Timestamp: 2020-06-15T20:02:59.408Z
STRUKTUR ATOM
Atom, Ion, dan Molekul
Atom, Ion, dan Molekul. Partikel materi adalah bagian terkecil dari suatu materi. Setiap materi
mengandung partikel-partikel kecil yang menyusun zat tersebut yang dapat berupa atom, ion, dan
molekul. Sampai saat ini belum ada yang mengetahui bentuk partikel terkecil zat, para ilmuwan
berupaya mengembangkan beragam modelnya dari data yang mereka kumpulkan. Setiap zat yang
berbeda disusun oleh partikel-partikel terkecil yang berbeda pula. Misalnya, air disusun oleh partikel-
partikel terkecil yang berbeda dengan partikel-partikel terkecil yang menyusun gula pasir.
Sekitar 450 tahun sebelum Masehi ahli filsafat Yunani Leucippus dan Democritus menyatakan bahwa
semua materi disusun oleh partikel-partikel yang sangat kecil sekali dan tak dapat dibagi-bagi lagi yang
disebut atom. Atom berasal dari bahasa Yunani, yakni atomos ( a: tidak dan tomos: terbagi). Pada tahun
1808 seorang guru kimia dari Inggris John Dalton (1766-1844) mengajukan pemikiran tentang atom yang
dikenal dengan istilah “model atom Dalton” dengan intisari sebagai berikut:
1. Setiap unsur terdiri atas partikel-partikel terkecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi, disebut atom.
2. Semua atom dari unsur yang sama memiliki ukuran dan massa yang sama. Atom-atom dari unsur
yang berbeda memiliki massa yang berbeda pula. Dengan demikian, banyaknya macam atom sama
dengan banyaknya macam unsur.
3. Atom-atom tidak dapat dirusak . Atom-atom tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan melalui
reaksi kimia.
4. Melalui reaksi kimia, atom-atom dari pereaksi akan memiliki susunan yang baru dan akan saling
terikat satu sama lain dengan rasio atau perbandingan bilangan tertentu.
Menurut Dalton semua materi terdiri atas atom. Kita akan mempelajari tentang partikel-partikel materi
yang meliputi atom, molekul, dan ion.
a. Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari unsur. Atom bersifat tidak bermuatan (netral). Setiap unsur terdiri
dari sejenis atom, artinya bahwa atom-atom unsur yang sama mempunyai sifat yang sama. Oleh sebab
itu, atom unsur diberi lambang yang sama dengan lambang unsurnya. Jadi, atom nitrogen diberi lambang
N dan atom karbon dengan lambang C. Atom unsur yang satu berbeda dengan atom unsur yang lainnya.
Perbedaan itu dapat diibaratkan bahwa butir-butir jagung tidak sama dengan butir-butir beras.
b. Molekul
Atom-atom memiliki kecenderungan stabil dengan cara mengikat atom lain yang sama atau tidak sama.
Molekul yang terdiri dari atom-atom yang sama kita sebut molekul unsur, sedangkan yang terdiri dari
atom-atom yang berbeda disebut molekul senyawa.
Contoh:
molekul unsur : molekul O2, molekul H2, molekul N2, molekul Cl2.
molekul senyawa : molekul air (H2O); molekul gula (C6H12O6); molekul garam dapur NaCl
Gambar perbedaan antara atom, molekul unsur, dan molekul senyawa.
c. Ion
Ion adalah atom atau molekul yang bermuatan listrik, dapat positif maupun negatif. Ion bermuatan
negatif disebut anion, terjadi karena atom atau molekul menangkap elektron, satu atau lebih. Sedangkan
ion yang bermuatan positif disebut kation, terjadi karena atom atau molekul melepaskan satu atau lebih
elektron. Ion yang terdiri dari satu atom disebut ion tunggal, dan ion yang terdiri dari dua atom atau lebih
disebut ion poliatom.
