Anda di halaman 1dari 14

Correlation Id: 3110e35264513f4892ae43473d63825b

Timestamp: 2020-06-15T20:02:59.408Z

STRUKTUR ATOM
 
Atom, Ion, dan Molekul
Atom, Ion, dan Molekul. Partikel materi adalah bagian terkecil dari suatu materi. Setiap materi
mengandung partikel-partikel kecil  yang menyusun zat tersebut yang dapat berupa atom, ion, dan
molekul. Sampai saat ini belum ada yang mengetahui bentuk partikel terkecil zat, para ilmuwan
berupaya mengembangkan beragam modelnya dari data yang mereka kumpulkan. Setiap zat yang
berbeda disusun oleh partikel-partikel terkecil yang berbeda pula. Misalnya, air disusun oleh partikel-
partikel terkecil yang berbeda dengan partikel-partikel terkecil yang menyusun gula pasir.

Sekitar 450 tahun sebelum Masehi ahli filsafat Yunani Leucippus dan Democritus menyatakan bahwa
semua materi disusun oleh partikel-partikel yang sangat kecil sekali dan tak dapat dibagi-bagi lagi yang
disebut atom. Atom berasal dari bahasa Yunani, yakni atomos ( a: tidak dan tomos: terbagi). Pada tahun
1808 seorang guru kimia dari Inggris John Dalton (1766-1844) mengajukan pemikiran tentang atom yang
dikenal dengan istilah “model atom Dalton” dengan intisari sebagai berikut:

1. Setiap unsur terdiri atas partikel-partikel terkecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi, disebut atom.
2. Semua atom dari unsur yang sama memiliki ukuran dan massa yang sama. Atom-atom dari unsur
yang berbeda memiliki massa yang berbeda pula. Dengan demikian, banyaknya macam atom sama
dengan banyaknya macam unsur.
3. Atom-atom tidak dapat dirusak . Atom-atom tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan melalui
reaksi kimia.
4. Melalui reaksi kimia, atom-atom dari pereaksi akan memiliki susunan yang baru dan akan saling
terikat satu sama lain dengan rasio atau perbandingan bilangan tertentu.
Menurut Dalton semua materi terdiri atas atom. Kita akan mempelajari tentang partikel-partikel materi
yang meliputi atom, molekul, dan ion.
a. Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari unsur. Atom bersifat tidak bermuatan (netral). Setiap unsur terdiri
dari sejenis atom, artinya bahwa atom-atom unsur yang sama mempunyai sifat yang sama. Oleh sebab
itu, atom unsur diberi lambang yang sama dengan lambang unsurnya. Jadi, atom nitrogen diberi lambang
N dan atom karbon dengan lambang C. Atom unsur yang satu berbeda dengan atom unsur yang lainnya.
Perbedaan itu dapat diibaratkan bahwa butir-butir jagung tidak sama dengan butir-butir beras.
b. Molekul
Atom-atom memiliki kecenderungan stabil dengan cara mengikat atom lain yang sama atau tidak sama.
Molekul yang terdiri dari atom-atom yang sama kita sebut molekul unsur, sedangkan yang terdiri dari
atom-atom yang berbeda disebut molekul senyawa.
Contoh:
 molekul unsur : molekul O2, molekul H2, molekul N2, molekul Cl2.
 molekul senyawa : molekul air (H2O); molekul gula (C6H12O6); molekul garam dapur NaCl
Gambar perbedaan antara atom, molekul unsur, dan molekul senyawa.

c. Ion
Ion adalah atom atau molekul yang bermuatan listrik, dapat positif maupun negatif. Ion bermuatan
negatif disebut anion, terjadi karena atom atau molekul menangkap elektron, satu atau lebih. Sedangkan
ion yang bermuatan positif disebut kation, terjadi karena atom atau molekul melepaskan satu atau lebih
elektron. Ion yang terdiri dari satu atom disebut ion tunggal, dan ion yang terdiri dari dua atom atau lebih
disebut ion poliatom.

