Makalah Kelompok ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Evolusi
Disusun Oleh:
Penyimpangan genetik atau aliran alel adalah perubahan frekuensi suatu varian gen (alel)
dalam populasi karena sampling acak. Alel pada keturunan adalah sampel dari alel induknya,
dan peluang berperan dalam menentukan apakah suatu individu akan survive dan
bereproduksi. Penyimpangan genetik dapat menyebabkan varian gen menghilang sama sekali
sehingga mengurangi variasi genetik. Penyimpangan gen dapat didefinisikan perubahan
frekuensi alel secara random atau stokastik. Penyimpangan gen biasanya terjadi pada
populasi yang berukuran kecil. Penyimpangan gen dapat menyebabkan hilangnya suatu alel
sehingga frekuensi alel akan bertahan 1,0, sehingga dapat dikatakan alel yang ada menjadi
fix. (Leksono Amien S, 2011).
Lebih banyak kaleng akan memberikan sampel statistik yang lebih baik, berarti bahwa
jumlah kaleng merah dan kaleng biru tetap lebih dekat dengan generasi sebelumnya.
Penyimpangan genetik akan lemah pada populasi yang besar-frekuensi alel. Sebaliknya
penyimpangan akan cepat pada populasi yang kecil-dengan hanya 4 kaleng mungkin hanya
membutuhkan ulangan sebelum mereka semua menjadi satu warna. Dengan demikian
penyimpangan genetik cenderung mengeliminasi variasi lebih cepat dalam populasi kecil;
populasi besar cenderung memiliki keanekaragaman genetik yang lebih tinggi (Hassan dkk,
2014).
dimana N merupakan jumlah organisme dan k merupakan jumlah salah satu alel (Sebagai
contoh alel A atau B) dalam kombinasi. Fungsi “()” merupakan koefisien binomial yang
dapat dinyatakan sebagai “N memilih k”. Penyimpangan genetik yang mungkin terjadi dapat
berubah akibat kejadian acak.
Adalah sebutan ketika populasi berkontraksi ke ukuran yang lebih kecil dalam waktu
singkat akibat suatu kejadian lingkungan yang acak. Akibat dari leher botol adalah perubahan
frekuensi alel dalam populasi yaitu penurunan ukuran populasi dengan cepat dan radikal telah
mengurangi vasiasi gen yang bersangkutan. Setelah terjadi leher botol, inbreeding akan
meningkat mengakibatkan meningkatnya kerusakan yang dilakukan oleh mutasi resesif yang
mengganggu dalam suatu proses yang disebut depresi inbreeding. Mutasi terburuk
mengalami selected against, mengarah pada hilangnya alel lain secara genetik yang
bersangkutan (Hassan dkk, 2014).
Founder effect adalah kasus khusus leher-botol populasi yang terjadi bila sekelompok
kecil dalam poulasi memisahkan diri dari populasi asal dan membentuk populasi baru.
Sampel random dari alel-alel pada koloni yang baru terbentuk diduga berbeda jauh dalam
beberapa hal dari populasi asalnya. Apabila koloni yang baru terbentuk berukuran kecil,
foundernya bisa berpengaruh kuat terhadap susunan genetik populasi hingga jauh berbeda
pada masa mendatang. Perbedaan frekuensi gen antara populasi asal dan koloni memicu
terjadinya divergensi yang signifikan setelah banyak generasi baik dalam genetik maupun
fenetik, walaupun yang berkontribusi dalam divergensi ini bukan hanya penyimpangan
genetik tapi juga seleksi alam, aliran gen dan mutasi. Founder effect dianggap sebagai daya
penggerak signifikan dalam evolusi spesies baru (Hassan dkk, 2014).
F. Sejarah Konsep
Konsep penyimpangan genetic pertama kali diperkenalkan oleh salah seorang pelopor
genetika populasi, Sewall Wright. Pertama kali ia menggunakan istilah “drift”
(penyimpangan) di tahun 1929, walau saat itu ia menggunakannya dalam pengertian proses
perubahan yang terarah, atau seleksi alam. Penyimpangan acak melalui sampling eror ini
kemudian dikenal dengan nama “Sewall-Wright effect”. Wright menunjuk semua perubahan
pada frekuensi alel sebagai “penyimpangan yang tetap” (misalnya seleksi) atau
“penyimpangan acak” (misalnya sampling eror). “Penyimpangan” kemudian diadopsi sebagai
isitilah teknis khusus dalam pengertian stokastik saja. Saat ini istilah ini didefinisikan lebih
sempit lagi, dalam pengertian sampling eror. Wright menulis bahwa pembatasan
“penyimpangan acak” atau bahkan “penyimpangan” hanya untuk satu komponen saja, efek
kecelakaan sampling cenderung membingungkan. Sewall Wright menganggap proses
penyimpangan genetika acak melalui sampling eror setara dengan proses ini melalui
inbreeding, namun studi selanjutnya menunjukkan bahwa keduanya ternyata berbeda.
Pandangan Wright mengenai peran penyimpangan genetic dalam skema evolusi sudah
kontroversial sejak awal. Salah satu pengkritik kuatnya adalah koleganya sendiri Ronald
Fisher. Fisher mengakui penyimpangan genetic memang berperan dalam evolusi, namun
tidak signifikan. Bagi Fisher, melihat proses evolusi sebagai suatu progresi yang panjang,
tetap, dan adaptif adalah cara satu-satunya menerangkan terus bertambah kompleksnya
bentuk-bentuk yang tadinya sederhana. Namun debat terus berlanjut antara “gradualis”
dengan mereka yang condong ke model evolusi Wright, di mana seleksi dan penyimpangan
sama-sama penting.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan MS, Ferial EW, Soekandarsi E. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.