Anda di halaman 1dari 17

Hidup Rileks dengan Manajemen Insan Rabbani

Majelis Asy-Syaamil
Yang dimaksud dengan Insan Rabbani adalah manusia yang berketuhanan
Yang Maha Esa. Sedangkan, Manajemen adalah penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran. Jadi, yang dimaksud dengan
Manajemen Insan Rabbani adalah penggunaan sumber daya secara efektif
untuk menjadi manusia yang berketuhanan Yang Maha Esa.

Manajemen Insan Rabbani ini disusun sebagai upaya mengimplementasikan


amanat konstitusi, UUD 1945, menyatakan bahwa Negara kita adalah Negara
berketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dinyatakan pada Pasal 29 Ayat (1),
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” Lalu Ayat (2), “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

Hidup di dunia pada zaman kemajuan teknologi yang kita alami ini seringkali
membuat kita hidup tidak rileks, hidup terasa begitu menegangkan dan
membuat depresi. Sehingga rileks yakni bersenang-senang menjadi sasaran
manusia untuk merasakan kebahagiaan. Depresi yang dialami manusia dapat
memacu keinginannya untuk melakukan bunuh diri. Di Negara maju pun tak
luput dari tingginya kasus depresi hingga melakukan bunuh diri. Contohnya di
Jepang, dalam setahun 25.000 orang dikabarkan meninggal dunia karena
melakukan bunuh diri. Sebagian manusia modern kini, terutama yang telah
merasakan kenikmatan hidup di dunia dari golongan orang-orang
mampu/kayu, tak luput dari depresi karena merasakan kehampaan hidup.
Sebagian dari mereka ada yang beruntung dan berhasil meraih rileksnya
kembali, apa yang mereka lakukan? Mereka mencoba meraih rileksnya melalui
praktek Agama.

Manajemen Insan Rabbani merupakan salah satu praktek agama dalam


keyakinan dan sikap yang dapat ditempuh oleh manusia untuk meraih
rileksnya kembali. Mari kita coba dan rasakan mulai dari diri sendiri, dari hal
terkecil dan dari sekarang. Tersenyum dan rilekslah.

Halaman 1 dari 17
Keterangan :
Rileks disini merupakan hasil yang nampak dan dapat dirasakan oleh manusia.
Rileks ini menjadi ciri yang nampak pada manusia yang sedang berbahagia.
Tujuan utama dari program Manajemen Insan Rabbani ini bukan sekedar
rileks, tapi ia bertujuan untuk meraih ridha Allah. Dan, dalam kehidupan ini
kami meyakini bahwa ikhtiar meraih ridha Allah itu hakikatnya dijalani dengan
rileks.

Halaman 2 dari 17
Pokok Keyakinan Insan Rabbani

Ada dua pokok keyakinan insan rabbani, yaitu :


1. Yakin dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa yakni Allah Swt., dan
seluruh Firman Allah di dalam al-Quran.
2. Yakin dan percaya kepada Rasulullah Muhammad Saw. dan seluruh
sabdanya di dalam al-Hadits.
Kedua pokok keyakinan tersebut, diikrarkan dan di-tashdiq-kan dengan dua
kalimat syahadat “Asyhadu al laa ilaaha illallah, Wa asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah”.
Untuk mengetahui maksud Allah dan Rasul-Nya di dalam al-Quran dan al-
Hadits, diperlukan manusia yang ahli ilmu al-Quran dan al-Hadits yakni Ulama.
Dalam Majelis asy-Syaamil, kami mempercayakan dan mempedomani Ulama
yang sejalan dengan ajaran :
a. Al-Imam Jalaluddin al-Mahali dan Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi
yang telah menyusun kitab Tafsir Jalalain yang masyhur dan mu‟tabar
(terpercaya), untuk mengetahui maksud Allah Swt. di dalam al-Quran.
b. Al-Imam Nawawi yang telah menyusun kitab Hadits Arbain, Riyadush
Shalihin dan al-Adzkar yang masyhur dan mu‟tabar, untuk mengetahui
hadits-hadits Rasulullah Muhammad Saw.
Dalam Majelis, kami memiliki kitab tersebut di atas dalam versi Bahasa
Indonesia yaitu :
1. Kitab Tafsir Jalalain Jilid 1 dan 2, yang diterbitkan oleh Penerbit Sinar
Baru Algensindo.
2. Kitab Al-Wafi Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah oleh Dr.
Musthafa Dieb Al-Bugha dan Muhyidin Mistu, yang diterbitkan oleh
Penerbit Al-I‟tishom.
3. Kitab Syarah dan Terjemah Riyadhush Shalihin jilid 1 dan 2 oleh
Dr. Musthafa Said al-Khin, Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha dkk, yang
diterbitkan oleh Penerbit Al-I‟tishom.
4. Kitab Terjemah Al-Adzkaarun Nawawiyah, yang diterbitkan oleh
Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Demikian kitab al-Quran dan al-Hadits yang menjadi rujukan utama Majelis
untuk Manajemen Insan Rabbani.