Ion tunggal dan poliatom

Kation Anion

Tunggal Poliatom Tunggal Poliatom

Na+ NH4+ Cl  - NO3-

K+ - Br  - SO42-

Mg2+ - S2  - PO43-

Al3+ - S3  - OH

H+ - - CO3-

Ca+ - - -
Menghubungkan Konsep Atom, Molekul, dan Ion dengan Produk Kimia Sehari-hari
1. Pembuatan detergen
Oleh karena berkurangnya tanaman yang menghasilkan minyak sementara jumlah penduduk semakin
banyak maka kebutuhan manusia akan sabun tidak tercukupi. Melalui kemajuan teknologi, ditemukanlah
bahan pencuci sintetis, yaitu detergen. Ada dua jenis detergen sebagai berikut.

 Detergen keras: sukar diuraikan oleh bakteri sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.


 Detergen lunak: dapat diuraikan oleh bakteri sehingga tidak terlalu menimbulkan pencemaran.
Adapun bahan pembuat detergen adalah sebagai berikut.
a. Bahan penurun tegangan permukaan

Bahan penurun tegangan permukaan digunakan untuk memudahkan mengikat kotoran dan


menimbulkan busa, antara lain sebagain berikut.

 Alkil Benzen Sulfonat (ABS) + NaOH menghasilkan Natrium Alkil Benzen Sufonat (detergen keras).
 Lauril Asam Sulfat (LAS) + NaOH menghasilkan Natrium Lauril Sulfat (detergen lunak)
b. Bahan penunjang
Bahan penunjang pada detergen digunakan STPP (Sodium Tri Poli Phosphat/Natrium Tri Poli Phosphat)
berfungsi menunjang kerja bahan penurun tegangan permukaan.

c. Bahan pengisi

Bahan pengisi detergen digunakan untuk memperbesar volume materi.

b. Bahan pengikat

Sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan semua bahan (media).

b. Bahan tambahan

Sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl Cellulose), agar kotoran yang terikat detergen
tidak melekat kembali ke bahan yang dicuci.

b. Bahan pewangi dan pewarna

Bahan pewangi dan pewarna digunakan agar detergen mempunyai warna dan aroma yang spesifik untuk
membedakan dengan merk lain dan sesuai dengan warna dan aroma yang diminati konsumen. Semua
bahan dicampur dan dapat dibentuk pasta (krim) atau disemprotkan lewat menara sehingga
menghasilkan butiran-butiran.

2. Pembuatan margarin

Proses pembuatan margarin adalah sebagai berikut.

a. Minyak cair + soda kaustik encer akan didapat minyak cair yang bebas dari asam,

warna, dan zat lain yang mengganggu.

b. Minyak cair    hidrogenasi__> lemak

Keterangan:
Jumlah soda kaustik encer yang dibutuhkan, disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai hasil analisis
(pengalaman hasil pengamatan). Caustik soda (NaOH) dan asam bebas pada minyak membentuk lapisan
sabun yang mudah dipisahkan dengan minyaknya (selanjutnya minyak dicuci dengan air sampai bebas
dari sabun dan NaOH. Jika minyak yang didapat berwarna, maka warna tersebut dapat dihilangkan
dengan tanah adsorben, kemudian disaring dengan penekanan/ditekan. Minyak yang didapat di
hidrogenasi sehingga didapat margarin.

Tahap selanjutnya, menghilangkan bau dengan mengalirkan uap air panas ke dalam minyak

hasil hidrogenasi dalam ruang hampa pada suhu + 200oC.

Agar rasanya lebih enak dan menarik margarin hasil hidrogenasi diberi tambahan zat-zat

aditif seperti air, garam, pewarna, dan penyedap bau.

3. Pembuatan air murni

Sebagai bahan pelarut, air murni sangat dibutuhkan pada pembuatan bahan-bahan kimia. Proses
pembuatan air murni sebagai berikut.

Rangkaian alat pembuatan air murni


Air pada labu didih dipanaskan hingga mendidih. Uap yang terjadi dialirkan ke pipa pendingin. Pada pipa
pendingin uap air mengembun. Uap air yang mengembun adalah air murni.

4. Pembuatan asam sulfat

Pembuatan asam sulfat dapat dilakukan dengan proses kamar timbal sebagai berikut.