Kation Anion
K+ - Br - SO42-
Al3+ - S3 - OH
H+ - - CO3-
Ca+ - - -
Menghubungkan Konsep Atom, Molekul, dan Ion dengan Produk Kimia Sehari-hari
1. Pembuatan detergen
Oleh karena berkurangnya tanaman yang menghasilkan minyak sementara jumlah penduduk semakin
banyak maka kebutuhan manusia akan sabun tidak tercukupi. Melalui kemajuan teknologi, ditemukanlah
bahan pencuci sintetis, yaitu detergen. Ada dua jenis detergen sebagai berikut.
Alkil Benzen Sulfonat (ABS) + NaOH menghasilkan Natrium Alkil Benzen Sufonat (detergen keras).
Lauril Asam Sulfat (LAS) + NaOH menghasilkan Natrium Lauril Sulfat (detergen lunak)
b. Bahan penunjang
Bahan penunjang pada detergen digunakan STPP (Sodium Tri Poli Phosphat/Natrium Tri Poli Phosphat)
berfungsi menunjang kerja bahan penurun tegangan permukaan.
c. Bahan pengisi
b. Bahan pengikat
Sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan semua bahan (media).
b. Bahan tambahan
Sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl Cellulose), agar kotoran yang terikat detergen
tidak melekat kembali ke bahan yang dicuci.
Bahan pewangi dan pewarna digunakan agar detergen mempunyai warna dan aroma yang spesifik untuk
membedakan dengan merk lain dan sesuai dengan warna dan aroma yang diminati konsumen. Semua
bahan dicampur dan dapat dibentuk pasta (krim) atau disemprotkan lewat menara sehingga
menghasilkan butiran-butiran.
2. Pembuatan margarin
a. Minyak cair + soda kaustik encer akan didapat minyak cair yang bebas dari asam,
Keterangan:
Jumlah soda kaustik encer yang dibutuhkan, disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai hasil analisis
(pengalaman hasil pengamatan). Caustik soda (NaOH) dan asam bebas pada minyak membentuk lapisan
sabun yang mudah dipisahkan dengan minyaknya (selanjutnya minyak dicuci dengan air sampai bebas
dari sabun dan NaOH. Jika minyak yang didapat berwarna, maka warna tersebut dapat dihilangkan
dengan tanah adsorben, kemudian disaring dengan penekanan/ditekan. Minyak yang didapat di
hidrogenasi sehingga didapat margarin.
Tahap selanjutnya, menghilangkan bau dengan mengalirkan uap air panas ke dalam minyak
Agar rasanya lebih enak dan menarik margarin hasil hidrogenasi diberi tambahan zat-zat
Sebagai bahan pelarut, air murni sangat dibutuhkan pada pembuatan bahan-bahan kimia. Proses
pembuatan air murni sebagai berikut.
Pembuatan asam sulfat dapat dilakukan dengan proses kamar timbal sebagai berikut.
Air laut masuk ke kolam/tambak penampungan air laut, saat terjadi pasang naik.
Air laut yang sudah masuk kolam, mengalami pemanasan oleh sinar matahari, sehingga didapat
kristal-kristal garam dapur NaCl yang belum steril.
Kristal garam dapur diambil di proses di pabrik guna sterilisasi dan pembersihan.
Molekul Unsur
1. O O - - - - - - oksigen
2. H H - - - - - - hidrogen
3. N N - - - - - - nitrogen
4. Br Br - - - - - - bromin
5. F F - - - - - - iodium
6. I I - - - - - - flourin
7. O O O - - - - - ozon
8. P P P P - - - - fosforus
9. S S S S S S S S belerang
Dari tabel di atas tampak bahwa molekul unsur ada yang terdiri dari 2 atom, ada yang 3 atom, ada yang
4 atom, ada yang 8 atom, bahkan ada yang terdiri atas atom-atom yang jumlahnya sangat banyak karena
berapapun jumlah atomnya akan membentuk satu molekul sehingga disebut molekul raksasa, seperti
yang terjadi pada karbon (C), silikon (Si) dan Germanium (Ge).
