2 jumlah proton dan elektron yang sama (jika tdk sama disebut ion)
2. Molekul
Molekul merupakan partikel terkecil dari suatu senyawa. Sedangkan senyawa adalah gabungan dari
unsur-unsur penyusunnya. Jadi molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih dari atom yang
sama atau atom yang berbeda. Molekul dapat terbentuk dari atom-atom yang sama, seperti oksigen,
hidrogen, nitrogen, belerang, fosfor. Ini dikatakan Molekul Unsur.Sedangkanmolekul yang
terbentukdari atom yang berbedaseperti air, garamdapur, kapur, gula dan amoniak disebut molekul
senyawa.
3. Ion
Beberapa molekul seperti garam dapur (Natrium Klorida), kapur (Kalsium Karbonat), kalau
dilarutkan dalam air akan terurai membentuk ion-ionnya. Ada dua jenis ion yaitu ion positif dan
ion negatif. Jadi ion merupakan atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik positif(ion
positif) dan bermuatan listrik negatif (ion negatif).
4
B. Penggolongan materi
1. Zat Tunggal
Zat tunggal adalah materi yang susunannya homogen dengan sifat kimia yang sama ( contoh :
unsur, senyawa)
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana dengan
reaksi kimia biasa (oksigen. Nitrogen,hidrogen, besi)
Senyawaadalahzat yang dengan reaksi kimia biasa dapat diuraikan menjadi dua zat atau lebih
zat yang lebih sederhana. Zat penyusun senyawa mempunyai perbandingan tertentu (contoh:
karbondioksida, air,garam dapur, asam asetat).
2. Campuran
Campuran adalah materi yang tersusun oleh dua atau lebih macam zat yang masih mempunyai sifat
asalnya. Campuran dibedakan atas campuran homogen(larutan) dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran yang tiap bagiannya mengandung jumlah zat
terlarut yang sama besar dimana zat pelarut dan zat terlarut tercampur homogen. Contoh :larutan
gula,larutan asam cuka, sirup.
Campuran heterogen adalah campuran yang tiap bagiannya mengandung zat terlarut dengan
jumlah yang tidak sama. Contoh : minuman kopi dan air selokan
a. Sifat – sifat campuran
Campuran memiliki sifat sebagai berikut :
1. Terdiri dari dua jenis atau lebih zat tunggal
2. Komposisizat penyusunnya tidak tetap
3. Masih mempunyai sifat zat asal
4. Dapat dipisahkan dengan penyaringan dan penyulingan ( secara fisis )
b. Jenis – jenis campuran
Campuran digolongkan menjadi tiga, yaitu larutan, suspensi dan koloid.
Larutan adalah campuran homogen, dan dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu :
- Larutan gas, contohnya udara dan gas alam
- Larutan cair, contohnya air garam, air gula, air soda
- Larutan padat, contohnya logam campuran (aloy) dari emas dan perak
Suspensi adalah campuran kasar, dimana ukuran partikel tersuspensi lebih besar daripada
ukuran partikel dalam larutan(100 nm) dan merupakan sistem multifase. Contoh : campuran
terigu dalam air, air sungai yang keruh, campuran serbuk pasir dalam air, dan campuran serbuk
teh dalam air.
Koloid campuran yang terletak antara larutan dan suspensi dimana ukuran partikelnya antara 1-
100 nm. Contoh : susu, santan, agar-agar,krim, asap dan kabut.
Nama Unsur
Nama Latin Lambang
(Indonesia)
Karbon Carbonium C
Kalsium Calsium Ca
Klorin Chlorine Cl
Tembaga Cuprum Cu
Kalium Kalium K
Perak Argentum Ag
Nama
dan lambang dari beberapa unsur yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari diberikan
pada Tabel 1.2.
2. Rumus kimia
Rumus kimia dapat dikatakan sebagai lambang zat (unsur atau senyawa). Rumus kimia zat
mencerminkan komposisi zat tersebut. Perhatikan komposisi/struktur dari beberapa zat pada
Gambar 2.1 berikut.
Sesuai dengan komposisinya maka rumus kimia dari zat-zat pada Gambar 2.2 adalah sebagai berikut.
Helium rumus kimia He karena gas helium terdiri dari atom-atom yang berdiri sendiri.
Oksigen diberi rumus kimia O2 karena gas oksigen terdiri dari molekul-molekul yang tiap
molekulnya terdiri dari 2 atom oksigen.
Besi diberi rumus kimia Fe. Meskipun atom-atom besi (dan logam-logam lainnya)saling terikat
satu dengan yang lainnya, tetapi atom-atomnya tidak saling mengelompok membentuk
molekul. Partikel besi dan logam lainya adalah atom.
Air diberi rumus kimia H2O, karena air terdiri dari molekul-molekul yang masing-masing
molekul merupakan gabungan dari 2 atom H dengan 1 atom O.
Garam dapur diberi rumus kimiaNaCl. Garam dapur terdiri dari 2 jenis partikel, yaitu ion Na +
dan ion Cl- yang menumpuk dengan susunan tertentu dengan jumlah yang tidak terbatas.
