ANAK
2019/2020
BAB V
PENDAHULUAN
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam
tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein, anemia, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat
menghambat proses tumbuh kembang anak (Hidayat, 2009).
Potter & Perry (2010), mengatakan Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti :
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Air adalah komponen tubuh vital
dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dam mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan kesimbangan asam dan basa.
Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun.
Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam yang belum
memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya
nutrisi pada anak (Hidayat, 2008).
Masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas tahun
2013 prevalensi kurang gizi di indonesia menunjukkan peningkatan dari 17,9 % tahun
2010 menjadi 19,6 % pada tahun 2013. Prevalensi kurang gizi pada saat bayi memasuki
usia 6 bulan sampai dengan usia 2 tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh
kembangnya yang tidak optimal. Olek karena itu, anak harus memperoleh kebutuhan
makanan, sandang, dan perumahan serta perlindungan dan penghargaan terhadap hak
asasinya.
Topik 1
Pengkajian Keperawatan Komunitas
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat
kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini adalah yang membedakan anak dari
orang dewasa.Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu
pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) merupakan dasar ilmu kesehatan
anak dan kedua istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun merupakan
proses yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu sama lain
(IDAI, 2002 ).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang dialaminya
yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu organ
tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam
setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di dalam
tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat
terjadi perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional,
dan intelektual (Hidayat, 2012).
Kasus
Di kelurahan banjarsari posyandu pelangi III terdapat 66 balita yang terdiri diri dari : 0-12
bulan = 21, 13- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan = 30. Sebagian besar ibu belum mengetahui
tumbuh kembang anaknya bagaimana. Dan didesa tersebut kurang pengetahuan tentang
kesehatan anak dikarenakan sumberdaya kesehatannya yang tidak memadai. Praktikkan dari
universitas kusuma husada akan melakukan asuhan keperawatan agregat pada anak
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan
anak diposyandu , perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader posyandu, keluarga atau orang tua dan
anak.
A. KOMUNITAS SEBAGAI KLIEN
Peran perawat komunitas disini untuk mempengaruhi individu, keluarga maupun kelompok
yang ada dalam komunitas mengenai pentingnya tumbuh kembang pada aktifitas fisik anak.
Perawat komunitas akan menyediakan pelayanan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan
tumbuh kembang anak, mengukur tumbuh kembang anak (Denver II) untuk mengetahui
perkembangan aktifitas pada anak, pelayanan pengobatan, gizi.
Inspeksi : tipe rumah warga sudah layak pakai namun sederhana. Jauh dari
perkotaan dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Membuat para
warga menjadi kurangnya pengetahuan mengenai kesehtan.
Auskultasi: Hasil wawancara dengan beberapa orang tua yaitu belum mengetahui
secara mendetail mengenai tumbuh kembang anaknya berdasarkan usia
dan belum mengetahui apakah anaknya tersebut mengalami
keterlambatan tumbuh kembang maupun aktifitas fisik yang semestinya.
Angket : Para orang tua terlalu mengabaikan kondisi anaknya, dikarenakan mereka
sibuk dengan pekerjaannya untuk mempertahankan hidup. Sehingga
anaknya terabaikan dengan kondisi ekonomi keluarga. Dan orang tua juga
jarang sekali memantau tumbuh kembang anaknya.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada keluarga rata rata penghasilan mereka tidak
menentu. Pekerjaan mereka mayoritas petani, asisten rumah tangga dan pegawai
pabrik.
4. Keamanan dan Transportasi
Keamanan desa wiro terbilang sangant aman karena berada dipedesaan yang cukup
jauh dengan perkotaan. Transportasi masyarakat menggunakan sepeda motor dan
sepeda kayuh dikarenakan jauh dari jalan raya.
5. Politik dan pemerintahan
Masyarakat mempunyai karangtaruna didesa yang diikuti oleh orang dewasa dsn
remaja.
6. Komunikasi
- Komunikasi formal : Surat kabar, radio dan televisi, telepon dan internet.
- Komunikasi informal : Papanpengumuman, poster,halo-halo,dansebagainya.
7. Pendidikan
Untuk balita jarang sekali dimasukkan ke paud. Dan rata-rata anaknya hanya
bersekolah sampai dengan sma. Dan orang tuanya hanya lulusan sd.
8. Rekreasi
Warga jarang sekali berkunjung ketempat wisata. Dikarenakan desa yang cukup jauh
dari perkotaan menyebabkan warga malas untuk berwisata.
c) Data Persepsi
1. Tempat tinggal :
Masyarakat merasa komunitasnya sudah berjalan tapi masih belum terlalu
aktiv. Masalah yang sedang terjadi di masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan
dan sosialisasimengenai tumbuh kembang anak.
2. Persepsi Umum :
Kesehatan itu penting, namun karena kurangnya sumber daya maka masyarakat
kurang paham tentang tumbuh kembang anak yang ada.
D. ANALISADATA DAN PENEGAKAN DIAGNOSA KOMUNITAS
Keterangan :
b. Keseriusan Masalah
Keterangan :
Tingkat
No Diagnosa Keperawatan Skoring
Keefektifan
Keterangan :
Keefektifan Nilai
Sangat efektif (80-100%) misal : 9 atau 10
vaksin
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) misal: 1 atau 2
upaya berhenti merokok
Hampir tidak efektif 0
Keterangan:
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi
A. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana
No
Keperawatan Hasil Tindakan/Intervensi
1 Defisit kesehatan Setelah dilakukan SIKI : Pengembangan
asuhan keperawatan Kesehatan Masyarakat
komunitas di desa
selama 5 minggu
Wiro rt 03 Kelurahan diharapkan warga (I. 14548)
Prevensi sekunder
Kemampuan Prevensi sekunder
ketersediaan program 1) Fasilitasi struktur
promosi kesehatan organisasi untuk
meningkat (5) meningkatkan kemampuan
menjaga kesehatan pada
individu dan kelompok
2) Libatkan masyarakat dalam
musyawarah untuk
mendefinisikan isu
kesehatan dan
mengembangkan rencana
kerja
3) Libatkan masayarakat
dalam proses perencanaan
dan implemetasi serta
evaluasi
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Defisit Prevensi primer S : Warga mengatakan
P : Lanjutkan intervensi
Penyuluhan pengetahuan
tumbuh kembang anak
dan pengukuran Denver.