Halaman 3 dari 17
Petunjuk Praktis Beragama

Dalam prakteknya, diperlukan petunjuk praktis yang telah disusun oleh ahli
Ilmu Agama Islam. Di antaranya yang masyhur di Indonesia adalah Drs. Moh.
Rifa‟i yang telah menyusun beberapa kitab praktis yang disusun secara
mukhtasar (ringkas). Dalam majelis, kami memiliki kitab beliau yaitu :

1. Kitab Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, yang diterbitkan oleh


Penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang.
2. Kitab Fiqih Islam Lengkap, yang diterbitkan oleh Penerbit PT. Karya
Toha Putra Semarang.

Disamping kedua buku tersebut, dalam majelis, kami juga menggunakan dua
kitab karya K.H. Ust. Yahya Abdul Wahid Dahlan al-Mutamakkin sebagai salah
satu kitab referensi petunjuk praktis dalam praktek ilmu agama Islam, kitab
tersebut yaitu :

1. Kitab Fiqih Ibadah Praktis & Mudah, yang merupakan terjemah


dan penjelasan kitab Fiqih Matan Safinatun Najah karya Syeikh Salim
bin Abdullah bin Sa‟ad bin Sumair al-Hadhrami.
2. Kitab Bidayatul Hidayah, yang merupakan terjemah dan penjelasan
kitab Bidayatul Hidayah karya Imam al-Ghazali. Kitab ini menerangkan
tentang adab muslim sehari-hari.

Dengan mengikuti program Manajemen Insan Rabbani, keempat karya di atas


akan dapat dinikmati para peserta dalam bentuk risalah-risalah kecil dalam
format pdf dan dapat dicetak (print), Insya Allah. Dalam membantu
menyelesaikan persoalan manusia terkini, akan kami lengkapi risalah kecil
tersebut dengan keterangan yang kami ambil para ahli ilmu agama Islam di
Indonesia, di antaranya dari website Rumah Fiqih Indonesia
(www.rumahfiqih.com), keterangan para Habaib, Kiyai dan Ustadz yang
memiliki kapasitas penelaah ilmu agama.

Halaman 4 dari 17
Beramal dengan Penuh Keyakinan

Agar praktek agama dapat dijalankan dengan penuh keyakinan diperlukan


penjelasan berargumentasi yang sesuai dengan ajaran al-Quran dan al-Hadits.
Dalam hal ini, ulama yang menjadi rujukan Majelis adalah Syeikh Sirajuddin
Abbas yang telah menyusun beberapa kitab penjelasan praktek agama
berdasarkan al-Quran dan al-Hadits. Dalam Majelis, kami memiliki kitab beliau
yaitu :
1. Kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah, kitab ini menjelaskan tentang
I‟tiqad (aqidah) yakni hal-hal prinsip yang menjadi keyakinan umat Islam
untuk meraih ketenangan dalam hati.
2. Kitab 40 Masalah Agama Jilid 1 s.d. 4, kitab ini menjelaskan dalil-dalil
yang digunakan dalam praktek agama umat Islam.
3. Kitab Sejarah & Keagungan Madzhab Syafi’i, kitab ini menjelaskan
tentang hal-hal yang perlu diketahui dan dipahami dalam bermadzhab
Syafi‟i. Madzhab Syafi‟i adalah Madzhab yang diikuti oleh al-Imam
Jalaluddin al-Mahali, al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan al-Imam An-
Nawawi.
4. Kitab Fiqih Ringkas Ahlussunnah Wal Jamaah, Kitab ini merupakan
terjemah kitab Fiqih Matan Abu Syuja‟ disertai komentar atau penjelasan
ringkas dari Syeikh Sirajuddin Abbas.
5. Kitab Thabaqatus Syafi’iyyah - Ulama Syafi’i dan Kitab-kitabnya
dari Abad ke Abad, kitab ini menjelaskan tentang sejarah ringkas para
Ulama dan kitab-kitabnya di lingkungan Madzhab Syafi‟i.

