk yang diajukan belum diperoleh tanpa
pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi/Pengawas, maka dengan
sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
7. Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atau sesuatu bahan/produk harus diartikan sebagai perijinan
untuk memasukkan bahan/produk tersebut dengan tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan/produk menjadi tidak lagi layak untuk dipakai dalam pekerjaan,
Direksi/Pengawas berhak untuk memerintahkan agar :

1.) Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi


layak untuk dipakai.
2.) Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin supaya bahan/produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam
untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.

b. Untuk bahan/produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu


penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut
yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut :
1.) Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini
2.) Berukuran minimal 40 x 60 cm
3.) Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah
4.) Diletakkan ditempat yang mudah terlihat.

c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian


rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula terlebih dulu
dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

D. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Mobilisasi Alat
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa
memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan
untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan
telah selesai ke tempat semula.
Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
- Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan
kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan.
- Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera
melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila
dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun
personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
- Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil
yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang
akan didatangkan.
- Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi
perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan
jadwal peralatan dan penyediaan personil.
- Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

2. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Kontrak oleh kedua
belah pihak, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Pengawas
sebuah “Network Planing” mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram yang dinyatakan pula
urutan logis serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan
tersebut.
b. Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk/selama masa pengadaan/pembelian
serta waktu pengiriman/pengangkutan dari :
1.) Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan
persiapan/pembantu.
2.) Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
c. Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan
dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
f. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi/Pengawas akan memeriksa rencana kerja Kontraktor dan
memberikan tanggapan untuk itu dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja kalau
Direksi/Pengawas meminta diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau
rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu
pelaksanaan.
j. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi/Pengawas atau rencana kerja ini.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/Pengawas telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Kontraktor pada waktunya,
maka kegagalan Kontraktor untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan
belum adanya rencana kerja yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan
tanggung jawab dari Kontraktor bersangkutan.

3. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Constructions
Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk
mencapai keadaan terlaksana, Kontraktor wajib untuk mempersiapkan
gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan
tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
Direksi/Pengawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 3 ( tiga ) hari sebelum
pemesanan bahan atau pelaksanaan pekerjaan dimulai.

4. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 1 (satu) hari sebelum memulai pekerjaan
tersebut, Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara
tertulis kepada Direksi/Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah
disetujui.
Ijin pelaksanaan yang sudah disetujui sebagai pegangan Kontraktor untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

5. Contoh Pekerjaan (Mock Up)


Bila pekerjaan atau dikehendaki Direksi/Pengawas, Kontraktor wajib
menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.

6. Rencana Mingguan dan Bulanan


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Kontraktor wajib untuk menyerahkan kepada
Direksi/Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan
dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu
berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor
wajib menyerahkan kepada Direksi/Pengawas suatu rencana bulanan yang
menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari
berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam
bulan berikutnya.
c. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan
maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan
perintah Direksi/Pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor diwajibkan
untuk memberitahu Direksi/Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit
2 x 24 jam sebelumnya.

7. Kualitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis
pekerjaan bersangkutan.

8. Pengujian Hasil Pekerjaan


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang
ditetapkan dalam pasal B Referensi dari Persyaratan Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan
melakukan pengujian dipilih atau persetujuan Direksi/Pengawas dari
Lembaga/Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau
Badan lain yang oleh Direksi/Pengawas dianggap memiliki obyektivitas dan
integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini Kontraktor/Supplier
tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban Kontraktor.
d. Dalam hal dimana Kontraktor tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
Badan Penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Kontraktor berhak mengadakan
pengujian tambahan pada Lembaga/Badan lain yang memenuhi persyaratan
Badan Penguji seperti tersebut diatas untuk mana seluruh pembiayaannya
ditanggung sendiri oleh Kontraktor.

9. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lain
yang memungkinkan secara visual menghalangi Direksi/Pengawas untuk
memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor wajib melaporkan
secara tertulis kepada Direksi/Pengawas mengenai rencananya untuk
melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan
tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi/Pengawas berkesempatan secara
wajib melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat
disetujui kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak
kepada Direksi/Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran
kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil
pekerjaan yang terdahulu dengan akibat yang ditimbulkan sepenuhnya akan
ditanggung oleh Kontraktor.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil
langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksud, maka
setelah lewat dari 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, Kontraktor
berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi
telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi/Pengawas atau suatu pekerjaan
tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pekerjaan (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui bila ada hal-hal yang dicurigai ada
penyimpangan kepada Kontraktor masih dapat diperintahkan untuk
membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan lain guna
pemeriksaan bagian pekerjaan yang tertutupi.

10. Kebersihan dan Keamanan


a. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan di area kerja, termasuk
apabila diperlukan tenaga, peralatan atau tanda-tanda khusus.

E. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN

1. Dokumen Terlaksana (As Built Document)

a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Kontraktor wajib menyusun


Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
1.) Gambar-gambar terlaksana (as built drawings)
2.) Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakannya.
b. Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Kontraktor untuk pekerjaan :
1.) Pekerjaan persiapan
2.) Supply bahan, perlengkapan/peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bila disusun dari :
1.) Dokumen pelaksanaan
2.) Gambar-gambar perubahan
3.) Perubahan persyaratan teknis
4.) Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi
dengan peralatan/perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-
masing barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi/Pengawas dan Pemberi Tugas,
Kontraktor harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan
kepada Pemberi Tugas. Kontraktor tidak dibenarkan membuat/menyimpan
salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

2. Penyerahan
a. 2 (dua) set dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan/perlengkapan
 2 (dua) set pedoman operasi (operation manual).0
 Suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
 Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” (bila ada)
 Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen-dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat
fiskal pajak dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/Warranty sesuai yang
dipersyaratkan
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) gallon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai/dinding masing-masing minimal 2 m²

F. KEAMANAN/PENJAGAAN
1. Untuk keamanan Kontraktor diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,
kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-
taman yang telah ada.
2. Kontraktor berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila
bangunan yang telah ada terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka
Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki/membetulkan sebagaimana
mestinya.
3. Kontraktor harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan terutama
pada waktu lembur, jika Kontraktor menggunakan aliran listrik dari
bangunan/komplek, diwajibkan bagi Kontraktor untuk memasang meter sendiri
untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.
4. Kontraktor harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak
mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang telah ada.
5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk
pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan jalan perorangan
atau umum milik Pemberi Tugas ataupun milik pihak lain. Kontraktor harus
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan
dengan hal tersebut diatas.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya
atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang
peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan-
bahan/material guna keperluan proyek.
7. Apabila Kontraktor memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian-bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau
jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya
Kontraktor akan membuat perkuatan-perkuatan diatasnya, maka hal tersebut
harus terlebih dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Instansi yang
berwenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

BAB I. PEKERJAAN TURAP BETON

1.1 Umum
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi ;
 Pekerjaan Galian
 Pekerjaan Tiang Pancang Ulin
 Pekerjaan Pondasi Dangkal
 Pekerjaan Beton Meliputi Poerplat Menyeluruh , Plat dinding Tebal 20
cm , Sayap Couterfort
 Pemasangan Pipa 2”

B. Pegukuran Peil (Levelling)


Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil 0,00 Bangunan
Existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari
KONSULTAN PENGAWAS
Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada KONSULTAN PENGAWAS sebelum dilaksanakan.
Pemakaian ukuran yang bkeliru sebelum dan selama Pelaksanaan
pekerjaan, menjadi tanggungjawab KONTRAKTOR.
KONTRAKTOR diharuskan menggunakan alat-alat (instrumen) yang
perlu dan tidak rusak untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan
ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu
dihindari cara-cara penguikuran dengan perasaan, penglihatan dan
secara kira-kira.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

PEKERJAAN GALIAN
Galian mekanis adalah penggalian tanah dengan menggunakan alat berat seperi
Excavator PC-100 atau PC-200 (tergantung kebutuhan). Penyedia jasa harus melakukan
penggalian ini dengan mengikuti gambar rencana.Cara Pelaksanaan

a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke
luar areal kerja
Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus
mendapat persetujuan dari direksi.
setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuang
oleh penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk
pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup aman dari
longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi untuk
pemeriksaan.

