Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 1


BAB I PENDAHULUAN..........................................................................…….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Kelenjar Tiroid ..............................................................................................3
2.2 Etiologi ..........................................................................................................4
2.3 Klasifikasi ......................................................................................................5
2.4 Patogenesis ....................................................................................................8
2.5 Manifestasi klinis ..........................................................................................8
2.6 Diagnosis .......................................................................................................9
11
13
17
18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19

1
BAB I
PENDAHULUAN

Karsinoma tiroid merupakan suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol


dari sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid. Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9
dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak pada wanita dengan distribusi
berkisar antara 2: 1 sampai 3: 1. Insidensnya berkisar antara 5,4-30%. Berdasarkan
jenis histopatologi, sebarannya adalah kanker tiroid jenis papilar (71,4%); kanker
tiroid jenis folikular (16,7%); kanker tiroid jenis anaplastik (8,4%); dan kanker tiroid
jenis medular (1,4%). Berdasarkan usia kanker tiroid jenis papilar biasanya pada
pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, berbeda dengan kanker tiroid folikular
yang banyak pada usia di atas itu. Sedangkan kanker jenis medular sering ditemukan
pada usia tua (50-60 tahun).1,2
Angka insidensi tahunan kanker tiroid bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari
0,5-10 per 100.000 populasi. Karsinoma tiroid ini merupakan jenis keganasan
jaringan endokrin yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.
American Cancer Society memperkirakan bahwa sekitar 17.000 kasus baru muncul
setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1.300 diantaranya mengakibatkan
kematian. Tetapi dengan pengobatan yang adekuat, sekitar 190.000 penderita tetap
dapat hidup normal dan beberapa dapat bertahan lebih dari 40 tahun. Karsinoma
tiroid dapat menyebabkan kematian 10% pada yang berdiferensiasi baik, 50% pada
yang berdiferensiasi buruk dan 100% pada anaplastik.1,2
Modalitas terapi karsinoma tiroid adalah operasi, ablasi iodium radioaktif dan
terapi substitusi/ supresi L-tiroksin. Masing-masing modalitas tersebut didasarkan
atas jenis, besar massa tumor, ada tidaknya metastase dan tingkat risiko untuk
kekambuhan. Karsinoma tiroid umumnya tergolong keganasan yang pertumbuhan
dan perjalanan penyakitnya lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang rendah,
walau sebagian kecil ada yang tumbuh cepat dan sangat ganas dengan prognosis
yang buruk. Tentunya hal ini merupakan tantangan bagi dokter untuk menentukan
secara cepat apakah nodul tersebut jinak atau ganas.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Kelenjar Tiroid

Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari


sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berasal dari evaginasi epitelium
farings. Evaginasi ini berjalan turun dari dasar lidah ke daerah leher sampai akhirnya
mencapai letak anatomisnya. Sebagian jaringan tiroid ini kadang tertinggal di
sepanjang lintas tersebut sehingga membentuk duktus thyroglossus. Dalam keadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10-20 gram.4,5
Kelenjar tiroid terletak pada leher, bagian anterior daripada trakea, dan terdiri
dari 2 lobus konikal yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut isthmus
tiroid. Kadang-kadang ditemukan juga lobus ke 3, terdapat pada isthmus ke atas atau
di bagian depan larings yang disebut lobus piramidalis. Lobus-lobus ini dibagi atas
septa-septa jaringan ikat fibrous menjadi lobulus-lobulus, yang masing-masing terdiri
dari 30-40 folikel. Kelenjar tiroid ini mengandung banyak pembuluh darah dan
mempunyai kecepatan arus darah yang tinggi.3,4

Gambar 1. Tiroid Manusia

Kelenjar tiroid divaskularisasi oleh arteri karotis superior kanan dan kiri,
yang merupakan cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri. Selain itu terdapat
juga vaskularisasi dari kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, yang merupakan
cabang arteri brakhialis. Kadang kala dijumpai arteri tiroidea ima, yang merupakan
cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior

3
yang berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral, dan vena tiroidea
inferior. Selain vaskularisasi, terdapat juga dua macam nervus yang meninervasi
laring dengan pita suara (plica vocalis) yaitu nervus laringeus rekurens dan cabang
dari nervus laringeus superior. 5,6

