S
DENGAN CKD On HD( CHRONIC KIDNEY DISEASE)
DI RUANG PAVILLIUN UMUM
RSUD JEND A. YANI METRO
DI SUSUN OLEH
1. ANITA ( 201920729190 )
2. ANNA WULANDARI ( 201920729191 )
3. ERMAWATI ( 201920729193 )
4. HERLINDA ( 201920729194 )
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
(WHO) &Global Burden of Disease (GBD) project, penyakit ginjal dan saluran
850.000 kematian setiap tahun dan 15.010.167 kecacatan dan penurunan kualitas
sebanyak 1,2 juta orang meninggal akibat penyakit gagal ginjal atau meningkat
sebesar 32% sejak tahun 2005. Pada tahun 2010, diperkirakan 2,3-7,1 juga orang
mereka untuk pengobatan penyakit ginjal stadium akhir, meskipun mereka yang
populasi. Pada tahun 2010, 2,62 juta orang menerima dialisis di seluruh dunia dan
kebutuhan untuk dialisis diproyeksikan meningkat dua kali lipat pada tahun
menunjukkan bahwa dari sekitar 250 juta penduduk, angka prevalensi gagal ginjal
diperkirakan mencapai 100/1 juta penduduk. Dari data tersebut berarti terdapat
sekitar 100.000 klien gagal ginjal dan diperkirakan terdapat 25.000 klien baru
yang terdaftar menjalani hemodialisa tahun 2015 adalah sebanyak 21.050 pasien,
tahun 2016 meningkat menjadi 25.446 pasien dan tahun 2017 kembali mengalami
peningkatan menjadi 30.831 pasien. Sementara untuk pasien aktif yaitu seluruh
pasien baik pasien baru tahun 2017 maupun pasien lama dari tahun sebelumnya
yang masih menjalani terapi hemodialisa rutin dan masih hidup sampai dengan
Desember Tahun 2017 meningkat tajam yaitu dari 52.835 di tahun 2016
meningkat menjadi 77.892 di tahun 2017, tahun 2018 meningkat menjadi 132142
(IRR, 2018).
kapasitas mesin dialysis yang ada baru dapat melayani sebanyak 66 klien.Adapun
cukup tinggi. Pada tahun 2016 terdapat sebanyak 133 penderita gagal ginjal yang
4
meningkat cukup tinggi yaitu tercatat sebanyak 149 dan dari jumlah tersebut83
(53,1%) klien belum tertangani, pada tahun 2019 sebanyak 152 pasien yang
belum tertangani, pada bulan januari s.d mei 2020 sebanyak 23 pasien yang
Masalah keperawatan yang banyak dihadapi pasien gagal ginjal kronik yang
merupakan salah satu gejala yang paling umum pada klien dengan penyakit
stadium lanjut.
depan serta pemberian terapi oksigen dengan dosis 3 liter dengan nasal kanul.
paling sering dirasakan oleh penderita gagal ginjal kronik adalah sesak nafas,
nafas tampak cepat dan dalam atau yang disebut pernafasan kussmaul.
oksigen dengan dosis 3 liter dengan nasal kanul terhadap Ny. S dengan gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Jend. Ahmad Yani Metro
tahun 2020.”
tambahan informasi yang berkaitan dengan upaya mengatasi masalah sesak nafas
dalam mengembangkan asuhan keperawatan yang lebih lanjut serta dapat menjadi
dengan upaya mengatasi masalah sesak nafaspada pasien gagal ginjal kronik yang
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi utama,
konstituen plasma, terutama elektrolit, air, dan dengan mengestimasi zat-zat yang
tidak diperlukan atau berlebihan di urin. Gagal ginjal dinyatakan terjadi jika
fungsi kedua ginjal terganggu sampai pada titik ketika keduanya tidak mampu
sehingga timbul gejala uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalamdarah
yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya
yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialysis atau
B. Etiologi
ginjal). Komplikasi dari diabetes dan hipertensi adalah rusaknya pembuluh darah
kecil di dalam tubuh, pembuluh darah di ginjal juga mengalami dampak terjadi
Etiologi gagal ginjal kronik bervariasi antara negara yang satu dengan
banyak terjadi gagal ginjal kronik yaitu sekitar 44%, kemudian diikuti oleh
obstruksi, dan infeksi pada ginjal, hipertensi (Muttaqin and Kumala, 2011).