. Galian Tanah Berbatu

Galian Berbatu adalah penggalian tanah yang mengandung batu lepas dengan menggunakan
alat berat seperi Excavator PC 100 / PC 200 (tergantung kebutuhan). Penyedia jasa harus
melakukan penggalian ini dengan mengikuti gambar rencana.
Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah Berbatu yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang
ke luar areal kerja
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat
persetujuan dari direksi.
c. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuan
oleh penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

d. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk
pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
e. Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup aman dari
longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
f. Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi untuk
pemeriksaan.
Timbunan Tanah Hasil Galian
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah hasil galian adalah pekerjaan menimbun
dengan menggunakan bahan timbunan dari hasil galian pada bagian konstruksi saluran dengan
tenaga manusia (Manual) kemudian dipadatkan dengan alat bantu
Cara Pelaksanaan
a. Material timbunan diambil dari hasil galian yang telah disetujui oleh pihak direksi.
b. Tanah hasil galian dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan alat bantu
b. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui oleh pihak
direksi

Timbunan Tanah Dari Luar


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dari luar adalah kegiatan penimbunan baik
untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan
dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan
Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut.
Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan borrow area yang
telah disetujui oleh Direksi
Cara Pelaksanaan
a. Material timbunan diambil dari borrow area yang telah disetujui oleh pihak direksi.
b. Material timbunan dihampar lapis demi lapis dan apabila dibutuhkan disiram airdengan
water tank truck
p. Material timbunan yang dihampar kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat berat
vibrator roller
q. Kepadatan timbunan kemudian ditentukan dari hasil uji laboraturium dengan melakukan
tes uji standar Proctor Compaction guna memperoleh hasil pemadatanyang baik
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

r. Ukuran dan dimensi ditentukan berdasarkan gambar.

Perapihan
Yang dimaksud perapihan adalah pembentukan pertama dan kedua pada pekerjaan galian dan
timbunan pada bagian dalam, puncak dan luar tanggul sehingga dimensi sesuai dengan
gambar kerja.
Cara Pelaksanaan
a. perapihan dilaksanakan dengan membentuk tumpukan timbunan pada bagian dalam,
puncak dan bagian luar sehingga bentuk tanggul sesuai dengan dimensi yang diinginkan atau
sesuai dengan gambar rencana.
b. Apabila ada kelebihan material timbunan pada pelaksanaan perapihan tanggul
makadibuang disekitar pekerjaan dan dirapikan
c. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan, dan perolehan
ijinuntuk pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
d. . Ukuran dan dimensi ditentukan berdasarkan gambar rencana dan mendapat
persetujuan pihak direksi.

Bongkaran
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan direhabilitasi
dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a. Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu pasangan batu,
beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan dilaksanakan rehabilitasi
b. Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin tidak akan
mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil bongkaran tersebut harus
sesuai petunjuk Direksi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

PEKERJAAN TIANG PANCANG ULIN


Pengadaan Kayu ulin dilaksanakan dengan membeli kayu ulin dengan kualitas sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi teknis dan kayu ulin tersebut dibawa dengan cara
dimuat kedalam dump truck dan disimpan dengan penyimpanan yang baik sesuai dengan petunjuk
direksi kegiatan.
Pemancangan Kayu Ulin
Alat yang digunakan :

 Satu Set Alat Pancang manual

Bahan yang digunakan :


 Kayu Ulin 10 x 10 cm

Tenaga yang diperlukan dalam pekerjaan ini seperti :


 Site Manager
 Pelaksana Lapangan
 Drafter
 Administrasi
 Pekerja
 Tukang
 Mandor

Sebelum dilakukan pemancangan perlu diajukan request pekerjaan kepada direksi pekerjaan
untuk disetujui , Sebelum dilakukan pemancangan dilakukan peruncingan pada salah satu sisi
kayu ulin.Peruncingan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu.
.
Dalam pekerjaan ini pemancangan cerucuk ulin digunakan dalam pekerjaan penurapan satu sisi
jalan, jumlah titik pemancangan ditentukan sesuai dengan gambar rencana pekerjaan
Bahan kayu ulin yang digunakan sesuai dengan spesifikasi bahan yang ditentukan dimana ukuran
kayu ulin yang digunkaan berdiameter 10/10 dengan , material kayu ulin yang sudah tiba dilokasi
pekerjaan disusun dengan rapi dan di beri ganjalan / alas papan agar tidah menyentuh langsung
ke tanah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

Urutan pekerjaan cerucuk ulin


 Daerah yang akan dipancang terlebih dahulu dibersihkan atau disiapkan untuk
pemancangan
 Kayu ulin disiapkan pada lokasi pekerjaan
 Kayu ulin diruncingkan dengan menggunakan kampak
 Pengadaan Tiang Pancang ke Lokasi harus sesuai dengan spesifikasi (10/10 ) Cm
 Pemancangan dimulai setelah kontraktor melakukan “Stek Out” posisi tiang-tiang yang
akan dipancang.
 Pemancangan menggunakan alat pancang manualdengan panjang 4 Meter
 Tiang pancang harus dipancang sampai elevasi sesuai petunjuk pengawas supervisi dan
disetujui pengawas lapangan.

PEKERJAAN TIANG PONDASI BETON T = 1 M

A. Pekerjaan Pondasi Bor Pile


Pekerjaan Persiapan
- Menentukan Lokasi untuk Bangunan Penunjang ( Rumah Alat ,
Pabrikasi Pembesian )
- Jalan Akses masuk dan keluar alat pengeboran
- Pegukuran Titik – titik bor pile

Alat – Alat yang digunakan : excavator , Mesin Bor , Auger , Mixer,


Pompa Air
Pekerjaan Pengecoran
- Kantong Plastik yang diisi dengan campuran Beton Untuk
Memisahkan campuran beton dari endapan lumpur / tanah didalam
pipa trime
- Setelah Tenaga Pengecoran siap , Campuran Beton Diisi kedalam
lubang pipa sampai kepermukaan dan kemudian tas plastis dilepas
- Pengeboran dibantu vibrator untuk membantu aliran campuran beton
agar tidak udara dalam campuran beton
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

- Jika Campuran Beton tidak turun lebih jauh , maka pipa crime bias
ditarik perlahan – lahan sambil terus menuangkan campuran beton
- Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton telah sampai
kepermukaan lubang ( meluap )
- Metode Pengeboran Menggunakan Metode Casing dikarenakan
daerah mudah longsor
-
B. Pekerjaan Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai pada lapisan sebagai dasar untuk perletakan
merata, lapisan rata dari beton (lean concrete 1:3:5) supaya dibuat
sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 50mm. Dibawah lantai
kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari
150mm.
C. Pekerjaan Lantai Dasar
Pekerjaan lantai dasar yang berhubungan dengan tanah, sebelum
pemasangan bahan penutup lantai harus dibuatkan lantai kerja dari
beton bertulang dengan tebal 10cm dengan tulagan susut.

PEKERJAAN BETON BERTULANG DINDING PENAHAN TANAH

Bahan
Semen
 Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland
type I dengan persyaratan Standar Indonesia SNI No. 15-2049-1994 dan ASTM C-
150-84.
 Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada
tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen
terlindung kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merk
semen.
Agregat Beton
 Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
 Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut PBI-1971.
 Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
 Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

Agregat Kasar
 Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak
berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak
boleh melebihi 20% dari jumlah berat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test.
 Gradasi
Saringan Ukuran % Lewat
Saringan
1”25 mm 100
¾” 20 mm 90 – 100
3/8” 95 mm 20 – 55
No.4 4,76 mm 0 – 10

Agregat Halus
 Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu.
 Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur , zat-zat alkali dan subtansi– subtansi
yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut
lebih dari 5%.
 Pasir larut tidak boleh digunakan untuk beton
 Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar
 Gradasi

Saringan Ukuran % Lewat


Saringan
3/8” 9,5 mm 100
No.4 4,76 mm 90 – 100
No.8 2,38 mm 80 - 100
No.16 1,19 mm 50 – 85
No.30 0,959 mm 25 – 65
No.50 0,297 mm 10 – 30
No.100 0,149 mm 5 – 10
No.200 0,074 mm 0–5

.Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
Paraturan
 Persyaratan-persyaratan kontruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

ini.
 Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standar dibawah ini.
- Tata Cara Perhitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
Penulangan
 Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Bertulang
disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
 Besi < D Ø16 mm, dipakai besi beton U 22 tegangan karakteristik 22000 Kg/m 2
dan besi >Ø12 mm dipakai U 32.
 Kontraktor harus dapat memberi sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan
bahwa kekuatan besi-besi tersebut sesuai dengan spesifikasi. Setiap pengiriman
besi beton harus dapat diambil minimal 3 (tiga) sample untuk dilakukan test tatik
dilaboratorium resmi atas perintah direksi lapangan, untuk setiap jenis mutu baja
3 (tiga) sample.
 Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain segera
sebelum disetujui untuk pengecoran beton.
 Penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia
disesuaikan dengan SKSNI-15-1991-03.
 Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
- beton tanpa cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 mm
- beton dengan cetakan, kontak langsung dengan tanah = 50 mm
- balok, kolom tidak kontak langsung dengan tanah = 30 mm
- Plat, dinding tidak kontak langsung dengan tanah = 25 mm
.Bekesting (Cetakan Beton)
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang
diinginkan oleh pihak perncana. Bahan bekesting dipakai kayu kelas II yang cukup kering
dan keras. Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan
acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1919.03.
Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03. Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1919.03.
. Pengecoran
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Struktur Bawah