 Membakar belerang atau pirit, sehingga dihasilkan SO2


 SO2 dialirkan ke ruangan penangkap debu untuk membersihkan SO2
 Gas SO2 panas dialirkan ke ruangan berturut-turut: menara glover, kamar timbal, menara Guy
Lussac
Reaksi yang terjadi:
2S + 3O2  + 2H2O --> 2H2SO4

5. Pembuatan garam dapur


Garam dapur digunakan oleh ibu-ibu bumbu masak. Garam dapur berasa asin, masakan yang kurang
garam berasa hambar. Molekul garam dapur terdiri dari satu atom natrium (Na) yang bergabung dengan
satu atau chlor (Cl) menjadi molekul NaCl. Pembuatan garam dapur dapat dilakukan dengan proses
sebagai berikut.

 Air laut masuk ke kolam/tambak penampungan air laut, saat terjadi pasang naik.
 Air laut yang sudah masuk kolam, mengalami pemanasan oleh sinar matahari, sehingga didapat
kristal-kristal garam dapur NaCl yang belum steril.
 Kristal garam dapur diambil di proses di pabrik guna sterilisasi dan pembersihan.

Molekul Unsur dengan Molekul Senyawa


Molekul termasuk partikel yang terdiri atas atom-atom yang bergabung oleh adanya gaya ikat
elektrostatistik. Atom-atom yang membentuk molekul dapat sejenis/sama dapat juga tidak sejenis.
Perhatikan tabel berikut ini untuk dapat membandingkan molekul unsur dengan molekul senyawa.

Molekul Unsur

Atom-atom sejenis yang


bergabung Nama Molekul yang terbentuk ditulis
- 1 2 3 4 5 6 7 8

1. O O - - - - - - oksigen

2. H H - - - - - - hidrogen

3. N N - - - - - - nitrogen

4. Br Br - - - - - - bromin

5. F F - - - - - - iodium

6. I I - - - - - - flourin

7. O O O - - - - - ozon

8. P P P P - - - - fosforus

9. S S S S S S S S belerang

Molekul yang terdiri atas atom-atom sama/sejenis disebut molekul unsur

Dari tabel di atas tampak bahwa molekul unsur ada yang terdiri dari 2 atom, ada yang 3 atom, ada yang
4 atom, ada yang 8 atom, bahkan ada yang terdiri atas atom-atom yang jumlahnya sangat banyak karena
berapapun jumlah atomnya akan membentuk satu molekul sehingga disebut molekul raksasa, seperti
yang terjadi pada karbon (C), silikon (Si) dan Germanium (Ge).

Molekul senyawa
Molekul senyawa yang
Atom-atom sejenis yang
Nama zat terbentuk ditulis dengan
bergabung
simbol

- 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Na Cl - - - - - - garam dapur

2. H O O - - - - - air

3. C O O - - - - - karbondioksida

4. N H H H - - - - amonia

5. C H H H H - - - metana

6. C C H H H H - - etena
Penulisan demikian lebih efisien
7. C C C C C C H H glukosa

Penulisan demikian tidak efisien

Molekul yang terdiri atas dua atom atau lebih yang berbeda jenisnya disebut molekul  senyawa.

SEJARAH TEORI ATOM


Dalam kimia dan fisika, teori atom adalah teori ilmiah sifat alami materi, yang menyatakan
bahwa materi tersusun atas satuan terkecil yang disebut atom. Ini dimulai dari konsep
filosofis pada masa Yunani kuno dan menjadi aliran ilmiah utama di awal abad ke-19, ketika
diungkap dalam bidang kimia. Ilmu kimia ini membuktikan bahwa materi memang
berperilaku seperti ia tersusun atas atom-atom.
Istilah atom berasal dari kata sifat Yunani Kuno atomos, yang berarti "tidak dapat dipecah".
[1] Kimiawan abad ke-19 mulai menggunakan istilah sehubungan dengan meningkatnya
jumlah unsur kimia yang tidak dapat diperkecil lagi. Meskipun tampaknya benar, sekitar
pergantian abad ke-20, melalui berbagai eksperimen
dengan elektromagnetisme dan radioaktivitas, fisikawan menemukan bahwa apa yang
disebut "atom yang tidak dapat dipecah" sebenarnya adalah gabungan berbagai partikel
subatomik (terutama, elektron, protondan neutron) yang dapat ada secara terpisah dari
satu sama lain. Bahkan, di lingkungan ekstrem tertentu, seperti bintang neutron, suhu dan
tekanan ekstrem sama sekali mencegah pembentukan atom. Karena atom yang ditemukan
dapat dibagi, fisikawan kemudian menciptakan istilah "partikel elementer" untuk
menggambarkan bagian yang "tak bisa dipotong", meskipun bisa dihancurkan, dari sebuah
atom. Bidang ilmu yang mempelajari partikel subatomik adalah fisika partikel, dan di bidang
ini para fisikawan berharap dapat menemukan sifat dasar sejati suatu materi.
Sejarah
Filosofi atomisme
Artikel utama: Atomisme