Rumus kimia NaCl hanya menyatakan perbandingan jumlah ion Na+ dan ion Cl- dalam senyawa
itu (yaitu1:1).
Hidrogen H2
7
Nitrogen N2
Oksigen O2
Fluorin F2
Klorin Cl2
Bromin Br2
Iodin I2
Fosforus P4
Belerang S8
8
d. Menghitung Jumlah Atom dalam Rumus Kimia
Jumlah atom dari setiap unsur dalam rumus kimia dinyatakan oleh angka indeksnya masing-
masing.perhatikanlah contoh soal berikut ini.
Jawab :
Perubahan kimia kita sebut reaksi. Reaksi kimia terjadi ketika zat-zat pereaksi dicampurkan
dalam satu wadah. Akan tetapi, tidaklah setiap pencampuran disertai dengan reaksi kimia.Ketika gula
dicampur dengan air, gula melarut tetapi tidak bereaksi. Lain halnya ketika logam mgnesium dicampur
dengan asam klorida, magnesium tidak sekedar larut tapi bereaksi. Jika larutan diuapkan kita tidak
akan memperoleh lagi logam magnesium, tetapi magnesium klorida. Kadang-kadang tidak mudah
mengetahui terjaditidaknya reaksi kimia,akan tetapi, pada umumnya reaksi kimia disertai suatu
perubahan yangdapat diamati. Kita akan membahas beberapa perubahan yang menyertai reaksi kimia
tersebut.
a. Perubahan warna
Banyak zat kimia yang berwarna, tetapi banyakjuga yang tidak berwarna. Warnajika memang
dimiliki, adalah sifat khas zat. Artinya, tidak ada dua zatyang berbeda mempunyai warna yang sama.
Oleh karena itu, perubahan warna merupakan petunjuk telah terbentuk zat baru. Memudarnya warna
pakaian, perubahan daun dari hijau menjadi kuning,kertas koran yang menguning,semuanya
menunjukkan telah terjadi suatu reaksi kimia.Untuk mengamati beberapa contoh yang disertai
perubahan warna, lakukan kegiatan berikut.
b. Perubahan suhu
Reaksi kimia biasanya disertai pelepasan atau penyerapan kalor. Reaksi yang membebaskan
kalor kita sebut reaksi eksoterm, sedangkan yang menyerap kalor kita sebut reaksi endoterm.Beberapa
9
reaksi dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan hal ini dengan sangat jelas. Namun demikian,
perubahan fisika juga seringdisertai perubahan suhu. Misalnya, proses pelarutan dan pengembunan.
Contoh reaksi eksoterm:
Pembakaran
Petasan meledak
d. Pembentukan Gas
Selain perubahan warna, perubahan suhu, dan pembentukan endapan, perubahan lain yang
menandai berlangsungnya reaksi yaitu pembentukan gas. Gas hasil reaksi dapat kita amati berupa
gelembung yang keluar dari campuran pereaksi.
4. PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menunjukkan zat-zat yang bereaksi dengan zat-zat
hasil reaksi. Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan) yang ditulis disebelah kanan. Perubahan
zat dari pereaksi ke hasil reaksi ditulis dengan arah panah kekanan.
Contoh :
10
Fe + S FeS
H2 + O2 H2O
Dalam reaksi kimia berlaku Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) yang menyatakan :
Karena massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah partikel (atom-atom) maka hukum
tersebut dapat diartikan :
“ Jumlah atom yang bereaksi (pereaksi) akan sama dengan jumlah atom-atom zat hasil reaksi”.
1. Fe + S FeS
2 atom 2 atom
2. H2 + O2 H2O
4 atom 3 atom
2H2 + O2 2H2O
11
6 atom 6 atom
Dalam persamaan reaksi, bilangan-bilangan didepan zat disebut koefisien reaksi. Sedangkan
bilangan satu tidak perlu ditulis.
BAB II
1. Menurut Arrhenius
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Contoh:
2. Menurut Bronsted-Lowry
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Contoh:
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa
(proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
12
B. Indikator Asam dan Basa
Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa yaitu zat-zat warna
yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat
asam, basa dan garam dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami.
Tabel 2.1 warna lakmus dalam larutan asam, basa dan garam
Selain kertas lakmus juga terdapat larutan indikator alami seperti ekstrak bunga sepatu dan
ekstrak kunyit serta indikator universal. Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-
macam indikator asam dan basa yang dapat berubah warna setiap satuan pH. Terdapat dua
macamindikator universal, yaitu berupa larutan dan kertas.
Jenis larutan, jika dimasukkan dalam larutan yang berifat asam, basa atau garam yang memiliki
pH berbeda-beda akan memberikan warna-warna yang berbeda pula. Sedangkan pada bentuk kertas,
untuk mengetahui nilai pH yaitu dengan cara mencelupkan indikator universal tersebut ke dalam
larutan yang akan diukur tingkat keasamannya. Kemudian warna yang muncul dicocokkan dengan
warna standar yang telah tersedia pada kemasan indikator tersebut. Larutan bersifat asam apabila pH
kurang dari 7 dan bersifat basa nilai lebih dari 7.
pH = -log [H+]
Contoh soal:
Berapakah pH larutan jika konsentrasi ion H+ sebesar:
a. 1 x 10-3?
b. 5 x 10-6?