Gambar 2. Vaskularisasi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid berperanan mempertahankan derajat metabolisme dalam


jaringan pada titik optimal. Hormon tiroid merangsang penggunaan O2 pada
kebanyakan sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat arang, dan
sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi normal. Apabila tidak terdapat
kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan dingin, akan timbul kelambanan mental dan
fisik, dan pada anak-anak terjadi retardasi mental dan dwarfisme. Sebaliknya, sekresi
tiroid yang berlebihan meninbulkan penyusutan tubuh, gugup, takikardi, tremor, dan
terjadi produksi panas yang berlebihan.5,6

2.2 Etiologi
Etiologi yang pasti dari tumor ini belum diketahui; yang berperan khususnya
untuk karsinoma dengan diferensiasi baik (papiler dan folikular) adalah radiasi dan
goiter endemis sedangkan untuk jenis medular adalah faktor genetik. Belum
diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular.
Diperkirakan kanker tiroid anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid

4
berdiferensiasi baik (papiler dan folikular) dengan kemungkinan jenis folikular dua
kali lebih besar.2,4

2.3 Klasifikasi
Klasifikasi WHO 1988 membedakan neoplasma tiroid menjadi:6,7
1. Tumor-tumor epitelial
o Adenoma Folikular4
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari epitel folikel. Lesi biasanya
soliter. Tumor ini sulit dibedakan dengan karsinoma folikular pada
pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus, maka pendiagnosaannya disebut
dengan neoplasma folikular. Merupakan tumor yang berbatas tegas dan
berkapsul jaringan ikat fibrous dengan diferensiasi sel folikel yang
menunjukkan gambaran yang seragam. Pada pemotongan tampak massa yang
homogen tapi kadang-kadang disertai perdarahan dan berkistik. Secara
mikroskopis, sel-sel tersusun dalam folikel-folikel yang mengandung massa
koloid dengan dinding kapsulnya yang tebal.
o Karsinoma Papilari4,5
Karsinoma papilari adalah jenis keganasan tiroid yang paling sering
ditemukan (75-85%) yang timbul pada akhir masa kanak- kanak atau awal
kehidupan dewasa. Merupakan karsinoma tiroid yang terutama berkaitan
dengan riwayat terpapar radiasi pengion. Tumor ini tumbuh lambat,
penyebaran melalui kelenjar limfe dan mempunyai prognosis yang lebih baik
diantara jenis karsinoma tiroid lainnya. Faktor yang mempengaruhi prognosis
baik adalah usia dibawah 40 tahun, wanita dan jenis histologik dominan
papilari. Sifat biologik daripada tumor jenis papilari ini yakni tumor atau lesi
primer yang kecil bahkan mungkin tidak teraba tetapi metastasis ke kelenjar
getah bening dengan massa atau tumor yang besar atau nyata. Lesi ini sering
tampil sebagai nodul tiroid soliter dan biasanya diagnosis dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus, dengan angka ketahanan
hidup 10 tahun mencapai 95%.
Mikroskopis, karsinoma papilari berupa tumor yang tidak berkapsul dengan
struktur berpapil dan bercabang. Sel karakteristik dengan inti sel yang

5
berlapis-lapis dan sitoplasma yang jernih. Ada beberapa varian dari
karsinoma papilari yaitu microcarcinoma, encapsulated, follicular, tall-cell,
columnar-cell, clear-cell dan diffuse sclerosing carcinoma. Dua puluh sampai
delapan puluh persen berupa tumor yang multisentrik dan bilateral pada 1/3
kasus.
o Karsinoma Folikular4
Karsinoma folikular meliputi sekitar 10-20% keganasan tiroid dan biasa
ditemukan pada usia dewasa pertengahan atau diatas 40 tahun. Pada kasus
yang jarang, tumor ini mungkin hiperfungsional (tirotoksikosis). Insiden
karsinoma folikular meningkat di daerah dengan defisiensi yodium. Diagnosa
tumor ini secara sitologi sulit dibedakan dengan adenoma folikular, diagnosa
pasti dengan pemeriksaan frozen section pada durante operasi atau dengan
pemeriksaan histopatologi untuk melihat adanya invasi ke kapsul atau
pembuluh darah. Karsinoma folikular bermetastasis terutama melalui
pembuluh darah ke paru, tulang, hati dan jaringan lunak. Karsinoma folikular
diterapi dengan tiroidektomi total diikuti pemberian iodine radioaktif. Juga
karena sel karsinoma ini menangkap yodium, maka radioterapi dengan Y 131
dapat digunakan dengan pengukuran kadar TSH sebagai follow up bahwa
dosis yang digunakan bersifat supresif dan untuk memantau kekambuhan
tumor. Angka ketahanan hidup 10 tahun mencapai 85%.
o Karsinoma Medular4,5
Karsinoma medular meliputi sekitar 5 % keganasan tiroid dan berasal dari sel
parafolikuler, atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Karsinoma ini timbul
secara sporadik (80%) dan familial (20%), dimana tumor ini diturunkan
sebagai sifat dominan autosom; apakah berhubungan dengan MEN-2a atau
MEN-2b atau endokrinopati lainnnya. Karsinoma medular terutama
ditemukan pada usia 50-60 tahun tetapi pernah juga ditemukan pada usia
yang lebih muda bahkan anak. Penyebarannya terutama melalui kelenjar
limfe. Bila dicurigai adanya karsinoma medular maka perlu diperiksa kadar
kalsitonin darah. Angka ketahanan hidup 10 tahun mencapai 40%.
Massa tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan, pada lesi yang lebih
luas tampak daerah nekrosis dan perdarahan dan dapat meluas sampai ke

