Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT PADA AKTIFITAS FISIK

ANAK

MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Dosen Pengampu : Ns. Isra Nur Utari Syachnara Potabuga M.Kep

Disusun oleh kelompok 1 ( S17C ) :

1. Alfina Kartika Sari S17109


2. Alim Mustopa S17110
3. Alsa Kavina Fitria S17111
4. Annisa Nurani Dewi S17112
5. Arfianti Herminingsih S17113

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

2019/2020
BAB V

PENGKAJIAN DAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENDAHULUAN

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam
tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein, anemia, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat
menghambat proses tumbuh kembang anak (Hidayat, 2009).

Potter & Perry (2010), mengatakan Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti :
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Air adalah komponen tubuh vital
dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dam mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan kesimbangan asam dan basa.

Menurut Rosk CL (2004), Nutrisi merupakan proses dimana tubuh manusia


Menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun.
Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam yang belum
memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya
nutrisi pada anak (Hidayat, 2008).

Masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas tahun
2013 prevalensi kurang gizi di indonesia menunjukkan peningkatan dari 17,9 % tahun
2010 menjadi 19,6 % pada tahun 2013. Prevalensi kurang gizi pada saat bayi memasuki
usia 6 bulan sampai dengan usia 2 tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh
kembangnya yang tidak optimal. Olek karena itu, anak harus memperoleh kebutuhan
makanan, sandang, dan perumahan serta perlindungan dan penghargaan terhadap hak
asasinya.

Topik 1
Pengkajian Keperawatan Komunitas

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat
kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini adalah yang membedakan anak dari
orang dewasa.Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu
pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) merupakan dasar ilmu kesehatan
anak dan kedua istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun merupakan
proses yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu sama lain
(IDAI, 2002 ).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang dialaminya
yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu organ
tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam
setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di dalam
tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat
terjadi perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional,
dan intelektual (Hidayat, 2012).

Kasus

Di  kelurahan banjarsari posyandu pelangi III terdapat 66 balita yang terdiri diri dari : 0-12
bulan = 21, 13- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan = 30. Sebagian besar ibu belum mengetahui
tumbuh kembang anaknya bagaimana. Dan didesa tersebut kurang pengetahuan tentang
kesehatan anak dikarenakan sumberdaya kesehatannya yang tidak memadai. Praktikkan dari
universitas kusuma husada akan melakukan asuhan keperawatan agregat pada anak
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan
anak diposyandu , perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader posyandu, keluarga atau orang tua dan
anak.
A. KOMUNITAS SEBAGAI KLIEN
Peran perawat komunitas disini untuk mempengaruhi individu, keluarga maupun kelompok
yang ada dalam komunitas mengenai pentingnya tumbuh kembang pada aktifitas fisik anak.
Perawat komunitas akan menyediakan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan
tumbuh kembang anak, mengukur tumbuh kembang anak (Denver II) untuk mengetahui
perkembangan aktifitas pada anak, pelayanan pengobatan, gizi.

B. DIMENSI KOMUNITAS SEBAGAIKLIEN


1. Batas wilayah : Wilayah Kelurahan Banjarsai Kecamatan MojosongoSurakarta terbagi
menjadi 3 RT, dengan data yang terkumpul 78 KK. Jumlah usia balita 66 orang. Hasil
pengkajian data demografi masyarakat desa Kelurahan banjarsari akan disajikan sebagai
berikut :
a) Batas wilayah sebelah barat: desa wiro rt 01
 b) Batas wilayah sebelah timur: desa wiro rt 02
c) Batas wilayah sebelah selatan: desa wiro rt 03
d) Batas wilayah sebelah utara: desa wiro rt 03
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan balita dari warga rt 03 Kelurahan Banjarsai
Kecamatan Mojosongo Surakarta 50 % berjenis kelamin Laki-Laki dan 50 % berjenis
kelamin perempuan. Didapatkan data bahwa pendidikannya paling banyak rata-rata
adalah tamatan SMA/sederajat dengan jumlah 57% dan pekerjaannya rata-rata bekerja
sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 63 %.
2. Lokasi layanan kesehatan :
Didesa wiro rt 03 kelurahan banjarsari posyandu balita pelangi III.
3. Kondisi geografis :
Di desa wiro ini tempat yang aman jauh dari sungai pegunungan kota dan laut. Sehingga
tida ada bencana didesa tersebut.
4. Iklim
Didesa wiro sekarang lagi musim hujan.
5. Tumbuhan dan hewan
Mayoritas warga memelihara ayam, kambing dan sapi.
C. PENGKAJIAN
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner
meliputi :
a) Data inti komunitas dan subsystem.
1. Demografi : Jumlah balita di posyandu pelangi III berjumlah 66 orang. Dengan jenis
kelamin laki-laki 33, perempuan : 33.
2. Status perkawinan
100% balita belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama :
Beberapa keluarga mempunyai agama berbeda sehingga anaknya mengikuti dari
keluarganya atau orang tua. Mayoritas keluaraga beragama islam ada sebagian
beragama kristen.
Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia gereja
untuk tempat beribadah karena letak desa wiro lumayan jauh dari pusat perkotan.
b) Data subsystem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : tipe rumah warga sudah layak pakai namun sederhana. Jauh dari
perkotaan dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Membuat para
warga menjadi kurangnya pengetahuan mengenai kesehtan.

