Anda di halaman 1dari 38

MODUL KAPITA SELEKTA IPA

UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN

1
UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN

A. Indikator Pembelajaran
1. Menjelaskan macam-macam unsur, senyawa dan campuran
2. Membedakan unsur, senyawa dan campuran
3. Menganalisis sifat dari klasifikasi unsur
4. Mengaitkan pemanfaatan unsur, senyawa dan campuran di kehidupan
sehari-hari
5. Menentukan dasar-dasar metode pemisahan campuran
6. Mengemukakan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan
sifatnya.

4
B. Unsur
1. Pengertian Unsur

Unsur adalah zat yang terdiri atas satu jenis atom. Unsur tidak dapat
dipecah menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia. Suatu unsur
apabila diamati dengan mikroskop, maka kita dapat melihat atom yang merupakan
bagian paling kecil yang menyusun unsur tersebut. Terdapat 118 unit unsur yang
terdapat di tabel periodik unsur berdasarkan penyusunan unsur-unsur
dikelompokkan berdasarkan hubungan sifat dan karakteristik yang sama untuk
memudahkan klasifikasi penggunaan pada bidang kimia. (Petrucci, 2008:34)

Sebelum ilmu kimia berkembang, unsur dilambangkan dengan simbol.


Pada perkembangannya John Dalton menemukan atom serta menyarankan
lambang-lambang yang baru untuk unsur-unsur berupa lingkaran-lingkaran
dengan lambang tertentu di dalamnya. Seiring perkembangan ilmu kimia,
terutama adanya penemuan proton, elektron dan neutron maka menyebabkan
lambang yang di gunakan oleh John Dalton menjadi sulit digunakan. Komunitas
kimia internasional sepakat menggunakan suatu sistem untuk melambangkan
unsur-unsur baik yang sudah ada maupun unsur-unsur yang baru ditemukan atau
diciptakan.

Sistem internasional, menggunakan huruf untuk melambangkan unsur


kimia. Unsur dilambangkan dengan satu atau dua huruf. Huruf pertama huruf
besar dan huruf kedua huruf kecil. Seperti pada Tabel berikut:

Tabel 1. Penulisan Lambang Unsur

Lambang Nama Unsur Nama Latin


H Hidrogen Hydrogenium
He Helium Helium
N Nitrogen Nitrogenium
F Flour Flourine
Fe Besi Ferrum

2. Macam-macam Jenis Unsur


1) Unsur Logam

5
Klasifikasi unsur logam di perkirakan mencapai 80 unsur dari beberapa
setiap golongan kecuali VIIIA dan sebagian pada IIIA-VIIA. Unsur logam adalah
unsur yang memiliki fisik mengkilap dengan warna keperakan dan memiliki daya
hantar listrik yang baik. Dalam reaksi kimia dengan non logam atau logam
cenderung menyumbangkan elektron dan membentuk kation. (Keenan; dkk, 1992:
149)

Keelektronegatifannya rendah, kebanyakan di antaranya kurang dari 2,0.


Umumnya wujud unsur logam yaitu padat pada suhu dan tekanan normal kecuali
raksa yang berwujud cair. Pemanfaatan unsur logam seperti besi, emas, perak,
platina, dan tembaga telah sangat banyak di produksi baik berupa peralatan sehari-
hari maupun perhiasan.

2) Unsur Non Logam

Atom dari non logam cenderung menerima elektron membentuk anion


dalam reaksi kimia dengan logam. Non logam juga mudah bereaksi satu sama lain
dengan membentuk ikatan kovalen misalnya SO3, CO2, dan H2O.
Kelektronegatifan dari kebanyakan non logam berkisar lebih besar dari 2,4.
(Keenan, dkk., 1992: 149)

3) Metaloid

Metaloid berasal dari bahasa Yunani (metallon - logam, eidos - mirip)


adalah kelompok unsur kimia yang memiliki sifat antara logam dan non-logam.
Metaloid sulit dibedakan dengan logam, perbedaan utamanya adalah bahwa
umumnya metaloid adalah semikonduktor sedangkan logam adalah konduktor.
Ada tujuh unsur yang dikelompokkan sebagai metaloid, yaitu Boron (B), Silikon
(Si), Germanium (Ge), Arsen (As), Antimon (Sb), Telurium (Te), dan Polonium
(Po). Keelektronegatifan unsur garis-batas ini berkisar antara 1,8 dan 2,1.
(Keenan, dkk., 1992:150)

3. Sistem Periodik Unsur

6
Sistem periodik unsur terdapat golongan dan periode. Golongan
merupakan kolom vertikal yang terdapat pada tabel periodik kimia. Golongan
sangat penting untuk metode pengklasifikasian unsur-unsur. Golongan berisi
unsur-unsur yang memiliki susunan elektron terluar yang sama. Karena memiliki
elektron yang sama, unsur-unsur tersebut memiliki sifat kimia yang sama dan
ditulis dengan urutan bilangan romawi.

Unsur-unsur pada golongan A merupakan golongan utama, sedangkan


golongan B dinamakan logam transisi. Dua deret dari bagian bawah merupakan
logam transisi dalam yang terdiri atas lantanida dan aktinida. Berdasarkan
jenisnya unsur periodik juga dapat dikelompokkan yaitu unsur logam, non logam
dan metaloid. Lihat tabel unsur periodik berikut.

Gambar 1. Unsur Periodik

4. Sifat-Sifat Unsur

7
1) Logam
a) Sifat Fisik
Sifat fisik logam secara umum yaitu berwujud padat mengkilap pada suhu
ruang kecuali raksa. Unsur logam juga memiliki daya hantar (konduktivitas)
listrik dan panas yang tinggi. Logam yang berbentuk padat ini dapat ditempa atau
dibentuk dengan titik didih dan titik leleh yang tinggi. Berikut beberapa contoh
bentuk fisik dari unsur logam.