Diketahui log 2 = 0,3.
Jawab :
Contoh soal ini menyajikan nilai konsentrasi ion H + dalam berbagai bentuk. Perhatikan cara
menyelesaikannya, karena soal sejenis akan sering muncul pada pembahasan selanjutnya.
14
a. [H+ ] = 1 x 10-3 pH = -log (1 x 10-3)
=3
2. pOH
Analogi dengan pH (sebagai cara menyatakan konsentrasi ion H +), konsentrasi ion OH- juga
dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH.
Contoh:
Jika [OH- ] = 0,01M, maka nilai pOH = -log 0,01 = 2
Sebaliknya, jika pOH = 2, maka [OH- ] = 10-2 M
3. pKw
K w =¿
Jika kedua ruas persamaan ini diambil harga negatif logaritmanya, diperoleh :
−log❑ K w =−log ¿¿
−log❑ K w =¿
15
Dengan, p = -log, maka :
p K w = pH + pOH
Atau
pH + pOH = p K w
−14
Pada suhu kamar, dengan harga K w =1 x 10 ( p K w =14 ) , maka pH + pOH =14
4.Menghitung pH Asam
a. Asam Kuat
Telah disebutkan bahwa asam kuat mengion sempurna, pH larutan dapat ditentukan jika
konsentrasi asam diketahui.
Contoh soal
Berapakah pH dari
a. Larutan HCl 0,01 M
b. Larutan H2SO4 0,001 M
Jawab :
pH bergantung pada konsentrasi ion H+. Dalam hal ini, [H+] dapat dikaitkan dengan konsentrasi
asamnya karena asam kuatdianggap mengion sempurna.
a. HCl 0,01 M
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
[H+] = [HCl] = 0,01M
Jadi, pH = -log 0,01
=2
b. Asam Lemah
Asam lemah tidak mengion sempurna . Oleh karena itu, konsentrasi ion H + dalam larutan tidak
dapat dikaitkan secara stoikiometris dengan konsentrasi asam. Konsentrasi ion H + hanya dapat
ditentukan jika derajat ionisasi (α) atau tetapan ionisasi ( Ka) asam juga diketahui.
[H+] = M x α
[H+] = √ K a x M
Contoh soal :
Hitung pH larutan berikut
a. HCOOH 0,1 M ; α = 0,01
b. CH3COOH 0.05 M ; Ka = 1,8 x 10-5
Jawab :
5. Menghitung pH Basa
a. Basa Kuat
Seperti halnya asam kuat, pH larutan basa kuat dapat ditentukan hanya dengan mengetahui
konsentrasi basa.
17
[OH-] = M x valensi basa
Contoh soal
Berapakah pH larutan dari Ba(OH)2 0,001 M?
Jawab :
pH larutan basa kuat dapat ditentukan dengan alur sebagai berikut .
Tentukan [OH-] berdasarkan perbandingan koefisien.
Tentukan pOh dengan rumus pOH = -log [OH-], dan
Tentukan pH berdasarkan pH = 14 – pOH.
Ba(OH)2 tergolong basa kuat yang dalam air dianggap mengion sempurna.
Ba(OH)2(aq) Ba2+(aq) + 2OH-(aq)
[OH-] = 2 x [Ba(OH)2]
= 2 x 0,001 M
= 2 x 10-3 M
pOH = -log 2 x 10-3
= 3 – log 2
pH = 14 – pOH
= 11 + log 2
b. Basa Lemah
pH larutan basa lemah dapat ditentukan dengan dasar pemikiran yang sama seperti penentuan
pH asam lemah, yaitu jika konsentrasi dan derajat ionisasi atau tetapan ionisasi basa diketahui.
Hubungan konsentrasi ion OH- denagn derajat ionisasi basa (α)dan tetapan ionisasi basa (Kb)
dinyatakan sebagai berikut.
[OH-] = M x α
[OH-] = √ Kb x M
BAB III
KOROSI
A. Pengertian Korosi
18
Korosi merupakan kerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
sekelilingnya. Adapun proses korosi yang terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga diakibatkan
oleh proses elektrokimia yang melibatkan perpindahan elektron-elektron, entah dari reduksi ion
Terkorosinya suatu logam dalam lingkungan elektrolit (air) adalah proses elektrokimia.
Proses ini terjadi bila ada reaksi setengah sel yang melepaskan elektron dan reaksi setengah yang
menerima elektron tersebut. Kedua reaksi ini akan terus berlangsung sampai terjadi
kesetimbangan dinamis dimana jumlah elektron yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang
diterima. (1)
Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan
lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam
karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau
besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
19
B. Penyebab Korosi
Peristiwa korosi berdasarkan proses elektrokimia yaitu proses (perubahan / reaksi kimia)
yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif
(elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif,
katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Korosi
dapat terjadi di dalam medium kering dan juga medium basah. Sebagai contoh korosi yang
berlangsung di dalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O 2) atau
Di dalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara terlokalisasi.