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi
dari 1,5 m.
Sambungan Beton (Constructin Joint)
Permukaan sambungan beton harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan menyemprot air pada
permukaan beton selama 2 – 4 jam sejak beton dituang.
Sambungan beton harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis tegak atau
horizontal. Bila sambungan beton tegak diperlukan, tulangan harus menonjol
sedemikian rupa sehingga didapatkan struktur yang monolit. Sedapat mungkin
dihindarkan sambungan beton horizontal, walaupun ada prosedurnya. Sambungan
beton harus disetujui oleh direksi.
. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain
yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

BAB II. PEKERJAAN TURAP BATU GUNUNG

2.1 U m u m
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi ;
 Pekerjaan Pancang Ulin 10/10 dengan kedalaman 2 m
 Pekerjaan Turap Batu Gunung 1 : 4 pada bagian-bagian tertentu yang
ditentukan sesuai dengan gambar
 Pekerjaan Plesteran dan Acian
 Pekerjaan Pengecatan

2.2 Pekerjaan Pancang Ulin 10/10 dengan kedalaman 2 m


Pengadaan Kayu ulin dilaksanakan dengan membeli kayu ulin dengan kualitas sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi teknis dan kayu ulin tersebut dibawa dengan cara
dimuat kedalam dump truck dan disimpan dengan penyimpanan yang baik sesuai dengan petunjuk
direksi kegiatan.
Pemancangan Kayu Ulin
Alat yang digunakan :
 Satu Set Alat Pancang manual

Bahan yang digunakan :


 Kayu Ulin 10 x 10 cm

Tenaga yang diperlukan dalam pekerjaan ini seperti :


 Site Manager
 Pelaksana Lapangan
 Drafter
 Administrasi
 Pekerja
 Tukang
 Mandor
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

Sebelum dilakukan pemancangan perlu diajukan request pekerjaan kepada direksi pekerjaan
untuk disetujui , Sebelum dilakukan pemancangan dilakukan peruncingan pada salah satu sisi
kayu ulin.Peruncingan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu.
.
Dalam pekerjaan ini pemancangan cerucuk ulin digunakan dalam pekerjaan penurapan satu sisi
jalan, jumlah titik pemancangan ditentukan sesuai dengan gambar rencana pekerjaan
Bahan kayu ulin yang digunakan sesuai dengan spesifikasi bahan yang ditentukan dimana ukuran
kayu ulin yang digunkaan berdiameter 10/10 dengan , material kayu ulin yang sudah tiba dilokasi
pekerjaan disusun dengan rapi dan di beri ganjalan / alas papan agar tidah menyentuh langsung
ke tanah.

Urutan pekerjaan cerucuk ulin


 Daerah yang akan dipancang terlebih dahulu dibersihkan atau disiapkan untuk
pemancangan
 Kayu ulin disiapkan pada lokasi pekerjaan
 Kayu ulin diruncingkan dengan menggunakan kampak
 Pengadaan Tiang Pancang ke Lokasi harus sesuai dengan spesifikasi (10/10 ) Cm
 Pemancangan dimulai setelah kontraktor melakukan “Stek Out” posisi tiang-tiang yang
akan dipancang.
 Pemancangan menggunakan alat pancang manualdengan panjang 4 Meter
 Tiang pancang harus dipancang sampai elevasi sesuai petunjuk pengawas supervisi dan
disetujui pengawas lapangan.

2.3 Pekerjaan Pondasi Batu Gunung Camp 1 : 4


B. Bahan-bahan dan Syarat Bahan
Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang memenuhi
syarat-starat sebagai berikut :
 Standar Industri Indonesia dalam SII-0013-81
 Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 191
(SK.SNI T-15-1991-03)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

 Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989


(SK.BI-1.453.1989)
 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982
 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986
 Mempunyai Sertifikat uji (test certificate)
 Mendapat persetujuan KONULTAN PENGAWAS.

Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama untuk
suatu konstruksi/struktur yang sama, dalam kedaan baru dan asli,
dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
Semua semen disimpan dalam gudang yang tertutup dan terlindung dari
kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.
Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan diatas dapat ditolak
penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam

Batu Gunung
Semua pemakaian Batu Gunung harus memenuhi syarat berikut :
 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982
 Specification for Concrete Aggregates (ASTM 33)
 Specification for Lightweight Aggregates for Structural Concrete
(ASTM 33)
 Standar Industri Indonesia (SII) 0052-80
 Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus
 Bebas dari Tanah/Tanah Liat

Batu Gunung yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

Gradasi dari Batu Gunung tersebut secara keseluruhan harus dapat


mengahasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan air dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
KONSULTAN PENGAWAS dapat meminta kpada KONTRAKTOR untuk
mengadakan Test Kualitas dari Batu Gunung tesebut dari tempat
penimbunan yang ditunjuk oleh KONSULTAN PENGAWAS setiap saat
dalam laboratorium yang diakui.
Semua pengetesan untuk hal diatas menjadi tanggungjawab
KONTRAKTOR .

Dalam hal adanya perubahan sumber darimana Batu Gunung tersebut


disuplai, KONTRAKTOR wajib untuk memberitahukan kepada
KONSULTAN PENGAWAS.

Air Kerja
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan dilapangan adalah air bersih.,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia dan zat organis
atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada beton dan
tulangan serta tidsak mengandung minyak atau lemak.

Disamping itu harus memenuhi syarat-syarat berikut :


 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982
 Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989
(SK.BI-1.453.1989)
 Diuji di Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang dimana
air yang digunakan dalam pembuatan beton pratekan yang
didalamnya akan tertanam logam aluminium. Termasuk air bebas
yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida
lebih besar dari 0,06% dalam masa dari semen. Sedangkan untuk
beton lainnya maksimum ion klorida adalah 0,30%.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

Adukan dan Campuran


Perbandingan dari berbagai adukan (spacie) diberikan sesuai dengan
daftar proporsi adukan dan campuran dibawah ini :
 Lantai Kerja = 1 pc : 3 ps : 4 kr
 Pondasi Batu Gunung = 1 pc : 4 ps

Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar


dalam keadaan kering.
KONTRAKTOR bertanggungjawab penuh atas terlaksananya proporsi
adukan dan campuran itu.
KONTRAKTOR harus membuat takaran-takaran yang sama ukurannya
dan harus mendapat persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS.
Adukan dan Campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan
khusus lainnya, akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki suatu sifat campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang akan
ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran tersebut harus
disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS.
Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui
pengujian dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang dipakai.
Bahan Campuran tambahan yang mengandung Khlorida tidak boleh
digunakan.
Bahan Campuran Tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur, memperlambat pengikatan atau pengerasan beton, harus
memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 atau
Specification for Chemical Admixtural for Concrete (ASTM C 494)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

Plesteran Motif Mata Sapi


Umum
Persyaratan :
 Sebelum pekerjaan finishing dinding dilakukan, bagian –bagian yang
dipersyaratkan harus water proof, harus diberil apisan waterproofing
terlebih dahulu
Bagian –bagiantersebutdiantaranya :
- Dinding bagian luar yang bertemu dengan lapisan tanah
- Dinding disekeliling KM/WC termasuk dinding bak kamar mandi
 Bahan dan jenis bahan waterproofing tersebut sesuai dengan RKS ini,
dipasang sesuai dengan gambar dan menurut instruksi pabrik, serta
mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS.
 Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
PEMBERI TUGAS untuk menetukan warna yang akan dipakai.

Pelaksanaan :
 Sebelum pekerjaan finishing tersebut dilakukan, KONTRAKTOR harus
menyerahkan sample dan keterangan teknis tentang cara pemasangan,
untuk mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS.
 Apapun yang akan terjadi sesudah pemasangan finishing dinding tersebut
selesai menjadi tanggungjawab sepenuhnya dari KONTRAKTOR utama.
 Untuk plester / Acian (Finishing) disyaratkanmemakai :
- Campuran 1pc : 4 ps untuk dinding Pondasi Batu Gunung dengan
Motif mengikuti posisi pasangan batu Gunung ( Mata Sapi )
- Finishing Acian dengan penggunaan semen + Air dengan perapian
motif mata sapi

Ketebalan plester adalah 1-2 cm, kemudian dirapikan dan dihaluskan dengan
Portland semen murni.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

KONTRAKTOR harus menjamin bahwa plester dinding tersebut harus benar-


benar rapi, rata dan tidak bergelombang.