Kesemua kitab karya Syeikh Sirajuddin Abbas di atas diterbitkan oleh Penerbit
Pustaka Tarbiyah.

Isi Kitab-kitab tersebut akan disampaikan secara berangsur-angsur (bertahap


sesuai kondisi dan tingkatan peserta) di dalam majelis dalam berbagai
kesempatan untuk para peserta Manajemen Insan Rabbani.

Halaman 5 dari 17
Seruan Meraih Kesuksesan Hidup

Seruan Hayya „alal falah ketika azan, artinya mari kita meraih kemenangan,
dapat kita maknai dengan seruan meraih kesuksesan hidup. Maka dalam
Majelis, kami menyerukan kebangkitan umat Islam untuk meraih kesuksesan
hidup dengan seruan-seruan berikut ini :

1. Ikhtiar mencapai kesuksesan dengan 7T :


a. Tenang
b. Terencana
c. Terampil
d. Tertib
e. Tekun
f. Tegar
g. Tawadhu
2. Sukses membangun organisasi dengan 3M :
a. Mulai dari diri sendiri
b. Mulai dari hal yang kecil
c. Mulailah saat ini
3. Meraih hidup sukses dengan 7B :
a. Beribadah dengan benar
b. Berakhlak baik
c. Belajar tiada henti
d. Bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas
e. Bersahaja dalam hidup
f. Bantu sesama
g. Bersihkan hati selalu
4. Lima kunci menjadi pribadi yang unggul dan prestatif :
a. Percepatan diri
b. Sistem yang kondusif
c. Bedaya saing positif
d. Mampu bersinergi (berjamaah)
e. Manajemen Qolbu

Halaman 6 dari 17
5. Kunci sukses agar apa yang kita sampaikan memberikan makna yang baik
(kunci BASIS) :
a. Benar
b. Aplikatif
c. Solutif
d. Inovatif
e. Simpel
6. TENSOFALES (Tips menjadi pembicara) :
a. Tenang; tidak perlu buru-buru
b. Sopan; tidak ada yang tersakiti dengan kata-kata
c. Fasih; ucapkan kata-kata dengan jelas
d. Apik; menyusun kata-kata dengan rapi
e. Lembut; tidak mengandung unsur kekerasan, pelan tapi menggugah
f. Secukupnya; tidak ditambah-tambah dan dikurang-kurangi
7. BMT (tips berkomunikasi) :
a. Benar; bicaralah yang benar atau diam
b. Manfaat; topik pembicaraan harus bermanfaat, tidak ada yang sia-sia
c. Tak melukai; hindari untuk melukai perasaan orang lain
8. Sepuluh tips menjadi pribadi yang disukai :
a. Optimal dalam memberi pujian
b. Buatlah orang lain merasa dirinya sebagai orang penting
c. Jadilah pendengar yang baik
d. Usahakan untuk selalu menyebutkan nama orang dengan benar
e. Bersikaplah ramah
f. Bermurah hatilah
g. Hindari kebiasaan mengkritik, mencela dan menganggap remeh
h. Bersikaplah asertif (tegas), tidak “yesman”
i. Perbuatlah apa yang anda ingin orang lain perbuat kepada anda
j. Cintailah diri anda sendiri
9. Berkarakter disiplin dengan PATUH :
a. Pahami aturan, serta resikonya
b. Adakan perencanaan sebelum melakukan apapun
c. Tidak melakukan apapun sebelum cek dan ricek
d. Untuk keamanan, ikuti aturan dan prosedur
e. Hilangkan pelanggaran sekecil apapun