6
kapsul. Mikroskopis, tampak kelompokan sel-sel bentuk poligonal sampai
lonjong dan membentuk folikel atau trabekula. Tampak adanya deposit
amiloid pada stromanya yang merupakan gambaran khas pada karsinoma tipe
medular ini.
o Karsinoma undifferentiated/anaplastik4,5
Karsinoma anaplastik tiroid merupakan salah satu keganasan pada manusia
yang paling agresif dan jarang dijumpai yaitu kurang dari 5%. Karsinoma
anaplastik ini berkembang dengan menginfiltrasi ke jaringan sekitarnya.
Tumor ini terutama timbul pada usia lanjut, terutama di daerah endemik
gondok dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kasus muncul dengan
riwayat pembengkakan yang cepat membesar pada leher, disertai dengan
adanya kesulitan bernafas dan menelan, serta suara serak karena infiltrasi ke
nervus rekurens. Pertumbuhannya sangat cepat walaupun diterapi. Metastasis
ke tempat jauh sering terjadi, tetapi umumnya kematian terjadi dalam waktu
kurang dari setahun. Angka ketahanan hidup 5 tahun <5%.
Tampak massa tumor yang tumbuh meluas ke daerah sekitarnya.
Mikroskopis, tampak sel-sel anaplastik (undifferentiated) dengan gambaran
morfologi yang sangat pleomorfik, serta tidak terbentuknya gambaran folikel,
papil maupun trabekula.
2. Tumor-tumor non-epitelial
• Limfoma malignan
• Tumor-tumor miselaneous

2.4 Patogenesis2,6

7
Tumor dapat berupa nodul lunak, tetapi sering berupa tumor keras.
Adenokarsinoma papiler (60%) biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita
dengan ada sarang ganas di lobus homolateral. Metastasis mula-mula kelenjar limfe
regional dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma
folikular bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher tetapi
kurang sering dan kurang banyak. Karsinoma ini lebih sering menyebar secara
hematogen, antara lain ke tulang dan paru.
Adenokarsinoma anaplastik, yang jarang ditemukan (10%), merupakan tumor
yang agresif, pertumbuhan cepat, dan menyebabkan penyusupan ke jaringan sekitar.
Pada tahap dini terjadi penyebaran hematogen, Penyembuhan jarang dicapai.
Karsinoma anaplastik sering menyebabkan kesulitan bernafas karena penyusupan ke
trakea sehingga terjadi stenosis yang mengakibatkan dispnoe dengan stridor
inspirasi.
Penyusupan karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, laring, faring,
esophagus, n.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur lain dalam leher dan kulit.
Metastasis limfogen dapat meliputi semua region leher, sedangkan metastasis
hematogen ditemukan terutama di paru, tulang, otak dan hati.