Pekerjaan Pengecatan
Umum
Persyaratan :
 Pekerjaanpengecatanbarubolehdilakukansetelah :
- Dinding / bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
KONSULTAN PENGAWAS.
- Dinding / bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau berdebu.
- Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada bidang yang
cukup luas dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS, KONSULTAN
PERENCANA dan PEMBERI TUGAS.

 Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat


tersebut di produksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/
petunjuk dari pabrik cat tersebut

 Sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam NI-4

 KONTRAKTOR bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-


warna sesuai dengan petunjuk perancang dan PEMBERI TUGAS

 Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya namun


sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
PEMBERI TUGAS untuk menentukan warna yang akan dipakai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

PersyaratanBahan :
 Produksi : ICI, setara
 Warna : Ditentukankemudian
 Kualitas : Vinyl Acrilic Emulsion
 Persyaratan lain : Highly acylic emulsion interior wall paint.

Pelaksanaan / pemasangan :
 Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan spesialis
dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai bukti garansi tidak kurang dari 1
tahun.

 Pekerjaanpengecetanbarubolehdikerjakansetelah :
- Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,
bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang
kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai diperiksa dan disetujui
oleh KONSULTAN PENGAWAS.
- Semuapermukaandindingdiplamur
- Didahului dengan percobaan – percobaan pengecetan pada dinding
atau bagian-bagian yang akan dicat.

 Bila persyaratan- persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka


dilakukan persiapan-persiapan :
- Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan
dan pengapuran (effolresence) yang biasanya terdapat pada tembok
baru, dengan ampelas (emerald paper), kemudian dibersihkan dengan
lap yang benar-benarbersih.
- Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai
lapisan plamur alkali Resisting Primer.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

- Pada bagian-bagian dimana banyak rembesan air, dipakai lapisan


plamur Acrylic Wallfiller.

 Setelah kering, permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus.


 Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2-3 kali ) sampai mencapai
warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

Cat DindingLuar
PersyaratanBahan :
 Produksi : ICI, Mowilex,duluxsetara
 Warna : Ditentukankemudian
 Kualitas : Weather Shield Emulsion
 Persyaratan lain : Higly Weather resisitence exterior wall paint

Pelaksanaan / pemasangan :
 Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan spesialis
dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai bukti garansi tidak kurang dari 1
tahun.
 Pekerjaan pengecetan baru boleh dikerjakan setelah :
- Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,
bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang
kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai diperiksa dan disetujui
oleh KONSULTAN PENGAWAS.
- Semua permukaan dinding diplamur
- Didahului dengan percobaan – percobaan pengecetan pada dinding
atau bagian-bagian yang akan dicat.
 Bila persyaratan- persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka
dilakukan persiapan - persiapan :
- Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan
dan pengapuran (effolresence) yang biasanya terdapat pada tembok
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan turap Batu Gunung

baru, dengan ampelas (emerald paper), kemudian dibersihkan dengan


lap yang benar-benar bersih.
- Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai
lapisan plamur alkali Resisting Primer.
- Pada bagian-bagian dimana banyak rembesan air, dipakai lapisan
plamur Acrylic Wallfiller.
 Setelah kering permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus.
 Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2-3 kali ) sampai mencapai
warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

BAB III. PEKERJAAN LAHAN PARKIR


3.1 Umum
Persyaratan :
 Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan –lapisan pada dinding selesai
dikerjakan.
Apabila di pandang perlu, dapat ditentukan lain dengan persetujuan
KONSULTAN PENGAWAS.
 Sebelum pekerjaan ini dilakukan, KONTRAKTOR diwajibkan
mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringanya.
 Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada
PEMBERI TUGAS untuk menentukanwarna yang akandipakai.

Pelaksanaan :
 Tanah dasar terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberilapisan pasir
urug padat menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir
dilakukan dengan penyiraman air.
 Pekerjaan danbahan –bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
KONSULTAN PENGAWAS, KONSULTAN PERENCANA dan PEMBERI
TUGAS.
 Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup
lantai yang dipaka

3.2 Beton Rabat danKansteen


PersyaratanBahan :
Beton rabat dan kansteen dibuat dengan adukanbeton1pc : 2 ps : 3 kr,
sehingga menghasilkan mutubeton Fc’ = 15 mPa atau K – 175 dengan besi
beton dari baja lunak Gr.300 bertegangan leleh ijin minimum 300 mPa.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

 Dicat per bagian


 Memenuhi syarat SK.SNI T-15-1991-03.
 Kansteen dicetak dengan cetakan besi, agar didapat ukuran yang sama
rata.

Pemasangan / pelaksanaan :
 Pengerjaan harus sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta
persetujuan KONSULTAN PENGAWAS.
 Tanah harus dipadatkan dalam keadaan rata
 Antara tanah dan beton rabat harus diberipasir minimal tebal 10 cm atau
sesuai dengan gambar.
 Pada waktu pemasangan Kansteen harus dijaga kerapihanya dan cukup
kokoh supaya tidak berubah kedudukanya.

3.3 Concrette Block Pavement / Grass Blok


PersyaratanBahan :
 Ukuran : Tebal 8 mm
 Produsi : Moniera, setara
 Warna : Kombinasi merah dan abu - abu / ditentukan kemudian
 Kualitas : Kuattekan minimal 400 kg/cm2
 Kuatlentur minimal 60 kg/ cm2.
 Faktorgeserantarblok> 0,30
 Pola : Sesuaikan dengan gambar.
 Type : Sesuai dengan gambar atau mengajukan sample untuk
disetujui oleh perencana.
 Persyaratan lain :
- Estetis
- Awet tahan terhadap cuaca dan keausan
- Pemeliharaan mudah
- Pemasangan mudah, cepat dan dapat segera digunakan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

- Pembuatan dengan menggunakan mesin


- Mempunyai bentuk yang bermacam-macam, sesuai dengan fungsi /
kebutuhan penggunaan (bagiantepi, tengah dan sudut) sehingga
dapat menghasilkan hubungan yang kompak dan tidak terjadi celah-
celah.
- Anti selip ( tidaklicin)
- Blok yang rusak mudah diangkat dan diganti dengan yang baru tanpa
meninggalkan bekas.

Pemasangan / pelaksanaan :
Paving Block dipasang pada lantai di daerah/ area jalan danparkir.
 Tanah dipadatkan dan rata, diberisirtu dengan ketebalan sekurang –
kurangnya 20 cm.
 Tingkat kepadatan tanah ini adalah minimum 85 % dari kepadatan
maksimum hasil test di laboratorium.
 Paving block dipasang diatas lapisan pasir alas (bending sand) setinggi 12
cm.
 Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar,demikianjuga as
pemasanganya.
 Pemasangan paving block ini diatur sedemikian rupa sehingga bagian
memanjang membentuk sudut 90 terhadap garis tengah jalan.
 Paving block dipasang saling mengikat
 Pada bagian tepi paving block dibatasi oleh kerb (penghalang) yang
dicetak dengan ukuran tertentu/standard.
 Pemasangan kerb ini sedemikian hingga sebaiknya tidak terjadi
pemotongan. Bilaman ternyata diperlukan juga pemotongan kerb, maka
harus dilakukan dengan alat pembelah hydraulic.
 Bidang permukaan paving kemudiandipadatkandenganmenggunakanalat
vibrator palt yang mempunyaispesifikasi :
- Luas plat : 0,35 - 0,50 M2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

- Gaya sentryfugal : 16,00 - 20,00 kN


- Frekuensiputaran : 75,00 - 100,00 Hz
- Jumlahlintasan (passing) : 3,00 - 4,00 Kali

Pemadatan ini berhenti pada jarak 1 meter dari pasangan paving yang
belum ada penahanya.Bila ada paving block yang retak pada pemadatan
ini, maka harus segera diganti.

 Setelah pemadatan selesai dengan baik,pasir halus (filler sand) disapukan


kedalam celah –celah yang terjadi sehingga celah-celah terisi dengan
pasir dan pasangan paving menjadi kuat /mantap.

 Bila terjadi penurunan setempat (rutting), maka harus segera di cari


penyebabnya dan diperbaiki.

 Sebelum, selama dan sesudah pemasangan paving block harus


diperhatikan agar tidk air yang tergenang pada daerah yang dipasang
paving block.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

3.1 UMUM
Semua material untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sedapat mungkin menggunakan material
domestik.