Auskultasi: Hasil wawancara dengan beberapa orang tua yaitu belum mengetahui
secara mendetail mengenai tumbuh kembang anaknya berdasarkan usia
dan belum mengetahui apakah anaknya tersebut mengalami
keterlambatan tumbuh kembang maupun aktifitas fisik yang semestinya.

Angket : Para orang tua terlalu mengabaikan kondisi anaknya, dikarenakan mereka
sibuk dengan pekerjaannya untuk mempertahankan hidup. Sehingga
anaknya terabaikan dengan kondisi ekonomi keluarga. Dan orang tua juga
jarang sekali memantau tumbuh kembang anaknya.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan didesa wiro rt 03 kelurahan banjarsari kecamaytan mojosongo


kurang memadai dikarenakan keterbatasan sumberdaya kesehatan yang lumayan jauh
dari desa tersebut.

3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada keluarga rata rata penghasilan mereka tidak
menentu. Pekerjaan mereka mayoritas petani, asisten rumah tangga dan pegawai
pabrik.
4. Keamanan dan Transportasi
Keamanan desa wiro terbilang sangant aman karena berada dipedesaan yang cukup
jauh dengan perkotaan. Transportasi masyarakat menggunakan sepeda motor dan
sepeda kayuh dikarenakan jauh dari jalan raya.
5. Politik dan pemerintahan
Masyarakat mempunyai karangtaruna didesa yang diikuti oleh orang dewasa dsn
remaja.
6. Komunikasi
- Komunikasi formal : Surat kabar, radio dan televisi, telepon dan internet.
- Komunikasi informal : Papanpengumuman, poster,halo-halo,dansebagainya.
7. Pendidikan
Untuk balita jarang sekali dimasukkan ke paud. Dan rata-rata anaknya hanya
bersekolah sampai dengan sma. Dan orang tuanya hanya lulusan sd.
8. Rekreasi
Warga jarang sekali berkunjung ketempat wisata. Dikarenakan desa yang cukup jauh
dari perkotaan menyebabkan warga malas untuk berwisata.
c) Data Persepsi
1. Tempat tinggal :
Masyarakat merasa komunitasnya sudah berjalan tapi masih belum terlalu
aktiv. Masalah yang sedang terjadi di masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan
dan sosialisasimengenai tumbuh kembang anak.
2. Persepsi Umum :
Kesehatan itu penting, namun karena kurangnya sumber daya maka masyarakat
kurang paham tentang tumbuh kembang anak yang ada.
D. ANALISADATA DAN PENEGAKAN DIAGNOSA KOMUNITAS

No. Data Fokus Diagnosa Keperawatan


1. DS : Defisit kesehatan komunitas
Warga mengatakan bahwa belum tahu di desa Wiro rt 03 Kelurahan
mengenai tumbuh kembang anak mereka Banjarsari Kecamatan
DO : Mojosongo (D.0110)
Sumberdaya kesehatan belum memadahi
dan kurangnya pengelolaan

a. Presentasi Populasi Dalam Masalah Kesehatan/ Ukuran


No Diagnosa Keperawatan Skoring

Defisit kesehatan komunitas di desa Wiro rt 03 Kelurahan Banjarsari


1 9
Kecamatan Mojosongo (D.0110)

Keterangan :