Gagasan bahwa materi terdiri dari unit diskret adalah salah satu yang sangat tua, muncul
dalam banyak kebudayaan kuno seperti Yunani dan India. Namun, ide-ide ini lebih
berdasarkan penalaran filosofis dan teologis daripada bukti ilmiah dan eksperimen. Oleh
karena itu, mereka tidak bisa meyakinkan semua orang, jadi atomisme hanyalah salah satu
dari sejumlah teori yang bersaing pada sifat materi. Menjelang abad ke-19 ide tersebut
dipelajari dan disempurnakan oleh ilmuwan, sebagai zaman keemasan ilmu kimia yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan
konsep atom.

1. Teori atom Dalton

Menjelang akhir abad ke-18, dua kaidah tentang reaksi kimia muncul tanpa mengacu pada
gagasan teori atom. Pertama adalah hukum kekekalan massa, yang dirumuskan
oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789, yang menyatakan bahwa total massa dalam reaksi
kimia adalah tetap (yaitu, reaktan memiliki massa yang sama dengan produk). [2] Kaidah
kedua adalah hukum perbandingan tetap. Kaidah ini pertama kali dibuktikan oleh kimiawan
Prancis Joseph Louis Proust pada tahun 1799.[3] Hukum ini menyatakan bahwa jika suatu
senyawa dipecah menjadi unsur-unsur penyusunnya, maka massa konstituen akan selalu
memiliki perbandingan yang sama, terlepas dari kuantitas atau sumber substansi aslinya.
John Dalton mempelajari dan mengembangkan hasil karya sebelumnya dan
mengembangkan hukum perbandingan berganda: jika dua unsur dapat digabungkan untuk
membentuk sejumlah senyawa yang mungkin, maka perbandingan massa unsur kedua yang
bergabung terhadap massa tetap unsur pertama adalah perbandingan bilangan bulat
sederhana. Sebagai contoh: Proust telah mempelajari oksida timah dan menemukan bahwa
massa mereka adalah 88,1% timah dan 11,9% oksigen atau 78,7% timah dan 21,3% oksigen
(masing-masing adalah timah(II) oksida dan timah dioksida). Dalton mencatat dari
persentase ini bahwa 100 g timah akan bergabung baik dengan 13,5 g atau 27 g oksigen;
13,5 dan 27 membentuk rasio 1:2. Dalton menemukan bahwa teori atom suatu materi
dapat menjelaskan pola umum dalam kimia ini dengan indah. Sehubungan dengan timah
oksida Proust, satu atom timah akan bergabung dengan satu atau dua atom oksigen. [4]
 
Berbagai atom dan molekul seperti yang digambarkan dalam A New System of Chemical
Philosophy (1808) karya John Dalton.