Contoh korosi seragam di dalam medium basah adalah apabila besi terendam di dalam larutan
asam klorida (HCl). Korosi di dalam medium basah yang terjadi secara terlokalisasi ada yang
memberikan rupa makroskopis, misalnya peristiwa korosi galvanik sistem besi-seng, korosi
erosi, korosi retakan, korosi lubang, korosi pengelupasan, serta korosi pelumeran, sedangkan
rupa yang mikroskopis dihasilkan misalnya oleh korosi tegangan, korosi patahan, dan korosi
antar butir.
Walaupun demikian sebagian korosi logam khususnya besi, terkorosi di alam melalui cara
elektrokimia yang banyak menyangkut fenomena antar muka. Hal inlah yang banyak dijadikan
Reaksi anodik dalam setiap reaksi korosi merupakan reaksi oksidasi suatu logam menjadi
M 𝑀𝑛+ + n e
n = jumlah elektron yang dihasilkan dan nilainya sama dengan valensi ion logam yang
terkorosi.
Contoh reaksi anodik :
Reaksi katodik dalam setiap reaksi korosi merupakan reaksi reduksi yang ditandai dengan
penurunan valensi atau penyerapan elektron. Ada beberapa reaksi katodik yang berbeda yang
a) Tanpa oksigen
2 H+ + 2 e H2
b) Dengan oksigen
4 H+ + O2 + 4 e 2 H2O
d) Evolusi Hidrogen
2H+ + 2e¯ H2
e) Reduksi ion logam
Fe3+ + e¯ Fe2+
Cu2+ + 2e¯ Cu
a. Polarisasi Korosi
Ketika suatu logam tidak berada dalam kesetimbangan larutan yang mengandung ion-
ionnya, potensial elektrodanya berbeda dari potensial korosi bebas dan selisih antara keduanya
biasanya disebut polarisasi. Polarisasi atau penyimpangan dari potensial keseimbangan sama
dengan polarisasi anoda pada logam dan polarisasi katoda pada lingkunganya.
Polarisasi merupakan perubahan potensial dari keadaan stabil, misalnya dari potensial
elektroda rangkaian terbuka sebagai hasil dari aliran arus. Hal ini juga mengacu pada perubahan
potensial elektroda selama elektrolisis, sehingga potensial dari sebuah anoda menjadi lebih
mulia, dan bahwa katoda lebih aktif, dibandingkan potensial masing-masing reversibel. Sering
Polarisasi adalah salah satu bentuk reaksi korosi yang merupakan penyebab timbulnya
karat pada kerusakan logam. Secara definitif polarisasi itu adalah proses pengutuban ion
hidrogen, secara kimia listrik sehingga terbentuk gas hidrogen dengan bantuan pengikatan
beberapa buku elektrokimia, ada perbedaan antara tegangan berlebih dan potential berlebih.
Yang pertama mengacu pada perbedaan antara potensial elektroda yang sebenarnya di mana
elektrolisis dimulai dan potensial elektroda reversibel (potensial redoks standar), yang terakhir
mengacu pada potensi penyimpangan dari keseimbangan potensial dalam suatu sistem.
Dalam konteks korosi, polarisasi mengacu pada pergeseran potensial dari potensial
rangkaian terbuka (potensial korosi bebas) dari sistem korosi. Jika pergeseran potensial dalam
arah "positif" (atas Ecorr), hal itu disebut "polarisasi anodik". Jika pergeseran potensial dalam
Untuk semua logam dan paduan dalam lingkungan basah, polarisasi katodik selalu
mengurangi laju korosi. Proteksi katodik pada dasarnya penerapan polarisasi katodik ke sistem
korosi. Untuk sistem non-pasif (misalnya baja dalam air laut), polarisasi anodik selalu
meningkatkan laju korosi. Untuk sistem yang menunjukkan transisi aktif ke pasif, polarisasi
anodik akan meningkatkan laju korosi pada awalnya dan kemudian menyebabkan penurunan
drastis laju korosi. Perlindungan anodik dasarnya penerapan polarisasi anodik ke sistem korosi.
Polarisasi ada 2 macam yakni polarisasi aktivasi dan konsentrasi polarisasi. Aktivasi
polarisasi dapat berlangsung dengan kontrol urutan reaksi pembentukan hidrogen yang pada
logam dengan larutan yang bersentuhan. Sedangkan konsentrasi polarisasi terjadi akibat adanya
konsentrasi hidroksil yang pekat sehingga pengontrolnya adalah konsentrasi dari ion.
Polarisasi aktivasi
Proses elektrokimia yang dikontrol oleh reaksi berurutan pada permukaan metal-
electrolite.
reaksi pada antarmuka logam - elektrolit. ini mudah diilustrasikan dengan mempertimbangkan
reaksi hidrogen - evolusi pada seng selama korosi dalam larutan asam. Gambar 2.1 menunjukkan
secara skematik beberapa langkah yang mungkin dalam pengurangan hidrogen pada permukaan
seng. Langkah ini juga dapat diterapkan pada pengurangan af spesies apapun pada permukaan
logam spesies pertama harus diserap atau menempel ke permukaan sebelum reaksi dapat
berjalan sesuai dengan langkah 1. mengikuti, transfer elektron ( langkah 2 ) harus terjadi,
menghasilkan penurunan spesies. seperti yang ditunjukkan pada langkah 3, dua atom hidrogen
menggabungkan untuk dari gelembung gas hidrogen ( langkah 4 ). kecepatan pengurangan ion
hidrogen akan dikendalikan oleh paling lambat langkah-langkah ini. ini adalah gambaran yang
sangat sederhana dari pengurangan hidrogen, banyak mekanisme telah diusulkan, yang sebagian
besar adalah jauh lebih kompleks daripada yang ditunjukkan dalam Gambar.