Molekul senyawa
Molekul senyawa yang
Atom-atom sejenis yang
Nama zat terbentuk ditulis dengan
bergabung
simbol
- 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Na Cl - - - - - - garam dapur
2. H O O - - - - - air
3. C O O - - - - - karbondioksida
4. N H H H - - - - amonia
5. C H H H H - - - metana
6. C C H H H H - - etena
Penulisan demikian lebih efisien
7. C C C C C C H H glukosa
Molekul yang terdiri atas dua atom atau lebih yang berbeda jenisnya disebut molekul senyawa.
Gagasan bahwa materi terdiri dari unit diskret adalah salah satu yang sangat tua, muncul
dalam banyak kebudayaan kuno seperti Yunani dan India. Namun, ide-ide ini lebih
berdasarkan penalaran filosofis dan teologis daripada bukti ilmiah dan eksperimen. Oleh
karena itu, mereka tidak bisa meyakinkan semua orang, jadi atomisme hanyalah salah satu
dari sejumlah teori yang bersaing pada sifat materi. Menjelang abad ke-19 ide tersebut
dipelajari dan disempurnakan oleh ilmuwan, sebagai zaman keemasan ilmu kimia yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan
konsep atom.
Menjelang akhir abad ke-18, dua kaidah tentang reaksi kimia muncul tanpa mengacu pada
gagasan teori atom. Pertama adalah hukum kekekalan massa, yang dirumuskan
oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789, yang menyatakan bahwa total massa dalam reaksi
kimia adalah tetap (yaitu, reaktan memiliki massa yang sama dengan produk). [2] Kaidah
kedua adalah hukum perbandingan tetap. Kaidah ini pertama kali dibuktikan oleh kimiawan
Prancis Joseph Louis Proust pada tahun 1799.[3] Hukum ini menyatakan bahwa jika suatu
senyawa dipecah menjadi unsur-unsur penyusunnya, maka massa konstituen akan selalu
memiliki perbandingan yang sama, terlepas dari kuantitas atau sumber substansi aslinya.
John Dalton mempelajari dan mengembangkan hasil karya sebelumnya dan
mengembangkan hukum perbandingan berganda: jika dua unsur dapat digabungkan untuk
membentuk sejumlah senyawa yang mungkin, maka perbandingan massa unsur kedua yang
bergabung terhadap massa tetap unsur pertama adalah perbandingan bilangan bulat
sederhana. Sebagai contoh: Proust telah mempelajari oksida timah dan menemukan bahwa
massa mereka adalah 88,1% timah dan 11,9% oksigen atau 78,7% timah dan 21,3% oksigen
(masing-masing adalah timah(II) oksida dan timah dioksida). Dalton mencatat dari
persentase ini bahwa 100 g timah akan bergabung baik dengan 13,5 g atau 27 g oksigen;
13,5 dan 27 membentuk rasio 1:2. Dalton menemukan bahwa teori atom suatu materi
dapat menjelaskan pola umum dalam kimia ini dengan indah. Sehubungan dengan timah
oksida Proust, satu atom timah akan bergabung dengan satu atau dua atom oksigen. [4]
Berbagai atom dan molekul seperti yang digambarkan dalam A New System of Chemical
Philosophy (1808) karya John Dalton.
Dalton juga percaya teori atom dapat menjelaskan mengapa air menyerap gas yang berbeda
dalam proporsi yang berbeda - misalnya, ia menemukan bahwa air jauh lebih baik
menyerap karbon dioksida daripada menyerap nitrogen.[5] Hipotesis Dalton adalah karena
perbedaan dalam massa dan kompleksitas partikel masing-masing gas. Memang, molekul
karbon dioksida (CO2) lebih berat dan lebih besar daripada molekul nitrogen (N2).
Dalton mengajukan teori bahwa setiap unsur kimia terdiri dari atom tunggal, dengan jenis
yang unik, dan meskipun mereka tidak dapat diubah atau dihancurkan dengan cara kimia,
mereka dapat bergabung untuk membentuk struktur yang lebih kompleks (senyawa kimia).
