PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Dapat membuat diagnosis tetnasu dan merencanakan tata laksana perawatan
pada tetanus dengan benar dan sesuai dengan pedoman diagnosis dan terapi.
1
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
2
diketahui dengan pasti, namun juga dapat memengaruhi tetanus. Tetanospasmin
merupakan toksin yang menghambat neurotransmitter GABA dan Glisin, sehingga
tidak terjadi hambatan aktivitas reflek otot.
3
kronis. Gejalanya berupa trismus, disfagia, rhinus sardonikus, disfungsi nervus
kranial. Tetanus cephalic jarang terjadi dapat berkembang menjadi tetanus
generalisata dan prognosis biasanya jelek.
4
3. Umumya ada luka/riwayat luka
4. Retensi urine dan hiperpireksia
5. detak jantung yang cepat (takikardia)
Pemeriksaan penunjang
5
4. Kriteria 4 : waktu onset kurang dari 48 jam
5. Kriteria 5 : peningkatan temperature , rektal 100 F ( >40 C) atau aksila 99 F (37,6
C)
Grading
1. Derajat 1 (kasus ringan) terdapat satu kriteria, biasanya kriteria 1 atau 2 (tidak
ada kematian)
2. Derajat 2 (kasus sedang) terdapat 2 kriteria, biasanya kriteria 1 dan kriteria 2,
masa inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 48 jam (kematian 10%)
3. Derajat 3 (kasus berat) terdapat 3 kriteria, biasanya masa inkubasinya kurang dari
7 hari atau onset kurang dari 48 jam (kematian 32%)
4. Derajat 4 (kasus sangat berat), terdapat minimal 4 kriteria (kematian 60%)
5. Derajat 5 bila terdapat 5 kriteria termasuk peurpurium dan tetanus neonatorum
(kematian 84%)
6
3. Rabies
4. Meningitis
5. Abses Retrofaringeal
6. Sindrom Hiperventilasi
7. Epilepsy/ kejang tonik klonik umum
2.10. Komplikasi
1. Saluran Pernafasan
Asfiksia,aspirasi pneumonia, atelectasis akibat obstruksi oleh secret,
pneumothorak dan mediastinal emfisema biasanya terjadi akibat dilakukan
trakeostomi
2. Kardiovaskular
Komplikasi berupa aktivitas simpatis yang meningkat antara lain berupa
takikardi, hipertensi, vasokontriksi perifer dan rangsangan miokardium.
3. Tulang dan otot
Pada otot yang mengalami spasme berkepanjangan bisa terjadi perdarahan
pada otot pada tulang dapat terjadi fraktura kolumna vertebralis akibat
kejang yang terus-menerus terutama pada anak dan orang dewasa beberapa
peneliti melaporkan juga dapat terjadi miositisis ossifikans sirkumskripta
4. Komplikasi lain
Laserasi lidah akibat kejang, decubitus karena karena penderita berbaring
pada satu posisi saja, panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau toksin
yang menyebar luar dan mengganggu pusat pengaturan suhu tubuh.
7
Antibiotik
8
h. Riwayat imunisasi tetanus pasien perlu didapatkan. TT harus diberikan jika
riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun, jika riwayat imunisasi tidak
diketahui, TT dapat diberikan. Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10
tahun yang lalu, maka tetanus immunoglobulin (TIg) harus diberikan tanpa
memperhatikan derajat keparahan luka.
i. Manajemen luka pada pasien tetanus yang diduga menjadi port de entry
masuknya bakteri C.tetani. luka dapat menjadi luka yang rentan mengalami
tetanus atau luka yang tidak rentan tetanus. Semua luka rentan maupun
tidak rentan tetanus harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen.
9
RINGKASAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal pediatric. Penyakit Tetanus dan Pencegahan Imunisasi. 2016 (dikutip tanggal 18
Februari 2017) https://jurnalpediatri.com/2016/03/06/penyakit-tetanus-dan-
pencegahan-imunisasi/
Diphtheria, Tetanus, and Pertussis: Recommendations for Vaccine Use and Other Preventive
Measures Recommendations of the Immunization Practices Advisory Committee
(ACIP). MMWR. 1991;40(RR10):1–28.
Preventing Tetanus, Diphtheria, and Pertussis Among Adolescents: Use of Tetanus Toxoid,
Reduced Diphtheria Toxoid and Acellular Pertussis Vaccines. MMWR.
2006;55(RR03):1–34.
U.S. Department of Health & Human Services.2017. Tetanus. (dikutip tanggal 18 Februari
2017) https://www.cdc.gov/tetanus/about/causes-transmission.html
Preventing Tetanus, Diphtheria, and Pertussis Among Adults: Use of Tetanus Toxoid,
Reduced Diphtheria Toxoid and Acellular Pertussis Vaccines. MMWR.
2006;55(RR17):1–33.
American Academy of Pediatrics. Tetanus. In: Kimberlin DW, Brady MT, Jackson MA,
Long SS, eds. Red Book®: 2015 Report of the Committee on Infectious Diseases.
American Academy of Pediatrics; 2015; 773–8.
11