Polarisasi konsentrasi
dalam elektrolit. ini diilustrasikan dalam gambar 2-6 untuk kasus evolusi hidrogen. di sini,
jumlah ion hidrogen dalam larutan cukup kecil, dan tingkat reduksi dikendalikan oleh difusi ion
hidrogen pada permukaan logam. dicatat bahwa dalam hal ini pengurangan tingkat dikendalikan
oleh proses yang terjadi dalam solusi massal daripada di permukaan logam. polarisasi aktivasi
biasanya adalah faktor pengendalian selama korosi dalam media yang mengandung konsentrasi
tinggi spesies yang aktif (misalnya, asam pekat). polarisasi konsentrasi umumnya mendominasi
ketika konsentrasi spesies direduksi kecil (misalnya, asam encer, larutan garam soda). dalam
kebanyakan kasus polarisasi konsentrasi selama pembubaran logam biasanya kecil dan dapat
Pentingnya membedakan antara polarisasi aktivasi dan polarisasi konsentrasi tidak bisa
terlalu ditekankan. tergantung pada apa konfigurasi polarisasi mengendalikan reaksi reduksi,
variabel enviromental menghasilkan efek yang berbeda. misalnya, setiap perubahan dalam
sistem yang meningkatkan laju difusi akan mengurangi efek polarisasi konsentrasi dan
karenanya meningkatkan laju reaksi. dengan demikian, meningkatkan kecepatan atau agitasi dari
medium korosif akan meningkatkan tingkat hanya jika proses katodik dikendalikan oleh
polarisasi konsentrasi. jika kedua reaksi anoda dan katoda dikendalikan oleh polarisasi aktivasi,
Korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia karena pH air yang rendah
dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada
b. Untuk jangka pemakain yang lebih lama disarankan diberi logam berpaduan tembaga 0,4%
c. Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodic
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada satu titik atau
area kecil, dan membentuk bentuk rongga. Korosi sumuran adalah salah paling merusak dari
Mekanisme Korosi Sumur : Untuk material bebas cacat, korosi sumuran disebabkan oleh
lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur kimia agresif seperti klorida. Klorida sangat
merusak lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat terjadi pada dudukan oksida.Lingkungan
juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi (tetesan air pada permukaan baja, misalnya) dan pitting
e. Diberikan inhibitor
Berikut Contohnya:
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan
kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang
sangat deras dan dapat mengikis film pelindung pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada
pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
c. Diberikan inhibitor
Berikut Contohnya:
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua macam logam
Mekanisme korosi galvanik: korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam
metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron
mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya
metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion
positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur -
Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda dan katoda
Mengisolasi logam yang cukup tebal dari lingkungannya sehingga tidak terjadi aliran
elektrolit
Korosi retak tegangan (Stress Corrosion Craking) adalah proses retak yang memerlukan aksi
secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini tidak
termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh patahan cepat. Hal ini juga
termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi, yang dapat menghancurkan paduan tanpa
tegangan yang diberkan atau tegangan sisa.Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi
Mekanisme korosi tegangan: terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen, yaitu
(1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan) dan (3) adanya
tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja ringan
rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida.
Berikut Contohnya:
d. Penggunaan inhibitor.
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi zat asam. Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain
diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi 𝑂2 pada mulut
kaya dibanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi
katodik
kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel elektrokimia (perbedaan sel aerasi
dalam kasus oksigen). Di luar dari celah (katoda), kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi
Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut, gunakan sambungan las.
Korosi yang terjadi karena mikroba mikro organisme yang mempengaruhi korosi antara
lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material
di lingkungan.
Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikro organisme umumnya berhubungan
dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan
tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam
e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air, lumpur dan zat korosif lainnya.
Berikut Contohnya:
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus berulang sehingga
smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya
terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal. Korosi jenis ini dapat dicegah
dengan cara :
a. Menggunakan inhibitor
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
Berikut Contohnya:
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau
lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan
oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini
tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar 𝐻2𝑆
atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter
menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan
C𝑂2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau
sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH
bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal
berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di
Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen dari paduan larutan
padat.Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif atau, Serangan selektif Contoh
korosi graphitic.
Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki potensial yang
berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan modern mengandung sejumlah
unsur paduan berbeda yang menunjukkan potensial korosi yang berbeda.Beda potensial antara
elemen paduan menjadi kekuatan pendorong untuk serangan preferensial yang lebih "aktif" pada
Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari paduan tembaga-seng,
interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang batas butir dan
jenis korosi ini sering disebut "intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya
komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan casting. Pengendapan pada
batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang
Berikut Contohnya:
e. Hindari pengelasan.