Halaman 7 dari 17
10. Berkarakter rapih dengan BEBAS KOMIBA :
a. Berantakan rapihkan
b. Basah keringkan
c. Kotor bersihkan
d. Miring luruskan
e. Bahaya amankan
11. Tips kebersihan dengan rumus TSP :
a. Tahan dari buang sampah sembarangan
b. Simpan sampah pada tempatnya
c. Pungut sampah Insya Allah sedekah
12. Formula 5as, prinsip dalam bekerja :
a. Kerja keras; harus ikhtiar dan optimal
b. Kerja cerdas; dengan perhitungan yang matang
c. Kerja tuntas; dibereskan, jangan banyak menunda
d. Kerja mawas; teliti dan hati-hati
e. Kerja ikhlas; kerja sepenuh hatu dan jangan berhap pujian
13. Sepuluh kiat manajemen waktu :
a. Biasakan tertip dan teratur
b. Selalu terencana
c. Biasakan dengan data dan informasi akurat
d. Sedia peralatan dan perlengkapan memadai
e. Jangan menunda dan mengulur waktu
f. Selalu tepat waktu
g. Biar cepat dan ringkas asal selamat
h. Buat standar waktu
i. Biasakan check and recheck
j. Waspadai pencuri waktu
14. Bersikaplah DEWASA :
a. Diam aktif
b. Empati
c. Wara
d. Amanah
e. Suri Tauladan
f. Adil

Halaman 8 dari 17
15. Konsep untung (Keuntungan itu adalah) :
a. Bila jadi amal kebaikan
b. Bila jadi ilmu
c. Bila bermanfaat
d. Bila menambah silaturahim
e. Bila menguntungkan orang lain
16. Lima pantangan agar hati menjadi tenang :
a. Pantang sia-sia
b. Pantang mengeluh
c. Pantang menjadi beban
d. Pantang berkhianat
e. Pantang kotor hati
17. Formula 5 Jangan (tips menghadapi masalah) :
a. Jangan panik
b. Jangan emosional
c. Jangan tergesa-gesa
d. Jangan larut; mendramatisasi keadaan
e. Jangan putus asa
18. Lima kiat praktis menghadapi persoalan hidup :
a. Siap; siap dengan yang sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan kita
b. Ridho; segala sesuatu terjadi atas izin Allah
c. Jangan mempersulit diri; segala sesuatu ada hikmahnya
d. Evaluasi diri; mungkin terjadi karena kesalahan kita
e. Hanya Allah satu-satunya penolong; kembalikan semuanya kepada-Nya.
19. Formula 2B2L (kunci sukses membina persaudaraan) :
a. Bijak melihat kekurangan orang lain
b. Berani mengakui kelebihan orang lain
c. Lupakan kebaikan diri pada orang lain
d. Lihat kebaikan orang lain pada diri kita
20. Lima pribadi pemberani (kiat membangun keberanian Islami) :
a. Berani mengakui kesalahan
b. Berani hijrah
c. Berani amar ma‟ruf nahyi munkar
d. Berani memilih yang Allah ridho‟i
e. Berani istiqomah

Halaman 9 dari 17
21. Formula 5T ABC (kunci kekuatan pemimpin) :
a. Teladan
b. Tawadhu
c. Telaten
d. Tanggung jawab
e. Teguh pendirian
f. Adil
g. Bijak
h. Cakap
22. Formula 3S (Manajemen Konflik) :
a. Semangat bersaudara
b. Semangat mencari solusi
c. Semangat maslahat bersama
23. Prinsip kerja sama, yaitu ATS :
a. Adil; tidak ada yang merasa dirugikan
b. Transparan; semuanya jelas, tidak ditutup-tutupi
c. Saling menguntungkan; mengutamakan kesejahteraan bersama
24. Karakter Baik dan Kuat :
a. Tiga ciri karakter baik : Ikhlas, Jujur Terpercaya, dan Tawadhu.
b. Tiga ciri karakter kuat : Disiplin, Berani, dan Tangguh.
25. Berbagai seruan yang mengajak untuk membentuk individu, keluarga dan
masyarakat yang berbahagia, ramah, produktif dan berkepribadian Islam.

Sebagian besar seruan tersebut kami intisarikan dari ajaran Manajemen Qolbu
yang disusun oleh K.H. Abdullah Gymnastiar.

Halaman 10 dari 17
Seruan Persatuan Umat

Agar rileks, setiap praktek agama dalam pelaksanaan Manajemen Insan


Rabbani yang diterapkan di Majelis asy-Syamil, harus diikuti dengan keyakinan
bahwa praktek agama bukan hanya ada di Majelis ini saja. Tentu masih ada
praktek agama yang dilakukan di majelis atau organisasi umat manusia lainnya
yang berbeda dengan praktek agama yang dilakukan di Majelis Asy-Syaamil.
Yang terpenting adalah kita memiliki motivasi yang sama yaitu upaya
mempraktekkan ajaran agama, dan semua manusia sepakat bahwa mereka
menginginkan kebahagiaan. Jadi, janganlah kita rusak kebahagiaan orang lain
dengan mencaci-maki praktek agama mereka yang berbeda dengan keyakinan
kita.