Tabel 2. Bentuk Fisik Unsur logam

Nama Nama Lambang


Bentuk Fisik
Indonesia Latin Unsur
Aluminium Aluminium Al Padat, Putih Keperakan
Barium Barium Ba Padat, Putih Keperakan
Besi Ferrum Fe Padat, Putih Keperakan
Emas Aurum Au Padat, Berwarna Kuning
Kalium Kalium K Padat, Putih Keperakan
Kalsium Calsium Ca Padat, Putih Keperakan
Kromium Chromium Cr Padat, Putih Keperakan
Magnesium Magnesium Mg Padat, Putih Keperakan
Manganiu
Mangan Mn Padat, Putih Abu-Abu
m
Natrium Natrium Na Padat, Putih Keperakan
Nikel Nickelium Ni Padat, Putih Keperakan

b) Sifat Kimia

Unsur-unsur logam alkali dan alkali tanah merupakan logam yang sangat
reaktif sehingga jarang terdapat dalam keadaan bebasnya di alam. Peningkatan
kereaktifitas logam tersebut dapat di jelaskan dari keteraturan sifat jari-jari atom
yang bertambah dari atas kebawah menunjukkan elektron valensi semakin terikat
ke inti. Nilai energi ionisasinya berkurang dari atas kebawah menunjukkan
semakin mudah bagi logam alkali untuk melepaskan elektron valensinya.

c) Spektrum Nyala

8
Ketika dipanaskan dengan suhu tinggi, setiap unsur akan memancarkan
radiasi elektromagnetik yang khas. Hal ini terjadi akibat elektron pada atom unsur
mengalami eksitasi atau perpindahan ke tingkat energi yang lebih tinggi, dan
ketika elektron tersebut kembali ke tingkat energi semula diikuti pancaran foton.
Keunikan spektrum radiasi elektromagnetik tersebut dapat digunakan untuk
mengenali suatu unsur.

pembakaran unsur atau senyawa logam alkali dan alkali tanah pada nyala
api, elektron pada atom setiap unsur logam tersebut tereksitasi dan menghasilkan
warna nyala yang khas. Warna nyala api ketika di uji pada unsur logam alkali dan
alkali tanah adalah sebagai berikut: (Fitri, 2017: 100-106)

Tabel 3. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah

UNSUR WARNA NYALA


Alkali Li Merah
Na Kuning
K Ungu Muda
Rb Ungu
Cs Biru
Alkali Be Putih
Tanah Mg Putih
Ca Jingga
Sr Merah
Ba Hijau

d) Pemanfaatan Unsur
Beberapa contoh unsur logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari, antara lain:
 Besi (Fe) Sebagai campuran dengan karbon menghasilkan baja untuk
konstruksi bangunan, mobil, dan rel kereta api.
 Tembaga (Cu) Tembaga sering digunakan pada kabel listrik, perhiasan,
dan uang logam.

9
 Seng (Zn) Seng dapat digunakan sebagai bahan pembuatan atap rumah,
perkakas rumah tangga, dan pelapis besi untuk membuat anti karat.
 Platina (Pt) Platina biasa digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan
dalam bidang kedokteran sebagai pengaman tulang yang patah.
 Emas (Au) Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen listrik
berkualitas tinggi. Campuran emas dengan perak banyak digunakan
sebagai bahan koin. (Harwanto, 2017: 64)

2) Nonlogam
a) Sifat Fisik
Sifat fisik Unsur nonlogam ada yang berwujud padat, cair maupun gas
pada suhu kamar. Unsur ini tidak dapat menghantarkan arus listrik dan panas,
sehingga digunakan untuk pelapis agar arus listrik tidak menyengat, misalnya
pelapis kabel. Logam bersifat lentur dan dapat ditempa ketika dipanaskan.
Sedangkan nonlogam tidak bisa ditempa dan akan patah atau retak bila dicoba
ditempa. Unsur non logam memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah oleh
karena itu bentuk fisiknya beragam seperti pada Tabel 4 berikut,

Tabel 4. Sifat Fisik Unsur Nonlogam

Nama Lambang
Indonesia Unsur Bentuk Fisik

10
Belerang S Padat, Kuning
Bromin
Br Cair, Cokelat Kemerahan
Fluorin
F Gas, Kuning Muda
Fosforus
P Padat, Putih dan Merah
Helium
He Gas, Tidak Berwarna
Hidrogen
H Gas, Tidak Berwarna
Karbon
C Padat, Hitam
Klorin
Cl Gas, Kuning Kehijauan
Neon
Ne Gas, Tidak Berwarna
Nitrogen
N Gas, Tidak Berwarna
Oksigen
O Gas, Tidak Berwarna
Silikon
Si Padat, Abu-Abu Mengkilap
Iodin
I Padat, Hitam (Uapnya Berwarna
Ungu)

b) Sifat Kimia

Sifat unsur dalam tabel periodik, salah satunya nilai Keelektronegatifan


unsur semakin besar dari kiri ke kanan dalam satu periode dan berkurang dari atas
ke bawah dalam satu golongan. Non logam memiliki keelektronegatifan lebih
besar dibandingkan logam. Perbedaan Keelektronegatifan ini dapat membentuk
padatan ionik pada reaksi antara logam dan non logam. Sebaliknya senyawa
yang dibentuk antara non logam merupakan senyawa molekuler yang berwujud
gas, cairan atau padatan. Atom dari non logam cenderung menerima elektron
membentuk anion dalam reaksi kimia dengan logam. Nonlogam juga mudah
bereaksi satu sama lain dengan membentuk ikatan kovalen misalnya SO3, CO2,
dan H2O. Kelektronegatifan dari kebanyakan non logam berkisar lebih besar dari
2,4.

c) Pemanfaatan Unsur

11
Beberapa unsur non logam yang bermanfaat dalamkehidupan sehari-hari, antara
lain :
 Fluor (F) Senyawa fluorid yang dicampur dengan bahan pembuatan pasta
gigi berfungsi menguatkan gigi.
 Yodium (I) Senyawa yodium digunakan sebagai antiseptik luka, tambahan
yodium dalam garam dapur.