3.2 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


a. Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan harus diperiksa, diuji untuk mendapatkan
persetujuan Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
b. Sebelum pengadaan dan pemakaian material, maka pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus meminta
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan untuk memeriksa material yang akan digunakan (dapat berupa
contoh / brosur dan sertifikat, atau pemeriksaan langsung ke pabrik pembuat) dan mendapatkan
persetujuan.
c. Jika Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan mensyaratkan/meminta sertifikat pengujian dari pabrik
pembuat, maka pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus mengirimkannya untuk mendapatkan
persetujuan.
d. Pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus menyiapkan pengujian material yang disyaratkan dengan biaya
sendiri, dan disaksikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan untuk memperlihatkan pemenuhan dari
spesifikasi.
e. Pemilik/Owner/Dreksi Pekerjaan berhak menolak material yang tidak memenuhi spesifikasi, dan
kontraktor harus mencari alternative lain yang sesuai spesifikasi.
f. Jika material telah terpasang, dan ternyata dalam pemasangannya tidak sesuai standar / mutu yang
disyaratkan, maka kontraktor harus membongkar dan menggantinya, dengan biaya sendiri.
g. Kehilangan dan kerusakan material menjadi tanggung jawab kontraktor.
h. Untuk semua material yang menyangkut pemeriksaan, pengujian serta sertifikat, sudah harus selesai
dan mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum material tersebut digunakan.
i. Semua yang menyangkut usulan, pengiriman dan permintaan untuk persetujuan material dilakukan
secara tertulis, baik dari pihak Kontraktor maupun Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

3.3 PENGIRIMAN DAN PENEMPATAN


a. Pengiriman material oleh Kontraktor, baik dari tempat fabrikasi maupun langsung dari pabrik
pembuat dengan metoda tertentu ke lokasi kerja untuk siap dipasang, harus dalam keadaan baik
dan tidak terdapat cacat/kerusakan.
b. Kontraktor harus mengatur dan menempatkan material yang berada di lokasi kerja dengan baik
sebelum dipasang dan menjaga dari kerusakan serta memberi identifikasi untuk setiap material
yang akan dipasang.
c. Keterlambatan pengiriman yang bisa mengganggu jadwal pemasangan adalah tanggung jawab
kontraktor.
d. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengiriman dan penempatan di lokasi kepada
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
e. Jika material mengalami kerusakan, Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan berhak menolak material
tersebut untuk dipasang dan kontraktor wajib menggantinya atas biaya sendiri.

3.4 BAHAN BANGUNAN


a. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan sebagai yang dipersyaratkan dalam bestek teknik dan gambar-gambar.
b. Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai dengan syarat-syarat yang terantum dalam
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia, AVWI dan syarat-syarat
yang dikehendaki Direksi.

3.5 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN SIPIL


a. Material Beton
 Material : Beton Campuran Manual concreat Mixer
 Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus, agregat kasar dan air, sesuai
Standard Nasional Indonesia.
 Mutu Beton : K -250 (250 kg/cm2)
 Mix Design :
Sebelum pembuatan beton dilakukan, Kontraktor harus mengirimkan Mix Design (berdasarkan berat
masing-masing campuran) sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik/Owner / Direksi Pekerjaan. Mix
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

Design selanjutnya diuji dengan beberapa contoh campuran beton dan jika telah disetujui
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan beton .
Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran untuk pembuatan beton.
b. Semen
b.1. Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap air, adalah jenis semen standard
Portland type Pz-35 F berdasarkan standar DIN 1164 atau Semen Portlant type I berdasarkan standard
Indonesia NI-8, dengan kandungan mineral semen :
 MgO 5 % max
 SO3 3 % max jika C 3A < 8%
3,5 % max jika C 3a > 8%
 Hilang pijar : 3 % max
 Bagian tak larut = 1,5 % max
 Alkali NA2O = 0,6% max
Dengan syarat fisika :
Kehalusan :
Sisa diatas saringan 0,09 mm max 10% berat dengan alat Blaine, luas permukaan tiap satuan berat : 280
m2/kg.
Waktu pengikatan dengan alat vicat :
 Pengikatan awal : 60 menit
 Pengikatan akhir : 8 jam
Kekuatan tekan :
 Hari : 125 Kgf/cm2 min
 Hari : 200 Kgf/cm2 min
Pengikatan semen :
 Penetrasi akhir 50% min. Portland semen dengan jenis pengerasan awal tinggi dapat digunakan hanya
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Untuk mendapatkan kualitas beton kedap air dapat digunakan bahan-bahan tambahan seperti pozolan
sebagaimana disyaratkan SK SNI-36-1990-03. Jenis bahan pozolan yang akan digunakan harus
diketahui dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

Apabila diperlukan persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat betonnya, maka dapat dipakai jenis-jenis
semen Portland-tras, semen aluminia, semen tehan sulfat, dan lain-lain. Dalam hal ini pelaksana diharuskan
untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Untuk beton mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi di atas, jumlah semen yang dipakai dalam setiap
campuran harus ditentukan dengan ukuran.
Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan dari ± 2,5 %. Semen Portland yang dipakai disini
adalah merk Kujang, Tiga Roda (semen type I) apabila karena satu dan lain hal merk ini tidak terdapat di
pasaran, dapat dipergunakan semen merk lain dengan seijin dari Konsultan Pengawas, serta harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBi 1971.
b.2. Pengangkutan dan Penyimpanan Semen
Umur semen pada saat pengiriman tidak lebih dari 2 (dua) bulan dan semen harus digunakan sebelum 3
(tiga) bulan sesudah pengiriman. Pengangkutan semen dilakukan dalam keadaan tertutup agar tidak
dipengaruhi cuaca (hujan) selama proses pengangkutan.
Gudang penyimpanan semen harus berventilasi baik, kedap air dan cuaca dan diletakkan diatas papan tidak
kurang dari 30 cm di atas permukaan tanah. Penyimpanan untuk setiap pengiriman dilakukan secara
terpisah agar lebih mudah dilakukan identifikasi, test dan pemeriksaan. Semen-semen tersebut tidak boleh
disusun lebih dari 13 (tiga belas) lapis. Pemakaian semen dilakukan menurut urutan penerimanya.
Kontraktor harus memberikan laporan mingguan kepada Direksi Pekerjaan mengenai jumlah semen yang
telah diterima dan jumlah yang telah digunakan dalam pekerjaan.

c. Agregat Beton
c.1. Umum
Syarat-syarat mengenai agregat yang akan digunakan dalam pembuatan beton normal dan beton kedap air
adalah sebagaimana tercantum dalam DIN 1045, Din 4226, NI-2/71 dan Sk SNI-36-1990-03 atau standar
lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Kontraktor harus mengirimkan contoh agregat yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis dari Direksi Pekerjaan 7 (tujuh) hari sebelum agregat digunakan. Contoh agregat ini terdiri dari 2 m3
agregat halus dan 4 m3 agregat kasar.
Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai dengan standar yang disyaratkan.
Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk digunakan harus menjamin kelangsungan
pekerjaan beton selama 2 minggu tanpa penundaan yang diakibatkan keterlambatan pengiriman.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

c.2. Agregat Kasar


Agregat ksar bisa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dengan ukuran
minimal maksimum 40 mm, dan tidak boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.
Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil tulangan (DIN 1045). Agregat harus bersifat
keras, tahan lama, bersih dan tidak mengandung Lumpur atau lapukan batuan.

c.3. Butiran Halus


Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor atau Lumpur organic, lempung, slit atau
partikel-partikel lain yang bersifat merusak, pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam atau pasir batu
pecah yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c.4. Prosentase berat lolos campuran agregat kasar dan halus untuk beton normal menurut DIN 1045
:
Diameter Saringan (mm)
31,5 16 8 4 2 1 0,5 0,25
80- 62- 47- 28-
% 100 28-8 8-2 2-0
62 38 23 14
% prosentase berat lolos

c.5. Prosentase berat lolos gradasi agregat halus untuk beton kedap air menurut SK SNI-36-1990-03
Diameter Saringan (mm)
10,00 5,00 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15
100- 100- 100- 100-
% 100 70-5 15-0
89 60 30 15
% prosentase berat lolos

c.6. Prosentase berat lolos gradasi agregat kasar untuk beton kedap air menurut SK-SNI-36-1990-03.
Diameter Saringan (mm)
50,00 37,50 20,00 10,00 5,00
% 100 100-95 70-35 40-10 5-0
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