Dalton juga percaya teori atom dapat menjelaskan mengapa air menyerap gas yang berbeda
dalam proporsi yang berbeda - misalnya, ia menemukan bahwa air jauh lebih baik
menyerap karbon dioksida daripada menyerap nitrogen.[5] Hipotesis Dalton adalah karena
perbedaan dalam massa dan kompleksitas partikel masing-masing gas. Memang, molekul
karbon dioksida (CO2) lebih berat dan lebih besar daripada molekul nitrogen (N2).
Dalton mengajukan teori bahwa setiap unsur kimia terdiri dari atom tunggal, dengan jenis
yang unik, dan meskipun mereka tidak dapat diubah atau dihancurkan dengan cara kimia,
mereka dapat bergabung untuk membentuk struktur yang lebih kompleks (senyawa kimia).
Ini dianggap sebagai teori atom pertama yang benar-benar ilmiah, karena Dalton menarik
kesimpulan berdasarkan eksperimen dan pemeriksaan hasil penelusuran empiris.
Pada tahun 1803 Dalton secara lisan menyajikan daftar berat atom relatif pertamanya untuk
sejumlah zat. Makalah ini diterbitkan pada tahun 1805, tetapi ia tidak membahas dengan
pasti cara ia memperoleh angka-angka ini.[5] Metode ini pertama kali terungkap pada tahun
1807 oleh koleganya, Thomas Thomson, dalam buku teks Thomson edisi ketiga, Sistem
Kimia (A System of Chemistry). Akhirnya, Dalton menerbitkan laporan lengkap dalam buku
teksnya sendiri, Sistem Baru Filsafat Kimia (A New System of Chemical Philosophy), pada
tahun 1808 dan 1810.
Dalton memperkirakan berat atom menurut rasio massa di mana mereka digabungkan,
dengan atom hidrogen diambil sebagai kesatuan. Namun, Dalton tidak memikirkan bahwa
terdapat beberapa unsur atom berada dalam bentuk molekul—misalnya oksigen murni
terdapat sebagai O2. Dia juga salah kaprah bahwa senyawa paling sederhana antara dua
unsur selalu hanya terdiri dari masing-masing satu atom (jadi dia berpendapat air adalah
HO, bukan H2O).[6]Hasil ini merupakan suatu kecatatan, di samping peralatannya yang belum
mendukung. Misalnya, pada tahun 1803 ia yakin bahwa atom oksigen 5,5 kali lebih berat
daripada atom hidrogen, karena dalam air ia mengukur 5,5 gram oksigen untuk setiap 1
gram hidrogen dan meyakini rumus untuk air adalah HO. Dengan mengadopsi data yang
lebih baik, pada tahun 1806 ia menyimpulkan bahwa berat atom oksigen yang sebenarnya
adalah 7 bukannya 5,5, dan dia mempertahankan berat ini selama sisa hidupnya. Ilmuwah
lain pada masa itu sudah menyimpulkan bahwa berat atom oksigen seharusnya 8 relatif
terhadap hidrogen yang sama dengan 1, jika diasumsikan rumus Dalton untuk molekul air
adalah HO, atau 16 jika diasumsikan menggunakan rumus air modern H2O.[7]
Avogadro

Cacat dalam teori Dalton diperbaiki secara mendasar pada tahun 1811 oleh Amedeo
Avogadro. Avogadro telah mengusulkan bahwa volume yang sama dari dua gas, pada
temperatur dan tekanan yang sama, mengandung jumlah molekul yang sama (dengan kata
lain, massa partikel gas tidak mempengaruhi volume yang menempati). [8]Hukum
Avogadro memungkinkannya untuk menyimpulkan sifat diatomik dari berbagai gas dengan
mempelajari volume di mana mereka bereaksi. Misalnya: karena dua liter hidrogen akan
bereaksi dengan hanya satu liter oksigen untuk menghasilkan dua liter uap air (pada
tekanan dan temperatur konstan), maka itu berarti molekul oksigen tunggal terbagi menjadi
dua untuk membentuk dua partikel air. Dengan demikian, Avogadro mampu menawarkan
perkiraan yang lebih akurat dari massa atom oksigen dan berbagai elemen lainnya, serta
membuat pembeda yang jelas antara molekul dan atom.

Gerak Brown
Pada 1827, ahli botani Inggris Robert Brownmengamati bahwa partikel debu di dalam
serbuk sari yang mengambang di air terus bergoyang-goyang tanpa alasan yang jelas. Pada
tahun 1905, Albert Einstein berteori bahwa gerak Brown ini disebabkan oleh molekul air
terus menerus mengetuk butiran-butiran, dan mengembangkan model matematika
hipotetis untuk menggambarkan hal itu.[9] Model ini divalidasi secara eksperimental pada
tahun 1908 oleh fisikawan Prancis Jean Perrin, sehingga memberikan validasi tambahan
untuk teori partikel (dan dengan perluasan teori atom).
Penemuan partikel subatomik