3) Metaloid
a) Sifat Fisik
Metaloid atau disebut semi logam, memiliki sifat hampir sama seperti
logam maupun nonlogam. Unsur metaloid lebih rapuh dari logam dan lebih kokoh
dibandingkan dengan padatan non logam. Umumnya unsur ini bersifat
semikonduktor terhadap listrik. Beberapa metaloid berkilau seperti logam. Unsur
semi logam biasanya berbentuk padat dengan warna abu-abu atau keperakan.
b) Sifat Kimia
Unsur metaloid biasanya bertindak sebagai penyumbang elektron dengan
nonlogam dan bertindak sebagai penerima electron dengan logam.
Keelektronegatifan unsur metaloid berkisar antara 1,8 sampai 2,2.

Gambar 2. Keeletronegatifan unsur metaloid


Beberpara unsur semi logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
antara lain :
 Silikon (Si), senyawa silikon banyak digunakan dalam peralatan pemotong
dan pengampelasan, untuk semi konduktor, serta bahan untuk membuat
gelas dan keramik

12
 Germanium(Ge), germanium merupakan bahan semikonduktor, yaitu pada
suhu rendah berfungsi sebagai isolator sedangkan pada suhu tinggi sebagai
konduktor. (Harwanto, 2017: 64)

13
C. Senyawa
1. Pengertian Senyawa
Senyawa adalah zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang
bergabung secara kimia dengan perbandingan massa tertentu. Senyawa dapat
diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana melalui proses reaksi kimia (Whitten,
2000:12; Harwanto, dkk., 2019:64).

Contoh senyawa di kehidupan sehari-hari adalah air dan garam. Beberapa


contoh senyawa lainnya dapat dilihat pada Tabel 5. Air memiliki rumus kimia
H2O. Air tersusun dari dua buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen.

2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)

Air merupakan suatu senyawa yang dapat diuraikan menjadi dua jenis zat
lain, yaitu gas hidrogen dan oksigen (Chang dan Overby, 2011:6). Melalui
proses elektrolisis, molekul air yang terbentuk dari reaksi tersebut dapat diuraikan
kembali menjadi gas hidrogen dan oksigen

2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)

Sifat zat yang menyusun senyawa berbeda dengan sifat air yang
terbentuk. Hidrogen (H) dan oksigen (O) berwujud gas dan mudah terbakar,
sedangkan air berwujud cair yang tidak dapat terbakar dan melangsungkan
pembakaran.

Garam juga tergolong kedalam senyawa. Garam memiliki rumus kimia


NaCl. Garam tersusun dari masing-masing satu buah atom natrium (Na) dan
klorin (Cl). Natrium berwujud padat, sedangkan klor berwujud gas dan beracun,
sangat berbeda sifatnya dengan senyawa yang terbentuk yaitu berwujud padat dan
digunakan sebagai bumbu dapur (dapat dilihat pada Gambar 1) (Silberberg,
2012:34).

2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)

14
a. Na (putih keperakan) b. Cl (Kuning-kehijauan) c. NaCl (putih)
Gambar 3. Warna dari Na, Cl, dan NaCl

Beberapa contoh senyawa didalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada


Tabel 5.
Tabel 5. Beberapa contoh senyawa dan kegunaannya
Nama Senyawa Rumus Kimia Kegunaan
Sukrosa C12H22O11 Pemanis (gula)
Aspirin C9H8O4 Obat sakit kepala
Urea CO(NH2)2 Pupuk
Asam Asetat CH3COOH Cuka makanan
Asam Klorida HCl Pembersih lantai
Asam Sulfat H2SO4 Pengisi aki
Asam Askorbat C6H8O6 Vitamin C

2. Sifat-sifat Senyawa

Sifat-sifat suatu senyawa berbeda dengan sifat-sifat unsur penyusunnya.


Tiap senyawa memiliki sifat-sifat yang bertolak belakang dengan unsur-
unsur penyusunnya. Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya
melewati reaksi kimia (Silberberg, 2012:34). Pada situasi yang sama, senyawa
bisa mempunyai wujud yang bertolak belakang dengan unsur-unsur
penyusunnya. Contohnya gula pasir yang berwarna putih, berwujud padat,
dan memiliki rasa yang manis, namun jika dipanaskan sampai terbakar akan
mengalami reaksi sebagai berikut:

C12H22O11(s) + 12O2(g) → 12CO2(g) + 11H2O(l)

15
Senyawa mempunyai 6 sifat yang dapat kita bedakan antara satu senyawa
dengan senyawa lainnya, diantaranya sebagai berikut:
1. Senyawa itu dapat terbentuk melalui proses reaksi kimia (Harwanto,
2019:64)
2. Komponen penyusun senyawa mempunyai suatu perbandingan
tertentu yang sifatnya adalah tetap (Chang dan Overby, 2011:6).
3. Senyawa itu dapat dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal.
4. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan unsur-
unsur pembentuknya (Silberberg, 2012:34).
5. Memiliki rumus kimia

3. Lambang Senyawa/Rumus Kimia

Sama halnya dengan unsur, senyawa pun perlu diberi lambang. Lambang
untuk senyawa disebut rumus kimia. Beberapa contoh senyawa dan rumus kimia
dapat dilihat pada Tabel 6. Secara Umum rumus kimia dapat dituliskan
dengan:

nAxByCz
Keterangan:

n : Koefisien yang menunjukkan jumlah molekul


A, B, C : Lambang atom unsur penyusun molekul senyawa
x, y, z : Indeks tiap atom unsur penyusun, yang menunjukkan banyaknya atom
unsur dalam setiap molekul

Tabel 6. Beberapa Nama Senyawa, Rumus Kimia, dan Komposisinya


Nama Senyawa Rumus Kimia Komposisi
Sukrosa (gula) C12H22O11 12 atom C, 22 atom H, 11 atom O
Glukosa C6H12O6 6 atom C, 12 atom H, 6 atom H
Urea CO(NH2)2 1 atom C,4 atom H, 1 atom O , 2
atom N
Air H2 O 2 atom H , 1 atom O
Asetilena (Gas) C2H2 2 atom C, 2 atom O

16
Asam Sulfat H2SO4 2 atom H, 1 atom S , 4 atom O
Natrium Klorida NaCl 1 atom Na, 1 atom Cl

4. Macam-macam Senyawa

Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, senyawa yang


berasal dari benda hidup yang disebut dengan senyawa organik dan senyawa yang
berasal dari benda tak hidup yang disebut dengan senyawa anorganik.