% prosentase berat lolos

c.7. Pengujian butiran


Setiap saat Direksi Pekerjaan bisa memerintahkan Kontraktor untuk melakukan pengujian agregat / butiran
sesuai DIN 1048, Din 1045,NI-2 atau SK SNI.
Agregat yang terbukti tidak memenuhi syarat harus disingkirkan atau dicuci hingga dapat memenuhi syarat
pada pengujian berikutnya. Biaya pelaksanaan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

c.8. Penyimpanan Butiran


Agregat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga pengotoran oleh bahan-bahan lain
(bahan organic atau bahan perusak lain) dan pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-
bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu
pengambilan bahan. Di tempat-tempat dimana tanahnya gembur dan atau becek pada waktu hujan,
penggunaan bak bahan yang berlantai merupakan suatu keharusan.

d. Air
Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja
tulangan.
Air diambil dari sumber air industri yang disediakan Pemilik/Owner, titik-titik pengambilan air akan
ditentukan oleh Pemilik/Owner.

e. Material Baja Tulangan (Besi Beton)


Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton dan harus memenuhi SNI, SII atau
standar lain (JIS, DIN) dengan mengikuti mutu :
 Baja Tulangan Polos
Grade Material : BJTD 24 diameter 10 & 14 mm
Standar Material : SII O136, ekuivalen dengan JIS 63112
Min.Yield Strength : 240 Mpa
 Penyimpanan Baja Tulangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

Baja tulangan tidak dapat disimpan langsung di atas permukaan tanah, tetapi harus diletakkan di atas sleeper
atau rak dengan tinggi 30 cm, diberi penutup (pelindung dari air hujan) dan disusun menurut ukuran
diameter. Dalam pengangkutan, pemindahan dan penempatan harus dihindari adanya lendutan.

f. Material Kawat Pengikat


 Standar material : SII O162-81: ekuivalen dengan JIS 63532
 Diameter : 0.91 mm atau lebih
 Tegangan Tarik : 60 – 75 Kg/mm2

g. Material Acuan Beton (Formwork)


Umumnya acuan / formwork harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;
N.I.-2 dan A.C.I. “Standard Specifications for Structural Concrete for Building” (A.C.I. 301-72);
A.C.I.formwork standard, Recommended Practice for Concrete Formwork (A.C.I.347-68).
Perencacnaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus dipertanggungjawabkan oleh Kontraktor.
Formwork harus direncanakan untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan
seperti pada “Recommended Practice for Concrete Formwork” (A.C.I. 347-68) dan peninjauan dalam
perencanaan terhadap beban angin, tegangan yang diijinkan dan lain peraturan Pembangunan Pemerintahan
Daerah.
Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan/bentrokan atau kerusakan pada
permukaan beton dan bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan.
Acuan/formwork umumnya digunakan material plywood atau pelat baja untuk mendapatkan bentuk akhir
permukaan beton yang disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua sudut-sudut bagian dalam dari
acuan / formwork yang akan di exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.
Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak diperbolehkan kena pada
bagian-bagian beton yang telah mengeras/keras dimana beton segar (fresh) akan ditempatkan.
Acuan pada tepi pondasi / footing setempat boleh dibuat dari bata atau campuran beton yang ditempatkan
langsung pada galian yang rapih dan teratur.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

h. Kerikil Beton
Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
PBI 1971 Bab 3 Pasal 4.
Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah sekitar Merak atau daerah lainnya yang
dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.

i. Pasir
Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran-kotoran lendut (slib) dan jika dianggap
perlu, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie.
Untuk pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 3.3.

j. Material Perkerasan Jalan


1. Material Sub – Grade
Untuk sub-grade perkerasan jalan digunakan dari permukaan tanah yang telah dibentuk dan dipadatkan
dengan mesin giling yang memadai hingga mencapai > 90% proctor density (kapasitas minimum 10 ton).
2. Material Base Coarse
Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 80 : 20 by
volume dipadatkan.
3. Material Sub Base
Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 70 : 30 by
volume dipadatkan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

PEKERJAAN BETON

Pengangkutan Adukan
Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan (segregasi)
dan kehilangan bahan, yang telah disetujui Pemilik Pekerjaan.
Cara pengangkutan adukan beton harus lancer sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang
menyolok antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.
Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar areal pabrik, maka pengangkutan
beton dilakukan dengan menggunakan truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi
kekuatan beton.

Pengecoran dan Pemadatan Beton


Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam lainnya harus dibersihkan dari semua
bahan perusak dari pelaksanaan pengecoran beton sebelumnya.
Bentuk dan ukuran cetakan beton (formwork) harus diperiksa secara teliti dan tempat pengecoran beton
harus benar-benar bersih.
Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua pekerjaan persiapan pengecoran
disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton harus dibawah pengawasan langsung foreman yang berpengalaman. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Pemilik Pekerjaan mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton.
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah terjadinya segregasi.
Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh melebihi 1,2m.
Pengecoran slab beton dilakukan per lapis dengan tebal lapisan maksimum 50.0 cm (British Standard).
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan
yang telah ditentukan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pemadatan beton selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis (alat penggetar). Penggunaan alat
penggetar ini harus mengikuti peraturan di dalam NI-2. 71.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Lahan Parkir

Perawatan Beton
Untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton secara tiba-tiba akibat panas sinar matahari, angin
udara kering dan lain-lain, maka selama paling sedikit 2 (dua) minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh terganggu.
Tidak boleh menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan
atau sebagai jalan untuk bahan-bahan yang berat.
Perawatan dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanas atau proses-
proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai jika sebelumnya telah mendapatkan
persetujuan Pemilik Pekerjaan terlebih dahulu.

Pembongkaran Cetakan
Jika tidak ditentukan lain, maka pembongkaran cetakan bisa dilakukan setelah beton berumur 3 minggu.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

BAB IV.PEKERJAAN JALAN AKSES

4.1 UMUM
Semua material untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sedapat mungkin menggunakan material
domestik.

4.2 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


a. Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan harus diperiksa, diuji untuk mendapatkan
persetujuan Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
b. Sebelum pengadaan dan pemakaian material, maka pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus meminta
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan untuk memeriksa material yang akan digunakan (dapat berupa
contoh / brosur dan sertifikat, atau pemeriksaan langsung ke pabrik pembuat) dan mendapatkan
persetujuan.
c. Jika Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan mensyaratkan/meminta sertifikat pengujian dari pabrik
pembuat, maka pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus mengirimkannya untuk mendapatkan
persetujuan.
d. Pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus menyiapkan pengujian material yang disyaratkan dengan biaya
sendiri, dan disaksikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan untuk memperlihatkan pemenuhan dari
spesifikasi.
e. Pemilik/Owner/Dreksi Pekerjaan berhak menolak material yang tidak memenuhi spesifikasi, dan
kontraktor harus mencari alternative lain yang sesuai spesifikasi.
f. Jika material telah terpasang, dan ternyata dalam pemasangannya tidak sesuai standar / mutu yang
disyaratkan, maka kontraktor harus membongkar dan menggantinya, dengan biaya sendiri.
g. Kehilangan dan kerusakan material menjadi tanggung jawab kontraktor.
h. Untuk semua material yang menyangkut pemeriksaan, pengujian serta sertifikat, sudah harus selesai
dan mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum material tersebut digunakan.
i. Semua yang menyangkut usulan, pengiriman dan permintaan untuk persetujuan material dilakukan
secara tertulis, baik dari pihak Kontraktor maupun Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

4.3 PENGIRIMAN DAN PENEMPATAN


a. Pengiriman material oleh Kontraktor, baik dari tempat fabrikasi maupun langsung dari pabrik
pembuat dengan metoda tertentu ke lokasi kerja untuk siap dipasang, harus dalam keadaan baik
dan tidak terdapat cacat/kerusakan.
b. Kontraktor harus mengatur dan menempatkan material yang berada di lokasi kerja dengan baik
sebelum dipasang dan menjaga dari kerusakan serta memberi identifikasi untuk setiap material
yang akan dipasang.
c. Keterlambatan pengiriman yang bisa mengganggu jadwal pemasangan adalah tanggung jawab
kontraktor.
d. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengiriman dan penempatan di lokasi kepada
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
e. Jika material mengalami kerusakan, Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan berhak menolak material
tersebut untuk dipasang dan kontraktor wajib menggantinya atas biaya sendiri.

4.4 BAHAN BANGUNAN


a. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan sebagai yang dipersyaratkan dalam bestek teknik dan gambar-gambar.
b. Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai dengan syarat-syarat yang terantum dalam
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia, AVWI dan syarat-syarat
yang dikehendaki Direksi.