9
Tabel 2.1
KlasifikasiPenyebabGagalGinjalKronik
KlasifikasiPenyakit Penyakit
Penyakitinfeksi tubuleinterstitial Pielonefritiskronis/refluksnefropati
Penyakitperadangan Glomerulonefritis
Penyakit vascular hipertensif Nefrosklerosisbenigna
Nefrosklerosismaligna
Stenosis arterirenalis
Gangguanjaringan ikat SLE, Poliarteritis nodosa
Sklerosissistemikprogresif
Gangguankongenital dan herediter Penyakitginjalpolikistik
Asidosistubulusginjal
Penyakitmetabolic DM, Gout, hiperparatiroidisme
Amilodosis
Nefropatitoksik Penyalahgunaananalgesik, obat TBC
Nefropatitimah
Nefropatiobstruktif Traktusurinariusbagianatas: batu,
Traktusurinariusbagianbawah:
hipertropiprostat, striktururetra,
anomalycongenitallehervesikaurinaria
dan uretra
(Price and Lorraine, 2012).
C. Patofisiologi
10
asam urat sehingga terjadi keseimbangan dalam tubuh. Penyakit ini diawali
dengan kerusakan dan penurunan fungsi nefron secara progresif akibat adanya
nefron yang masih tersisa. Perubahan ini mengakibatkan hiperfiltrasi yang diikuti
penurunan fungsi ini akan disertai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus
yang berfungsitelahrusak dan GFR 25% dari normal. Pada tahapini BUN
2018).
nyahanya 10% dari keadaan normal dan bersih akan keratin sebesar 5-10
karenakegagalanglomelurusuremik.Fungsiginjalmenurun, produkakhir
Stadium paling dini dari penyakit gagal ginjal kronis, akan menyebabkan
penurunan fungsi yang progresif ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serum. Pasien dengan GFR 60% belum merasakan keluhan, tetapi sudah
ada peningkatan kadar ureum dan kreatinin, sampai GFR 30% keluhan nokturia,
badan lemas, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan mulai
PATHWAY
12
(Nanda, 2015)
13
D. Manifestasi Klinis
Gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal kronis adalah penurunan secara
lambat dan progresif dari fungsi ginjal. Biasanya terjadi akibat komplikasi dari
kondisi medis lain yang serius. Tidak seperti gagal ginjal akut yang terjadi dengan
cepat dan tiba-tiba, gagal ginjal kronis terjadi secara bertahap. Gagal ginjal kronis
1. Kardiovaskuler
c. Edema periorbital
2. Dermatologi
c. Pruritus
d. Ekimosis
3. Pulmoner
a. Krekels
c. Nafas dangkal
d. Pernafasan kussmaul
4. Gastrointestinal
b. Nafas berbau
5. Neurologi
d. Disorientasi
e. Kejang
g. Perubahan perilaku
6. Muskuloskeletal
a. Kram otot
d. Fraktur tulang
e. Foot drop
7. Reproduktif
a. Amenore
b. Atrofi testekule
E. Komplikasi
2. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system renin-
angiostensin-aldosteron
Komplikasi lain yang dapat ditemukan dari gagal ginjal kronik yaitu:
a. Komplikasi Hematologis
yang tidak adekuat oleh ginjal dan diobati dengan pemberian eritropoietin
subkutan atau intravena. Hal ini hanya bekerja bila kadar besi, folat, dan vitamin
B12 adekuat dan pasien dalam keadaanbaik. Sangat jarang terjadi, antibodi dapat
merupakan faktor risiko yang paling penting. Sebagaian besar hipertensi pada
penyakit ginjal kronik disebabkan hipervolemia akibat retensi natrium dan air.
Keadaan ini biasanya tidak cukup parah untukbisa menimbulkan edema, namun
mungkin terdapat ritme jantung tripel. Hipertensi seperti itu biasanya memberikan
c. Dehidrasi
d. Kulit
Gatal merupakan keluhan keluhan kulit yang paling sering terjadi. Keluhan
17
ini sering timbul pada hiperparatiroidime sekunder atau tersier serta dapat
disebabkab oleh deposit kalsium fosfat apda jaringan. Gatal dapat dikurangi
dengan mengontrol kadar fosfat dan dengan krim yang mencegah kulit kering.