Prosentase populasi dalam masalah Nilai


kesehatan
25% atau lebih 9 atau 10
10% - 24,9% 7 atau 8
1% - 9,9% 5 atau 6
0,1% - 0,9% 3 atau 4
<0,01% 1 atau 2

b. Keseriusan Masalah

No Diagnosa Keperawatan Skorin Tingkat


g Keseriusan

1 Defisit kesehatan komunitas di desa Wiro rt 03


Kelurahan Banjarsari Kecamatan Mojosongo 8 Serius
(D.0110)

Keterangan :

Tingkat Keseriusan Nilai


Sangat serius 9 atau 10
Serius 6, 7 atau 8
Cukup serius 3, 4 atau 5
Tidak serius 0, 1 atau 2

c. Penilaian Keefektivan Intervensi

Tingkat
No Diagnosa Keperawatan Skoring
Keefektifan

1 Defisit kesehatan komunitas di desa Wiro rt 03 Relatif


Kelurahan Banjarsari Kecamatan Mojosongo (D.0110) 8
Efektif

Keterangan :

Keefektifan Nilai
Sangat efektif (80-100%) misal : 9 atau 10
vaksin
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) misal: 1 atau 2
upaya berhenti merokok
Hampir tidak efektif 0

Prioritas / Urutan Masalah

Masalah Komponen BPR Skor Urutan/


Keperawatan A B C (A+2B) x C ranking
Defisit kesehatan
komunitas di desa Wiro rt
03 Kelurahan Banjarsari
(9+2(8))x8
Kecamatan Mojosongo
(D.0110) 9 8 8 1
200

Keterangan:

A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan

B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi

Diagnosa Keperawatan Komunitas :


Defisit kesehatan komunitas di desa Wiro rt 03 Kelurahan Banjarsari Kecamatan Mojosongo
(D.0110)

A. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana
No
Keperawatan Hasil Tindakan/Intervensi
1 Defisit kesehatan Setelah dilakukan SIKI : Pengembangan
asuhan keperawatan Kesehatan Masyarakat
komunitas di desa
selama 5 minggu
Wiro rt 03 Kelurahan diharapkan warga (I. 14548)

Banjarsari Kecamatan mampu mengetahui :

Mojosongo (D.0110) SLKI : Status Kesehatan


Komunitas (L. 12109)

Prevensi primer Prevensi primer


Kemampuan kepatuhan Perkuat komunikasi antara
terhadap standart individu dan kelompok untuk
kesehatan lingkungan bermusyawarah terkait
meningkat (5) masalah kesehatan

Prevensi sekunder
Kemampuan Prevensi sekunder
ketersediaan program 1) Fasilitasi struktur
promosi kesehatan organisasi untuk
meningkat (5) meningkatkan kemampuan
menjaga kesehatan pada
individu dan kelompok
2) Libatkan masyarakat dalam
musyawarah untuk
mendefinisikan isu
kesehatan dan
mengembangkan rencana
kerja
3) Libatkan masayarakat
dalam proses perencanaan
dan implemetasi serta
evaluasi

Prevensi tersier Prevensi tersier


Kemampuan 1) Kembangkan strategi dalam
meningkatkan manajemen
pemantauan standar konflik
kesehatan komunitas 2) Kembangkan keterlibatan
meningkat (5) tatanan local
3) Regional bahkan nasional
terkait isu kesehatan
komunitas
4) Pertahankan komunikasi
yang terbuka dengang
anggota masyarakat

B. Rencana Evaluasi Keperawatan

Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Defisit Prevensi primer S : Warga mengatakan

kesehatan Melakukan musyawarah warga untuk memperkuat belum mengetahui


komunitas di komunikasi terkait masalah kesehatan tentang proses tumbuh
desa Wiro rt kembang anak dengan
Prevensi sekunder
03 baik
1) Memfasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan
Kelurahan
kemampuan menjaga kesehatan O : sumberdaya yang
Banjarsari
2) Melibatkan masayarakat dalam proses perencanaan dan terbatas dan posyandu
Kecamatan
implemetasi serta evaluasi belum berjalan dengan
Mojosongo
Prevensi tersier maksimal
(D.0110)
Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota
A : Masalah teratasi
masyarakat
sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Penyuluhan pengetahuan
tumbuh kembang anak
dan pengukuran Denver.

Anda mungkin juga menyukai