Untuk menciptakan suasana rileks, kami menyerukan 10 prinsip toleransi


beragama :
1. Jangan hina agama apapun baik Tuhannya maupun ajarannya.
2. Jangan lecehkan pemuka agama manapun.
3. Jangan ganggu ibadah umat agama apapun.
4. Jangan rusak tempat ibadah agama manapun.
5. Jangan paksa atau ancam atau terror atau jebak umat agama lain untuk
masuk Islam tapi cukup mengajaknya kepada Islam melalui dakwah yang
berakhlaqul karimah.
6. Bantu umat agama manapun yang terkena bencana.
7. Tolong umat agama manapun yang terzalimi.
8. Berniagalah dengan umat agama apapun dengan cara yang halal.
9. Bekerjasamalah dengan umat agama manapun untuk kebaikan dan
kemajuan.
10. Berikanlah semua hak umat agama apapun tanpa dikurangi.
Untuk melengkapi prinsip toleransi beragama, kami menyerukan lima batasan
toleransi :
1. Jangan campur adukkan aqidah mau pun syariat dengan agama lain.
2. Jangan membenarkan agama lain.
3. Jangan mengikuti perayaan hari besar agama lain, apalagi ibadahnya.
4. Jangan lakukan kawin beda agama.
5. Jangan jadikan umat agama lain sebagai pemimpin di wilayah muslim.

Halaman 11 dari 17
Dalam Majelis, kami menyerukan 20 prinsip Fikrah Islamiyah (pola pikir secara
Islami) yang kami yakini dapat mengantarkan umat Islam pada Ukhuwwah
Islamiyah (Persatuan Umat Islam), yaitu kami meyakini dan menyerukan
kepada saudara kami seiman bahwa :
1. Islam adalah sistem menyeluruh (tata cara hidup) yang menyentuh
seluruh segi kehidupan yang dapat mengantarkan manusia kepada
kebahagian di dunia dan akhirat.
2. Al-Quran dan al-Hadits adalah rujukan setiap muslim untuk memahami
hukum-hukum Islam.
3. Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (amal-amal ibadah
yang dijalankan dengan sungguh-sungguh) adalah cahaya dan
kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia
kehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahasia
alam), dan mimpi bukanlah bagian dari dalil hukum-hukum syariat. Ia bisa
juga dianggap sebagai dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan
hukum-hukum agama dan teks-teksnya.
4. Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara
gaib, dan semisalnya merupakan sebuah kemungkaran yang harus
diperangi, kecuali mantera dari ayat al-Quran atau ada riwayat dari
Rasulullah Saw.
5. Ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan
makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus
mempertimbangkan maksud dan tujuannya.
6. Setiap orang boleh diambil atau ditolak kata-katanya, kecuali al-Ma‟shum
Rasulullah Saw., setiap yang datang dari kalangan salaf as-shaleh ra. dan
yang sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits, kita terima. Jika tidak sesuai
dengan al-Quran dan al-Hadits, maka al-Quran dan al-Hadits lebih utama
untuk diikuti. Namun demikian, kita tidak boleh melontarkan kepada
orang-orang –oleh sebab sesuatu yang diperselisihkan dengannya–
perkataan caci maki dan celaan. Kita serahkan saja kepada niat mereka
dan mereka telah berlalu dengan amal-amalnya.
7. Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan istinbath (menelaah
terhadap dalil-dalil hukum furu‟ atau cabang), hendaklah mengikuti salah
satu ulama madzhab. Meskipun demikian, akan lebih baik jika bersamaan

