Ekonomi
Find it on Play Store
GET
Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Hiburan Gaya Hidup Fokus Kolom Terpo
Bagikan :
Jakarta, CNN Indonesia -- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
masih menggodok Rancangan Undang-Undang (RUU) demi membatasi transaksi uang
tunai atau kartal di dalam negeri dengan nilai maksimal Rp100 juta. Tujuannya, untuk
mencegah tindak pidana pencucian uang dan keamanan sistem pembayaran.
Ketua Tim Penyusunan RUU Pembatasan Uang Kartal Yunus Hussein mengatakan tidak
semua transaksi uang tunai akan dikenakan larangan pembatasan sebesar Rp100 juta.
Setidaknya, ada 12 transaksi di dalam negeri yang masih diperbolehkan menggunakan
uang tunai di atas Rp100 juta.
Pengecualian, antara lain, diberikan jika individu melakukan penarikan tunai dari bank
untuk pembayaran gaji atau untuk biaya pengobatan.
Lihat juga: Transaksi Uang Tunai di Atas Rp100 Juta Bakal Kena Sanksi
Yunus mengatakan kegiatan ekonomi seharusnya tak perlu terpengaruh usai RUU berubah
menjadi UU. Di samping itu, ia memastikan kebijakan ini tak bersifat membatasi, tetapi
justru mempermudah transaksi masyarakat.
Ekonomi
PPATK hanya ingin agar tindak korupsi dan pencucian uang yang melibatkan transaksi
uang tunai bisa ditekan. Ia mencontohkan, beberapa kasus korupsi dengan uang tunai
bejibun, seperti kasus Walikota Kendari Adriatma Dwi Putra yang menerima suap Rp1,3
miliar dan Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad yang menerima gratifikasi senilai
Rp2,3 miliar.
"Tentu harus ada pengecualian kebijakan ini bagi beberapa aktivitas, misalnya chainstore
seperti minimarket pun dipertimbangkan untuk terlepas dari kebijakan ini. Yang penting
tidak mengganggu kegiatan ekonomi," jelas Yunus, Selasa (17/4).
Tak hanya itu, ia menuturkan bahwa angka batas atas Rp100 juta masih dalam
perundingan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) nantinya.
Sejauh ini, angka Rp100 juta dipilih karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, di mana
aliran uang tunai lintas perbatasan maksimal sebesar Rp100 juta.
Lihat juga: Transaksi Uang Tunai Bakal Dibatasi Maksimal Rp100 Juta
"Ada usulan bahwa maksimal Rp500 juta ini kami tidak pakai, jadinya kami pakai threshold
antar batas negara dulu yakni Rp100 juta. Tapi kalau nanti pembahasan di DPR ada
perbaikan ya silahkan saja," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo menjelaskan, RUU ini
masuk menjadi salah satu RUU prioritas DPR di tahun 2018 lantaran bisa mencegah tindak
pidana pencucian uang dalam negeri. Di samping itu, ia melihat bahwa pembatasan
transaksi tunai juga banyak memberikan manfaat.
Ia mengutip riset McKinsey tahun 2010 yang menyebut bahwa pembayaran elektronik
antara rumah tangga dan pemerintah di India dapat menghemat 8 persen dari total
pembayaran. Di sisi lain, penerimaan pemerintah mengalami peningkatan hampir 80
persen.
Di samping itu, ia bilang bahwa negara dengan jumlah transaksi tunai tinggi memiliki
persepsi tingkat korupsi yang lebih buruk. Sebagai contoh, India, Bulgaria, Rusia, dan
Indonesia memiliki transaksi tunai di atas 60 persen dan punya persepsi tingkat korupsi
yang buruk.
Ekonomi
"Sementara itu, Denmark, Swedia, dan Finlandia yang transaksi tunainya rendah yakni 10
hingga 20 persen memiliki persepsi tingkat korupsi sangat rendah," ujar Bambang.
Lihat juga: Di Depan BI dan OJK, Bappebti Akan Presentasi Kajian Bitcoin
Bagikan :
Ekonomi
KOMENTAR
Julius Huang
2 tahun yang lalu
Makan, mandi, tidur, boker perlu lapor jg ga kr2? Semakin lama semakin parah aj indo ini. Kmrn org mati kena pajak. Skrg ini. Mikir ekonomi
sdh baik blm? Pendapatan perkapita sdh spt negara lain blm?
ARTIKEL TERKAIT
Transaksi Uang Tunai di Atas Rp100 Juta Bakal Kena Sanksi
Ekonomi
Ekonomi 1 tahun yang lalu
BACA JUGA
Sempat Cekcok, Luangkan Waktu Untuk Dapat Info Kasino dari Penuhi Undangan Tito, Tito Undang PP
Kemendagri-PPATK Membaca, Jika Anda PPATK, Tito Peringati Kepala PPATK Klaim Bahas Kepala
Sepakat Pantau Dana Mau Turunkan Berat Kepala Daerah Tak Bahas Kasino Cuci Uang di K
Promoted
Lihat Versi Desktop
Ekonomi
Nasional Teknologi
Internasional Hiburan
© 2020 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2020 Cable News Network, Inc. A Time Warner
Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with
permission.