2. TEORI ATOM THOMSON (Penemuan partikel subatomik)


Artikel utama: Elektron dan Model puding prem

Sinar katode (biru) yang dipancarkan dari katode, dipertajam menjadi sorot
dengan menggunakan celah, kemudian dibelokkan ketika melewati antara
dua lempeng listrik.
Atom dianggap sebagai bagian terkecil dari materi sampai 1897 ketika J.J.
Thomsonmenemukan elektron melalui karyanya pada sinar katode.[10]
Sebuah tabung Crookes adalah wadah kaca tertutup di mana dua elektrode dipisahkan oleh
ruang hampa. Sinar katode dihasilkan ketika tegangan diterapkan di seluruh elektrode,
menciptakan partikel bersinar yang menyerang kaca di ujung tabung yang berlawanan.
Melalui eksperimen, Thomson menemukan bahwa sinar dapat dibelokkan oleh medan
listrik (selain medan magnet, yang sudah dikenal). Dia menyimpulkan bahwa sinar ini,
bukannya bentuk cahaya, melainkan sesuatu yang terdiri dari partikel bermuatan
negatif yang sangat ringan yang ia sebut "corpuscles" (kelak diganti namanya menjadi
elektron oleh ilmuwan lain). Ia mengukur rasio massa terhadap muatan dan menemukan itu
1800 kali lebih kecil daripada hidrogen, atom terkecil. Corpuscles ini tidak seperti partikel
lain yang telah dikenal sebelumnya.
Thomson menyatakan bahwa atom dapat dibagi, dan bahwa corpuscles adalah balok-balok
bangunannya.[11] Untuk menjelaskan muatan netral keseluruhan atom, ia mengajukan teori
bahwa corpuscles didistribusikan dalam lautan muatan positif yang seragam; ini
adalah model puding prem[12] karena elektron tertanam dalam muatan positif seperti prem
dalam puding prem (meskipun dalam model Thomson mereka tidak dalam kondisi
stasioner).

3. Model Rutherford (inti atom)


Percobaan Geiger-Marsden
Kiri: Hasil yang diharapkan: partikel alfa melewati atom model puding prem dengan mengabaikan pembelokan.
Kanan: Hasil yang teramati: sebagian kecil dari partikel dibelokkan oleh konsentrasi muatan pada inti atom.

Pada tahun 1909, model puding premThomson dibantah oleh salah seorang mantan
mahasiswanya, Ernest Rutherford, yang menemukan bahwa sebagian besar massa dan
muatan positif atom terkonsentrasi di sebagian kecil dari volume, yang diasumsikan berada
di pusat atom.
Dalam percobaan Geiger–Marsden, Hans Geiger dan Ernest Marsden (rekan dari Rutherford
yang bekerja mewakilinya) menembakkan partikel alfa pada lembaran tipis logam dan
diukur defleksi mereka menggunakan layar fluoresen.[13] Mengingat massa elektron yang
sangat kecil, momentum tinggi partikel alfa, dan rendahnya konsentrasi muatan positif pada
model puding prem, sang peneliti mengharapkan semua partikel alfa dapat melewati kertas
logam tanpa pembelokan yang bermakna. Ternyata mereka menemukan hal yang
mencengangkan. Sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan tajam. Rutherford
menyimpulkan bahwa muatan positif di dalam atom harus terkonsentrasi dalam volume
yang sangat kecil agar dapat menghasilkan medan listrik yang cukup kuat untuk
membelokkan partikel alfa dengan sebegitu kuat.
Hal ini menyebabkan Rutherford mengajukan teori model planet di mana awan elektron
mengelilingi inti kecil dan kompak yang bermuatan positif. Hanya konsentrasi muatan
semacam itulah yang bisa menghasilkan medan listrik cukup kuat untuk menyebabkan
pembelokan tajam.[14]

Tahap pertama menuju model atom fisika kuantum


Artikel utama: Model atom Bohr

Model atom planet memiliki dua kekurangan yang signifikan. Pertama adalah bahwa, tidak
seperti planet mengorbit matahari, elektron adalah partikel bermuatan. Muatan listrikyang
dipercepat diketahui memancarkan gelombang elektromagnetik menurut rumus
Larmor dalam elektromagnetisme klasik. Muatan yang mengorbit, logikanya akan terus
kehilangan energi dan bergerak spiral menuju inti, bertabrakan dengan inti dalam hitungan
detik. Masalah kedua adalah bahwa model planet tidak bisa menjelaskan emisi puncak
dan penyerapan spektrum atom yang diamati.
 