4.5 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN SIPIL


a. Material Beton
 Material : Beton Campuran Manual concreat Mixer
 Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus, agregat kasar dan air, sesuai
Standard Nasional Indonesia.
 Mutu Beton : K -250 (250 kg/cm2)
 Mix Design :
Sebelum pembuatan beton dilakukan, Kontraktor harus mengirimkan Mix Design (berdasarkan berat
masing-masing campuran) sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik/Owner / Direksi Pekerjaan. Mix
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

Design selanjutnya diuji dengan beberapa contoh campuran beton dan jika telah disetujui
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan beton .
Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran untuk pembuatan beton.
b. Semen
b.1. Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap air, adalah jenis semen standard
Portland type Pz-35 F berdasarkan standar DIN 1164 atau Semen Portlant type I berdasarkan standard
Indonesia NI-8, dengan kandungan mineral semen :
 MgO 5 % max
 SO3 3 % max jika C 3A < 8%
3,5 % max jika C 3a > 8%
 Hilang pijar : 3 % max
 Bagian tak larut = 1,5 % max
 Alkali NA2O = 0,6% max
Dengan syarat fisika :
Kehalusan :
Sisa diatas saringan 0,09 mm max 10% berat dengan alat Blaine, luas permukaan tiap satuan berat : 280
m2/kg.
Waktu pengikatan dengan alat vicat :
 Pengikatan awal : 60 menit
 Pengikatan akhir : 8 jam
Kekuatan tekan :
 Hari : 125 Kgf/cm2 min
 Hari : 200 Kgf/cm2 min
Pengikatan semen :
 Penetrasi akhir 50% min. Portland semen dengan jenis pengerasan awal tinggi dapat digunakan hanya
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Untuk mendapatkan kualitas beton kedap air dapat digunakan bahan-bahan tambahan seperti pozolan
sebagaimana disyaratkan SK SNI-36-1990-03. Jenis bahan pozolan yang akan digunakan harus
diketahui dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

Apabila diperlukan persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat betonnya, maka dapat dipakai jenis-jenis
semen Portland-tras, semen aluminia, semen tehan sulfat, dan lain-lain. Dalam hal ini pelaksana diharuskan
untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Untuk beton mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi di atas, jumlah semen yang dipakai dalam setiap
campuran harus ditentukan dengan ukuran.
Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan dari ± 2,5 %. Semen Portland yang dipakai disini
adalah merk Kujang, Tiga Roda (semen type I) apabila karena satu dan lain hal merk ini tidak terdapat di
pasaran, dapat dipergunakan semen merk lain dengan seijin dari Konsultan Pengawas, serta harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBi 1971.
b.2. Pengangkutan dan Penyimpanan Semen
Umur semen pada saat pengiriman tidak lebih dari 2 (dua) bulan dan semen harus digunakan sebelum 3
(tiga) bulan sesudah pengiriman. Pengangkutan semen dilakukan dalam keadaan tertutup agar tidak
dipengaruhi cuaca (hujan) selama proses pengangkutan.
Gudang penyimpanan semen harus berventilasi baik, kedap air dan cuaca dan diletakkan diatas papan tidak
kurang dari 30 cm di atas permukaan tanah. Penyimpanan untuk setiap pengiriman dilakukan secara
terpisah agar lebih mudah dilakukan identifikasi, test dan pemeriksaan. Semen-semen tersebut tidak boleh
disusun lebih dari 13 (tiga belas) lapis. Pemakaian semen dilakukan menurut urutan penerimanya.
Kontraktor harus memberikan laporan mingguan kepada Direksi Pekerjaan mengenai jumlah semen yang
telah diterima dan jumlah yang telah digunakan dalam pekerjaan.

c. Agregat Beton
c.1. Umum
Syarat-syarat mengenai agregat yang akan digunakan dalam pembuatan beton normal dan beton kedap air
adalah sebagaimana tercantum dalam DIN 1045, Din 4226, NI-2/71 dan Sk SNI-36-1990-03 atau standar
lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Kontraktor harus mengirimkan contoh agregat yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis dari Direksi Pekerjaan 7 (tujuh) hari sebelum agregat digunakan. Contoh agregat ini terdiri dari 2 m3
agregat halus dan 4 m3 agregat kasar.
Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai dengan standar yang disyaratkan.
Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk digunakan harus menjamin kelangsungan
pekerjaan beton selama 2 minggu tanpa penundaan yang diakibatkan keterlambatan pengiriman.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

c.2. Agregat Kasar


Agregat ksar bisa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dengan ukuran
minimal maksimum 40 mm, dan tidak boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.
Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil tulangan (DIN 1045). Agregat harus bersifat
keras, tahan lama, bersih dan tidak mengandung Lumpur atau lapukan batuan.

c.3. Butiran Halus


Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor atau Lumpur organic, lempung, slit atau
partikel-partikel lain yang bersifat merusak, pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam atau pasir batu
pecah yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c.4. Prosentase berat lolos campuran agregat kasar dan halus untuk beton normal menurut DIN 1045
:
Diameter Saringan (mm)
31,5 16 8 4 2 1 0,5 0,25
80- 62- 47- 28-
% 100 28-8 8-2 2-0
62 38 23 14
% prosentase berat lolos

c.5. Prosentase berat lolos gradasi agregat halus untuk beton kedap air menurut SK SNI-36-1990-03
Diameter Saringan (mm)
10,00 5,00 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15
100- 100- 100- 100-
% 100 70-5 15-0
89 60 30 15
% prosentase berat lolos

c.6. Prosentase berat lolos gradasi agregat kasar untuk beton kedap air menurut SK-SNI-36-1990-03.
Diameter Saringan (mm)
50,00 37,50 20,00 10,00 5,00
% 100 100-95 70-35 40-10 5-0
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

% prosentase berat lolos

c.7. Pengujian butiran


Setiap saat Direksi Pekerjaan bisa memerintahkan Kontraktor untuk melakukan pengujian agregat / butiran
sesuai DIN 1048, Din 1045,NI-2 atau SK SNI.
Agregat yang terbukti tidak memenuhi syarat harus disingkirkan atau dicuci hingga dapat memenuhi syarat
pada pengujian berikutnya. Biaya pelaksanaan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

c.8. Penyimpanan Butiran


Agregat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga pengotoran oleh bahan-bahan lain
(bahan organic atau bahan perusak lain) dan pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-
bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada waktu
pengambilan bahan. Di tempat-tempat dimana tanahnya gembur dan atau becek pada waktu hujan,
penggunaan bak bahan yang berlantai merupakan suatu keharusan.

d. Air
Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja
tulangan.
Air diambil dari sumber air industri yang disediakan Pemilik/Owner, titik-titik pengambilan air akan
ditentukan oleh Pemilik/Owner.

e. Material Baja Tulangan (Besi Beton)


Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton dan harus memenuhi SNI, SII atau
standar lain (JIS, DIN) dengan mengikuti mutu :
 Baja Tulangan Polos
Grade Material : BJTD 24 diameter 10 & 14 mm
Standar Material : SII O136, ekuivalen dengan JIS 63112
Min.Yield Strength : 240 Mpa
 Penyimpanan Baja Tulangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

Baja tulangan tidak dapat disimpan langsung di atas permukaan tanah, tetapi harus diletakkan di atas sleeper
atau rak dengan tinggi 30 cm, diberi penutup (pelindung dari air hujan) dan disusun menurut ukuran
diameter. Dalam pengangkutan, pemindahan dan penempatan harus dihindari adanya lendutan.

f. Material Kawat Pengikat


 Standar material : SII O162-81: ekuivalen dengan JIS 63532
 Diameter : 0.91 mm atau lebih
 Tegangan Tarik : 60 – 75 Kg/mm2

g. Material Acuan Beton (Formwork)


Umumnya acuan / formwork harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;
N.I.-2 dan A.C.I. “Standard Specifications for Structural Concrete for Building” (A.C.I. 301-72);
A.C.I.formwork standard, Recommended Practice for Concrete Formwork (A.C.I.347-68).
Perencacnaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus dipertanggungjawabkan oleh Kontraktor.
Formwork harus direncanakan untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan
seperti pada “Recommended Practice for Concrete Formwork” (A.C.I. 347-68) dan peninjauan dalam
perencanaan terhadap beban angin, tegangan yang diijinkan dan lain peraturan Pembangunan Pemerintahan
Daerah.
Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan/bentrokan atau kerusakan pada
permukaan beton dan bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan.
Acuan/formwork umumnya digunakan material plywood atau pelat baja untuk mendapatkan bentuk akhir
permukaan beton yang disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua sudut-sudut bagian dalam dari
acuan / formwork yang akan di exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.
Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak diperbolehkan kena pada
bagian-bagian beton yang telah mengeras/keras dimana beton segar (fresh) akan ditempatkan.
Acuan pada tepi pondasi / footing setempat boleh dibuat dari bata atau campuran beton yang ditempatkan
langsung pada galian yang rapih dan teratur.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

h. Kerikil Beton
Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
PBI 1971 Bab 3 Pasal 4.
Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah sekitar Merak atau daerah lainnya yang
dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.

i. Pasir
Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran-kotoran lendut (slib) dan jika dianggap
perlu, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie.
Untuk pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 3.3.

j. Material Perkerasan Jalan


1. Material Sub – Grade
Untuk sub-grade perkerasan jalan digunakan dari permukaan tanah yang telah dibentuk dan dipadatkan
dengan mesin giling yang memadai hingga mencapai > 90% proctor density (kapasitas minimum 10 ton).
2. Material Base Coarse
Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 80 : 20 by
volume dipadatkan.
3. Material Sub Base
Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 70 : 30 by
volume dipadatkan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

PEKERJAAN BETON

4.6. Pengangkutan Adukan


Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan (segregasi)
dan kehilangan bahan, yang telah disetujui Pemilik Pekerjaan.
Cara pengangkutan adukan beton harus lancer sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang
menyolok antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.
Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar areal pabrik, maka pengangkutan
beton dilakukan dengan menggunakan truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi
kekuatan beton.