2.5 Manifestasi Klinis


Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut:
1. Nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas lebih cepat dan nodul anaplastik cepat
sekali (dihitung dalam minggu) tanpa nyeri.
2. Terdapat faktor risiko:
a. Masa anak-anak pernah mendapat terapi sinar didaerah leher atau sekitarnya.
b. Anggota keluarga lain menderita kelainan kelenjar gondok
c. Tetangga atau penduduk sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar
gondok (endemis)
3. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguan menelan
yang menunjukkan adanya desakan esophagus atau perasaan sesak yang
menunjukkan adanya desakan/ infiltrasi ke trakea.
4. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis)
5. Penonjolan kelainan pada tulang cranium

8
6. Perasaan sesak dan batuk-batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di paru-
paru bagi jenis folikuler).2,3,6

2.6 Diagnosis
Pada anamnesis awal, kita berusaha mengumpulkan data untuk menentukan
apakah nodul tiroid tersebut toksik atau non toksik. Biasanya nodul tiroid tidak
disertai rasa nyeri kecuali pada kelainan tiroiditis akut/subakut. Sebagian besar
keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali jenis anaplastik
yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Pada pasien dengan
nodul tiroid yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala penekanan pada
esofagus dan trakea.4,7
Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya,
terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjol-benjol, berjumlah
tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas
nodul.6,7
Prosedur diagnostik dari karsinoma tiroid adalah:
1. Anamnesis
a. Pengaruh usia dan jenis kelamin
Apabila nodul tiroid terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
b. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala
Radiasi pada masa anak-anak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid ± 33-
37 %.
c. Kecepatan tumbuh tumor
• Nodul jinak membesar dalam waktu yang tidak terlalu cepat
• Nodul ganas membesar dalam waktu yang cepat
• Nodul anaplastik membesar dengan sangat cepat
• Kista dapat membesar dengan cepat
d. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan suara dan nyeri dapat
terjadi akibat desakan dan/atau infiltrasi tumor.
e. Riwayat penyakit serupa pada keluarga3,5,7

9
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi yang bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung
kepada jenis patologi anatominya.
b. Perlu diketahui ada atau tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.
c. Perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang, klavikula,
sternum, dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu paru-paru, hati dan
otak.3,6

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
• Human Thyroglobulin (HTG) ; suatu tumor marker untuk keganasan tiroid ;
jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.
• Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas
tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonin (tumor marker) dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-
kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksikosis
walaupun jarang. HTG Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker
terutama pada karsinoma berdiferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini
tidak khas untuk karsinoma tiroid, namun peninggian HTG setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif. 3,7
b. Pemeriksaan radiologis
• Dilakukan pemeriksaan foto paru posterior anterior, untuk menilai ada
tidaknya metastasis, foto polos leher antero-posterior dan lateral dengan
posisi leher hiper ekstensi, bila tumor besar. Untuk melihat ada atau
tidaknya mikrokalsifikasi.
• Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya
infiltrasi ke esophagus
• Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang
yang bersangkutan.3,7

10
c. Pemeriksaan Sidik tiroid
Pemeriksaan sidik tiroid: bila nodul menangkap lebih sedikit dari jaringan
tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya
maka disebut nodul panas (warm nodule) dan bila afinitasnya lebih maka
disebut nodul panas (Hot nodule).4,6
d. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk
penuntun dalam tidakan biopsi.4,6
d. Pemeriksaan sitologi BAJAH.

Keberhasilan dan ketepatan hasil BAJAH tergantung atas 2 hal yaitu faktor
kemampuan pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh
seorang sitolog sehingga angka akurasinya sangat bervariasi. Ketepatan
pemeriksaan ini pada karsinoma tiroid anaplastik, medulare dan papilare
hampir mendekati 100%, tetapi jenis folikulare hampir tidak dapat dipakai
karena gambaran sitologi untuk adenomatosus goiter, adenoma folikulare dan
adeno karsinoma folikuler adalah sama, tergantung dari gambaran invasinya
ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat dilihat dari gambaran histopatologi.7
e. Pemeriksaan histopatologi
• Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa, setelah
ilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi
• Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi
insisi.6

2.7 Staging Karsinoma Tiroid


Banyak system staging yang bisa ditemukan dalam literatur yang bertujuan
untuk menentukan prognosis penderita dan menentukan agresifitas terapi pada tipe
keganasan tertentu.

11
Stadium Klinik Berdasarkan Sistem TNM:6
T- (Tumor primer)
• Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
• T0 Tidak didapat tumor primer
• T1 Tumor dengan ukuran 1 cm atau kurang masih terbatas pada tiroid
• T2 Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm namun tidak lebih dari 4cm masih
terbatas pada tiroid
• T3 Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid
• T4 Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah berekstensi keluar kapsul tiroid,
T4a tumor telah berekstensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke: jaringan
lunak subkutan, laring, trakea, esophagus, n. Laringeus recurren atau karsinoma
anaplastik terbatas pada tiroid (intra tiroid);
 T4b tumor telah menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri
carotis atau karsinoma anaplastik berekstensi keluar kapsul (ekstra tiroid).
N- (Kelenjar getah bening regional)
• Nx Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
• N0 Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening
• N1 Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening
• N1a Metastasis ke kelenjar getah bening cervical ipsilateral
• N1b Metastasis pada kelenjar getah bening cervical bilateral, midline, contralateral
atau ke kelenjar getah bening mediastinal.
M- (Metastasis jauh)
• Mx Metastasis jauh belum dapat dinilai
• M0 Tidak terdapat metastasis jauh
• M1 Terdapat metastasis jauh.
Berdasarkan atas temuan klinis dan klasifikasi TNM, karsinoma tiroid dapat
dibedakan atas beberapa stadium:4