Halaman 12 dari 17
dengan sikap mengikuti fatwa ulama madzhab ini, ia berusaha
semampunya untuk mempelajari dalil-dalilnya.
8. Khilaf (perbedaan pendapat antar ulama mujtahid) dalam masalah fiqih
furu‟ (cabang) hendaknya tidak menjadi faktor pemecah belah agama,
tidak menyebabkan permusuhan, dan tidak menyebabkan kebencian.
Setiap mujtahid mendapatkan pahalanya.
9. Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya sehingga
menimbulkan perbincangan yang tidak perlu, adalah kegiatan yang
dilarang secara syar‟i. Misalnya :
 Memperbincangkan berbagai hukum tentang masalah yang tidak
benar-benar terjadi;
 Memperbincangkan makna ayat-ayat al-Quran yang kandungan
maknanya tidak dipahami oleh akal pikiran;
 Memperbincangkan perihal perbandingan keutamaan dan perselisihan
yang terjadi di antara para sahabat, padahal masing-masing dari
mereka memiliki keutamaan sebagai sahabat Nabi dan pahala niatnya.
 Dan perbincangan yang sejenisnya.
10. Ma‟rifatullah dengan sikap tauhid dan penyucian (Dzat)-Nya adalah
setinggi-tinggi tingkatan aqidah Islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat
sifat dan hadits-hadits shahih tentangnya, serta berbagai keterangan
mustasyabihat yang berhubungan dengannya, kita cukup mengimaninya
sebagaimana adanya, tanpa ta‟wil dan ta‟thil, tidak juga memperuncing
perbedaan yang terjadi di antara para ulama. Dengan mengucapkan,
“Wallahu a‟lam”, kita mencukupkan diri dengan keterangan yang ada
sebagaimana Rasulullah dan para sahabat mencukupkan diri dengannya.
11. Setiap bid‟ah dalam agama Allah yang tidak ada pijakannya baik berupa
penambahan maupun pengurangan, adalah kesesatan.
12. Perbedaan pendapat dalam masalah bid‟ah idhafiyah, tarkiyah, dan iltizam
terhadap ibadah mutlaqah (yakni ibadah yang tidak ditetapkan, baik cara
maupun waktunya), adalah perbedaan masalah fiqih dan thariqah (tata
cara). Setiap ulama, syeikh dan para „alim mempunyai pendapat dan
caranya sendiri.
13. Cinta kepada orang-orang shaleh, memberikan penghormatan kepadanya,
dan memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari taqarub

Halaman 13 dari 17
(mendekatkan diri) kepada Allah Swt. Sedangkan para wali adalah
mereka yang benar-benar beriman dan bertaqwa. Karamah pada mereka
itu benar terjadi jika memenuhi syarat-syarat syar‟inya.
14. Ziarah kubur, kubur siapapun, adalah sunah yang disyariatkan dengan
cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Akan tetapi meminta
pertolongan kepada penghuni kubur, siapapun mereka, berdoa
kepadanya, memohon pemenuhan hajat, bernadzar untuknya, bersumpah
dengan selain Allah, dan segala sesuatu yang serupa dengannya, adalah
bid‟ah yang sesat.
15. Doa apabila diiringi dengan tawasul kepada Allah dengan salah satu
makhluk-Nya adalah masalah khilafiyah (perbedaan pendapat para ulama
pada masalah furu‟) menyangkut tata cara berdoa, bukan termasuk
masalah aqidah.
16. Istilah keliru yang sudah mentradisi tidak akan mengubah hakikat hukum
syar‟inya. Akan tetapi istilah tersebut, definisinya, harus disesuaikan
dengan maksud dan tujuan syariatnya itu dan kita berpatokan dengannya.
Di samping itu kita harus berhati-hati terhadap berbagai istilah menipu
yang sering digunakan dalam pembahasan masalah dunia dan agama.
Ibrah itu ada pada esensi (substansi; isi; arti atau maksud yang
sebenarnya) di balik suatu nama, bukan pada nama itu sendiri.
17. Aqidah atau keyakinan adalah pondasi segala aktivitas, dan aktivitas hati
lebih utama daripada aktivitas fisik. Namun usaha untuk menyempurnakan
keduanya merupakan tuntutan syariat, meskipun kadar tuntutan masing-
masingnya berbeda.
18. Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbaunya untuk melakukan
telaah terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus,
serta menyambut hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan
manfaat. “Hikmah adalah barang hilang milik orang mukmin. Barangsiapa
mendapatkannya, ia adalah orang yang paling berhak atasnya.”
19. Pandangan syar‟i dan pandangan logika memiliki wilayah masing-masing
yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian,
keduanya tidak pernah berbeda (selalu beririsan) dalam masalah yang
qath‟i (absolut). Hakikat ilmiah yang benar tidak mungkin bertentangan
dengan kaidah-kaidah syariat yang tsabitah (jelas). Sesuatu yang zhanniy