3.6 Pencegahan Korosi
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun
dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif
yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik dalam rumah
tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat
diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi
diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi
dalam suatu kegiatan industri serta menghemat anggaran pembelanjaan rumah tangga.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi
tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang
tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seng dan krom). Penggunaan logam lain yang
kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat
Besi yang dilapisi atau dihubungkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat
terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi.
Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan).
Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk
perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium,
Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr,
9%Ni).
4. Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan
air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan
tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan
timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong atau mempercepat korosi
besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu,
besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai
anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan
timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh.Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi
lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis.
Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada
yang rusak.
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi.
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi
tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan
11. Inhibitor
inhibitor dalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi
kimia. Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu
lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam.
BAB IV
PENGUJIAN DAN PENGOLAHAN AIR
2. De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan pemanasan
air umpan sbelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-
gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam
sistem boiler, karbon dioksida dan oksigen dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air
membentuk asam karbonat.
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari air
umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam karbonat
mengkorosi logam menurunkan umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami pengendapan
dan menyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan
dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk
mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis, de-aerasi kimiawi, atau dua-duanya. De-
aerasi mekanis untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum penambahan bahan kimia untuk
oksigen. De-aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara ringkas hukum
tersebut menyatakan bahwa penghilangan oksigen dan karbon dioksida dapat disempurnakan dengan
pemanasan air umpan boiler, yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di
sekitar atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling ekonomis, beropasi pada
titik didih air pada tekanan dalam de-aerator. De-aerasi mekanis dapat berjenis vakum atau
bertekanan. De-aerator berjenis vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfer dan dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejector
diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan membiarkan
steam menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang
dikehendaki, dan dengan suhu minimum. Steam menaikkan suhu air menyebabkan pelepasan gas H 2
dan O2 yang dikeluarkan dari sistem. Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.
Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat dipilih untuk menggunakan steam
ini sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistem boiler, steam lebih disukai untuk
de-aerasi sebab: steam pada dasarnya bebas dari H2dan O2, steam tersedia dengan mudah dan steam
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam Internal treatment adalah
sebagai berikut :
Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan calcium untuk menetralisir
kesadahan air dengan membentuk hydrat tricalcium fosfat yang berbentuk lumpur dan dapat dibuang
melalui blowdown secara terus-menerus atau secara berkala melalui bawah ketel.
Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif Air Boiler. Contoh
Polymeric Dispersant yaitu lignosul phonates dan tannin sebagai polimer alam dan polyacrylates,
maleat acrylate copolymer,maleat styrene copolymer sebagai polimer sintetik.
Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic (phosphonates), Polymaleicacid (PMA),
Sulfonated co-polymer.
Oxygen scavengers(Pemakan Oksigen) seperti natrium sulfit, tannis, hidrazin, hidroquinon/progallol
berbasis derivatif, hydroxylamine derivatif, asam askorbat derivatif,dll. Oxygen Scavenger sini,
dikatalisasi ataupun tidak, akan mengurangi kadar oksigen terlarut dalam feed-water.
Anti-foamingoranti-primingagents: campuran bahan aktif permukaan yang mengubah tegangan
permukaan cairan, menghilangkan busa dan mencegah terbawa air halus partikel.
BAB V
BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
5.1. HIDROKARBON
Sehubungan dengan cara dengan mana pada zat tersebut di atas atom-
atomnya bersatu menjadi molekul – molekul, maka disebut adanya
persenyawaaan – persenyawaan alifatis atau persenyawaan rantai. Juga termasuk
golongan ini adalah antara lain- lain zat- zat sesuatu deret yang rumus dasar
umumnya CnH2n yang dinamakan oleofin-oleofin.
Bila sekarang deret alifatis tersebut di atas diikuti dari bentuk dasarnya,
yakni “methaan”, maka yang akan diperoleh terlebih dahulu adalah hidrokarbon –
hidrokarbon yang berbentuk gas, kemudian yang berbentuk cairan, dan akhirnya
yang bentuknya padat. Semakin tinggi letaknya hidrokarbon tertentu dalam deret
tersebut (dengan kata lain , semakin jauh letaknya dari methaan) maka berat
jenisnya semakin besar, titik didihnya (bila cairan) semakin tinggi dan
hidrokarbonnya semakin “berat”.
58
59
dalam persenyawaan tersebut pertama itu adalah lebih besar dan bersamaan itu
berat jenisnya lebih besar dan juga nilai pembakarannya lebih kecil. Molekul –
molekul dari hidrokarbon-hidrokarbon dengan persenyawaan berbentuk cincin
adalah lebih solid (teguh) susunannya, hingga molekul – molekulnya tidak mudah
terpisah-pisah.
f. Uap dengan titik didih < 700C masuk ke pendingin 200C – 700C.
Petroleum eter akan mencair dan keluar ke penampungan.
g. Pendingin suhu 200C – 700C merupakan pendingin suhu kamar. Hasil
akhir berupa gas yang tadinya larut dalam minyak mentah.