12
Gambar 3. Staging Karsinoma Tiroid

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan karsinoma tiroid tergantung pada jenis, penyebaran sel
kanker, ketersedian alat, dan ketersedian sumber daya manusia yang mengerjakanya.
Pada penderita karsinoma thyroid dilakukan tindakan pembedahan yang bisa dikuti
dengan radioterapi tergantung jenis histopatologis dan stadiumnya. Pemeriksaan
klinis penting untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau
suspek benigna.3,8
Bila nodul tersebut suspected maligna maka akan dibedakan berdasarkan
apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel
maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok
parafin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau

13
kemoradioterapi. Bila nodul tiroid suspected maligna tersebut operabel dilakukan
tindakan isthmolobektomi dan pemeriksaan potong beku (VC). Ada 5 kemungkinan
hasil yang didapat:
1. Lesi jinak maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi
2. Karsinoma papilare.8,9
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.
Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi. Bila risiko
tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.
3. Karsinoma Folikulare dilakukan tindakan tiroidektomi total
4. Karsinoma Medulare dilakukan tindakan tiroidektomi total
5. Karsinoma Anaplastik.9
Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total. Bila tidak
memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking dilanjutkan dengan radiasi
eksterna atau kemoradioterapi.9
Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan
FNAB/BAJAH. Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu:
1. Hasil FNAB suspek maligna, “foliculare Pattern” dan “Hurthle Cell”.
Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku seperti
diatas.
2. Hasil FNAB benigna.
Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan kemudian
dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi dan
apabila nodul tersebuttidak ada perubahan atau bertambah besar.
sebaiknya.dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku
seperti diatas.9

14
Gambar 4. Algoritma Tatalaksana Karsinoma Tiroid

1. Operasi
Bila diagnosis telah ditegakkan dan operabel, operasi yang dilakukan adalah
lobektomi sisi yang patologik (kaplan), atau lobektomi subtotal dengan resiko bila
ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya
berupa tiroidektomi total. Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut cukup. Bila ganas,
lobus kontralateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan
near total thyroidectomy. Bila dari hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai
adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang
bersangkutan. Komplikasi-komplikasi operasi antara lain terputusnya nervus
laringeus superior, hipoparatirodisme, dan ruptur esofagus.10
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperabel atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus
kontralateral, dilakukan:
a. Radiaoactive Iodine (RAI)
Hanya tumor-tumor berdeferensiasi baik yang mempunyai afinitas terhadap
I131 terutama yang folikular. Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid

15
normal yang afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau
ablasio dengan pemberian I131 dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan tiroid normal
rusak semua, baru sisa I131 bisa merusak jaringan tumor. Radiasi interna juga
diberikan pada tumor-tumor yang telah bermetastasis atau terdapat sisa tumor.
b. External – beam Radiotherapy (EBRT)
Memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor-tumor inoperabel atau
anaplastik yang tidak berafinitas I131. Sebaiknya dengan sinar elektron 15 – 20 MW
dengan dosis 4000 rad. Sumsum tulang harus dilindungi. Radiasi eksterna diberikan
juga untuk terapi paliatif bagi tumor yang telah bermetastasis.10
3. Diseksi Leher
Diseksi leher adalah tindakan untuk membuang kelenjar limfe leher dan
jaringan sekitarnya dalam rangka penatalaksanaan kanker. Tujuan diseksi leher
adalah untuk menghilangkan sel kanker yang berada pada kelenjar limfe serta untuk
melakukan diagnostik pemeriksaan kelenjar limfe yang diambil.
Menurut American Head and Neck Society, diseksi leher diklasifikasikan
menjadi:
 Diseksi leher radikal (RND): melakukan pembuangan kelenjar leher pada
level I-V, termasuk struktur non kelenjar yaitu vena jugularis interna, m.
sternokleidomastoid dan nervus spinasi asesori
 Diseksi Leher Modifikasi (MND): seperti RND masih menyisakan satu atau
dua dianata v. jugularis interna, m. sternokleido mastoid dan nervus aspinalis
asesori
 Diseksi Leher selektif (SND): Menyisakan satu atau lebih grup dari kelenjar
limfe leher dan tetap mempertahankan 3 strukur non limfari diatas
 Diseksi leher diperluas (Extended ND): seperti RND namun juga
membuang kelenjar leher diluar grup level I-V dan atau beberapa struktur
diluar struktur non limfatik diatas.