Ini dianggap sebagai teori atom pertama yang benar-benar ilmiah, karena Dalton menarik
kesimpulan berdasarkan eksperimen dan pemeriksaan hasil penelusuran empiris.
Pada tahun 1803 Dalton secara lisan menyajikan daftar berat atom relatif pertamanya untuk
sejumlah zat. Makalah ini diterbitkan pada tahun 1805, tetapi ia tidak membahas dengan
pasti cara ia memperoleh angka-angka ini.[5] Metode ini pertama kali terungkap pada tahun
1807 oleh koleganya, Thomas Thomson, dalam buku teks Thomson edisi ketiga, Sistem
Kimia (A System of Chemistry). Akhirnya, Dalton menerbitkan laporan lengkap dalam buku
teksnya sendiri, Sistem Baru Filsafat Kimia (A New System of Chemical Philosophy), pada
tahun 1808 dan 1810.
Dalton memperkirakan berat atom menurut rasio massa di mana mereka digabungkan,
dengan atom hidrogen diambil sebagai kesatuan. Namun, Dalton tidak memikirkan bahwa
terdapat beberapa unsur atom berada dalam bentuk molekul—misalnya oksigen murni
terdapat sebagai O2. Dia juga salah kaprah bahwa senyawa paling sederhana antara dua
unsur selalu hanya terdiri dari masing-masing satu atom (jadi dia berpendapat air adalah
HO, bukan H2O).[6]Hasil ini merupakan suatu kecatatan, di samping peralatannya yang belum
mendukung. Misalnya, pada tahun 1803 ia yakin bahwa atom oksigen 5,5 kali lebih berat
daripada atom hidrogen, karena dalam air ia mengukur 5,5 gram oksigen untuk setiap 1
gram hidrogen dan meyakini rumus untuk air adalah HO. Dengan mengadopsi data yang
lebih baik, pada tahun 1806 ia menyimpulkan bahwa berat atom oksigen yang sebenarnya
adalah 7 bukannya 5,5, dan dia mempertahankan berat ini selama sisa hidupnya. Ilmuwah
lain pada masa itu sudah menyimpulkan bahwa berat atom oksigen seharusnya 8 relatif
terhadap hidrogen yang sama dengan 1, jika diasumsikan rumus Dalton untuk molekul air
adalah HO, atau 16 jika diasumsikan menggunakan rumus air modern H2O.[7]
Avogadro
Cacat dalam teori Dalton diperbaiki secara mendasar pada tahun 1811 oleh Amedeo
Avogadro. Avogadro telah mengusulkan bahwa volume yang sama dari dua gas, pada
temperatur dan tekanan yang sama, mengandung jumlah molekul yang sama (dengan kata
lain, massa partikel gas tidak mempengaruhi volume yang menempati). [8]Hukum
Avogadro memungkinkannya untuk menyimpulkan sifat diatomik dari berbagai gas dengan
mempelajari volume di mana mereka bereaksi. Misalnya: karena dua liter hidrogen akan
bereaksi dengan hanya satu liter oksigen untuk menghasilkan dua liter uap air (pada
tekanan dan temperatur konstan), maka itu berarti molekul oksigen tunggal terbagi menjadi
dua untuk membentuk dua partikel air. Dengan demikian, Avogadro mampu menawarkan
perkiraan yang lebih akurat dari massa atom oksigen dan berbagai elemen lainnya, serta
membuat pembeda yang jelas antara molekul dan atom.
Gerak Brown
Pada 1827, ahli botani Inggris Robert Brownmengamati bahwa partikel debu di dalam
serbuk sari yang mengambang di air terus bergoyang-goyang tanpa alasan yang jelas. Pada
tahun 1905, Albert Einstein berteori bahwa gerak Brown ini disebabkan oleh molekul air
terus menerus mengetuk butiran-butiran, dan mengembangkan model matematika
hipotetis untuk menggambarkan hal itu.[9] Model ini divalidasi secara eksperimental pada
tahun 1908 oleh fisikawan Prancis Jean Perrin, sehingga memberikan validasi tambahan
untuk teori partikel (dan dengan perluasan teori atom).