Ada beberapa sifat sesuatu produk minyak bumi, baik itu minyak bahan
bakar maupun minyak pelumas, dapat dinilai, yang terpenting di anataranya
adalah :
thermometer dapat dilihat pada saat mana uap cairannya dalam tabung (kolf)
telah mencapai suatu suhu tertentu dan mencatat pada saat tersebut.
Jelaslah bahwa waktu yang diperlukan minyak untuk mengalir keluar itu
akan tergantung, selain dari viskositas, juga dari ukuran – ukuran dari bentuk
lubang pengaliran keluarnya, tingginya cairan dalam bejana, jadi umumnya dari
sifat –sifat khususnya alat yang dipergunakan. Sayangnya, penentuan – penentuan
viskositas di seluruh dunia tidak terjadi dengan alat yang sama, sehingga hasil –
hasilnya dinyatakan dalam berbagai satuan.
n.g
Vk = b. j
59
Di mana :
Hubungan yang satu dengan yang lainnya antara hasil-hasil dari berbagai
meter-meter viskositas itu telah ditetapkan secara pengalaman –pengalaman
percobaan.
Bagi viskositas – viskositas yang lebih rendah dari 100 centistokes = 13,2 derajat
Engler = 408 sec. Redwood I = 463 sec.
E = derajat Englar
cS E RI SU cS E RI SU
2 1,12 30,95 32,66 25 3,46 104,7 119,1
3 1,22 33,45 36,07 30 4,07 124,4 141,2
4 1,31 35,95 39,17 35 4,70 144,2 163,5
5 1,39 38,45 42,38 40 5,33 164,3 186,0
59
Viskositas itu tergantung dari tekanan yang dialami oleh minyaknya. tetapi
pada tekanan-tekanan yang lebih rendah, umpamanya di bawah 100 kgf/cm2,
pengaruhnya itu tidak besar.
Lebih penting adalah sifat bahwa seperti yang telah kita katakan lebih
dulu, viskositas sesuatu minyak turun dengan cepat pada suhu yang naik, maka
pada pemanasan minyak menjadi lebih cair.
diantara susunan unsur-unsur ini terdapat cairan-cairan yang pada suahu yang
agak tinggi sudah menjadi padat. yang termasuk zat ini adalah antara lain
hidrokarbon-hidrokarbon dari deretan-deretan paraffin, yang terdapat dalam
berbagai minyak bumi, dan juga naftalin, yang terdapat dalam kebanyakan
minyak ter-batu-bara.
Bagi penentuan titik beku maka suatu jumlah contoh minyak dimasukkan
ke dalam suatu gelas piala, yang ditutup dia atasnya dengan gabus yang ada
lubang embus, melalui lubang itu dimasukkan suatu thermometer ke
dalamcairannya.
Alat bantu yang paling sederhana bagi penentuan titik nyala api itu adalah
apa yang disebut cawan terbuka dari Mucusson.
Setiap kali minyak naik dengan sejumlah °C tertentu (2 samapi 5), maka
nyala api tersebut digerakkan selama kira-kira 1 detik pada jarak 2 a 3 mm di atas
permukana cairan tersebut.maka pencapain titik nyala akan terlihat jika terjadi
penyalaan-penyalaan singkat.
oleh beberapa pihak kadar aspal itu dianggap sebagai petunjuk yang
penting mengenai bisa tidaknya suatu minyak dipakai sebagai bahan bakar motor.
Hampis semua bahan bakar cairan mengandung sedikit air. Dalam keadaan
diam yang lama dalam tangi-tangki dan lain-lain. maka sebagian besar dari air ini
memisahkan diri dan mengendap pada alas tangki (pada minyak bumi dengan
berat jenis di bawah 1,0) atau mengembang pada permukaan (pada minyak-
minyak terbatu-bara dengan berat jenis lebih dari 1,0), tetapi pemisahan ini karena
perbedaan yang kecil sekali antara berat jenis air dan minyak serta kecilnya tetes-
tetes airnya khususnya pada minyak-minyak yang berat dan kental berjalan sangat
lambat.
1. Menginngat bahwa satu atom zat arang beratnya 12 kali ebih besar dari 1
atom zat air, maka perbandingan bobot zat air : zat arang dengan mudah
dapat dihitung dari rumus susunan kimiawi, misalnya:
beratzatair 4.1 1
Methaan CH4 : = =
beratzatarang 1.12 3
beratzatair 6.1 1
Methaan C2H6 : = =
beratzatarang 1.12 4
beratzatair 8.1 1
Methaan C3H8 : = =
beratzatarang 3.12 4.5
Contoh:
Contoh kadar bebas air dari sesuatu minyak ter batubara telah memberikan
menurut analisa elementer suatu nilai bakar bawah dari 8960 kkal/kgf,
sedangkan bahan bakar dipasaran megandung 0,9% bebas air
Berapa nilai bakar bawah dari bahan bakar di pasaran itu?
Nilai bakar bawah bebas air............................................................8960kkal
dikurangi nilai bakar bawah 0,9% bebas air 0,9 . 96 ..................... 86 kkal
59
___________
nilai bakar bahan bakar di pasaran .................................................=8874
kkal
dicampur dengan air minyak –minyak itu memisahkan diri dari air hampir
dengan cepat dan hampir semuanya sempurna.