4. Model atom Bohr


Teori kuantum merevolusi fisika di awal abad ke-20, ketika Max Planck dan Albert
Einsteinmendalilkan bahwa energi cahaya dipancarkan atau diserap dalam jumlah diskret
yang diketahui sebagai kuanta(tunggal, kuantum). Pada tahun 1913, Niels
Bohr memasukkan ide ini ke dalam model atom Bohr, di mana sebuah elektron hanya bisa
mengorbit inti dalam orbit lingkaran tertentu dengan momentum sudut dan energi tetap,
jarak dari inti (yaitu, jari-jari atom) sebanding dengan energinya. [15] Dengan model ini
elektron tidak bisa bergerak spiral ke dalam inti karena tidak kehilangan energi secara terus
menerus; sebaliknya, hal itu hanya bisa membuat "lompatan kuantum" seketika
antar tingkat energi yang ditetapkan.[15] Ketika ini terjadi, cahaya dipancarkan atau diserap
pada frekuensi yang sebanding dengan perubahan energi (maka penyerapan dan emisi
cahaya merupakan spektrum diskrit).[15]
Model Bohr tidak sempurna. Ini hanya bisa memprediksi garis spektrum hidrogen; dan tidak
bisa memprediksi atom multielektron. Lebih buruk lagi, tatkala teknologi
spektrografik ditingkatkan, teramati garis spektrum tambahan dalam hidrogen, yang tidak
dapat dijelaskan menggunakan model Bohr. Pada tahun 1916, Arnold
Sommerfeldmenambahkan orbit elips dengan model Bohr untuk menjelaskan garis emisi
tambahan tersebut, tetapi ini membuat model menjadi sangat sulit untuk digunakan, dan
masih tidak dapat menjelaskan atom yang lebih kompleks.
Penemuan isotop
Artikel utama: Isotop

Saat bereksperimen dengan produk peluruhan radioaktif, pada tahun


1913 radiokimiawanFrederick Soddy menemukan bahwa tampaknya ada lebih dari satu
unsur pada setiap posisi dalam tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian diciptakan
oleh Margaret Todd sebagai nama yang cocok untuk unsur ini .
Pada tahun yang sama, J.J. Thomsonmelakukan percobaan di mana ia menyalurkan
aliran ion neon melalui medan magnet dan listrik, kemudian menghantam piring fotografi di
ujung lain. Dia mengamati dua partikel bercahaya di piring, yang menunjukkan dua lintasan
defleksi yang berbeda. Thomson menyimpulkan ini karena beberapa ion neon memiliki
massa yang berbeda.[17] Sifat massa yang berbeda ini kelak dijelaskan oleh
penemuan neutron pada tahun 1932.
Penemuan partikel nuklir

Artikel utama: Inti atom

Pada tahun 1917 Rutherford membombardir gas nitrogen dengan partikel alfa dan


mengamati inti hidrogen yang dipancarkan dari gas (Rutherford menyadari hal ini, karena ia
sebelumnya telah memperolehnya melalui bombardir hidrogen dengan partikel alfa, dan
mengamati inti hidrogen di dalam produk). Rutherford menyimpulkan bahwa inti hidrogen
muncul dari inti atom nitrogen sendiri (artinya, ia telah memecah nitrogen). [18]
Dari karyanya sendiri dan karya murid-muridnya Bohr dan Henry Moseley, Rutherford
mengetahui bahwa muatan positif dari setiap atom selalu bisa disamakan dengan jumlah
inti hidrogen. Ini, digabung dengan massa atom dari banyak unsur yang kira-
kira setaradengan jumlah dari atom hidrogen - yang kemudian diasumsikan partikel paling
ringan - membuatnya menyimpulkan bahwa inti hidrogen adalah partikel tunggal dan
konstituen dasar dari semua inti atom. Dia menamakan partikel tersebut sebagai proton.
Eksperimen lanjutan yang dilakukan oleh Rutherford menemukan bahwa massa nuklir
kebanyakan atom melebihi jumlah proton yang dimilikinya; ia berspekulasi bahwa kelebihan
massa ini terdiri dari partikel bermuatan netral yang hingga saat itu belum diketahui.
Julukan sementara untuk partikel ini pada saat itu adalah "neutron".
Pada tahun 1928, Walter Bothe mengamati bahwa berilium memancarkan radiasi elektrik
netral berdaya tembus besar ketika dibombardir dengan partikel alfa. Terungkap pula di
kemudian hari bahwa radiasi ini dapat mengusir atom hidrogen dari paraffin wax. Awalnya
itu disangka sebagai radiasi gammaberenergi tinggi, karena radiasi gamma memberi efek
serupa pada elektron di dalam logam. Akan tetapi, James Chadwickmenemukan bahwa
dampak ionisasi yang ditimbulkan terlalu kuat untuk suatu radiasi elektromagnetik,
sepanjang energi dan momentumnya konstan dalam interaksi tersebut. Pada tahun 1932,
Chadwick memapar berbagai unsur, seperti hidrogen dan nitrogen, dengan "radiasi
berilium". Berdasarkan pengukuran energi partikel bermuatan, ia menyimpulkan bahwa
radiasi sejatinya terbentuk dari parikel netral yang bermassa mirip dengan proton
(sementara sinar gamma adalah partikel nirmassa bermuatan netral). Chadwick
menegaskan partikel ini sebagai neutron Rutherford.[19]Pada tahun 1935 Chadwick
menerima Anugerah Nobel atas karyanya mengungkap keberadaan neutron.