Bekuan uremik merupakan presipitat kristalureum pada kulit dan timbul hanya
pada uremia berat. Pigmentasi kulit dapat timbul dan anemia dapat menyebabkan
pucat.
e. Gastrointestinal
terjadi pada pasien gagal ginjal kronik dibandingkan populasi normal. Namun
gejala mual, muntah, anoreksia, dan dada terbakar sering terjadi. Insidensi
f. Endokrin
impotensi, dan penurunan jumlah serta motilitas sperma. Pada wanita, sering
retardasi pertumbuhan pada anak dan kehilangan massa otot pada orang dewasa.
kesadaran, dan bahkan koma, sering kali dengan tanda iritasi neurologis
yang paling berat kejang). Aktifitas Na+/K+ ATPase terganggu pada uremia dan
yangtidak biasa diam (restless leg) atau kram otot dapat juga terjadi dan kadang
dan ansietas sering terjadi dan terdapat peningkatan risiko bunuh diri.
h. Imunologis
Fungsi imunologis terganggu pada gagal ginjal kronik dan infeksi sering
terjadi. Uremia menekan fungsi sebagaian besar sel imun dan dialysis dapat
i. Lipid
penurunan katabolisme trigliserida. Kadar lipid lebih tinggi pada pasien yang
j. Penyakit jantung
Perikarditis dapat terjadi dan lebih besar kemungkinan terjadinya jika kadar
ureum atau fosfat tinggi atau terdapat hiperparatiroidisme sekunder yang berat.
Kelebihan cairan dan hipertensi dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri atau
curah jantung yang dapat digunakan oleh bagian tubuh yang tersisa.
(O’Callaghan, 2009)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Volume urin : Biasanya kurang dari 400 ml/ 24 jam (fase oliguria) terjadi
4. pH : Lebih besar dari 7 ditemukan pada ISK, nekrosis tubular ginjal dan
ginjal.
6. Natrium : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/ ltr bila ginjal
antara lain:
20
1. Gambaran Klinis
payahjantung,asidiosismetabolik, gangguankeseimbanganelektrolit
2. PemeriksaanLaboratorium
sajatidakbiasdipergunakanuntukmemperkirakanfungsiginjal.
3. Gambaran Radiologis
21
b) Pielografiintravenajarangdikerjakan
disampingkekhawatiranterjadinyapengaruhtoksik oleh
c) Pielografiantergradatauretrograddilakukansesuaidenganindikasi
klasifikasi.
e) Pemeriksaanpemindaianginjalataurenografibilaadaindikasi.
ukuran ginjal yang masih mendekati normal, dimana diagnosis secara noninvasif
etiologi, menetapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi hasil terapi yang telah
ginjal yang sudah mengecil (contracted kidney), ginjal polikistik, hipertensi yang
G. Penatalaksanaan
antara lain:
Tabel 2.2
Deraja LFG
Rencana Tatalaksana
t (ml/mn/1,73m2)
1 ≥90 Terapi penyakit dasar, kondisi
kardiovaskuler
2 60-80 Menghambat perburukan (progession) fungsi
ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 ˂15 Terapi pengganti ginjal
(Suwitra,2009).
23
Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum
terjadinya penurunan LFG sehingga perburukan fungsi ginjal tidak terjadi. Pada
ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasonografi, biopsi dan pemeriksaan
histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
Sebaliknya, bila LFG sudah menurun sampai 20-30% dari normal, terapi terhadap
pada pasien Penyakit Ginjal Kronik. Hal ini untuk mengetahui kondisi komorbid
(Istanti, 2014).
Tabel 2.3
yaitu pada LFG kurang dari 15ml/mnt. Terapi pengganti tersebut dapat berupa
a) Hemodialisis
darahakanmelewatitubulustersebutsementaracairandialisatbersikulasi di
(Rosidana, 2011).
b) Peritoneal Dialisis
c) TransplantasiGinjal
ginjalalamiah.
4) Komplikasi(biasanyadapatdiantisipasi) terutamaberhubungandengan
obatiimunosupresifuntukmencegahreaksipenolakan
Usialebihdari 70 th
HIV positif
Infeksibakteri
Penyakit jantungberat
Sensitasitinggi
(Tambunan , 2018).