4.7. Pengecoran dan Pemadatan Beton


Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam lainnya harus dibersihkan dari semua
bahan perusak dari pelaksanaan pengecoran beton sebelumnya.
Bentuk dan ukuran cetakan beton (formwork) harus diperiksa secara teliti dan tempat pengecoran beton
harus benar-benar bersih.
Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua pekerjaan persiapan pengecoran
disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton harus dibawah pengawasan langsung foreman yang berpengalaman. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Pemilik Pekerjaan mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton.
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah terjadinya segregasi.
Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh melebihi 1,2m.
Pengecoran slab beton dilakukan per lapis dengan tebal lapisan maksimum 50.0 cm (British Standard).
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan
yang telah ditentukan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pemadatan beton selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis (alat penggetar). Penggunaan alat
penggetar ini harus mengikuti peraturan di dalam NI-2. 71.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. PEKERJAAN JALAN AKSES

4.8. Perawatan Beton


Untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton secara tiba-tiba akibat panas sinar matahari, angin
udara kering dan lain-lain, maka selama paling sedikit 2 (dua) minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh terganggu.
Tidak boleh menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan
atau sebagai jalan untuk bahan-bahan yang berat.
Perawatan dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanas atau proses-
proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai jika sebelumnya telah mendapatkan
persetujuan Pemilik Pekerjaan terlebih dahulu.

4.9. Pembongkaran Cetakan


Jika tidak ditentukan lain, maka pembongkaran cetakan bisa dilakukan setelah beton berumur 3 minggu.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Taman

BAB VII. PEKERJAAN TAMAN


 Syarat tanaman hias yang akan diterima adalah sebagai berikut :
1. Tanaman dalam keadaan segar,sehat ,tidak cacat (terkena hama) baik dalam
batang, daun, bunga.
2. Tanaman sesuai ukuran minim tanam dengan rincian sebagai berikut :
Tanaman keras antara lain
a) Kupu – kupu Merah = Tinggi Pohon 1 m
b) Pucuk Merah = Tinggi 1 m
c) Kamboja Bali = Tinggi pohon 2 m
Tanaman Perdu
 Rumput Gajah Mini

PENANAMAN TANAMAN HIAS

1. Pembersihan lokasi
2. Penggalian tanah sesuai jenis tanaman dengan lubang menyesuaikan
3. Tanah humus + kompos dicampur dengan perbandingan 1 : 1
4. Masukan tanah humus + kompos kedalam lubang
5. Masukan tanaman hias urug dengan campuran kompos + humus
6. Pemberian kayu penyangga kepada pohon yang batangnya lemah (belum bisa berdiri sendiri)
7. Tanah asal diratakan kemudian dilapis humus 5 cm dan pupuk kandang ditabur di atasnya
kemudian rumput ditanam.

PERAWATAN TANAMAN HIAS

1. Pemberian pupuk Urea +NPk dilakukan setelah sebulan penanaman . Hal ini dilakukan pada
tanaman yang putus akarnya.
2. Penyemprotan hama + perangsang bunga + perangsang daun dilakukan seminggu setelah
penanaman.
3. Pemangkasan / perapihan tanaman dilakukan sebulan sekali.
4. Penyiraman harus dilakukan 3 hari sekali
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Drainase

BAB VIII. PEKERJAAN DRAINASE

8.1 Umum
Pekerjaan drainase meliputi pembuatan dan pemasangan saluran terbuka,
pembuangan air kotor, saluran tertutup pembuangan air kotor, dan
bangunan drainase lainya sesuai dengan arah, kemiringan dan dimensi
seperti tercantum pada gambar rencana.

Pada prinsipnya semua pekerjaan drainase harus sudah selesai sebelum


pekerjaan halaman selesai.

8.2. Pekerjaan Galian


Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah pekerjaan galian untuk
pembuatan saluran – saluran dan bangunan – bangunan untuk drainase.
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali lubang –lubang
galian selebihinya dengan material yang baik, membuang kelebihan
material, pengeringan yang perlu, pemompaan , perlindungan, membuat
batas–batas tepi konstruksi dan pembongkaran yang perlu sehubungan
dengan itu.

Disini tidak dibedakan antara galian pada bahan tanah biasa maupun galian
tanah batu.Pada galian batu, alat yang digunakan harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS.

KONTRAKTOR harus memberitahu direksi sebelum mengerjakan galian,


sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada
keadaan tanah yang belum terganggu.

Tidak ada tambahan biaya/pembayaran untuk pekerjaan galian ini, akan


tetapi harus sudah termasuk harga satuan dari masing-masing bangunan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Drainase

konstruksi yang memerlukan galian tersebut sebagaimana tercantum dalam


penawaran.

8.3 Pekerjaan Saluran Terbuka


Saluran Terbuka Pasangan Batu Gunung( bukan padas)
Dibawah dasar saluran dipasang lapisan pasir urug yang dipadatkan. Untuk
pasangan batu kali dipakai pasir pasang dan Portland semen. Sebelum
diadakan galian harus diadakan pengukuran kemiringan dasar saluran. Hasil
galian harus rapi dan kemiringan dasar saluran harus bisa mengalirkan air
sebagaimana ketepatan rencananya.

Pada tepi badan jalan yang merupakan batas dengan saluran harus dibuat
kemiringan1 : 1 untuk mencegah longsoran dari badan jalan. Tanah galian
saluran yang tidak terpakai harus dibuang ke tempat lain. Diatas dasar
saluran sebelum diberi pasangan apapun harus dilapisi pasir urug setebal 5
cm dipadatkan.
Saluran terbuka dari pasangan batu belah adukanya 1 pc :1ps plesteran
1 pc : 3 ps. Pekerjaan dianggap selesai setelah disetujui oleh KONSULTAN
PENGAWAS.

Saluran Terbuka BetonCor


Saluran terbuka dari beton Cor dengan adukan1pc : 2 ps : 3 Kr untuk dinding
saluran. Dibawah saluran dipasang lapisan pasir urug yang dipadatkan. Besi
beton yang dipakai dengan mutu U-24. Beton yang dipakai dengan mutu K-
225.
Saluran harus mempunyai kemiringan yang baik, ukuran dan pemasangan
saluran disesuaikan dengan gambar kerja. Galian untuk pemasangan saluran
dibuat secukupnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat. Pekerjaan Drainase

8.4 Pekerjaan Saluran Tertutup

Saluran tertutup terbuat dari buis beton sebagai pembuangan air hujandan
air kotor, dari bangunan yang dihubungkan dengan bak kontrol pada tempat-
tempat yang tertera dalam gambar rencana.

Buis beton dipasang sesuai ukuran yang tecantum dalam gambar rencana
dan diletakan diatas pasir urug yang dipadatkan. Kualitas buis beton harus
memenuhi persyaratan AASHO standard M 86 dengan mutu beton K-225
dan setelah disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS.

8.5 Pekerjaan Bak Kontrol


Terdapat dua jenis pekerjaan bak kontrol, baik kontrol tanpa penutup dan
bak kontrol dengan penutup( grill ). Bak kontrol terbuat dari beton bertulang
dengan ukuran dan lokasi penempatan seperti tercantum pada gambar
rencana.

Grill terbuat dari besi bermutu tinggi yang telah disetujui KONSULTAN
PENGAWAS. Ukuran – ukuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
rencana.

Anda mungkin juga menyukai