1) Senyawa Organik

Senyawa organik didefinisikan sebagai senyawa yang dibangun oleh


unsur karbon sebagai kerangka utamanya yang mengikat unsur non logam yang
lain (hidrogen, oksigen, nitrogen) (Silberberg, 2012: 58-59). Senyawa-senyawa
ini umumnya berasal dari makhluk hidup atau yang terbentuk oleh makhluk
hidup (organisme).
Jenis senyawa organik yang paling sederhana adalah hidrokarbon, yang
hanya mengandung atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon digunakan sebagai
bahan bakar untuk domestik dan pemanas industri, untuk menghasilkan listrik dan
menyalakan mesin pembakaran internal, dan sebagai bahan awal untuk industri
kimia (Chang dan Overby, 2011:52). Alkana adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Alkana hanya tersusun dari ikatan tunggal diantara atom-atom
karbonnya dan paling tidak reaktif (Silberberg, 2012:59). Meski begitu, secara
komersial alkana sangat dibutuhkan karena alkana merupakan senyawa yang
terkandung dalam bensin dan pelumas.
Ciri khas utama yang terdapat pada alkana yang membedakannya dengan
senyawa karbon-hidrogen lainnya adalah alkana bersifat jenuh. Karena bersifat
jenuh, maka senyawa alkana tidak mengandung ikatan rangkap diantara
atom karbonnya (Meislich, dkk., 2010:50). Senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap maka akan bersifat sangat reaktif. Energi yang terkandung dalam ikatan
karbon-karbon dan ikatan karbon-hidrogen dalam alkana cukup besar, dan
ketika alkana dibakar maka akan melepaskan panas yang besar, terutama dalam
bentuk api. Alkana yang paling sederhana adalah metana.

17
2) Senyawa Anorganik

Senyawa Anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari


atom karbon, umumnya senyawa ini ditemukan di alam. Beberapa contohnya
seperti garam dapur (Natrium klorida) dengan lambang NaCl, alumunium
hidroksida yang dijumpai pada obat maag, memiliki lambang Al(OH)3.
Demikian juga dengan gas yang terlibat dalam proses respirasi yaitu gas oksigen
dengan lambang O2 dan gas karbon dioksida dengan lambang CO2. Asam
juga merupakan salah satu senyawa anorganik yang mudah kita kenal misalnya
asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl) dan lainnya.

Senyawa anorganik merupakan senyawa yang disusun oleh atom


utama logam, banyak kita jumpai pada zat yang tidak hidup, misalnya
tanah, batu- batuan, air laut dan lain sebagainya. Senyawa anorganik dapat
diklasifikasikan sebagai senyawa bentuk oksida, asam basa dan bentuk garam.
Senyawa oksida merupakan senyawa yang dibentuk oleh atom oksigen dengan
atom lainnya. Keberadaan atom oksigen sebagai ciri utama senyawa oksida.
Berdasarkan unsur pembentuk, senyawa oksida dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu senyawa oksida logam dan oksida non logam

3) Perbedaan Senyawa Organik dan Anorganik

Pada senyawa organik, ikatan antara karbon dan atom lain hampir selalu
ikatan kovalen, sedangkan dalam banyak senyawa anorganik adalah ikatan ionik.
Ikatan kovalen dibentuk dengan menggunakan satu atau lebih pasangan elektron
secara bersama, sedangkan ikatan ion merupakan hasil serah terima satu atau
lebih elektron dari satu atom ke atom yang lain. Ikatan ion memiliki elektrostatik
yang dihasilkan dari daya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif.
Perbedaan antara kedua jenis ikatan ini bertanggung jawab untuk sebagian besar
perbedaan antara senyawa organik dan anorganik (lihat Tabel 7.).

18
Tabel 7. Perbandingan yang Khas antara Senyawa Organik (Butana) dan
Anorganik (Natrium Klorida)

(Sumber: Denniston dan Joseph, 2003:296)

19
D. Campuran
1. Pengertian Campuran
Menurut Purjiyanta (2013: 118-122), campuran merupakan penggabungan
dua zat murni atau lebih yang masih memiliki sifat-sifat asalnya dan tidak
mempunyai komposisi tertentu. Campuran dibedakan menjadi 2, yaitu :

- Campuran homogen

Yaitu campuran yang komponen


penyusunnya tercampur secara merata
sehingga setiap bagiannya mempunyai sifat
yang sama. Campuran homogen disebut
juga dengan larutan. Pada campuran
homogen terdapat zat terlarut dan zat
Gambar 4. Campuran homogen
pelarut. Contoh : larutan gula/sirup, larutan
garam, udara.

- Campuran heterogen

Yaitu campuran yang komponen


penyusunnya masih dapat dibedakan dan
terdapat bidang batas diantara
komponennya. Contoh :campuran belerang
dan besi, campuran minyak dan air.
Gambar 5. Campuran heterogen

Berdasarkan perbedaan sifat-sifat materi yang menyusunnya, maka suatu


campuran dapat dipisahkan dengan cara-cara tertentu. Beberapa hal yang menjadi
dasar metode pemisahan campuran adalah :
1. Ukuran Partikel
Jika ukuran partikel zat yang akan dipisahkan berbeda ukuran dengan
partikel zat pencampurnya, maka campuran tersebut dapat dipisahkan
dengan cara filtrasi (penyaringan).

20
2. Titik Didih
Jika zat yang akan dipisahkan memiliki perbedaan titik didih dengan zat
pencampurnya, maka campuran tersebut dapat dipisahkan dengan metode
distilasi. Pemisahan campuran dengan dasar perbedaan titik didih harus
dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat supaya tidak melewati titik
didih zat yang akan dipisahkan.
3. Kelarutan
Secara umum, pelarut dibedakan menjadi pelarut polar (air) dan pelarut
nonpolar (alkohol, aseton, kloroform, eter). Berdasarkan perbedaan
kelarutan zat-zat penyusun suatu campuran pada jenis pelarut tersebut,
maka campuran dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi.
4. Adsorbsi
Adsorbsi adalah penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi.
Berdasarkan perbedaan daya adsorbsi, maka pemisahan campuran dapat
dilakukan dengan cara adsorbsi.