4. Minyak – minyak pelumas mineral yang baik adalah hampir – hampir tidak
mengandung asam : jadinya minyak – minyak itu tidak merusakan bagian-
bagian dari mesin yang polos
air (engkol – engkol, eksentrik – eksentrik, dan sebagainya) serta pula untuk
pelumasan silinder bagian dalam dari pesawat – pesawat uap untuk uap yang
jenuh ; di sini daya untuk membentuk emulsi justru merupakan keuntungan.
Dalam praktek orang berbicara tentang minyak – minyak yang ringan dan
yang berat , tetapi dengan itu dimaksud viskositasnya dan bukan berat jenisnya.
Karena sifat tahannya yang baik maka minyak – minyak pelumas dapat disimpan
lama tanpa susunannya menjadi berubah.
Minyak –minyak tumbuh – tumbuhan dan hewan itu dengan air sangat
mudah membentuk emulsi – emulsi dan minyak –minyak sukar untuk
memisahkan diri lagi dari emulsi –emulsi itu. Oksidasi dari minyak –minyak
hewan dan tumbuh – tumbuhan itu tidak hanya terjadi selama minyak – minyak
itu dipakai dalam mesin – mesin tapi juga selama disimpan dalam drum – drum
dan tangki – tangki maka reaski ini terjadi di bawah pengaruh udara, cahaya dan
zat cair.
jenuh. Jadinya minyak –minyak itu dipakai untuk bagian – bagian yang bergerak
dari mesin – mesin uap kapal, yang sering melakukan usaha dalam air (engkol –
engkol, eksentrik – eksentrik dan sebagainya), serta pula untuk pelumasan silinder
bagian dalam dari pesawat uap untuk uap jenuh ; di sini daya untuk membentuk
emulsi justru merupakan keuntungan.
Dalam praktek orang berbicara tentang minyak – minyak yang ringan dan
yang berat, tetapi yang dimaksud adalah viskositasnya dan bukan berat jenisnya.
Dengan “minyak berat” dimaksudkan minyak tebal, jadi dari viskositas yang
tinggi dan dengan “minyak ringan” dari viskositas yang rendah. Juga warna dari
minyak itu tidak banyak atau sama sekali tidak berarti mengenai mutunya.
Minyak –minyak pelumas yang ringan adalah sering berwarna kuning yang lebih
berat berwarna coklat merah sampai hitam. Beberapa minyak – minyak pelumas
amerika menunjukkan pantulan cahaya yang hijau atau flouresensi.
Kadar asam ini harus serendah mungkin : minyak – minyak mineral murni secara
praktis tidak boleh mengandung asam – asam, walaupun jejak – jejak asam dapat
ditemukan, yang berasal dari proses pengilangan atau dari asam – asam minyak
tanah dalam bahan mentahnya semula. Sebaliknya dalam minyak – minyak
tumbuh – tumbuhan dan hewaniah, mudah terjadi asam – asam karena oksidasi
dari bagian – bagiannya yang tidak stabil.
Pada motor – motor diesel pengotoran minyak itu terjadi bukan pertama – tama
oleh produk – produk karena menjadi tua, melainkan lebih banyak oleh
pengotoran yang berasal dari ruang –ruang bakar. Pengotoran ini dapat dibedakan
dalam :
1. “arangpara”(soot), yaitu kurang lebih zat arang murni, yang terjadi pada
pendinginan dari uap minyak yang terbakar pada dinding - dinding silinder
yang relatif lebih dingin
2. “arang”, yang dalam ini tidak diartikan sebagai zat arang, melainkan
produk – produk oksidasi, kadang – kadang dengan kadar zat asam yang
tinggi, yang terjadi pada pembakaran yang tidak sempurna dari pada
bagian dari minyak pelumas, yang melalui bidang jalan silinder,
menembus ke dalam ruang bakar
3. “lak”, yang berarti produk – produk oksidasi lain lagi yang terutama
membentuk diri dari beberapa bahan bakar motor, pada pembakaran yang
suhunya relative rendah (misalnya pada motor – motor dengan tekanan
menengah atau pada beban rendah dari motor- motor diesel dengan
pengabutan udara). Dalam keadaan – keadaan tertentu maka torak dan
bidang jalan silinder untuk seluruhnya atau sebagian dapat ditutupi dengan
suatu lapisan lak yang lengket.
4. “abu” dari bahan bakar dan produk – produk keausan yang berasal dari
pelapis – pelapis silinder pegas- pegas torak.
Adalah pada beban tinggi dari bagian – bagian susunan “arang” dan pada beban
rendah bagian – bagian susunan “lak” tersebut di atas, yang menyebabkan
59
menjadi lekas macet, atau pegas – pegas torak macet terbakar di dalam alur – alur
(sponning – sponning)nya, sehingga pegas – pegas ini tidak dapat melakukan
fungsinya sebagai perapat, dengan semua akibat yang merusak daripadanya.
Suatu pembagian umum untuk minyak –minyak pelumas, menurut titik nyala, titik
bakar dan viskositas, dapat diketahui dari tabel berikut, tetapi tabel ini tidak
langsung berhubungan dengan keperluan – keperluan khusus dari motor – motor
diesel.