16
2.9 Prognosis
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa umur, jenis kelamin, ukuran
tumor, jenis histopatologis, invasi lokal, keterlibatan KGB regional, metastase jauh
dan kadar thyroglobulin (Tg) merupakan faktor prognostik yang sangat penting
untuk penderita tiroid.3,7
Prognosis pasien dengan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik tergantung
pada umur (semakin buruk dengan bertambahnya umur), adanya ekstensi
(menurunkan survival rate 20 yahun dari 91% menjadi 46%); adanya lesi metastasis
(menurunkan survival rate 20 tahun dari 90% menjadi 46%); diameter tumor dan
jenis histopatologi (pada papilar survival rate 20 tahunnya 93% dan folikular survival
rate 20 tahunnya 83%). Prognosis juga tergantung pada luasnya invasi pada waktu
pembedahan. Prognosis untuk tumor dengan invasi minimal adalah sangat baik.
Dengan invasi yang lebih luas secara progresif menjadi jelek. Dengan invasi yang
lebih luas kelangsungan hidup 5 tahun 65,7%. Secara keseluruhan angka kematian
pada 5 tahun adalah 70%. Kematian terjadi pada penyakit lokal atau komplikasi dari
metastase jauh.4

17
BAB III
KESIMPULAN

Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering.


Karsinoma ini merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang terbanyak, yaitu
90% dari seluruh kanker endokrin. Angka mortalitas karsinoma tiroid cukup tinggi,
namun dengan pengobatan yang adekuat, sebagian penderita tetap dapat hidup
normal dan beberapa dapat bertahan lebih dari 40 tahun.
Modalitas terapi karsinoma tiroid adalah operasi, ablasi iodium radioaktif dan
terapi substitusi/ supresi L-tiroksin. Masing-masing modalitas tersebut didasarkan
atas jenis, besar massa tumor, ada tidaknya metastase dan tingkat risiko untuk
kekambuhan. Tentunya hal ini merupakan tantangan bagi dokter untuk menentukan
secara cepat apakah nodul tersebut jinak atau ganas, sehingga dapat menentukan
modalitas terapi yang paling tepat untuk pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Lee, Stephanie L., Non-Toxic Goitre. (Online): 2019


(https://emedicine.medscape.com/article/120392-overview, diakses `12 Mei 2019).
2. Scteingart, D., Penyakit Kelenjar Tiroid: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Editor Price, S. Wilson, Edisi 4, Buku 2, EGC, Jakarta, 2003
3. Widjosono, G., Sistem Endokrin: Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor Syamsuhidayat, R.
Jong, WB, Edisi ketiga, EGC, Jakarta, 2014.
4. Kariadi, KS., Sumual, A., Struma Nodosa Non Toksik & Hipertiroidisme: Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Keenam, Penerbit FKUI, Jakarta, 2014.
5. De Loris, L., Kelenjar Tiroid: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Editor Ganong, W.
Edisi 22, EGC, Jakarta, 2008.
6. Dedivitis, RA., Tyroid, Paratyroid, And Adrenal: Schwartz’s Principles Of Surgery.
Editor Brunicardi, C., Edisi kesepuluh. The McGraw-Hill Companies, 2014
7. Farrndon, C., Glandula Thyroidea: Buku Ajar Bedah, Bagian I, Editor Sabiston D.
Edisi kesepuluh., EGC, Jakarta, 2010
8. Masjhur, J., Nodul Tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Editor Sudoyo, A. dkk.
Edisi Keenam, Penerbit FKUI, Jakarta, 2014.
9. Lukitto P, Manoppo A, Azamris, et al. Protokol Penatalaksanaan Tumor/Kanker
Tiroid. Dalam: Protokol 3 2003. Jakarta: Perhimpunan ahli bedah onkologi
Indonesia. 2003. 17-30

19

Anda mungkin juga menyukai