2. Metode Pemisahan Campuran


Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan cara penyaringan (filtrasi),
penyulingan (distilasi), pengkristalan (kristalisasi), kromatografi, sublimasi,
ekstraksi, dan sentrifugasi.
1) Penyaringan (Filtrasi)
Penyaringan adalah cara pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan ukuran dari
partikel-partikel komponen campuran.
Penyaring yang digunakan harus memiliki pori
yang ukurannya lebih kecil dari ukuran partikel
salah satu komponen penyusun campuran,
tetapi lebih besar dari komponen yang lainnya. Gambar 6. Skema Alat
Sebagai contoh, kita memiliki campuran Filtasi
heterogen antara zat padat dan cairan di mana
ukuran partikel zat padat lebih besar dari ukuran partikel zat cair. Untuk

21
memisahkan keduanya, kita dapat menggunakan penyaring yang memiliki ukuran
pori lebih kecil dari ukuran partikel zat padat dan lebih besar dari ukuran partikel
zat cair. Dengan demikian, kertas saring dapat dilewati oleh partikel cairan, tetapi
tidak dapat dilewati oleh partikel zat padat. Hasil dari penyaringan berupa zat
padat yang tertinggal di atas kertas saring (residu atau ampas) dan cairan yang
tertampung dalam wadah (filtrat). Bahan penyaring yang biasa digunakan di
laboratorium adalah kertas saring.

2) Penyulingan (Distilasi)
Ukuran partikel setiap
komponen penyusun campuran sering
terlalu kecil untuk dapat disaring.
Sebagai contoh, campuran antara
garam dapur dan air yang membentuk
larutan homogen. Kedua komponen
penyusun larutan tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan cara penyaringan
karena ukuran partikel garam dan air
Gambar 7. Alat Distilasi
terlalu kecil, jauh lebih kecil dari
ukuran pori penyaring yang tersedia. Dengan demikian, kedua komponen
penyusun larutan tersebut dapat melewati kertas saring. Jika menyaring larutan
ini, kita tidak akan mendapatkan residu garam dan filtratnya akan tetap berasa asin
karena masih mengandung garam. Untuk memisahkan keduanya, kita dapat
memilih cara lain dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisika yang lain. Air dan
garam memiliki perbedaan titik didih yang besar (air 100oC dan garam dapur
1.465oC). Jika kita ingin mendapatkan semua komponen penyusun campuran, kita
dapat melakukan pemisahan dengan cara distilasi.
Dengan cara distilasi, komponen zat penyusun campuran yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini, kemudian
dilewatkan melalui suatu pendingin dan selanjutnya keluar dari pendingin dalam
bentuk cairan yang disebut destilat. Komponen yang akan keluar sebagai destilat
adalah air murni, sedangkan garam dapur sebagai residunya.

22
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa distilasi merupakan cara pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen zat
penyusunnya.

Proses distilasi digunakan juga


untuk memisahkan minyak bumi
menjadi sejumlah fraksi minyak bumi,
seperti bensin, minyak tanah, solar,
aspal, dan lain sebagainya. Bagan
penyulingan minyak bumi dapat dilihat
pada Gambar 8.
Gambar 8. Bagan Penyulingan
Minyak Bumi

3) Pengkristalan (Kristalisasi)
Kristalisasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan zat padat dari
komponen-komponen lain penyusun campuran. Kristalisasi ada dua macam, yaitu
kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Kristalisasi penguapan dilakukan
jika zat yang akan dipisahkan tahan
terhadap panas dan titik bekunya lebih
tinggi daripada titik didih pelarut. Selain
dengan cara distilasi, garam juga bisa
dipisahkan dari air dengan cara
menguapkan airnya sampai habis sehingga
yang tertinggal sebagai residu hanyalah
garamnya. Kristalisasi penguapan dilakukan
oleh para petani garam. Pada saat air
Gambar 9. Petani Garam
pasang, tambak-tambak garam akan terisi Tradisional
air laut. Pada saat air surut maka air laut
yang sudah mengisi tambak garam akan tetap berada di tempat itu. Adanya
pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air laut dalam tambak
akan menguap dan komponen garamnya akan tetap dalam larutan. Jika penguapan

23
ini terus berlangsung, lama-kelamaan garam tersebut akan membentuk kristal-
kristal garam tanpa harus menunggu sampai airnya habis.
Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan.
Pada saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi
akan membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya
dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut
sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.

4) Kromatografi
Kromatografi dilakukan untuk memisahkan campuran warna pada tinta
warna. Teknik yang digunakan adalah teknik kromatografi kertas. Dengan cara
kromatografi, warna-warna penyusun tinta warna dapat dipisahkan. Contohnya
adalah pemisahan warna penyusun tinta hijau. Warna hijau adalah warna
campuran dari warna biru dan warna kuning. Jika tinta hijau kita goreskan pada
kertas, kemudian ujung kertas dicelupkan ke dalam air, maka warna hijau tersebut
akan terurai menjadi warna kuning dan biru. Cara seperti itu adalah teknik
kromatografi kertas.
Penggolongan kromatografi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam,
bergantung pada sudut mana kita memandangnya (lihat Tabel 8.) (Baskoro,
2009:43-44).
a. Berdasarkan jenis fasa gerak dan fasa diamnya.
Berdasarkan jenis fasa gerak dan fasa diamnya kromatografi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 8. Penggolongan Kromatografi Berdasarkan Jenis Fasa Gerak dan
Diamnya
Fasa Gerak Gas Cair
Fasa Diam Cair Padat Cair Padat
Nama GLC GSC LLC LSC
Mekanisme Pemisahan Partisi Adsorbsi Partisi Adsorbsi

Keterangan:
GLC = Gas Liquid Chromatography
GSC = Gas Solid Chromatography
LLC = Liquid Liquid Chromatography

24
LSC = Liquid Solid Chromatography

Pada kromatografi dengan fasa gerak gas lebih sering disebut kromatografi
gas, sedangkan yang fasa geraknya cairan disebut kromatografi cair.

b. Berdasarkan mekanisme pemisahan.


Berdasarkan mekanisme pemisahannya kromatografi dapat dibedakan sebagai
berikut :
 Kromatografi adsorbsi, meliputi GSC, LSC dan kromatografi lapis tipis
(TLC).
 Kromatografi partisi, meliputi LLC, GSC dan kromatografi kertas.
 Pertukaran ion, meliputi resin penukar ion (ion-exchange).
 Penyaringan/penapis molekul (size exclusion), meliputi molekuler sieve,
GPC (Gel Permeation Chromatografi).
 Perbedaan muatan listrik, meliputi elektro Phoresis, kromatografi Plasma.

c. Berdasarkan teknik pengerjaan.

Gambar 10. Kromatografi Kolom

25
Gambar 11. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)

Gambar 19. Kromatografi Kertas Gambar 20. Kromatografi Gel

Gambar 12. Kromatografi Plasma

26
Gambar 13. Elektrophoresis

Berdasarkan teknik pengerjaannya kromatografi dapat dibedakan :


 Kromatografi kolom
 Kromatografi lapis tipis (TLC = Thin Layer Chromatographi)
 Kromatografi kertas
 Kromatografi Gel
 Elektrophoresis
 Kromatografi Plasma
Penyebutan nama-nama tersebut didalam praktek sangat rancu (campur aduk)
sehingga dapat membingungkan bagi yang tidak memahami masalah kromatografi
dengan baik.
a. Sublimasi
Teknik sublimasi dilakukan untuk
memisahkan campuran zat yang mudah menyublim
dengan pengotornya, seperti kamfer dan iodium.
Iodium yang tercampur dengan pengotor dapat
dimurnikan kembali dengan teknik sublimasi. Kristal
Gambar 14. Teknik
yang mengandung iodium dan pengotornya disimpan
Sublimasi
dalam gelas tertutup dan di atas tutupnya disimpan es
batu sebagai pendingin. Kemudian dipanaskan sehingga menyublim. Uap iodium
yang tidak mengandung kotoran akan membeku kembali pada bagian tutup dan
pengotornya tetap berada di bagian dasar gelas.
b. Ekstraksi

27
Ekstrasi merupakan metode pemisahan campuran dengan melarutkan
bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
perbedaan kelarutan bahan dalam pelarut tertentu. Contoh pemisahan campuran
secara ekstraksi adalah pemisahan sari kelapa dari ampasnya dengan
menggunakan pelarut air. Sari kelapa yang akan diambil dari ampasnya dilarutkan
terlebih dahulu dalam air. Pada proses pelarutan, ampas kelapa tidak ikut larut
dalam air. Sehingga setelah pelarutan sari kelapa terpisah dari ampasnya.
Menurut (Baskoro, 2009:34-42) dalam pemakaian teknik ekstraksi cair-
cair dapat dilakukan dengan beberapa cara, pemilihan metode yang akan
digunakan bergantung pada perbandingan distribusi zat terlarut dan zat lain yang
bercampur dan dapat mengganggu proses pemisahan. Cara-cara ekstraksi tersebut
ialah :
1. Ekstraksi bertahap ( sistem bath)
Cara ekstraksi bertahap banyak
digunakan dilaboratorium karena mudah
dan sederhana, dalam pengerjaannya
hanya digunakan corong pisah (labu
ekstraksi). Pada larutan yang akan
diekstraksi ditempatkan dalam corong
pisah kemudian ditambahkan pelarut
pengekstraksi yang tidak saling
tercampur dan dilakukan pengocokan. Gambar 15. Labu
Kesempurnaan ekstraksi bergantung Ekstraksi

pada banyaknya pengulangan ekstraksi dengan jumlah volume sesedikit


mungkin. Jadi dengan jumlah volume pengekstrak yang sama, satu
dilakukan hanya sekali ekstraksi sedangkan yang lain dilakukan untuk
beberapa kali. Maka ekstraksi yang
dilakukan dengan beberapa kali, akan
didapatkan hasil pemisahan yang lebih
sempurna.
2. Ekstraksi kontinyu (terus-menerus)

28
Ekstraksi ini biasa dilakukan jika perbandingan distribusi (D) relatif kecil,
sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap
ekstraksi. Efisiensi ekstraksi bertambah besar jika "luas kontak
permukaan" bertambah besar. Jika zat yang diekstraksi berupa padatan
maka perlu dihaluskan agar "luas kontak permukaan" bertambah besar.
Peralatan yang tepat untuk melakukan ekstraksi secara terus-menerus ini
disebut misalnya Soxlet. Zat yang akan diekstraksi dihaluskan dan
dikeringkan, kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas saring.
Bungkusan ini harus tertutp rapat, agar sewaktu dilakukan ekstraksi
padatan-padatan yang halus tidak Gambar 16. Alat Ekstraksi
Soxletasi
terbawa kedalam labu sehingga
tercampur dengan hasil ekstraksi
3. Ekstraksi counter current

Gambar 17. Sebuah Bejana Counter Current

29
Gambar 18. Deretan Bejana Counter Current

Alat ini terdiri dari satu seri bejana pemisah yang dihubungkan sedemikian
rupa sehingga lobang keluar bejana satu berhubungan dengan lobang
masuk bejana berikutnya. Setiap bejana terdiri dari dua tabung yang
dihubungkan satu dengan yang lain seperti Gambar 15. Pemisahan cara
ini sangat berguna terutama untuk pemisahan dalam biokimia, dimana
senyawa-senyawa yang akan dipisahkan mempunyai sifat-sifat kimia yang
hampir bersamaan, misalkan, asam-asam lemak, polipeptida, nukleotida,
amina aromatik dan lain-lainnya.
4. Ekstraksi fluida super kritis.

Gambar 19. Alat Ekstraksi Fluida Super Kritis

Ekstraksi fluida super kritis adalah suatu ekstraksi yang menggunakan


fluida super kritis sebagai pelarut ekstraksi. Suatu zat dianggap sebagai
fluida super kritis apabila temperatur maupun tekanannya sama atau
melebihi temperatur dan tekanan kritisnya. Untuk beberapa zat misalnya
CO2 temperatur dan tekanan kritisnya ialah 31oC dan 73 atmosfer (1050
psi).