H. Asuhan Keperawatan
1. Fokus pengkajian
a) Demografi
a) Pemeliharaan kesehatan
30
c) Pola eliminasi
Rasa panas pada telapak kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot,
3. Pemeriksaan fisik
nadimenurun.
4. Diagnosa keperawatan
berikut:
faktorbiologis
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. S
2. Usia : 52 th
5. Pekerjaan : IRT
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMA
8. Suku : Jawa
b. Sumber Informasi
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 56 th
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Batanghari
2. RIWAYAT KESEHATAN
x/mnt, T : 36,5 oC, TB: 160 cm, BB: 65kg, IMT : 20,3
34
Sesak
2) Keluhan penyerta
ekstermitas bawah.
sejak 16 tahun yang lalu dan penyakit hipertensi 2 tahun yang lalu.
yang lalu.
KETERANGAN :
: Menikah
: keturunan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Satu Rumah
1) Psikologis
2) Social
3) Spiritual
4) Ekonomi
penyakitnya.
g. Lingkungan
Pola nutrisi
- Sebelum sakit
- Saat sakit
IMT =65/(1,60)2
=65/3,20
=20,3
Pola Cairan
- Sebelum sakit
- Saat sakit
2) Pada eliminasi
a. BAK
- Sebelum sakit
- Saat sakit.
BAK.
b. BAB
- Sebelum sakit
- Saat sakit
Tranfusi 660 cc
Am 325 cc 5cc X 65
Jumlah 1705cc
Iwl(15xkg/24
= BAB -
BC : Intake(output+iwl
: )
: 1705 (300+40,52)
: (1705 – 259,48)
1445,52
- Sebelum sakit
- Saat sakit
40
rambutnya.
- Sebelum sakit
- Saat sakit
tidur.
- Sebelum sakit
- Saat sakit
- Sebelum sakit
tertentu.
- Saat sakit
pengobatan di RS.
a. Pemeriksaan umum
Keadaan : lemah
TD : 180/90 mmhg
S : 36.5oC
N : 86 x/m
42
RR : 28 x/ m
BB Sebelum sakit : 65 kg
BB Saat sakit : 65 kg
TB : 165 cm
1) Sistem pengelihatan
2) Sistem pendegaran
3) Sistem wicara
4) Sistem pernafasan
5) Sistem kardiovaskuler
43
a. Sirkulasi perifer
b. Sirkulasi jantung
6) Sistem neurologi
GCS = I5 E =4 M=6 V= 5
TIK.
7) Sistem pencernaan
pembesar hepar.
8) Sistem imunology
9) Sistem endokrin
44
kelenjar tyroid.
terpasang kateter.
teraba dingin.
5555 5555
5555 5555
seksualitas.
45
Pengkajian)
ekstremitas bawah, klien terlihat pucat, CRT >3 detik. Tanda- Tanda
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1. Medis
O2 : 3-5 Lpm
1) Amlodipine 1 x 10 mg
2) As.Folat 1 x 400 mg
I.Transfusi di ruangan
II.Transfusi on HD
I. ANALISA DATA
O
01 DS : Gangguan Penurunan kadar
hemodialisa
DO:
- K/U lemah
- Konjungtiva anemis
- TD : 180/90 mmHg
- Nadi : 86 x/mnt
- Respirasi : 28 x/mnt
- Suhu : 36,5 oC
- HB : 6,1 g/dL
dangkal.
02 DS : Kelebihan intake dan output
bengkak. adekuat
DO:
bawah
- BB : 65 kg
- TB : 160 cm
- IMT : 20,3
- IWL 40,52
- 1445,52
03 DS: Intolerasi Ketidakseimbangan
beraktivitas
DO:
- k/u lemah
tidur
- Kesadaran composmetis
- TD : 180/90 mmHg
- Nadi : 86 x/mnt
- Respirasi : 28 x/mnt
- Suhu : 36,5 oC
49
.