Penemuan partikel subatomik
Sinar katode (biru) yang dipancarkan dari katode, dipertajam menjadi sorot
dengan menggunakan celah, kemudian dibelokkan ketika melewati antara
dua lempeng listrik.
Atom dianggap sebagai bagian terkecil dari materi sampai 1897 ketika J.J.
Thomsonmenemukan elektron melalui karyanya pada sinar katode.[10]
Sebuah tabung Crookes adalah wadah kaca tertutup di mana dua elektrode dipisahkan oleh
ruang hampa. Sinar katode dihasilkan ketika tegangan diterapkan di seluruh elektrode,
menciptakan partikel bersinar yang menyerang kaca di ujung tabung yang berlawanan.
Melalui eksperimen, Thomson menemukan bahwa sinar dapat dibelokkan oleh medan
listrik (selain medan magnet, yang sudah dikenal). Dia menyimpulkan bahwa sinar ini,
bukannya bentuk cahaya, melainkan sesuatu yang terdiri dari partikel bermuatan
negatif yang sangat ringan yang ia sebut "corpuscles" (kelak diganti namanya menjadi
elektron oleh ilmuwan lain). Ia mengukur rasio massa terhadap muatan dan menemukan itu
1800 kali lebih kecil daripada hidrogen, atom terkecil. Corpuscles ini tidak seperti partikel
lain yang telah dikenal sebelumnya.
Thomson menyatakan bahwa atom dapat dibagi, dan bahwa corpuscles adalah balok-balok
bangunannya.[11] Untuk menjelaskan muatan netral keseluruhan atom, ia mengajukan teori
bahwa corpuscles didistribusikan dalam lautan muatan positif yang seragam; ini
adalah model puding prem[12] karena elektron tertanam dalam muatan positif seperti prem
dalam puding prem (meskipun dalam model Thomson mereka tidak dalam kondisi
stasioner).
Pada tahun 1909, model puding premThomson dibantah oleh salah seorang mantan
mahasiswanya, Ernest Rutherford, yang menemukan bahwa sebagian besar massa dan
muatan positif atom terkonsentrasi di sebagian kecil dari volume, yang diasumsikan berada
di pusat atom.
Dalam percobaan Geiger–Marsden, Hans Geiger dan Ernest Marsden (rekan dari Rutherford
yang bekerja mewakilinya) menembakkan partikel alfa pada lembaran tipis logam dan
diukur defleksi mereka menggunakan layar fluoresen.[13] Mengingat massa elektron yang
sangat kecil, momentum tinggi partikel alfa, dan rendahnya konsentrasi muatan positif pada
model puding prem, sang peneliti mengharapkan semua partikel alfa dapat melewati kertas
logam tanpa pembelokan yang bermakna. Ternyata mereka menemukan hal yang
mencengangkan. Sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan tajam. Rutherford
menyimpulkan bahwa muatan positif di dalam atom harus terkonsentrasi dalam volume
yang sangat kecil agar dapat menghasilkan medan listrik yang cukup kuat untuk
membelokkan partikel alfa dengan sebegitu kuat.
Hal ini menyebabkan Rutherford mengajukan teori model planet di mana awan elektron
mengelilingi inti kecil dan kompak yang bermuatan positif. Hanya konsentrasi muatan
semacam itulah yang bisa menghasilkan medan listrik cukup kuat untuk menyebabkan
pembelokan tajam.[14]
Model atom planet memiliki dua kekurangan yang signifikan. Pertama adalah bahwa, tidak
seperti planet mengorbit matahari, elektron adalah partikel bermuatan. Muatan listrikyang
dipercepat diketahui memancarkan gelombang elektromagnetik menurut rumus
Larmor dalam elektromagnetisme klasik. Muatan yang mengorbit, logikanya akan terus
kehilangan energi dan bergerak spiral menuju inti, bertabrakan dengan inti dalam hitungan
detik. Masalah kedua adalah bahwa model planet tidak bisa menjelaskan emisi puncak
dan penyerapan spektrum atom yang diamati.