5. Model atom fisika kuantum /mekanika kuantum


( Orbital atom)
Lima orbital atom neon yang terisi penuh, dipisahkan dan ditata sesuai urutan kenaikan energi dari kiri ke kanan,
dengan tiga orbital terakhir memiliki tingkat energi yang sama. Masing-masing orbital berisi dua elektron, yang
kemungkinan berada dalam zona-zona yang disajikan dalam bentuk gelembung berwarna. Masing-masing elektron
terdapat dalam kedua zona orbital secara seimbang, terlihat di sini bahwa warna hanya untuk menyoroti fasa
gelombang yang berbeda.

Pada tahun 1924, Louis de Brogliemengajukan teori bahwa semua partikel bergerak—


terutama partikel subatomik seperti elektron—menunjukkan perilaku mirip
gelombang. Erwin Schrödinger, yang terkesan dengan ide ini, menggali lebih jauh kebenaran
bahwa gerak elektron dalam atom dapat dijelaskan lebih baik sebagai gelombang daripada
sebagai partikel. Persamaan Schrödinger, dipublikasikan tahun 1926,[20]menjelaskan
elektron sebagai fungsi gelombang dan bukan sebagai partikel. Pendekatan ini dengan
elegan memprediksi banyak fenomena spektrum yang gagal dijelaskan oleh model Bohr.
Meskipun konsep ini mudah secara matematis, namun sulit divisualisasikan, dan
menghadapi penentangan.[21] Salah satu kritik, Max Born, mengusulkan sebaliknya bahwa
fungsi gelombang Schrödinger menjelaskan tidak hanya elektron saja melainkan semua
kondisi yang mungkin terjadi, dan dengan demikian dapat digunakan untuk menghitung
probabilitas menemukan elektron pada setiap lokasi tertentu di sekitar inti. [22] Ini
merekonsiliasi dua teori yang bertentangan elektron sebagai partikel vs gelombang
sekaligus melahirkan ide dualisme gelombang-partikel. Teori ini menyatakan bahwa
elektron memiliki sifat seperti gelombang sekaligus partikel. Contohnya, ia dapat
dihamburkan seperti gelombang, dan memiliki massa seperti partikel. [23]
Konsekuensi penjabaran elektron sebagai bentuk gelombang adalah bahwa tidak
memungkinkan secara matematis untuk menurunkan secara simultan posisi dan
momentum suatu elektron. Ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastianHeisenberg
setelah ahli fisika teori Werner Heisenberg menjelaskan dan mempublikasikannya pertama
kali tahun 1927.[24] Ini membuat model Bohr menjadi tidak valid lagi. Model atom
modernmenjelaskan posisi elektron dalam atom sebagai suatu probabilitas. Sebuah elektron
dapat ditemukan pada jarak berapapun dari inti atom, tetapi, tergantung tingkat energinya,
berada lebih sering pada region tertentu daripada region lainnya. Pola ini yang dirujuk
sebagai orbital atom. Orbital berada dalam bentuk yang bervariasi sferis, barbel, torus, dsb.
dengan inti atom berada di tengah.[25]

Anda mungkin juga menyukai