Halaman 14 dari 17
(interpretable) yang ditafsirkan agar sesuai dengan yang qath‟i. Jika yang
berhadapan adalah dua hal yang sama-sama zhanniy, maka pandangan
yang syar‟i lebih utama untuk diiukuti sampai logika mendapatkan legalitas
kebenarannya atau gugur sama sekali.
20. Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua
kalimat syahadat, mengamalkan kandungannya, dan menunaikan
kewajiban-kewajibannya, baik karena lontaran pendapat maupun karena
kemaksiatannya, kecuali jika ia :
 mengatakan kata-kata kufur,
 mengingkari sesuatu yang telah diakui sebagai bagian penting dari
agama (masalah pokok agama, seperti rukun Iman dan rukun Islam),
 mendustakan al-Quran secara terang-terangan,
 menafsirkan al-Quran dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Arab, atau
 berbuat sesuatu yang tidak mungkin diinterpretasikan kecuali sebagai
tindakan kufur.

Halaman 15 dari 17
Wawasan Yang Luas

Memiliki wawasan yang luas akan sangat membantu seseorang menjadi orang
yang rileks yakni mereka yang hidupnya penuh dengan kebijaksanaan. Adapun
agar memiliki wawasan yang luas diperlukan pendampingan dan petunjuk dari
para ulama.

Syeikh Said Hawwa adalah salah satu ulama yang telah menyusun beberapa
kitab. Kitab karya beliau banyak mengambil ibrah/pelajaran dari kitab karya
para ulama yang hanif dan mu‟tabar (terpercaya). Dalam Majelis, kami
memiliki beberapa karya beliau dalam versi bahasa Indonesia, yaitu kitab :

1. Allah Swt dan Ar-Rasul Saw, yang menjelaskan tentang pengenalan


kepada Allah Swt. dan Rasulullah Muhammad Saw.
2. Al-Islam, yang menerangkan tentang pemahaman dan pengenalan
kepada agama Islam secara komprehensif (menyeluruh).
3. Jundullah Tsaqafatan Wa Akhlaqan, yang menjelaskan tentang ilmu-
ilmu yang perlu dipelajari/diketahui seorang muslim sebagai konsekuensi
keimanannya kepada Islam, disertai akhlak-akhlaknya.
4. Tarbiyatuna Ar-Ruhiyah, yang menerangkan tentang hal-hal yang
perlu diketahui dalam mempraktekkan ilmu adab atau yang lebih dikenal
dengan ilmu tasawuf.
5. Tazkiyatun Nafs, yang merupakan kitab yang disusun dari inti sari
ajaran tasawuf Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin.
6. Mudzakkirat fi Manazil As-Shiddiqin war Rabbaniyyin, yang
merupakan penjelasan atau syarah dari kitab Al-Hikam karya Syeikh Ibnu
Atha‟illah, kitab yang menerangkan tentang hikmah-hikmah kehidupan.
7. Fii Afaqi At-Ta’alim, yang merupakan petunjuk bagaimana hidup indah
bersama dakwah Islamiyah.

Dengan membaca buku-buku tersebut di atas (lebih dianjurkan dalam


bimbingan seorang guru) akan membentuk insan manusia yang berwawasan
sehingga ia mampu menggugah dan mengubah lingkungan di sekitarnya jadi
lebih baik lagi. Itulah puncak kebahagiaan manusia yaitu ketika ia dapat
bermanfaat bagi manusia lainnya.

Halaman 16 dari 17
Inilah yang kami maksud dengan Manajemen Insan Rabbani yang kami
harapkan dapat memberikan rasa rileks dalam kehidupan di dunia ini, bahkan
lebih dari itu dapat membuat kita memperoleh ridho Allah Swt. yang
merupakan kunci manusia digolongkan sebagai penghuni surga bersama para
Nabi dan orang-orang yang sholeh. Inilah tujuan manusia yang sebenarnya
yaitu meraih kebahagian di dunia sekaligus di akhirat.

Sarolangun – Jambi, 15 Syawal 1440 / 7 Juni 2020

MAJELIS ASY-SYAAMIL

Mgs. M. Fahman Fauzi


(Penyusun)

Halaman 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai