Anda di halaman 1dari 5

Fisika – Teori Atom

Sejak 2500 tahun yang lalu, manusia sudah mencari tahu apa partikel
terkecil yang ada di alam semesta dan bagaimana bentuknya. Dua orang
filsuf pada zaman Yunani kuno, Democritus dan Leucippus, adalah orang
pertama yang mengemukakan ide mengenai partikel terkecil ini. Mereka
menyebutkan bahwa atom adalah unit terkecil penyusun semua materi
yang ada di sekitar kita. Karena atom adalah unit terkecil, atom tidak bisa
dibagi atau diubah lagi.

Sayangnya, gagasan ini mendapat banyak kritik dari filsuf-filsuf lain. Salah
satunya adalah Aristoteles. Menurut Aristoteles, segala sesuatu yang ada
di dunia ini bisa dibagi, sehingga tidak mungkin ada istilah “atom” yang
artinya “tidak terbagi”. Pendapat Aristoteles ini banyak didukung oleh filsuf-
filsuf lainnya. Akibatnya, gagasan mengenai atom tidak pernah lagi
berkembang selama berabad-abad lamanya.

Gagasan Teori Atom


A. TEORI ATOM DALTON (1802)
Gagasan mengenai atom kembali muncul pada tahun 1802 di Eropa ketika
ilmuwan asal Inggris bernama John Dalton merumuskan teori atom yang
pertama. Teori ini kemudian dikenal sebagai Teori Atom Dalton.

Dalton mengemukakan empat pendapat.

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. Hal ini
sesuai dengan gagasan yang sebelumnya telah dikemukakan oleh Democritus dan
Leucippus.
2. Dalton mengemukakan model atom pertama yang berbentuk seperti bola pejal.
Dalton mengemukakan bahwa atom berbentuk seperti bola pejal yang sangat kecil
dan setiap unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk membentuk
unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bulat dan
sederhana. Seperti air yang terbentuk dari atom-atom oksigen dan atom-atom
hidrogen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Teori yang dikemukakan oleh Dalton membangkitkan kembali minat
penelitian terhadap atom. Dikarenakan atom pada saat itu tidak bisa dilihat
secara langsung, para peneliti hanya dapat mengamati sifat -sifat yang
ditimbulkan oleh atom.

B. TEORI ATOM THOMSON(1904)


Salah satu peneliti yang tertarik untuk meneliti tentang atom setelah John
Dalton adalah Joseph JJ. Thomson, seorang fisikawan yang juga berasal
dari Inggris. Thomson melakukan sebuah percobaan untuk mencari tahu
muatan apa saja yang terkandung dalam atom.

Thomson melakukan percobaan menggunakan tabung katode, yaitu


sebuah tabung yang sebagian besar udaranya telah disedot keluar. Pada
pangkal tabung ditempelkan dua lempeng logam dengan muatan yang
berbeda. Lempeng tersebut kemudian dihubungkan dengan sumber
tegangan tingkat tinggi. Dari sumber tersebut muncul sinar yang merambat
sampai ke ujung tabung. Ketika sinar tersebut menabrak permukaan
tabung, muncul cahaya yang terang.

Selanjutnya, Thomson meletakkan dua lempeng berbeda muatan tadi pada


masing-masing sisi tabung. Pada satu sisi, ditempelkan lempeng logam
bermuatan positif, sementara pada sisi yang lain, ditempelkan lempeng
logam bermuatan negatif. Kemudian Thomson melakukan percobaan yang
sama. Namun kali ini, arah sinar yang muncul malah berbelok ke arah
lempeng yang bermuatan positif alih-alih merambat lurus.

Berdasarkan percobaan tersebut Thomson berkesimpulan bahwa dalam


atom terdapat sesuatu yang bermuatan negatif. Hal ini didasarkan pada
sifat muatan yang berbeda akan saling tarik-menarik. Thomson kemudian
menamakan partikel yang bermuatan negatif ini sebagai elektron.
Thomson juga berkesimpulan bahwa atom masih bisa dibagi lagi menjadi
partikel yang lebih kecil yang disebut partikel subatomik. Karena
sebagian besar unsur yang ada di alam bersifat netral, Thomson
berpendapat bahwa atom juga memiliki bagian yang bermuatan positif.
Thomson kemudian mengajukan model atom terbaru. Thomson menyetujui
pendapat Dalton bahwa atom berbentuk seperti bola pejal yang bermuatan
positif, namun muatan positif ini dinetralkan oleh elektron yang menyebar
rata di dalamnya. Thomson mengibaratkan model atom yang
dikemukakannya seperti roti kismis dengan roti yang mengibaratkan
muatan positif dan kismis yang menngibaratkan muatan negatif.

C. TEORI ATOM RUTHERFORD (1911)


Beberapa tahun kemudian, fisikawan asal New Zealand, Ernest Rutherford,
bersama dua muridnya Ernest Masden dan Hans Geiger, melakukan
serangkaian percobaan untuk mengetahui susunan atom. Percobaan
dilakukan dengan menembakkan sinar alfa, yaitu sinar yang berisikan
partikel-partikel bermuatan positif, melalui lempeng emas yang sangat tipis.
Sinar alfa ini akan tertarik ke muatan negatif dan akan menolak muatan
yang positif.

Ketika sinar alfa tersebut ditembakkan, ternyata ada sebagian partikel yang
dibelokkan dan bahkan ada partikel yang hampir dipantulkan balik, walau
hanya sebagian. Berdasarkan percobaan tersebut Rutherford kemudian
menduga bahwa dalam lempeng emas tersebut terdapat partikel positif.
Namun, karena hanya sebagian sinar alfa yang dibelokkan dan
dipantulkan, Rutherford berkesimpulan bahwa muatan positif tersebut
terpusat di tengah atom. Partikel bermuatan positif kemudian
dinamakan proton.
Dari percobaan tersebut Rutherford kemudian mengajukan model atom
baru. Menurutnya, atom terdiri atas muatan positif yang berkumpul di
bagian tengah yang disebut sebagai inti atom. Berdasarkan percobaan
tersebut ditemukan bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka
didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran
atom keseluruhan. Kemudian elektron-elektron beredar mengelilingi inti
atom dengan jarak yang berjauhan. Rutherford juga mengatakan bahwa
sebagian besar isi atom adalah ruang hampa.

Teori atom Rutherford ini mendapat kritik dari ilmuwan-ilmuwan lainnya.


Ilmuwan lain berpendapat jika elektron terus menerus mengitari inti
elektron, energi elektron akan berkurang dan gerakannya akan melambat.
Akhirnya energi elektron akan habis dan elektron akan jatuh ke inti atom.
Namun sayangnya Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa energi
elektron tidak habis dan jatuh ke inti atom.

D. TEORI ATOM BOHR (1913)


Percobaan Rutherford kemudian dilanjutkan oleh Niels Bohr, seorang
fisikawan asal Denmark. Lewat percobaannya, Bohr mencoba
membuktikan bahwa energi elektron tidak akan habis dan jatuh ke inti
atom. Bohr melakukan percobaannya dengan menggunakan spektrum
atom hidrogen. Dari hasil percobaannya, Bohr memberikan gambaran
keadaan/kedudukan orbit elektron dalam menempati daerah di sekitar inti
atom. Bohr berpendapat bahwa elektron mengelilingi inti atom pada
orbit/lintasan tertentu, dan hanya terdapat orbit dalam jumlah tertentu dan
perbedaan antara orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti
atom.

Keberadaan elektron, baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi


sepenuhnya bergantung pada tingkatan energi elektron. Elektron di orbit
yang rendah akan memiliki energi yang lebih kecil daripada elektron di orbit
yang lebih tinggi.

Bohr kemudian menggabungkan hasil percobaannya dengan teori dari


Rutherford dan teori kuantum Planck. Bohr kemudian mendapatkan empat
kesimpulan, yaitu

1. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, tidak
memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi elektron.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
3. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran energi.
Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai penyerapan
energi.
4. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner, artinya elektron
tidak memancarkan atau menyerap energi.
Bohr kemudian mengajukan model atom yang mirip dengan sistem tata
surya, di mana inti atom yang bermuatan positif dikelilingi oleh elektron
yang ada di kulit atom. Persis seperti matahari yang dikelilingi oleh planet-
planetnya.

Seperti teori-teori sebelumnya, teori atom Bohr juga memiliki kekurangan.


Jika elektron hanya mengelilingi satu lintasan saja, maka posisi elektron
tidak dapat diprediksi. Sayangnya Bohr tidak mampu menjelaskan hal
tersebut.

E. TEORI MEKANIKA KUANTUM (1926)


Teori mekanika kuantum diperkenalkan oleh fisikawan asal Austria Erwin
Schrodinger (yang juga terkenal dengan eksperimen pikiran terkenal
“Kucing Schrodinger”) dan fisikawan asal Jerman Werner Heisenberg.
Mereka berpendapat bahwa posisi elektron tidak hanya ada di lintasan-
lintasan sehingga tidak bisa ditentukan posisinya secara pasti. Namun
posisi elektron dapat diprediksi melalui peluang keberadaan elektron.
Daerah yang memiliki peluang yang besar disebut dengan orbital.

Schrodinger dan Heisenberg kemudian mengajukan model atom yang


sampai saat ini masih digunakan. Dalam model ini, atom terdiri dari inti
atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang
berada pada orbital-orbital.

Anda mungkin juga menyukai