01. 05mei 2020 Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan
Pengisian kapiler
jari kaki
Suhu kulit ujung
kaki dan tangan
02. Kekuatan denyut
nadi karotis kanan 1. Mengetahui
dan kiri. 1. Pantau adanya adanya
Kelebihan tanda dan gejala overhidrasi
volume cairan overhidrat 2. Mengetahui
berhubungan Setelah di lakukan 2. Monitor intake balance cairan
dengan intake tindakankeperawatan dan output cairan 3. Mengetahui
dan output selama 2 jam yang yang akurat adanya
cairan tidak diharapkan 3. Monitor hasil keseimbangan
adekuat kelebihan volume LAB yang cairan
cairan tubuh teratasi relevan dengan 4. Mengetahui
dengan kriteria hasil keseimbangan kondisi klien
keadaan umum cairam ( HT)
baik 4. Monitor tanda
TTV 5. Kolaborasi
N:80x/mt penatalaksaan
59
52
Anita 10.20 WIB A Anna
10.30 WIB Masalah perfusi jaringan perifer belum
Memonitor laboratorium hb teratasi
R / pasien kooperatif
H / HB 6,1 g/dl Anita
10.25wib P
Lanjutkan intervensi
1. Kaji secara komprehensif sirkulasi
perifer, warna dan temperatur
ekstermitas
2. Monitor ttv
3. Monitor laboratorium hb
4. Mengevaluasi nadi dan edema
53
2. 05-05-2020
05-05-2020 Anita 10.40wib Aniita
10.40 WIB Memonitor intake dan output S:
cairan yang yang akurat - Pasien mengatakan kedua kaki bengkak.
R/klien tampak sesak
H/ intake 50cc, urin 0/2 jam O:
Herlinda - Terlihat oedema pada ekstremitas Herlinda
10.50 WIB Memonitor hasil LAB yang bawah
relevan dengan keseimbangan - BB : 65 kg
cairan ( HT) - TB : 160 cm
R/Klien tampak sesak - IMT : 20,3
TD : 180/90 mmHg IWL 40,52 Erma
Nadi : 86 x/mnt
Respirasi : 28 x/mnt A
Suhu : 36,5 oC Masalah belum teratasi
P Anita
Memberikan terapi oksigen Lanjutkan Intervensi
sesuai anjuran dokter 1,2,3,4
R/ Klien merasa nyaman
H/ Oksigen terpasang 3 lpm nsl
Herlinda
56
1 10.00 WIB
06-5-2020 anita
10.00wib
S: Anna
Mengkaji secara komprehensif - Pasien mengatakansesak berkurang
sirkulasi periferwarna dan O:
temperatur ekstermitas - Konjungtiva anemis
R / pasien tampak pucat 10.10wib - Akral pasien teraba hangat
10.10wib H / Akral pasien teraba hangat Herlinda - CRT 2-3 detik
CRT 2detik - TD : 150/90 mmHg Erma
- Nadi : 80 x/mnt
- Respirasi : 24 x/mnt
Memonitor ttv - Suhu : 36,5 oC
R / klien tampak kooperatif anita
H / TTV A
TD : 150/90 mmHg Masalah perfusi jaringan perifer teratasi
10.20wib Nadi : 80 x/mnt Anna sebagian
Respirasi : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 oC P
57
02 10.20wib Lanjutkan intervensi Anna
06-05-2020 mengevaluasi nadi dan edema 1,2,3
10.30wib R/ klien kooperatif
H/ N 80x/mnt dan kaki klien
tampak bengkat Erma 10.30wib
S:
Memonitor intake dan output Pasien mengatakan kedua kaki bengkak.
10.40wib cairan yang yang akurat
R/klien tampak sesak O:
H/ intake 50cc, urin 0/2 jam Anita - Terlihat oedema pada ekstremitas
10.40wib bawah
- BB : 65 kg
Memonitor tanda gejala tanda - TB : 160 cm
10.50wib gejala dari oedem - IMT : 20,3
R/ klien mengatakan kakinya IWL 44,52
bengkak Anna
H/ kaki klien tampak oedem 10.50wib A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan Intervensi
Memberikan terapi oksigen 1,2,3,4
sesuai anjuran dokter
R/ Klien merasa nyaman
H/ Oksigen terpasang 3 lpm nsl
60
BAB IV
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
2. Kelebihan volume cairan b.d intake dan autput yang tidak adekuat
B. SARAN
yg maksimal.
59
2. Untuk Keluarga pasien