30
c. Sentrifugasi
Bila debu kapur tulis dicampur dengan air, maka akan terbentuk suspensi
putih. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa suspensi tersebut dapat dipisahkan
dengan cara penyaringan. Akan tetapi, terdapat
beberapa suspensi yang memiliki partikel yang
sangat halus dan bisa menembus kertas saring.
Untuk memisahkan suspensi yang sulit yang sulit
dilakukan dengan cara lain dapat dilakukan
sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan sebuah alat
Gambar 20. Alat
Sentrifugasi yang di dalamnya terdapat batang vertikal yang
akan berputar sangat cepat sehingga apabila suatu
tabung berisis suspensi diputar dengan alat ini, suspensi akan mengendap dalam
waktu tergantung ukuran partikel. Dengan demikian, sentrifugasi adalah salah
satu metode memisahkan campuran dengan cara pengendapan.

d. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan
untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya
dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan bahan
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk
memurnikan air dari kotoran renik atau
Gambar 21. Penjernihan
mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna
Air
coklat karena terdapat kotoran.

RANGKUMAN

31
1. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain
yang lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa. Bagian terkecil dari suatu
unsur adalah atom.
2. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur
dengan pembagian tertentu.
3. Campuran (mixture) adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana dalam
penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-
masing.
4. Senyawa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, senyawa organik dan
anorganik
5. Dasar metode pemisahan campuran antara lain ukuran partikel, titik didih,
kelarutan dan adsorbsi.
6. Metode pemisahan campuran antara lain filtrasi, distilasi, kristalisasi,
kromatografi, sublimasi, ekstraksi, sentrifugasi dan adsorbsi.

SOAL DAN JAWABAN

32
A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D atau E pada jawaban yang benar!

1. Didalam kehidupan kita sering menggunakan benda-benda yang tergolong


senyawa. Benda berikut yang dikelompokkan dalam senyawa adalah...
A. Air, tanah, udara
B. Garam, gula, air
C. Besi, aluminium, kuningan
D. Perunggu, asam sulfat, cuka
E. Minyak goreng, seng, besi

2. Senyawa H2SO4 dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai....


A. Air suling
B. Air minum
C. Raksa
D. Air keran
E. Air aki

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

Alat tersebut dapat digunakan untuk pemisahan ….


A. Campuran air dan minyak
B. Larutan gula pasir
C. Larutan teh
D. Larutan alcohol
E. Campuran air dan pasir

4. Senyawa garam dapur dinyatakan dengan lambang...

33
A. H2SO4
B. NaOH
C. NaCl
D. H2O
E. HCl

5. Berikut adalah contoh pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari.


1) Penjernihan air dengan menggunakan pasir, kerikil dan ijuk
2) Memisahkan larutan garam dan air
3) Memisahkan komponen-komponen minyak bumi
4) Pengambilan gula dari batang tebu yang menggunakan air sebagai pelarut
Pemisahan campuran dengan metode filtrasi dan distilasi berturut-turut
ditunjukkan oleh nomor….
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 4)
D. 3) dan 4)
E. 4) saja

6. Suatu campuran yang terdiri atas garam dan pasir dapat dipisahkan dengan
langkah-langkah pemisahan sebagai berikut….
A. Distilasi, pelarutan diikuti dengan kristalisasi
B. Filtrasi, pelarutan diikuti dengan kristalisasi
C. Pelarutan, filtrasi diikuti dengan kristalisasi
D. Filtrasi, pelarutan diikuti dengan distilasi
E. Distilasi, pelarutan yang diikuti dengan filtrasi

7. Sebuah campuran disusun oleh dua zat yang memiliki perbedaan kelarutan
dalam air. Cara yang paling tepat untuk memisahkan campuran tersebut
adalah....
A. Filtrasi
B. Ekstraksi

34
C. Distilasi
D. Kromatografi
E. Kristalisasi

8. Teknik kromatografi dapat digunakan untuk memisahkan campuran ....


A. Pasir dengan batu
B. Zat warna pada klorofil
C. Air dengan tinta
D. Air teh
E. Garam dan air
9. Diketahui beberapa sifat unsur sebagai berikut:

1) konduktor

2) titik cair dan titik didih relative tinggi

3) keras tetapi rapuh

4) massa jenis relative besar


yang merupakan sifat umum dari logam adalah…
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2) dan (4)
C. (1) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (1) dan (2)
10. Di antara kelompok unsur berikut:

1) Besi, raksa, timbal

2) Karbon, silicon, tembaga

3) Tembaga, timah, alumunium

4) Sulfur, fosforus, emas

Yang merupakan kelompok unsur logam adalah…

A. (1) dan (2)

35
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (1) dan (2)

Kunci Jawaban

1. B
2. D
3. D
4. C
5. B
6. C
7. A
8. C
9. B
10. C

B. Uraian
1. Berikut adalah beberapa nama zat yang ada didalam kehidupan:
1) Larutan sirup
2) Silikon
3) Garam
4) Emas
Diantara zat-zat tersebut yang mana sajakah yang termasuk unsur, senyawa
dan campuran? Jelaskan!

2. Unsur-unsur telah banyak di manfaatkan menjadi suatu peralatan dapur yang


berguna untuk perlengkapan dapur yang sering kita gunakan sehari-hari
seperti pisau, panci, teflon dan sendok. Analisislah mengapa sebagian besar
panci dibuat dari alumunium, dan bukan dibuat dari besi?

3. Unsur logam memiliki sifat kimia, salah satunya dapat menghasilkan spektrum

36
warna pada saat di uji pada unsur logam alkali dan alkai tanah. Warna yang
dihasilkan setiap unsur berbeda. Keadaan bagaimana yang menyebabkan
kemunculan spektrum warna dan Observasilah pada salah satu unsur tersebut?

4. Tentukan metode pemisahan campuran yang tepat untuk campuran berikut


ini!
a. campuran tanah dengan batu
b. campuran alkohol dengan air
c. campuran warna pada klorofil
d. campuran air dan pengotornya
e. campuran ekstrak cabe pada cabe

5. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan berbagai macam metode


pemisahan, berikan contoh dan indentifikasi sifat pada suatu campuran yang
mengharuskan pemilihan metode pemisahan destilasi!

6. Garam dapur yang kita konsumsi pada umumnya berasal dari air laut.
Perubahan iklim yang tidak merata menyebabkan proses pembuatan garam
menjadi terhambat. Pembentukan kristal garam dari air laut membutuhkan
sinar matahari yang cukup. Dengan menggunakan metode pemisahan apa
agar garam dapat dihasilkan? Jelaskan!

Jawaban
1. 1) Larutan sirup termasuk campuran homogen. Campuran homogen adalah
campuran yang komponen penyusunnya tercampur secara merata sehingga
setiap bagiannya mempunyai sifat yang sama.
2) Silikon (Si) termasuk metaloid. Metaloid bersifat semikonduktor. Senyawa
silikon banyak digunakan dalam peralatan pemotong serta bahan untuk
membuat gelas dan keramik.
3) Garam (NaCl) termasuk contoh dari senyawa anorganik. Senyawa
Anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari atom karbon

37
4) Emas (Au) termasuk unsur logam. Unsur logam memiliki daya hantar
(konduktivitas) listrik dan panas yang tinggi Emas digunakan sebagai
perhiasan dan komponen listrik berkualitas tinggi.

2. Pada dasarnya jika kita lihat alumunium dan besi sama-sama jenis logam sifat
dari logam sendiri salah satunya adalah sebagai konduktor panas.
Penggunakan alumunium untuk pembuatan panci bukan besi karena
aluminium bersifat tahan panas (tidak merambat panas) dibandingkan dengan
besi dan juga massa besi lebih berat dari pada aluminium. Secara praktis
produsen menggunakan besi agar memudahkan kita dalam pemanfaatannya.

3. Logam alkali dan alkali tanah memiliki elektron kulit terluar pada atom-atom
golongan IA dan IIA yang mudah dieksitasikan ketingkat energi yang lebih
tinggi karena potensial ionisasinya yang rendah. Keadaan tereksitasinya tidak
stabil, sehingga electron yang tereksitasi cenderung Kembali ke keadaan
dasarnya dengan memancarkan energi cahaya pada Panjang gelombang
tertentu dan memberikan warna nyala yang khas. Misalnya warna kuning
nyala natrium dihasilkan oleh peralihan [Ne]3p1 dari [Ne]3s1. Perbedaan
tingkat energi antara sub kulit s dengan sub kulit p pada kulit terluar
tereksitasi dan memancarkan cahaya foton sehingga kulit p pada kulit terluar
masing masing unsur logam tersebut menyebabkan perbedaan warna nyala
yang dihasilkan.

4. A. campuran tanah dengan batu : filtrasi


B. campuran alkohol dengan air : distilasi
C. campuran warna pada klorofil : kromatografi
D. campuran air dan pengotornya : adsorbs
E. campuran ekstrak cabe pada cabe : ekstraksi

5. Pemisahan campura dilakukan dengan melihat atau mengindentifikasi terlebih


dahulu sifat senyawa yang terdapat dalam suatu campuran. Pemisahan
destilasi dilakukan apabila suatu campuran memiliki titik didih yang berbeda.
Misalnya proses pembuatan minyak atsiri menggunakan destilasi karena

38
campuran pada zat tersebut mengandung minyak dan alkohol. Perbedaan titik
didih pada campuran ini dilakukanlah proses pemisahan dengan destilasi.
Alkohol mudah menguap dari air maka suatu campuran dapat dipisahkan
pada titik didih tersebut.

6. Garam dapur yang diperoleh dari air laut dapat diproses dengan cara
evaporasi atau penguapan. Cara pemisahannya dengan memanaskan
campuran tersebut pada suhu titik didih zat terlarut yang mudah menguap,
sehingga zat terlarut terlebih dahulu menguap dan meninggalkan zat
pelarutnya. Air laut dialirkan ke tambak garam yang berupa kolam-kolam
segiempat dengan ketinggian air yang sangat dangkal untuk penguapan.

DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, B. D. 2009. Diktat Metode Dasar Pemisahan Kimia. 2-43.

Chang, R. 2010. Organic Chemistry (Edisi Kesepuluh). New York: Mc Graw Hill
Companies.

39
Chang, R., & Overby, J. 2011. General Chemistry: The Essensial Concepts (6th
ed.).New York: Mc Graw Hill.

Denniston, K. J., & Joseph, J. T. 2003. Organic and Biochemistry (4th ed.). New
York: Mc Graw Hill Companies.

Fitri, Z. 2017. Kimia Anorganik II. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Harwanto, D., Sompie, S. R. U. A., & Tulenan, V. 2019. Aplikasi Game


Pengenalan Unsur dan Senyawa Kimia. Jurnal Teknik Informatika.
14(1): 63-70.

Keenan, W. C., Kleinfelter, C. D., & Wood, H. J. 1992. Ilmu Kimia Untuk
Universitas (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.

Meislich, H., Sharefkin, J., Nechamkin, H., & Hademenos, G.J. 2010. Organic
Chemistry (4th ed.). New York: Mc Graw Hill.

Muhammad I. H. 2021. Extraction, separation, and identification of Two


Flavonoids from Leaves of Catharranthus roseus (L) G. Don. Journal of
Basic and Enviromental Sciences, 8(2021): 91-96.

Purjiyanta, E., Triyono, A., Cahyo, B. S., Subagiya., Sustanto, A., & Sulistyono,
A. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Erlangga.

Silberberg, M. S. 2012. Principles of General Chemistry (3rd ed.). New York: Mc


Graw Hill.

Sugiyarto dan Ismawati, 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Whitten, K.W. 2000. The Foundations of Chemistry (6th ed.). Canada: Cengage
Learning.

Wulandari, D.D. 2017. Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air, dan Kadar Gula
Pereduksi) Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan. Jurnal Kimia
Riset, 2 (1):16-22.

40

Anda mungkin juga menyukai